Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

Tentang :

MENGORGANISASIKAN PERUSAHAAN BISNIS

Disusun Oleh :

1. MARHAENDRA IHZA PAHLEVI (18013010085)


2. VICKY OKTAVIAN KHARISMA (18013010097)
3. SRI WAHYU UTAMA (18013010116 )
4. AKBAR DWI RAHMANDA (18013010117)
5. JASMINE VALENIA GUNAWAN (18013010122)
6. JAYANTI DWI LESTARI (18013010123)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengorganisasikan
Perusahaan Bisnis”. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah berjasa mengajarkan dan menyebarkan ajaran islam kepada seluruh umat.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini bukanlah hasil karya yang sempurna, baik dari segi
penulisan, bahasa, ataupun pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya bagi para pembaca guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Surabaya, 30 September 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengertian perusahaan adalah tempat suatu kegiatan produksi dan berkumpulnya
semua faktor produksi, kegiatan usaha yang bersifat tetap, dilakukan secara terus
menerus dan dikelola dengan organisasi yang baik, dengan tujuan menghasilkan
barang dan jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mencari
keuntungan atau laba.
Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau
jasa. Untuk memproduksi barang perusahaan memerlukan bahan-bahan dan faktor
pendukungnya, seperti bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga kerja.
Perusahaan mempunyai biaya produksi yang di keluarkan perusahaan untuk
memperoleh bahan baku, bahan pembantu dan tenaga kerja.
Dalam mencapai tujuannya perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi
untuk menghasilkan barang dan mencapai tujuannya, yaitu keuntungan. Organisasi
yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar konsumen untuk mendapatkan
keuntungan dan menjaga kelangsungan hidup sumber daya dan lingkungan social.
Suatu lembaga Bisnis adalah Badan Hukum yang menggunakan dan
mengkoordinasi sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan masyarakat dengan cara menguntungkan. Bisnis adalah
suatu aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran produk atau uang yang dilakukan
oleh lebih dari dua pihak dengan maksud memperoleh manfaat atau keuntungan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis adalah kegiatan atau


bentuk aktivitas penjualan jasa dan barang yang bertujuan utnuk mencari atau
memperoleh keuntungan kepada pihak yang berusaha yang berlangsung secara terus
menerus selama masih memberikan keuntungan.
1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi perusahaan?


2. Bagaimana spesialisasi dan desentralisasi sebagai kerangka bangunan dari
struktur organisasi?
3. Bagaimana fungsi sentralisasi dan desentralisasi, delegasi, dan wewenang
sebagai bahan utama dalam membentuk hierarki pengambilan keputusan?
4. Apa saja perbedaan antara struktur organisasi fungsional, divisional, matriks
dan intenasional serta bentuk rancangan organisasi baru yang paling popular?
5. Bagaimana organisasi informal dalam membahas intrapreneuring?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi


perusahaan
2. Untuk mengetahui spesialisasi dan desentralisasi sebagai kerangka bangunan
dari struktur organisasi
3. Untuk mengetahui sentralisasi dan desentralisasi, delegasi, dan wewenang
sebagai bahan utama dalam membentuk hierarki pengambilan keputusan
4. Untuk mengetahui perbedaan antara struktur organisasi fungsional, divisional,
matriks dan intenasional serta bentuk rancangan organisasi baru yang paling
popular
5. Untuk mengetahui organisasi informal dalam membahas intrapreneuring
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi Perusahaan

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006),


menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara lain:

Strategi Organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena
itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka
struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka, jika
terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada perubahan
struktur organisasi.

Skala Organisasi

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah dari
jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala
besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai
daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki tenaga
kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan
berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik
garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena
ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan
pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut.
Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang
sedikit karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau
produksi yang juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian
wewenang dan pekerjaan.
Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana suatu
pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan penggunaan alat-
alat bantu dalam sebuah organisasi.

Dengan adanya teknologi, tingkat efektivitas dan efesiensi suatu organisasi pasti
berbeda. Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input
menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk
mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisiknya. Contohnya,
dengan adanya web cam, suatu organisasi dapat mengadakan net meeting meski jarak
memisahkan peserta rapat organisasi tersebut

Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara
dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam
penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong
organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan
yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan
terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

Bagan organisasi :

bagan organisasi organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau
lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan , dan bagan juga disebut dengan gambar
rancangan, gambar denah, skema. Bagan ialah alat berupa gambaran secara analisis
dan statistik tentang proses yg terjadi dalam alam, teknologi dan masyarakat.
Faktor Penentu Struktur Organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian
yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang
diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi.

