Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KNOWLEDGE WORK PADA PT ACE HARDWARE

INDONESIA TBK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6 :
Putri Yunisa Anwar (432180100117)
Muhammad Farhan Fadhlillah (432180100171)
Annisa Fiatin Nahira (43219010180)
Muhammad Ilham (43219010115)
Khalida Fauzia Septiani (43219010103)

DOSEN PENGAMPU : YANANTO MIHADI PUTRA, SE, M.Si

UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2021
A. ABSTRAK
Pada era globalisasi banyak hal yang diperlukan untuk menghadapinya, pengetahuan
pekerja menjadi salah satunya. Menurut Debowski (2006), knowledge worker
merupakan pekerja yang sebagian bsear waktunya digunakan untuk membuat,
menerapkan, dan menyampaikan knowledge ke pekerja lainnya.  Knowledge worker
sangat mengandalkan pengetahuan individu dalam permasalahan dan situasi yang
timbul.  Pekerjaan knowledge worker adalah mencari informasi baru yang dapat
memperbaharui pengetahuan mereka, dan menggabungkan dan memproses informasi
untuk mengasilkan output baru. Knowledge Workers adalah kunci inovasi dan
pertumbuhan dalam organisasi pada saat ini, Dimana mereka menemukan produk dan
layanan, merancang program pemasaran, dan membuat strategi. Seorang Knowledge
Workers merupakan orang yang dipekerjakan berdasarkan pengetahuannya tentang
subyek tertentu, bukan berdasarkan keterampilannya membuat atau mengerjakan
sesuatu.

B. PENDAHULUAN
Pengetahaun sangat diperlukan agar sebuah perusahaan bisa menjadi lebih baik.
semakin banyaknya jumlah perusahaan yang berdiri saat ini, maka pengetahuan
menjadi kunci utama dalam perusahaan yang menjadi intelektual kapital bagi
perusahaan. Pengelolaan terhadap pengetahuan yang dimiliki perusahaan sangat
diperlukan agar dapat melakukan pembelajaran dan mendukung pekerjaan,
menghasilkan nilai baru bagi perusahaan serta meningkatkan produktivitas kerja.
manajemen pengetahuan (Inggris: Knowledge management) adalah kumpulan
perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi,
meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan
pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam
seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu
organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk
menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya
menjadi pengetahuan. Chivu dan Popescu (2008) mengatakan bahwa manajemen
pengetahuan mempromosikan pendekatan terpadu untuk mengidentifikasi,
menangkap, mengambil, berbagi dan mengevaluasi aset informasi suatu perusahaan.
Lebih lanjut Amstrong (2010) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah
proses mrmbuat, memperoleh, menggunakan dan berbagi pengetahuan untuk
meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam organisasi. Selain itu, Amnstrong
(2010) juga menegaskan bahwa manajemen pengetahuan adalah tentang manajemen
dan motivasi pekerja pengetahuan yang menciptakan pengetahuan dan akan menjadi
pemain kunci dalam berbagi.

C. LITERATUR TEORI
Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah proses bagaimana
organisasi menghasilkan kemakmuran dari sisi intelektual atau knowledge base assets,
yakni sesuatu yang bernilai tanpa dimensi fisik yang melekat pada orang, atau
diperoleh dari proses, sistem dan budaya yang berkaitan dengan organisasi, merek,
pengetahuan individu, hak kekayaan inteektual (intelectual property), lisensi serta
pengetahuan organisasi (pangkalan data, pemahaman mengenai proses-proses
organisasi dan relationship). Proses ini dicapai melalui penciptaan, berbagi, dan
menerapkan pengetahuan serta melalui pelajaran berharga dan praktek terbaik dalam
memori perusahaan dalam rangka mendorong organisasi untuk terus belajar.
Kemakmuran dapat diperoleh jika organisasi dapat menggunakan pengetahuan untuk
menciptakan proses yang lebih efektif dan efisien. Selain itu juga, perusahaan mampu
menggunakan pengetahuan untuk menciptakan nilai atau manfaat bagi konsumen
dengan mendorong inovasi pengembangan produk yang unik (Djohar, 2000). Di lain
pihak, Definisi KM Menurut Dalkir (2011:4), KM adalah sebuah koordinasi sitematis
dalam sebuah organisasi yang mengatur sumber daya manusia, teknologi, proses dan
struktur organisasi dalam rangka meningkatkan value melalui penggunaan ulang dan
inovasi. Koordinasi ini bisa dicapai melalui menciptakan, membagi dan
mengaplikasikan pengetahuan dengan menggunakan pengalaman dan tindakan yang
telah diambil perusahaan demi kelangsungan pembelajaran organisasi. Pengetahuan
organisasi perpaduan pengetahuan individu dan pengetahuan kelompok yang dikelola
menjadi keunggulan organisasi. Ketidakmampuan organisasi dalam mengelola
pengetahuan dapat mengakibatkan gagalnya organisasi melakukan inovasi
berkelanjutan.
Keterlibatan manajemen pengetahuan bersumber pada hambatan penciptaan
pengetahuan individu dan hambatan organisasi yang terkait dengan paradigma
perusahaan. Kerangka manajemen pengetahuan melibatkan sumberdaya manusia,
informasi dan teknologi. Faktor penting yang berhubungan dengan sumberdaya
manusia antara lain adalah mengetahui dengan pasti apa yang membuat komunitas
tertarik, mengidentifikasi pengetahuan penting bagi sumberdaya manusia dan Jenis
penerapan knowledge management ada dua, yaitu:
1. Tacit knowledge
Pada dasarnya Tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui
pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et
al.,2004). Berdasarkan pengertiannya, maka Tacit knowledge dikategorikan
sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh
dari individu (perorangan). Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya
berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Tacit
knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang
terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) Tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1. Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling) Berdasarkan
pengertiannya, maka Tacit knowledge dikategorikan sebagai personal
knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu
(perorangan).
2. Explicit Knowledge
Explicit Knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk
dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Penerapan Explicit Knowledge
ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau
pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat
mempelajarinya secara independent. Explicit Knowledge dalam penelitian ini
adalah job procedure dan technology. Job procedure adalah tanggung jawab atau
tugas yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal.
Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang 7 mencetuskan knowledge
management, salah satu bentuk konkret dari Explicit Knowledge adalah Standard
Operation Procedure. Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan
dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja, dimana tugas-tugas
akan semakin mudah dikerjakan dan tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan
yang ada. Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada
knowledge management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran
Explicit Knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan
oleh banyak perusahaan untuk proses penyebaran knowledge adalah intranet,
dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan
melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”.

