Landasan Teori
2.1.1 Data
Menurut O’Brien (2005, p.38) data merupakan fakta atau observasi mentah yang
biasanya banyak data yang menjelaskan kegiatan tersebut. Untuk dapat menggunakan
data yang telah dimiliki menjadi sebuah informasi, perusahaan harus mampu
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk dapat mengelola data tersebut dan
2.1.2 Informasi
Menurut Holsapple (2003), informasi merupakan kumpulan data yang telah
dikelola dan diproses, yang mempunyai intensitas waktu dan akurat. Informasi yang
bersama.
2.1.3 Knowledge
Pengertian Knowledge menurut Debowski (2006,p.16) adalah proses
menerjemahkan informasi dan pengalaman akan masa lalu yang dapat menjadi
hubungan bermakna, dimengerti dan diterapkan oleh setiap individu. Dengan begitu,
knowledge dikembangkan melalui adaptasi dan interpretasi dari informasi, keahlian masa
7
8
a. Tacit Knowledge
Menurut Groff dan Jones (2003:3), Tacit knowledge adalah knowledge yang
mengacu pada knowledge pribadi dan melekat dalam pengalaman individu dan
Sedangkan Menurut Evers, Gerke, dan Menkhoff (2010), tacit knowledge pada
b. Explicit Knowledge
Menurut Groff dan Jones (2003:3), Explicit knowledge adalah knowledge yang
biasanya dalam bentuk bahasa formal dan lebih mudah dipindahkan antara individu-
knowledge mengacu pada pengetahuan yang disimpan dan dibuat dalam buku,
Fokus utama untuk menerjemahkan knowledge ini menjadi suatu produk atau
proses tangible yaitu untuk dapat mengidentifikasi siapa yang memiliki knowledge
tersebut. Menurut Nanoka dan Takeuchi (1995), kedua jenis dalam siklus
9
dalam pelatihan maupun tim kerja, dan juga dapat melalui interaksi sosial
dan berlatih.
sesuatu yang baru dan dapat dibagikan kepada seluruh organisasi. Dengan
lainnya.
10
menangkap, mengorganisir dan menyebarkan asset intelektual yang kritis untuk performa
merupakan pendekatan secara integrasi dengan cara menciptakan, membagi dan menerapkan
perusahaan.
2.2.1.1 People
Menurut Debowski (2006, p 47), People adalah orang yang memiliki knowledge,
mereka mengatur sistem dan proses, dan berkomitmen terhadap proses strategic
2.2.1.2 Process
Menurut Debowski (2006, p.47), Process merupakan pengaturan dan
penyelarasan dari strategi, prinsip, proses dan praktek untuk memastikan bahwa
Management dikategorikan menjadi 6 bagian, hal ini ditujukan agar peranan manajer
organisasi.
• Knowledge Identification
kesulitan dalam mengatur gambaran umum data internal dan eksternal, informasi
Management yang efektif harus memastikan kejelasan internal dan eksternal dan
• Knowledge Acquisition
customer, supplier, competitor dan business partner lainnya yang ikut bekerja
membeli Knowledge yang tidak bisa dibangunnya sendiri dengan merekrut ahli
diperhitungkan.
• Knowledge Development
ada di dalam perusahaan atau yang belum ada keberadaannya di dalam atau di
luar perusahaan atau yang belum ada keberadaannya di dalam atau di luar
pembangunan keahlian baru, produk baru, ide – ide luar biasa dan banyak proses
efisiensi lainnya.
perusahaan. Sehingga dalam tahap ini ditujukan untuk merubah informasi dan
• Knowledge Utilization
Pada tahap ini, Knowledge harus dipastikan disimpan sebaik mungkin guna
Tahap identifikasi dan distribusi yang sukses belum bisa menjamin penggunaan
bisa menjadi penghambat pengunaan pengetahuan dari luar. Maka dari itu
bernilai dan Asset pengetahuan seperti hak paten atau license dapat digunakan
secara utuh.