Pandangan awal tentang apa yang menentukkan struktur adalah tujuan serta strategi
organisasi. Strategi menjadi determinan utama dari struktur. Strategi ditetapkan
sebagai sesuatu yang mencakup tujuan jangka panjang sebuah organisasi ditambah
dengan arah tindakan yang akan memberikan cara ke arah pencapaiannya. Struktur
organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai
sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan,
logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti
strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi
organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung
perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi
yaitu inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain struktur yang berfungsi
dengan baik untuk masing-masing dimensi.

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa
baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang
menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi
dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah
strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah
viabilitas terbukti.
2.2. Spesialisasi dan Desentralisasi sebagai Kerangka Bangunan dari Struktur
Organisasi

2.2.1. Spesialisasi sebagai Kerangka Bangunan dari Struktur

Spesialisasi Kerja (Work Specialization) yakni sampai sejauh mana aktifitas dalam
organisasi dibagi kedalam pekerjaan secara terpisah. Sebagai Contoh Henry Ford
sebagai pendiri Perusahaan Otomotif Ford yang memperkenalkan sistem lini produksi
untuk perakitan sebuah mobil yang membuatnya sangat efisien dan dapat
memproduksi secara massal. Ford menunjukan bahwa kerja dapat dilaksanakan
dengan lebih efisien jika memberlakukan Spesialisasi Kerja. Pada Akhir 1940-an,
sebagian besar pekerjaan manufaktur dalam negara-negara industry menampilkan
kecerungan spesialisasi kerja yang tinggi. Manajemen memandang bahwa setiap
pekerja memiliki keterampilan yang berbeda-beda yang ini dapat menguatkan untuk
dilakukan Spesialisasi kerja dengan condong kepada keahlian pekerja tersebut.
Bahkan dengan perulangan melakukan pekerjaan yang sama dapat meningkatkan
keahlihan pekerja tersebut. Terdapat lebih sedikit waktu yang dikeluarkan dalam
perubahan tugas-tugas, membereskan peralatan dan perlengkapan dari tahap
sebelumnya, serta selanjutkan akan mempersiapkan berikutnya lagi. Dan yang penting
lagi akan memakan biaya lebih murah jika harus melatih seorang pekerja dengan tugas
spesifik dan khusus.

Pada abad ke-20 para manajer barat memandang bahwa spesialisasi kerja sebagai
sebuah sumber untuk meningkatkan produktifitas yang tak henti-hentinya. Mereka
mungkin benar. Ketika spesialisasi tidak dipraktikan secara luas, tetapi dalam
pengenalannya hampir selalu menghasilkan produktifitas yang cenderung lebih tinggi.
Semua kelebihan yang didapatkan oleh Spesialisasi juga ada sisi negatif yang dapat
ditemui seperti kebosanan, kelelahan, tekanan, produktifitas yang rendah, kualitas
buruk, meningkatkan ketidakhadiran, dan tingkat perputaran yang tinggi. Ada satu
cara untuk mengatasi hal itu adalah dengan menempatkan pekerja kedalam tim-tim
dengan keahlihan yang dapat dipertukarkan sering kali dapat mencapai hasil yang
lebih tinggi secara signifikan.
2.2.2. Departementalisasi sebagai Kerangka Bangunan dari Struktur

Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang


dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi yakni fungsi, produk atau jasa,
wilayah, langganan, proses atau peralatan, waktu, pelayanan, Alpa – numeral, Proyek
atau matriks

Departementalisasi Fungsional

Departentalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau


kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi
fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar
departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan
ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi
melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai
manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.

Departementalisasi Divisional

Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar


produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.Struktur organisasi
divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk
atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk
adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi
pemrosesan dan metoda-metoda pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang
lain dalam organisasi.
2.3. Menetapkan Hierarki Pengambilan Keputusan

Unsur kerangka bangun utama ketiga dari struktur organisasi adalah penetapan hierarki
pengambilan keputusan. Hal ini biasanya dilaksanakan dengan cara formalisasi
hubungan pelaporan. Ketika fokusnya berada pada hubungan pelaporan antarmanajer dan
orang-orang yang melapor kepada mereka, hal ini sering disebut dengan delegasi. Akan
tetapi, ketika fokusnya berada pada keseluruhan organisasi, hal ini memaparkan pilihan
untuk melakukan desentralisasi atau sentralisasi.