D. PEMBAHASAN
Knowledge work pada PT. Ace Hardware Indonesia Tbk. Knowledge Workers
Adalah Kunci Inovasi Dan Pertumbuhan Dalam Organisasi Pada Saat Ini, Dimana
Mereka Menemukan Produk Dan Layanan, Merancang Program Pemasaran, Dan
Membuat Strategi. Seorang Knowledge Workers Merupakan Orang Yang
Dipekerjakan Berdasarkan Pengetahuannya Tentang Subyek Tertentu, Bukan
Berdasarkan Keterampilannya Membuat Atau Mengerjakan Sesuatu. Contohnya
Profesi Seperti Dosen, Guru, Ilmuwan, Peneliti, Konsultan, programmer, system
Analyst, Research And Development, Dokter, Dan Lain Sebagainya. Artinya,
knowledge Worker Merupakan Pekerja Yang Didedikasikan Untuk Mencari,
Memproses, Dan Menyebarkan Pengetahuan Baru Bagi Organisasi. Tidak Heran Jika
Kita Menyebut Mereka Lebih Memakai Ketimbang Untuk Menghasilkan Sesuatu
Untuk Organisasi.

Industri Yang Sedang Berkembangan Umumnya Cenderung Merupakan Industri


Dengan Proporsi Pekerja Berpengetahuan Tinggi. Dalam Organisasi, Knowledge
Work Cenderung Selaras Dengan Prospek Pertumbuhan Organisasi. Selanjutnya
Davenport Menjelaskan Bagaimana Manajemen Proses Bisnis Menggunakan
Beberapa Varian Ide Yang Dimodifikasi Dapat Berkontribusi Pada Kinerja
Pengetahuan Pekerja Yang Lebih Baik.

Banyak knowledge Workers Akan Melihat Pendekatan Proses Formal Sebagai


Gangguan Birokrasi Dan Prosedural. Kemungkinan Yang Jauh Lebih Menarik Adalah
Bahwa Orientasi Proses Bermanfaat Bagi Mereka, Mereka Akan Mendapat Manfaat
Dari Disiplin Dan Struktur Yang Dibawa Oleh Suatu Proses, Sambil Tetap Bebas
Untuk Menjadi Kreatif Dan Berimprovisasi Bila Perlu Dan Diinginkan. Dengan Kata
Lain, Suatu Proses Dapat Dipandang Sebagai Seni Dari Pada Sains (Hall Dan Johnson
2009).
Menurut Cut Zurnali (2008), pengetahuan individual diciptakan ketika informasi
berjalan melalui proses internal yang mencakup interpretasi, refleksi dan
menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada pada individu sehingga
dapat diaplikasikan ke dalam situasi atau konteks baru. Agar mendorong individu
memproses informasi untuk menciptakan pengetahuan, maka setiap proses
pembelajaran harus punya arti. Sebuah sudut pandang yang jelas dari pengetahuan
untuk dikembangkan merupakan sebuah keharusan untuk menstimulasi komitmen
pada penciptaan dan pengoperasian pengetahuan tersebut. Pandangan bersama bekerja
sebagai sebuah “mental map” yang menuntun para individu dalam tiga area yang
berkorelasi, yaitu:
 The world which they live (dunia tempat mereka hidup);
 The world in which they must live (dunia tempat mereka harus hidup);
Knowledge that needs to be developed in order to follow the pathway between these
two worlds (pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan agar untuk mengikuti
lorong antara kedua dunia tempat mereka hidup dan dunia tempat mereka harus
hidup).