• Knowledge Retention
Dalam tahap ini, termasuk juga aktifitas pemilihan, penyimpanan dan meng-
update Knowledge akan sangat bernilai bagi masalah potensial yang ada di
• Knowledge Assesment
• Knowledge Goal
yang berhubungan dengan visi umum dari kebijakan organisasi dan semua
organisasi.
2.2.1.3 Technology
Menurut Debowski (2006, p.47), Technology merupakan peran pendukung
pada penggunaan teknologi informasi yang modern seperti internet, intranets, extranets, data
warehouses untuk mengatur, meningkatkan dan memperlancar intra- dan inter- knowledge
management.
16
Dalam buku Debowski (2006) menyebutkan terdapat empat (4) komponen dari
pada Knowledge Management System dan aspek lain Knowledge Management yang
Terdapat banyak sumber Knowledge yang ditemukan dalam organisasi. Namun sulit
yang terstruktur dan tidak terstruktur, official, dinamis dan archive content. Content
dengan banyak sumber intelectual content baik dalam maupun luar organisasi.
dasar, ini menyediakan kapasitas teknologi untuk menghubungkan KMS dengan user
dan sumber Knowledge yang lain yang berada didalam dan diluar organisasi. Adanya
server, interface dan KMS portal yang mendukung Web Content Mangement System.
Ada tiga (3) criteria yang harus diraih agar implementasi KMS berhasil :
komunikasi.
pengembangannya.
18
dari nilai dan kesuksesan organisasi. Knowledge didalam organisasi bergantung pada
kumpulan kontribusi dan individu, juga berevolusi karena ada review dari pihak lain,
Menurut Debowski (2006), ada lima fase dalam pengembangan knowledge seperti
gambar 2.3.
1. Knowledge Sourcing
organisasi, petunjuk dari para ahli seperti konsultan, catatan organisasi, atau intranet
2. Knowledge Abstraction
sebagai petunjuk dari konstruksi knowledge baru yang disebut sebagai knowledge
3. Knowledge Conversion
Menggambarkan fase selama berbagai ide dan prinsip disaring untuk hasil yang lebih
adalah knowledge yang dapat dicatat dan diakses oleh orang lain ketika dibutuhkan.
lebih sulit untuk diakses tanpa adanya keterikatan dengan pencipta knowledge.
4. Knowledge Diffusion
Penyebaran pengetahuan yang biasa disebut juga di-codified atau embodied. Pada
organisasi, difusi dapat terjadi melalui komunikasi, membuat model praktik baru,
pada tingkatan knowledge sebelumnya yang dimiliki oleh peserta dan keefektidan
dari saluran-saluran yang ada untuk berbagi pengetahuan. Difusi ini terjadi paling
baik ketika penerima dapat mengerti dan mengintegrasikan pemahaman yang ada
Proses evolusi pembentukan kembali dan menguji lebih jauh melalui penambahan
yang memastikan pengetahuan tetap berlaku dan bermanfaat. Organisasi perlu untuk
20
a) Create Knowledge
masuk.
b) Capture Knowledge
Pengetahuan yang baru haruslah teridentifikasi sebagai sesuatu yang bernilai dan
c) Refine Knowledge
d) Store Knowledge
Pengetahuan yang dapat berguna kemudian harus dapat tersimpan dalam format yang
wajar pada repository yang ada sehingga orang lain dalam organisasi dapat
mengaksesnya.
e) Manage Knowledge
Seperti halnya perpustakaan, pengetahuan harus tetap terjaga dan tersimpan hingga
saat ini. Ini harus ditinjau kembali untuk dapat memverifikasi bahwa hal tersebut
f) Disseminate Knowledge
Pengetahuan yang telah tersimpan dengan baik dan sudah terverifikasi secara
stakeholder - stakeholder dalam organisasi. KMS yang baik dapat memastikkan bahwa
tidak adanya rintangan bagi pengguna dalam mencari, berbagi atau memperoleh
knowledge dari berbagai sumber yang ada. KMS dibangun menggunakan tiga komponen
1. Komunikasi
pengguna.