 Mendistribusikan Wewenang : Sentralisasi dan Desentralisasi


Sebagian manajer membuat keputusan secara sadar untuk mempertahankan wewenang
pengambilan keputusan pada tingkatan yang lebih tinggi dalam struktur organisasi.
Manajer lain mungkin memberikan wewenang ke tingkatan serendah mungkin dalam
hierarki organisasi. Meskipun kita dapat memandang kedua hal ini sebagai suatu
spektrum dua kutub, sebagian besar perusahaan berada di antara kedua kutub ini.

 Organisasi Tersentralisasi (centralized organization)


Dalam organisasi tersentralisasi, wewenang pengambilan keputusannya dipegang oleh
manajemen tingkatan yang lebih tinggi. Sebagian keputusan tingkatan yang rendah
disetujui manajemen di atas keputusan diimplementasikan. Wewenang tersentralisasi
sangat jamak ditemukan di perusahaan-perusahaan yang menghadapi lingkungan yang
relatif stabil dan mudah diduga serta jamak juga ditemukan di antara bisnis kecil.

 Organisasi Terdesentralisasi (decentralized organization)


Saat perusahaan makin besar dan makin banyak keputusan yang harus dibuat,
perusahaan cenderung menerapkan organisasi terdesentralisasi, di mana wewenang
pengambilan keputusan didelegasikan ke berbagai tingkatan manajemen di bawah
manajemen puncak. Desentralisasi merupakan pemandangan umum di perusahaan-
perusahaan yang memiliki kondisi lingkungan yang kompleks dan dinamis. Organisasi
terdesentralisasi juga lumrah dalam bisnis yang mengkhususkan diri dalam layanan
pelanggan. Desentralisasi menjadikan suatu perusahaan lebih responsif karena
memungkinkan manajer untuk lebih leluasa membuat keputusan cepat dalam tanggung
jawab yang mereka emban.

 Organisasi Tinggi dan Datar

 Struktur organisasi datar:


Karakteristik perusahaan terdesentralisasi dengan lapisan manajemen yang relatif
sedikit dan rentang kendali yang relatif luas

 Struktur organisasi tinggi:


Karakteristik perusahaan tersentralisasi dengan lapisan manajemen yang banyak dan
rentang kendali yang relatif sempit.
Berkaitan dengan konsep wewenang tersentralisasi atau terdesentralisasi adalah konsep
struktur organisasi tinggi dan datar, dengan relatif lebih sedikit lapisan manajemen,
perusahaan terdesentralisasi cenderung mencerminkan struktur organisasi datar.
sebaliknya, perusahaan dengan sistem wewenang tersentralisasi biasanya memerlukan
beberapa lapisan manajemen dan dengan demikian menjadi struktur organisasi tinggi.
angkatan bersenjata Amerika adalah contoh yang baik. Karena informasi, entah kearah
atas atau kearah bawah harus melalui bagitu banyak lapisan organisasi, maka struktur
tinggi cenderung mengalami keterlambatan aliran farmasi. Ketika organisasi semakin
membesar, biasanya strukturnya akan menjadi semakin tinggi.

 Rentang Kendali
Rentang kendali adalah jumlah orang yang diawasi oleh seorang manajer seperti yang
terlihat pada gambar, distribusi wewenang dalam suatu organisasi juga mempengaruhi
jumlah orang yang bekerja untuk setiap manajer. Dalam struktur organisasi datar jumlah
orang yang dikelola oleh satu personalia biasannya banyak dalam struktur organisasi
tinggi rentang kendali cenderung lebih sempit. Akan tetapi rentang kendali bergantung
kepada banyak faktor. Kemampuan karyawan dan keahlian manajerial personalia
membantu menetapkan apakah rentang kendalinnya luas atau sempit, yang juga
berpengaruh adalah kesamaan dan kesederhanaan tugas yang dilakukan dibawah
penyeliaan manajer dan seberapa jauh tugas – tugas itu saling berkaitan.

