Anda di halaman 1dari 13

1

Makalah Manajemen Produksi

PERENCANAAN PRODUKSI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi

Disusun Oleh :

Maymuna Harum I 401190276

M. Yusuf S 401190284

Dosen Pengampu :

Joko Purnomo, M. E.

Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN PONOROGO

2022
2

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................4

C. Tujuan................................................................................................................................................4

BAB II............................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN............................................................................................................................................4

A. Definisi Perencanaan.........................................................................................................................4

B. Kondisi Perencanaan Keuangan yang Harus Dipahami oleh Manajer Produksi...............................5

C. Perencanaan Keuangan dan Produksi yang Dilakukan secara Bertahap...........................................6

D. Tujuan Perencanaan dan Pengendalian..............................................................................................7

E. Time Schedule...................................................................................................................................8

F. Contingency Plan...............................................................................................................................8

BAB III..........................................................................................................................................................9

PENUTUP......................................................................................................................................................9

A. Kesimpulan........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................10
3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu manajemen disebutkan bahwa perencanaan (planning) merupakan dasar
pijakan dari langkah-langkah selanjutnya. Kualitas pekerjaan sangat dipengaruhi oleh kualitas
perercanaan yang dibangun. Beberapa bukti nyata telah memperlihatkan bahwa perusahaan yang
tumbuh menjadi besar hingga bersifat multinasional terjadi karena bagus, sistematis, dan
komprehesifnya perencanaan yang dibangun. Dan tiak bisa dikesampingkan peran ilmu
manajemen keuangan dalam membangun terbentuknya perencanaan manajemen keuangan yang
berkualitas dan sustainable. Sebuah perencanaan yang baik telah menempatkan perusahaan
tersebut tahan terhadap berbagai kondisi hantaman resesi ekonomi manapun. Dalam bab ini
penulis akan menjelaskan konsep perencanaan yang dilihat dari segi perspektif
produksi.
Perencanaan produksi merupakan hal penting dalam menjalankan aktivitas bisnis di suatu
perusahaan. Hal ini karena perencanaan produksi mencakup proses pertama dalam kegiatan di
perusahaan yaitu peramalan jumlah permintaan sampai penjadwalan produksi. Menurut Assauri
(2008) pengertian perencanaan produksi adalah kegiatan perencanaan dan pengorganisasian
mengenai tenaga kerja, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan pendukung, mesin-mesin,
dan peralatan lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari perencanaan?
2. Bagaimana kondisi perencanaan keuangan yang harus dipahami oleh manajer produksi?
3. Bagaimana perencanaan keuangan dan produksi yang dilakukan secara bertahap?
4. Apa tujuan perencanan dan pengendalian?
5. Apa itu time scadule
6. Apa itu Contingency plan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahhui definisi dari perencanaan?
2. Untuk mengetahui kondisi perencanaan keuangan yang harus dipahami oleh manajer
produksi?
3. Untuk mengetahui perencanaan keuangan dan produksi yang dilakukan secara bertahap?
4. Untuk mengetahui tujuan perencanan dan pengendalian?
4

5. Untuk mengetahui time scadule


6. Untuk mengetahui Contingency plan?
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perencanaan
Joel G. Seigel dan Jae K. Shim") mendefinisikan perencanaan adalah pemilihan tujuan
jangka pendek dan jangka panjang serta merencanakan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Adapun menurut George R. Terry2) " Planning is the selecting and relating of facts and
the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulations
of proposed activation believed necessary to achieve desired result".
Dalam suatu organisasi perencanaan memiliki posisi penting dari langkah-langkah
berikutnya. Kematangan dan kesalahan dalam perencanaan mampu memberi pengaruh positif
dan negatif pada masa yang akan datang, sehingga suatu perencanaan yang dibuat adalah
selalu memikirkan dampak jangka panjang yang mungkin akan dialami.