22
2. Kolaborasi
suatu organisasi. Kelompok dapat menggunakan data, dokumen pada waktu yang
karena dalam Knowledge Management pengetahuan yang ada harus mudah untuk
operational yang membantu proses atau hasil utama dalam organisasi. Dengan banyaknya
perusahaan yang gagal untuk dapat menentukan pengetahuan apa yang penting dalam
pengetahuan yang ada. Dengan demikian penentuan Core Knowledge dalam suatu organisasi
sangat penting untuk membangun Knowledge Management System. Berikut merupakan tiga
fase dalam menentukan core Knowledge dalam suatu organisasi, seperti gambar 2.5.
23
dalam bisnis utama pada suatu organisasi. Core Knowledge harus ditentukan agar bisa
dicari sumbernya dan dapat mengatur agar Knowledge Management System yang
dibangun bisa memberikan nilai tambah bagi organisasi. Terdapat tiga kategori dalam
pengetahuan yang unik jika ada dan menentukan pengetahuan yang perlu untuk
melakukan sharing.
organisasi.
24
yang berharga.
yang akan didukung dalam Knowledge Management System. Dalam hal ini, user
mendapat keuntungan dari petunjuk yang jelas dan siap digunakan serta memudahkan
ada pada user. Parameter core knowledge harus flexible untuk dapat memenuhi
perubahan arah dan prioritas organisasi, dan memiliki content management yang dapat
diprediksi dan diatur. Terdapat tiga kategori dalam fase ini, antara lain:
Yaitu pengetahuan penting dan utama yang dapat dibuat, dibagi, diakses dan
diatur oleh semua orang atau individu. Dengan memberikan fokus kepada
dasar yang baik untuk bisa menggambarkan kebutuhan pada saat ini.
Yaitu pengetahuan penting yang berevolusi secara cepat dan tidak bisa diakses
Yaitu pengetahuan yang penting bagi organisasi namun masih dalam tahap
repository.
Yaitu membuat Knowledge map yang merupakan desain struktural dari Core
berbeda-beda.
Gap analysis dilakukan dengan menggunakan Zack framework dari Michael H. Zack,
yang membandingkan poin-poin tentang pengetahuan yang dimiliki organisasi terhadap poin-
poin tentang apa yang dikerjakan oleh organisasi. Baik pengetahuan maupun apa yang
dikerjakan, masing-masing dibagi lagi ke dalam dua kutub, yaitu apa yang telah diketahui
atau telah dikerjakan dan apa yang harus diketahui dan dikerjakan. Dari poin-poin tersebut
dapat dilakukan analisa gap yang terjadi antara pengetahuan dan apa yang harus dilakukan.
dijabarkan pada gambar 2.7 sebagai berikut. Sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
beberapa perusahaan di berbagai negara belahan dunia dan terbukti framework ini sangat
penambahan langkah, berikut dibawah ini adalah langkah lanjutan dari roadmap yaitu
11. Migration to Ecosystem competition Next
step
12. Ecosystem orchestration drives evolutionary survival Business
Ecosystem
13. Orchestration Requires Interlocking of Ecosystem Architecture and Governance
Gambar 2.8 The Three key ideas extrapolated to business ecoSystem (Tiwana, 2014)
Platform EcoSystem ini dibangun pada beberapa penelitian yang terbaru dalam sistem
informasi, rekayasa perangkat lunak, dan strategi bisnis. Profesor Tiwana telah menjadi
kontributor langsung untuk penelitian dalam jurnal peer-review di ketiga bidang. Yaitu pada
Sistem Informasi Penelitian, Jurnal Sistem Informasi Manajemen, dan IEEE Transactions on
Manajemen Rekayasa dan jurnal strategi bisnis (Strategic Management Journal). Pada
29
framework lanjutan ini menjelaskan cara manajer dalam industri non-teknologi aktif dapat
menerapkan ide-ide inti untuk bisnis mereka. Tiga ide utama framework tambahan ini adalah
bermigrasi untuk menjadi ekosistem saingan dari pada produk atau jasa pesaing. Setelah
transisi ini, produk barang atau jasa tanpa ekosistem yang menarik tidak akan memiliki
ketertarikan di pasar. Migrasi industri agnostik terhadap ekosistem bisnis diaktifkan dan
didorong oleh era digitalisasi serta intensitas software pertumbuhan produk, jasa, dan proses
bisnis di industri dan di mana-mana yang murah dan cepat Internet berbasis jaringan.