 Proses Delegasi (delegation)


Delegasi adalah proses ketika manajer mengalokasikan pekerjaan kepada bawahan. Agar
proses delegasi berjalan mulus, tanggung jawab dan wewenang harus seimbang.
Secara umum, proses delegasi mencakup :
1. Menetapkan tanggung jawab (responsibility), kewajiban melakukan tugas yang
diberikan
2. Memberikan wewenang (aunthority), atau kekuasaan membuat keputusan yang
diperlukan guna menyelesaikan tugas
3. Menciptakan akuntabilitas (accountability), kewajiban yang dimiliki karyawan untuk
menyelesaikan tugas secara baik

 Tiga Bentuk Wewenang


Saat individu didelegasikan tanggung jawab dan wewenang, serangkaian jaringan
interaksi yang kompleks pun berkembang dalam bentuk wewenang lini, staf, juga komite
dan tim.
 Wewenang Lini
Jenis wewenang yang mengalir ke atas dan ke bawah rantai komando. Sebagian besar
perusahaan sangat mengandalkan departemen lini yang langsung berhubungan dengan
produksi dan penjualan produk-produk tertentu. Sebagian pelaku produsen, setiap
departemen lini memiliki peran penting bagi kemampuan organisasi untuk menjual dan
mengantarkan produk jadi. Keputusan yang salah oleh seorang manajer dalam satu
departemen dapat menunda produksi di seluruh pabrik.

 Wewenang Staf
Sebagian perusahaan juga bergantung pada wewenang staf, yang didasarkan pada
keahlian khusus dan biasanya berupa pemberian saran kepada manajer lini dalam
bidang-bidang tertentu seperti bagian hukum, akuntansi, dan sumber daya manusia.
Seorang pengacara perusahaan, misalnya dapat memberikan saran ke departemen
pemasaran sewaktu mempersiapkan kontrak baru dengan agen periklanan perusahaan
tersebut, tetapi biasanya tidak membuat keputusan yang mempengaruhi cara
pengambilan keputusan departemen penasaran tersebut. Anggota staf membantu
departemen lini membuat keputusan tetapi biasanya tidak memiliki wewenang untuk
membuat keputusan akhir.

 Wewenang Komite dan Tim


Belakangan ini, makin banyak organisasi yang mulai memberikan wewenang komite
dan tim ke kelompok yang memainkan peranan inti dalam operasi harian perusahaan.
Suatu komite, misalnya bisa terdiri dari manajer puncak dari beberapa bidang utama.
Apabila pekerjaan komite ini teramat penting dan jika anggota komite akan bekerja
bersama selama beberapa waktu.

2.4. Struktur Organisasi Fungsional, Divisional, Matriks dan Intenasional serta Bentuk
Rancangan Organisasi Baru yang Paling Popular

2.4.1. Bentuk-bentuk Dasar Struktur Organisasi

1. Struktur Fungsional

Dalam struktur fungsional hubungan antara fungsi dan kegiatan kelompok menentukan
wewenang. Manfaat dari pendekatan ini antara lain spesialisasi dalam bidang-bidang
fungsional dan koordinasi yang lebih luwes antar bidang. Struktur fungsional mendorong
sentralisasi yang bisa saja menguntungkan tetapi biasanya menghalangi pencapaian sasaran
bisnis yang lebih besar dan menjadikan akuntabilitas lebih sulit.
2. Struktur Divisional

Struktur divisional bergantung pada departementalisasi produk. Organisasi yang


menggunakan pendekatan ini biasanya membentuk struktur berdasarkan beberapa divisi
berbasis produk yang mencerminkan pemisahan bisnis di mana masing-masing divisi
menghasilkan dan memasarkan produknya sendiri.

3. Struktur Matriks

Struktur matriks adalah perpaduan antara dua struktur yang terpisah lebih disukai daripada
struktur yang lebih sederhana karena memiliki tampilan serupa matriks ketika ditunjukkan
melalui diagram melalui penggunaan satu struktur organisasi permanen yang penting dan
ketika menerapkan kerangka kerja organisasi yang berbeda.