Fungsi Manajemen
Tujuan yang
Ilmu
- Perencanaan diharapkan oleh
Manajemen - Pemimpinan organisasi
- Pengendalian
- Pengorganisasian

Gambar 2.1: Kedudukan Perencanaan dalam Ilmu Manajernen

Dari gambar di atas kita bisa melihat bahwa perencanaan menempati posisi utama atau
teratas dari fungsi manajemen lainnya. Atau tegasnya tanpa ada perencanaan yang baik maka
tujuan yang diharapkan oleh organisasi sulit untuk bisa diwujudkan.

B. Kondisi Perencanaan Keuangan yang Harus Dipahami oleh Manajer Produksi


Bagi seorang manajer produksi memahami perencanaan keuangan sangat penting,
terutama jika dilihat dari segi dampak perencanaan yang akan terjadi terhadap perusahaan
6

nantinya. Dalam pembuatan perencanaan keuangan harus dipikirkan kondisi-kondisi yang


mungkin terjadi di kemudian hari. Secara umum ada tiga kondisi yang harus diantisipasi dalam
pembuatan perencanaan keuangan, yaitu:

1. Kondisi buruk.
Kondisi buruk dalam dunia bisnis bisa dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti resesi
ekonomi, krisis moneter, peperangan, dan lain sebagainya. Dalam kondisi buruk ini suatu
rencana bisnis harus dibuatkan asumsi-asumsi dalam rangka mengantisipasi jika kondisi
seperti itu akan terjadi di kemudian hari.
2. Kondisi normal atau biasa
Pada kondisi normal suatu perusahaan diminta membuat suatu rencana dengan menempatkan
asumsi-asumsi yang akan terjadi dalam kondisi normal. Namun tetap dengan menempatkan
analisa kehati-hatian yang mendalam jika suatu saat terjadi kondisi yang buruk.
3. Kondisi baik atau bertumbuh.
Pada kondisi ini dunia bisnis berkembang dengan baik, karena setiap perencanaan bisnis
dapat dijalankan dengan baik. Pada konteks ini Stephen A. Ross, dkk.,8) mengatakan,
“Masing-masing divisi akan diminta untuk membuat kasus berdasarkan asumsi-asumsi yang
optimistis. Kasus ini dapat melibatkan produk-produk dan ekspansi baru dan kemudian akan
merinci pendanaan yang dibutuhkan untuk mendanai ekspansi ersebut."

Di sisi lain Donald J. Bowersoxº) mengatakan "Manajer logistic biasanya menghadapi 3


tipe situasi perencanaan: (1) strategis, (2) operasional, dan (3) taktis." Bahwa suatu model
dibuat untuk membantu para manajer dalam memetakan masalah secara terstruktur dan
bersifat sistematis. Model adalah sebuah usaha yang dibangun dengan berlandaskan berbagai
asumsi yang ada, dan asumsi tersebut dibuat serta diilhami dengan berdasarkan apa yang
pernah terjadi di waktu- waktu sebelumnya. Suatu model memiliki keeratan hubungan yang
kuat dengan peramalan, karena suatu model dianggap mampu memberikan peramalan.

Menurut Stephen A. Ross, dkk.,11) bahwa, "Masing-masing model dapat memiliki


kompleksitas yang bervariasi, tetapi hamper semuanya akan memiliki unsur-unsur yang akan
kita bahas di bawa ini.
- Ramalan Penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan
penjualan yang diberikan secara eksternal.
7

- Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas
- Persyaratan Aset. Suatu rencana keuangan akan menguraikan proyeksi belanja modal.
- Persyaratan Keuangali. Suatu rencana keuangan akan memuat satu hendaknya
mendiskusikan masalah kebijakan dividen dan kebijakan utang
- Penyeimbang (Plug). Setelah perusahaan memiliki penjualan dan estimasi mengenai
belanja aset yang dibutuhkan seringkali akan dibutuhkan sejumlah pendanaan baru
karena proyeksi total asset akan melebihi proyeksi total kewajiban dan ekuitas. Atau
dengan kata lain, neraca telah tidak seirnbang lagi.
- Asumsi-asumsi Perekonomian. Rencana menyatakan secara eksplisit lingkungan
perekonomian di mana perusahaan berharap akanı berada sepanjang umur rencana.
-
C. Perencanaan Keuangan dan Produksi yang Dilakukan secara Bertahap