Dengan demikian, karakteristik pengetahuan pekerja diarahkan pada ketiga hal


tersebut yakni memberikan pengetahuan dan wawasan terkait dunia tempat mereka
hidup, dunia tempat mereka harus hidup dan pengetahuan yang perlu dikembangkan
dalam mendukung agar mampu mengkolaborasikan antara dunia tempat mereka hidup
dan dunia tempat mereka harus hidup. Tempat kerja yang berbeda-beda merupakan
pilihan karier yang dimiliki oleh masing-masing individu dan setiap pilihan yang di
ambil memiliki konsekwensi masing-masing yang berbeda. Oleh karenanya, pegawai
atau karyawan perlu diberi pengetahauan terkait dunia tempat kerja dan dunia tempat
kerja yang harus hidup.

Lebih lanjut Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa untuk menciptakan


pengetahuan organisasional maka pengetahuan individual (yang terdiri dari dua
dimensi: a tacit dimension dan an explicit dimension) harus dieksternalisasikan.
Penciptaan pengetahuan organisasional terjadi melalui konversi yang dikombinasikan
dari setiap kedua dimensi, jadi mempromosikan pembelajaran kelompok dan
penyebaran kepada seluruh level organisasional. Proses pentransformasian informasi
ke dalam pengetahuan ditempatkan dalam tingkat internal individual, mencakup
refleksi, interpretasi dan koneksi untuk eksperimen praktik selanjutnya dalam konteks
tepat. Hal tersebut tampak jelas bahwa karakter yang perlu ditumbuhkan dalam
perusahaan adalah pengetahuan dan wawasan yang dimiliki harus di muculkan dan di
transformasikan kepada orang lain sehingga terbentuk iklim kerja

Lebih lanjut Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa untuk menciptakan


pengetahuan organisasional maka pengetahuan individual (yang terdiri dari dua
dimensi: a tacit dimension dan an explicit dimension) harus dieksternalisasikan.
Penciptaan pengetahuan organisasional terjadi melalui konversi yang dikombinasikan
dari setiap kedua dimensi, jadi mempromosikan pembelajaran kelompok dan
penyebaran kepada seluruh level organisasional. Proses pentransformasian informasi
ke dalam pengetahuan ditempatkan dalam tingkat internal individual, mencakup
refleksi, interpretasi dan koneksi untuk eksperimen praktik selanjutnya dalam konteks
tepat. Hal tersebut tampak jelas bahwa karakter yang perlu ditumbuhkan dalam
perusahaan adalah pengetahuan dan wawasan yang dimiliki harus di muculkan dan di
transformasikan kepada orang lain sehingga terbentuk iklim kerja yang baik dalam
mendukung dan memajukan perusahaan

E. KESIMPULAN
Jadi didalam Knowledge Work pada PT. Ace Hardware Indonesia Tbk itu terdapat
beberapa artian yaitu The world which they live (dunia tempat mereka hidup) dan The
world in which they must live (dunia tempat mereka harus hidup); Knowledge that
needs to be developed in order to follow the pathway between these two worlds
(pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan agar untuk mengikuti lorong antara
kedua dunia tempat mereka hidup dan dunia tempat mereka harus hidup). Dengan
demikian, karakteristik pengetahuan pekerja diarahkan pada ketiga hal tersebut yakni
memberikan pengetahuan dan wawasan terkait dunia tempat mereka hidup, dunia
tempat mereka harus hidup dan pengetahuan yang perlu dikembangkan dalam
mendukung agar mampu mengkolaborasikan antara dunia tempat mereka hidup dan
dunia tempat mereka harus hidup. Lalu pada PT Ace hardware Indonesia Tbk
menempatkan karakteristik tersebut dibagikan pengetahuan untuk para pekerjanya
atau karyawannya untuk dapat mengukur dan mengetahui tingkat pendistribusian dan
pengoperasian serta kinerjanya agar terdapat terciptanya pengetahuan organisasional
untuk memajukan perusahannya tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M., (2021). Working Knoledge. Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta :
FEB-Universitas Mercu Buana.

Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.

Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk
Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan
Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.

Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1), 10-23.

Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing welding
and machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes Autom, 53,
377-384

Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Kanban
(Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 7(2).

https://ccg.co.id/blog/2021/04/11/process-management-for-knowledge-work/

https://khoerulanwarbk.wordpress.com/2016/03/16/knowledge-worker-knowledge-

management/

Anda mungkin juga menyukai