4. Struktur Internasional

Struktur organisasi internasional bermunculan dalam merespons kebutuhan untuk


memproduksi, membeli, dan menjual di pasar global. Sebagian perusahaan menerapkan
struktur yang benar-benar global dimana mereka memperoleh sumber daya termasuk modal
menghasilkan barang dan jasa terlibat dalam riset dan pengembangan dan menjual produk di
pasar lokal manapun yang memungkinkan tanpa mempertimbangkan batasan negara.

2.4.2. Desain Organisasi Abad ke-21

1. Organisasi Tim

Organisasi ini hampir sepenuhnya bergantung pada tim bertipe proyek dengan sedikit atau
tanpa hierarki fungsional yang mendasarinya orang-orang melompat dari satu proyek ke
proyek lain sesuai dengan kemampuan masing-masing serta permintaan dari proyek tersebut.

2. Organisasi Maya

Organisasi ini hanya memiliki sedikit atau bisa saja tanpa struktur formal biasanya organisasi
seperti ini memiliki beberapa karyawan tetap, staf dengan jumlah terbatas, dan fasilitas
administrasi sederhana. Ketika kebutuhan organisasi beubah manajer merekrut pekerja
temporer, menyewa fasilitas, dan mengalihdayakan layanan pendukung dasar untuk
memenuhi kebutuhan berbagai situasi yang khas.
3. Organisasi Pembelajaran

Organisasi pembelajaran merupakan organisasi yang mengintegrasikan pengembangan


berkelanjutan melalui pembelajaran dan pengembangan karyawan secara berkesinambungan.
Meskipun manajer dapat menerapkan konsep organisasi pembelajaran dari berbagai sudut
pandang tetapi tujuannya adalah peningkatan kualitas, perbaikan kontinu, dan pengukuran
kinerja. Gagasan dasarnya adalah strategi yang paling konsisten dan logis untuk meraih
perbaikan secara kontinu adalah dengan terus-menerus memperbaiki bakat, keterampilan, dan
pengetahuan karyawan.

2.5. Organisasi Informal dan Membahas Intrapreneuring

Organisasi formal adalah bentuk yang bisa digambarkan melalui bagan organisasi. Organisasi
inormal, interaksi sosial sehari hari antarkaryawan yang berada di luar pekerjaan formal dan
interelasi pekerjaan mungkin dapat mengubah struktur formal. Ada dua unsur penting dalam
kebanyakan organisasi informal. Kelompok informal terdiri dari orang-orang yang
memutuskan untuk berinteraksi antar mereka. Damaknya terhadap perusahaan bisa saja
positif, negatif atau tidak relevan. Desas-desus adalah bentuk komunikasi yang menjalar ke
seluruh perusahaan. Karena daat digunakan untuk meningkatkan produktivitas. Sebagian
organisasi mendorong keberadaan organisasi informal. Banyak juga perusahaan yang
mendorong intrapreneuring penciptaan serta pengolahan inormasi dan fleksibilitas seperti
yang terdapat di bisnis kecil.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam perusahaan bisnis terdapat berbagai jenis strategi yang bisa digunakan oleh semua
perusahaan dan tiap-tiap perusahaan menggunakan strategi yang berbeda. Setiap perusahaan
juga memiliki sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaannya dengan menggunakan berbagai
startegi untuk mencapai sasaran perusahaannya masing-masing. Proses manajemen dapat
dibagi yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengorganisasian
yang memiliki fungsi masing-masing. Serta tingkatan manajer juga dibagi menjadi manajer
puncak, manajer menengah, dan manajer lini pertama. Perusaahaan di dalamnya terdapat
berbagai berbagai jenis manajer yang menjalankan dan mempunyai tugas yang berbeda. Serta
terdapat berbagai keterampilan yang dapat digunakan oleh para manajer dalam memimpin
perusahaannya. Budaya juga dapat mempengaruhi kegiatan yang berjalan dalam suatu
perusahaan.

3.2. Saran

Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah kelompok kami karena kami
hanya manusia yang memiliki salah dan dosa dan kami juga butuh kritik/saran agar
kedepannya bisa lebih baik lagi. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pengantar Bisnis, Ibu Dra. Ec. Anik Yuliati, M.Aks, yang
telah memberi tugas ini demi kebaikan diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

· Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kesepuluh Jilid 1, Erlangga :
Jakarta.

. https://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis

. pmpjuned33.blogspot.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-struktur.html

. http://jurnalmanajemen.com/organisasi-formal/

Anda mungkin juga menyukai