Meskipun seperti ini hanya keingintahuan, tetapi pertemuan mereka menciptakan pencitraan
yang sempurna. Digitalisasi memungkinkan produk dan jasa yang akan diubah menjadi bit
informasi digital dan konektivitas di mana-mana menghapuskan biaya untuk memperoleh dan
menawarkan produk atau jasa-akan disatukan menggunakan komponen global tersebar dan
Ide kunci kedua yang dikembangkan dalam framework ini adalah bahwa evolusi ekosistem
Ide ketiga yang dikembangkan dalam framework ini adalah bahwa arsitektur ekosistem
Tabel 2.3 Framework and Methodology form KMS implementation (Calabrese and Orlando)
ditulis oleh Amrit Tiwana. Metode ini dipilih karena memiliki beberapa
System, mulai dari tahapan analisis infrastruktur yang telah ada sampai
Use case adalah kasus yang mendeskripsikan tentang bagaimana sistem akan
dipergunakan. Diagram ini juga menunjukan ikhtisar fungsionalitas sistem dari sudut
pandang pengguna yang sangat berperan dalam penemuan akan kebutuhan sistem.
Sebuah Use case dapat memrepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem,
misalnya login ke sistem, membuat sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Aktor
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengguna aplikasi. Aktor bisa
berupa orang, hardware, atau sistem informasi lain yang berinteraksi dengan obyek
dalam sistem. Dimana use case menggambarkan perilaku software aplikasi, termasuk
Use case dibuat berdasarkan proses-proses yang dilakukan untuk kepentingan aktor
untuk menggambarkan apa yang dikerjakan oleh aplikasi tetapi bukan bagaimana aplikasi
mengerjakannya. Sebuah Use case dapat juga termasuk fungsionalitas Use case lain
sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Sebuah Use case juga dapat di include oleh
lebih dari satu Use case lainnya, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan
32
cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-
a. Interface layer
Ini merupakan penghubung lapisan tertinggi antara orang dengan sistem manajemen
berbagi pengetahuan.
Ini merupakan lapisan yang membuktikan keaslian pengguna siapa yang mengakses
database ini, menyediakan keamanan untuk mencegah pengakses yang tidak sah dan
menyediakan cadangan apabila ada pihak yang akan merusak database tersebut.
Lapisan ini berisi sarana untuk meminta data sesuai permintaan, mencari, mengindeks
dan sebagainya.
d. Application layer
e. Transport layer
Lapisan ini memuat teknologi seperti web server, email server, pendukung untuk alur
Legacy System merupakan mainframe atau sistem komputer yang sudah ada.
Middleware dalam hal ini berfungsi menghubungkan format data lama dengan yang
baru.
34
2.8 Kuisioner
Menurut Kothari, C.R. (2004, p.100), suatu kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan
yang dicetak dengan urutan tertentu pada suatu formulir. Kuesioner diberikan kepada
responden yang diharapkan untuk dapat membaca dan mengerti dalam pertanyaan pertanyaan
yang diberikan dan menuliskan jawaban pada tempat yang telah disediakan untuk kegunaan
kuesioner itu sendiri. Berikut merupakan beberapa keunggulan dalam pengumpulan data
• Bebas dari bias seperti interview, bias dimana responden dapat menjawab dengan
kalimatnya sendiri.
• Responden yang tidak mudah dijangkau, dapat dijangkau dengan lebih baik.
• Sample yang besar dapat digunakan dengan hasil yang didapat lebih handal.
Knowledge Management.
Knowledge Management.
pengetahuan.
Penelitian dahulu : Mengamati bahwa ada dua enabler kunci tambahan untuk
infrastruktur.
36
infrastruktur.
3. Ahmed Belaid Kridan and Jack Steven Goulding (2006)A case study on knowledge
Hasil Penelitian : Hasil penrlitian ini adalah Manfaat dari KMS merupakan