Modul 4
KNOWLEDGE MANAJEMEN
DALAM ORGANISASI
4
Ilmu Komputer Sistem Informasi Ratna Mutu Manikam, Skom, MT
Abstract Kompetensi
Manajemen Data merupakan bagian Mahasiswa mampu data dan
dari manajemen Sumber Daya manajemen database
Informasi. Sumber Daya
Pengertian Knowledge Management
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan
teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang
semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi
informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen
pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan
teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas
dari pengelolaan.
Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala bidang
kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat
akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi
semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas
sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan
tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya
dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini
berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas
dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah
menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM
yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus
dilakukan dalam konteks tersebut.
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang
sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak
dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-
orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan
dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat tacit knowledge
dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada
pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit
knowledge. Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam
bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan dapat
mempelajarinya secara independent.
Lebih lanjut menurut Sulastiyono (2001, p. 244) Standard adalah sebagai langkah awal
untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk, dibandingkan dengan harapan-
harapan tamu. Oleh sebab itu, agar suatu jenis pekerjaan dapat menghasilkan produk yang
standard dari waktu ke waktu, maka cara-cara mengerjakan untuk menghasilkan produk
tersebut juga harus dilakukan dengan cara-cara yang standard pula.
1. Mempunyai nilai sebagai alat atau saluran komunikasi bagi manajemen dengan para staf
dan para pelaksananya. Melalui Standard Operation Procedure, seluruh staf dan karyawan
akan mengetahui secara jelas, berusaha untuk memahami tentang tujuan dan sasaran,
serta kebijakan dan prosedur kerja perusahaan. Dengan demikian setiap orang dalam
organisasi akan menerima pesan yang jelas dari Standard Operation Procedure tersebut.
2. Standard Operation Procedure juga dapat digunakan sebagai alat atau acuan untuk
melaksanakan pelatihan baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi karyawan baru.
3. Standard Operation Procedure dapat mengurangi waktu yang terbuang, dengan demikian
diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja baik bagi manajemen ataupun bagi para
staf dan karyawan. Apabila tidak tersedia manual pekerjaan, maka bila terjadi sesuatu
kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan harus dicari dahulu jalan pemecahannya, atau
didiskusikan dahulu dengan rekan sekerja dan atasannya, dan ini berarti membuang waktu.
Lain halnya bila cara penyelesaiannya sudah tersedia secara tertulis, maka akan lebih cepat
pelaksanaanya dan waktu lebih banyak dihemat, serta dapat lebih dimanfaatkan untuk
menyelesaikan pekerjaan lain.
4. Dengan dibantu oleh pengawasan yang dilaksanakan dalam proses pekerjaan, maka
Standard Operation Procedure dapat dilaksanakan secara lebih konsisten, dan menjamin
2.2 Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge
management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit knowledge.
Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge
management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge yang lebih mudah
disusun. Menurut Marwick (2001) teknologi bukanlah hal baru dalam knowledge
management, dan pengalaman yang telah dibentuk oleh para ahli sebelumnya menjadi
bahan pertimbangan terbentuknya teknologi itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu
teknologi yang mendukung knowledge management akan selalu berkembang dalam bentuk
sistem-sistem yang mempermudah proses penyebaran knowledge. Salah satu teknologi
paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak perusahaan untukproses penyebaran
knowledge adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses
knowledge dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”.
Intranet merupakan salah satu bentuk teknologi yang diterapkan di Surabaya Plaza Hotel.
Intranet atau yang disebut juga internal internet menawarkan kesempatan untuk
menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan dari internet. Menurut
pendapat Merali peralatan seperti intranet dan internet dianggap sebagai sistem knowledge
management yang utama untuk menjalankan dan mendukung forum diskusi dan praktek
(1999). Intranet bukan merupakan jaringan tunggal juga bukan merupakan perangkat yang
menghubungkan jaringan-jaringan seperti internet. Nama intranet digunakan sebagai
perwujudan dimana standar dan alat- alat dikembangkan dalam internet digunakan untuk
menyimpan dan mengirim data perusahaan kepada pengguna dalam jaringan internal
Di bawah ini adalah 5 alasan penting kenapa Knowledge Management itu diperlukan bagi
tiap organisasi:
1. Mempercepat akses terhadap informasi dan pengetahuan
Knowledge Management mempermudah pencarian informasi atau orang yang memegang
informasi yang Anda butuhkan. Ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan
memungkinkan Anda bekerja lebih baik.