Dalam melaksanakan pengelolaan dan keputusan keuangan prinsIP kehati-hatian dianggap


sebagai salah satu keputusan yang penting. Sebuah keputusan dapat dikatakan tepat jika telah
dipikirkan dengan matang, dan sebuah keputusan dapat dianggap tidak tepat jika diputuskan
dengan tidak matang. Penafsiran matang disini artinya dikaji secara mendalam dan proses
pengkajian dilakukan oleh mereka yang professional dalam bidang tersebut.
Jika menyangkut dengan masalah utang maka sebaiknya libatkan para ahli dalam utang
untuk mendukung proses pengambilan keputusan tersebut. Begitu juga jika menyangkut dengan
keputusan investasi, maka sebaiknya libatkan mereka-mereka yang memiliki pengalaman tinggi
dalam bidang investasi. Semua ini memiliki banyak tujuan, namun intinya ingin agar risiko serta
permasalahan ke depan dapat dihindari. Dengan kata lain profesionalisme dalam pengelolaan
perusahaan telah dilakukan, yaitu menempatkan orang-orang yang tepat sesuai dengan
bidangnya atau "the righi man and the right place."
8

Pada gambar di atas terlihat bagaimana perencanaan keuangan dilakukan secara bertahap,
dengan tujuan biaya (cost) yang dikeluarkan juga bersifat bertahap. Dengan kata lain kontrol
manajemen juga dapat dilakukan secara bertahap. Kondisi ini memberikan banyak keuntungan
kepada perusahaan khususnya manajemen perusahaan. Salah satu keuntungan yang terbesar adalah
perusahaan dapat memposisikan kekuatan manajemen sumber daya manusia atau para pegawai untuk
bekerja secara terfokus. Yaitu pada program pekerjaan selama 3 (tiga) tahunan, sebagaimana terlihat
pada gambar di atas. Penempatan tahun juga bisa diganti dengan volume produksi, ini tinggal
difleksibelkan saja. Misalnya untuk jumlah produksi seperti 3.000 unit dibutuhkan biaya Rp
200.000.000,- dan untuk meningkatkan volume produksi 6.000 unit ditutuhkan biaya Rp
380.000.000,- dan begitu selanjutnya. Dimana setiap penambahan tersebut baru akan dapat dilakukan
jika tahap pertama telah dapat dilalui dan begitu seterusnya. Dengan begitu perusahaan dapat
memantau produktivitas Secara bertahap dan tidak masalah juga akan memberatkan pengontrolan
terutama pada mutu bersifat sekaligus. Karena jika sekaligus memungkinkan timbulnya produk,
sebab mutu produk juga bisa mempengaruhi kepuasan konsumen

Agar pihak perusahaan mampu memiliki suatu perencanaan yang baik dan berkualitas maka
" construction planning” (konstruksi perencanaan) sangat perlu untuk dimiliki dan dibangun.
Construction planning ini merupakan suatu perencanaan yang saling terpadu, yaitu terdiri dari:

 Time schedule pekerjaan (jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan).


 Construction method (metode pelaksanaan yang dipilih untuk pelaksanaan pekerjaan).
 Anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan (termasuk di dalamnya kontribusi proyek terhadap
biaya tidak langsung dan cadangan laba proyek).
 Cash flow (konsekuensi untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai program yang telah
disusun, yaitu arus uang masuk dan uang keluar, yang tergambar dalam cash flow).
9

D. Tujuan Perencanaan dan Pengendalian


Dalam membuat suatu perencanaan dan pengendalian yang baik, suatu perusahaan akan
berusaha menciptakan semua itu memiliki tujuan dan arti yang jelas. Kejelasan itu bagi suatu
perusahaan akan terlihat dalam perjalanan proses yang berlangsung baik secara jangka pendek
dan panjang. Suatu konsep perencanaan yang tidak baik akan bisa terlihat dalam jangka pendek.
Oleh karena itu sangat penting bagi para stakeholders' memahami dengan baik apa yang menjadi
tujuan dari pembuatan perencanaan dan pengendalian, yaitu:
1. Suatu perencanaan dan pengendalian disusun serta dikonsep dengan tujuan untuk
memperkecil risiko yang akan terjadi di kemudian hari, termasuk meminimalisir berbagai
biaya yang dianggap tidak efisien yang mungkin timbul selama proses pekerjaan
berlangsung.
2. Suatu perencanaan dan pengendalian yang dibuat harus didasarkan atas konsep target-target
atau prioritas-prioritas yang ingin dibangun. Ini sebagaimana ditegaskan oleh Stephen A.
Ross, dkk., bahwa,"Mungkin hasil yang paling penting dari proses perencanaan adalah
bahwa proses itu nemaksa para manajer memikirkan sasaran dan membuat prioritas."
3. Suatu perencanaan dan pengendalian yang dikonsep secara baik serta dijalankan dengan
benar mampu memberi keyakinan kepada para stakeholders' perusahaan. Terutama para
pemegang saham dan kreditur yang selama ini telah menempatkan dananya di perusahaan
tersebut.
4. Suatu perencanaan dan pengendalian yang baik mampu memberikan kekuatan deteksi
kepada berbagai peristiwa yang terjadi, dimana peristiwa tersebut dirasakan berbeda dari
biasanya, dan akhirnya konsep pencegahan dapat diterapkan. Ini sebagaimana dikemukakan
oleh Stephen A. Ross, dkk., “Khususnya, perencanaan hendaknya menjawab tindakan-
tindakan apa yang sebaiknya diambil oleh perusahaan jika keadaan berubah menjadi sangat
buruk, atau yang lebih umum lagi, jika asumsi-asumsi yang dibuat saat ini tentang masa
depan memiliki kesalahan yang serius." Ini seperti yang dikemukakan oleh ahli fisika Niels
Bohr, "Peramalan adalah suatu hal yang sangat sulit. Terutama jika berkaitan dengan masa
depan.

E. Time Schedule
Time schedule adalah jangka waktu yang dibuat untuk melaksanakan suatu rencana
pekerjaan secara sistematis dan terjadwal. Ada 3 (tiga) tujuan umum pembuatan time schedule
10

yang dilakukan oleh seorang manajer produksi, keuangan, sumber daya manusia, dan pemasaran
yaitu:
1. Memberi arah pekerjaan secara lebih terfokus, dan mengedepankan penyelesaian pekerjaan
berdasarkan skala prioritas. Artinya ada pekerjaan yang harus lebih didahulukan
dibandingkan dengan yang
2. Diharapkan setiap pekerjaan dapat terselesaikan secara terjadwal Sehingga ini
memungkinkan terwujudkan konsep efektivitas dan efisiensi yang diharapkan. Lebih jauh ini
mampu membuat angkaran (vudget) yang telah disusun tercukupi hingga pekerjaan selesai
dilaksanakan.
3. Dengan kualitas time schedule yang sempurna dan disusun dengan konsep manajemen
keuangan modern serta dengan mengedepankan prudential principle (prinsip kehati-hatian)
dalam setiap pembuatan rencananya. Maka diharapkan setiap pekerjaan dapat terselesaikan
dengan standar kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Termasuk tentunya mampu
memberi kepuasan kepada para stakeholders' yaitu salah satu para investor. Para investor
selalu mengharapkan setiap dana yang telah yang telah diinvestasikan dapat ditempatkan
ditempat yang aman dan memberikan keuntungan sesuai dengan yang direncanakan.

F. Contingency Plan
Contingency plan adalah rencana cadangan yang dibuat untuk mengantisipasi
kemungkinan dari gagalnya rencana inti. Contingency plan dalam perspektif keuangan dapat
diputuskan dalam bentuk nemiliki cadangan (reserve) aset yang bersifat dapat dipergunakan
sewaktu-waktu. Cadangan aset tersebut bisa tersimpan dan tercatat dalam neraca di bagian
aktiva, baik current asset maupun non current asset.