2. Meningkatkan proses pengambilan keputusan
Karyawan dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan dengan
mengakses pengetahuan seluruh organisasi saat mereka membutuhkannya. Saat membuat
keputusan, alat kolaborasi perusahaan memfasilitasi akses terhadap pendapat dan
pengalaman orang yang berbeda, yang dapat memberi kontribusi perspektif tambahan pada
pilihan yang dibuat.
3. Menciptakan inovasi dan perubahan
Aktifkan dan dorong pembagian gagasan, kolaborasi dan akses terhadap informasi
terbaru. Knowledge Management memungkinkan individu untuk merangsang inovasi dan
perubahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan organisasi dan memenuhi kebutuhan
bisnis yang terus berubah.
4. Meningkatkan efisiensi tiap unit operasi dan proses bisnis organisasi
Dengan akses informasi dan sumber daya yang lebih cepat ke seluruh organisasi, pekerja
dapat bertindak cepat. Sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey & Co pada bulan
November 2011, dimana lebih dari 4.200 eksekutif diwawancarai di seluruh dunia,
menunjukkan bahwa penggunaan teknologi kolaborasi sosial telah memperbaiki proses
bisnis dan kinerja organisasi secara umum.
5. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Berbagi pengetahuan dan kolaborasi silang membantu meningkatkan nilai yang ditawarkan
kepada pelanggan. Organisasi mampu memberikan jawaban lebih cepat atau
mempersingkat waktu yang diperlukan untuk memperbaiki produk atau layanan.
b. Leadership
Keberhasilan KM didukung peran pemimpin dalam membangun visi yang kuat dengan
menggalang dan mengarahkan partisipasi semua anggota organisasi dalam mewujudkan
visinya.
c. Teknologi
Dukungan infrastruktur yang kuat dalam penyebaran informasi pada orang yang tepat dan
waktu yang tepat pula.
d. Organisasi
e. Learning
Kemauan belajar untuk setiap individu sehing-ga muncul ide-ide, inovasi dan knoeledge
baru, yang menjadi komoditas utama dalam KM.
Hal yang esensial dalam knowledge management adalah terbentuknya lingkungan belajar
yang kondusif, sehingga para pekerja ter-motivasi untuk terus belajar, memanfaatkan
informasi atau pengetahuan yang disediakan perusahaan, dan menumbuh kembangkan
penge-tahuan individualnya serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan baru yang
didapatnya untuk menjadi pengetahuan organisasi, atau dengan kata lain knowledge
management focus agar manusia didalamnya produktif utnuk menumbuhkembangkan
pengetahuan dan mau berbagi pengetahuan yang dimilikinya.
Perkembangan teknologi informasi telah meningkatkan produktivitas penemuan
pengetahuan (mempermudah proses pengelolaan pengetahuan) serta mempercepat proses
implementasinya, sehing-ga organisasi untuk menginstitusionalisasikan dan
mendistribusikan pengetahuan yang berasal dari individu anggota oranisasi sesuai dengna
kebutuhan dan perkembangannya.
Daftar Pustaka
James A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005
Abell, Angela dan Nigel Oxbrow, ”Computing with Knowledge: The Information Professional
in the Knowledge Management Age”, Library Association Publication, London, 2001.
American National Standard, ”A Guide to the Project Management Body of Knowledge”,
Project Management Institute, New Jersey, 2004.
Bell, Housel, “Measuring and Managing Knowledge”, McGraw-Hill, Singapore, 2001.
Davenport, Thomas H and Prusak, L, “Working Knowledge : How Organizations Manage
What They Know”, Harvard Business School Press, Boston, 1998.
Davidson, Carl & Philip Voss, “Knowledge Management : An Introduction tocreating
Competitive Advantage fromintellectual capital”, Vision Books, New Delhi, 2003.
htttp://www.skyrme.com/, tanggal 25 November 2007
http://www.sekitarkita.com, Wcr_putu KM.Doc, 11 September 2007
http://www.ebizzasia.com, 24 Agustus 2007
http://hendrowicaksono.multiply.com/journal/, 24 September 2007
Housel, Thomas J and Arthur H.Bell, “Measuring and Managing Knowledge”, Mc Graw-Hill
International Edition, Boston, 2001.
Jann Hidajat Tjakraatmadja, Donal Crestofel Lantu, Knowledge Management dalam konteks
organisasi pembelajar, SBMITB, 2006