Dalam aktivitas bisnis ada banyak kejadian yang tidak terduga akan terjadi, dan sudah
sepantasnya jika suatu perusahaan memiliki cadangan dalam yang mencukupi. Apalagi jika
perusahaan tersebut terlibat dalam aktivitas bisnis yang berskala internasional (international
trade). Kondisi fluktuasi mata uang asing pada saat dikonversikan dalam mata uang domestik
sering menyebabkan nilainya mengalami naik dan turun atau terjadi perubahan nilai. Apalagi
jika perusahaan memiliki utang dalam mata uang asing.

Sehingga adalah wajar jika suatu perusahaan dalam kategori ini memiliki konsep
contingency plan dengan menempatkan cadangan mata uang asing di brankas dan tabungan bank
dalam bentuk mata uang asing. Tentunya mata uang asing tersebut sesuai dengan jenis dan
kebutuhannya. Jika utang dalam bentuk Yen Jepang maka artinya memiliki cadangan dalam
11

mata uang Yen Jepang, dan sebaliknya jika memiliki kewajiban dalam bentuk dollar Amerika
maka harus memiliki cadangan dalam bentuk dollar Amerika.

Kasus yang sering terjadi dan mengharuskan perusahaan memiliki cadangan mata uang
asing jika pabrik perusahaan berdomisili di Indonesia namun memiliki utang dalam mata uang
dollar di lembaga perbankan yang berdomisili di negara Amerika Serikat. Kenapa perusahaan
memiliki pinjaman dalam mata uang doilar dan lembaga perbankan yang berada di Amerika
Serikat, ini mungkin saja terjadi karena lembaga perbankan yang berada di Amerika Serikat
tersebut memberi pinjaman dengan suku bunga yang rendah. Namun persoalan terjadi di saat
terjadi krisis ekonomi di negara Indonesia yang menyebabkan penjualan produk menurun
sementara kewajiban untuk mengembalikan tidak boleh ditunda. Persoalan ini juga sama jika
perusahaan tersebut pangsa pasar produk di luar negeri, dan ekonomi luar negeri sedang terjadi
krisis moneter internasional. Ini bisa menyebabkan penjualan produk perusahaan juga menurun.
Dan salah satu faktor kenapa perusahaan yang berada di Indonesia pada tahun 1997/1998 banyak
yang bangkrut karena pada masa itu terjadi krisis moneter dan banyak perusahaan tersebut
mengalami masalah seperti yang dikemukakan di atas, yaitu memiliki pinjaman dalam mata uang
asing
Kondisi-kondisi seperti ini yang harus diperhatikan sekali oleh pihak manajer keuangan
perusahaan, yaitu untuk mengalokasikan sejumlah dana guna bisa membayar kewajiban yang
jatuh tempo secara tepat waktu. Dengan kata lain fungsi dan posisi contingency plan memegang
peran sentral dalam membuat perusahaan terkendali secara stabil dalam Financial. 1

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Joel G. Seigel dan Jae K. Shim") mendefinisikan perencanaan adalah pemilihan tujuan
jangka pendek dan jangka panjang serta merencanakan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Adapun menurut George R. Terry2) " Planning is the selecting and relating of facts and
the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulations of
proposed activation believed necessary to achieve desired result".
Contingency plan adalah rencana cadangan yang dibuat untuk mengantisipasi
kemungkinan dari gagalnya rencana inti. Contingency plan dalam perspektif keuangan dapat
diputuskan dalam bentuk nemiliki cadangan (reserve) aset yang bersifat dapat dipergunakan

1
Irham Fahmi. Manajemen Produksi dan Operasi.
12

sewaktu-waktu. Cadangan aset tersebut bisa tersimpan dan tercatat dalam neraca di bagian aktiva,
baik current asset maupun non current asset
13

DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. Manajemen Produksi dan Operasi. ALFABETA. Bandung : 2012

Anda mungkin juga menyukai