0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengertian knowledge management dan ruang lingkupnya menurut berbagai ahli.
2. Knowledge management diartikan sebagai proses pengelolaan pengetahuan di organisasi agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja.
3. Tujuan knowledge management adalah meningkatkan nilai organisasi dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki secara optimal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengertian knowledge management dan ruang lingkupnya menurut berbagai ahli.
2. Knowledge management diartikan sebagai proses pengelolaan pengetahuan di organisasi agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja.
3. Tujuan knowledge management adalah meningkatkan nilai organisasi dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki secara optimal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengertian knowledge management dan ruang lingkupnya menurut berbagai ahli.
2. Knowledge management diartikan sebagai proses pengelolaan pengetahuan di organisasi agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja.
3. Tujuan knowledge management adalah meningkatkan nilai organisasi dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki secara optimal.
Disusun Oleh : Peni Yuniwati, S.ST. Keb NIM 21.61.0253 PENGERTIAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN RUANG LINGKUPNYA
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), dalam Kusumadmo (2013),
knowledge management adalah proses penerapan pendekatan sistematis untuk menangkap, menstruktur, mengelola, dan menyebarkan pengetahuan di seluruh organisasi agar dapat digunakan untuk bekerja lebih cepat, menggunakan kembali 'best practice', dan dapat mengurangi biaya mahal dari proyek ke proyek yang sudah pernah dikerjakan. Joshi (2001) dalam Kusumadmo (2013), perilaku knowledge management diidentifikasi sebagai urutan aktivitas-aktivitas knowledge yang menjelaskan maksud dari knowledge management itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor faktor dan sumber-sumber knowledge management berperan dalam membentuk perilaku-perilaku knowledge management. James (2004), dalam Kusumadmo (2013), menyatakan knowledge management adalah penciptaan, pengumpulan, dan konversi pengetahuan individual menjadi pengetahuan organisasional. King, W.R. (2009), menyatakan dasar dari knowledge management adalah sebagai manusia tidak mampu untuk menggambarkan secara utuh potensi otak secara maksimal, organisasi secara keseluruhan juga tidak mampu secara penuh memanfaatkan pengetahuan yang mereka miliki. Melalui knowledge management, organisasi mencoba belajar atau menciptakan pengetahuan yang berguna, berpotensi dan membuat itu tersedia untuk siapapun dapat menggunakannya di satu waktu dan tempat yang tepat guna meraih penggunaan yang efektif dalam rangka positif memberi perubahan bagi performa organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa knowledge management adalah kumpulan proses yang dikembangkan didalam organisasi untuk menciptakan, memelihara, menyebarkan pengetahuan suatu organisasi. Menurut Gloet & Terziovski (2004), knowledge management adalah akses ke keahlian, pengetahuan dan keahlian yang menyediakan kemampuan baru, memungkinkan kinerja yang lebih baik, mendorong maju dan inovasi, dan meningkatkan nilai pelanggan. Darroch dan McNaughton (2002) dalam Hilmi A., et al. (2009), menyatakan bahwa knowledge management merupakan fungsi manajemen yang menciptakan pengetahuan, mengelola aliran pengetahuan dan memastikan bahwa pengetahuan secara efektif dan efisien digunakan untuk kepentingan jangka panjang organisasi. Dalam hal ini knowledge management menunjukan bahwa pengelolaan keahlian dan pengetahuan secara efisien dan efektif dapat menyediakan kemampuan baru, memungkinkan kinerja yang lebih baik, dan dapat digunakan untuk kepentingan jangka panjang suatu organisasi. Sedangkan Hildreth, P.J. & Kimble, C., (2002), dalam Pawit (2012), menyatakan knowledge management adalah proses manajemen mengenai orang dengan segala keunikannya, keahliannya, dan pengalamannya. Davidson dan Voss (2002) mendefinisikan knowledge management sebagai sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Davidson dan Voss juga menyatakan bahwa knowledge management merupakan suatu proses yang menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali di mana aset intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan untuk dikembangkan. Jan Hidajat dan Donald (2006) berpendapat bahwa Knowledge management merupakan “suatu proses sistematik untuk menemukan memilih, mengorganisasikan, menyarikan, dan menyajikan informasi dengan cara tertentu”. Knowledge Management adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan menggalakan saling berbagi knowledge. Dimana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Hal ini disarikan dari pendapat McInerney. Knowledge Management adalah salah cara untuk membiasakan berkomunikasi dan berbagi pengetahuan antar anggota organisasi sehingga setiap anggota mendapatkan kesempatan belajar (Sari dan Tania, 2014). Menjaga knowledge organisasi adalah salah satu cara untuk mempertahankan nilai-nilai organisasi, sehingga kualitas kinerja anggota organisasi dapat dipertahankan untuk menghadapi persaingan bisnis. Sumber knowledge yang terstruktur dengan baik akan memudahkan perusahaan beradapatasi dengan perubahan lingkungan bisnis sehingga produktivitas perusahaan meningkat (Octaria dan Ermatita,2017). Pada prinsipnya Knowledge Management System bertujuan untuk memperbaiki komunikasi sehingga dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan menumbuhkan budaya sharing knowledge antar individu didalam suatu organisasi (Akbar, 2018). Mengutip dari pendapat Davenport dan Prusak, knowledge management difokuskan pada proses dan mekanisme oleh organisasi atau stakeholder external. Kemampuan untuk berbagi pengalaman internal yang baik, dianggap penting untuk kinerja organisasi secara keseluruhan. Michael et al (2009) juga mengemukakan bahwa memanfaatkan pengetahuan external sangat penting dalam mengarahkan inovasi produk baru serta kinerja organisasi secara umum. Menurut Rigby (2009) dalam buku Dalkir (2011:5-6), Knowledge Management mengembangkan sistem dan proses untuk mendapatkan dan berbagi aset kepandaian. Ini meningkatkan generasi berdasarkan kegunaan, dapat dipertanggungjawabkan, dan informasi penuh arti, dan mencari agar meningkatkan kedua hal, individu serta kelompok belajar. Selain itu dapat memaksimalkan nilai dari sebuah dasar kepandaian organisasi melewati fungsi berbeda dan lokasi berbeda. Knowledge Management mengatur bahwa keberhasilan bisnis berupa koleksi bukan produk tapi dasar pengetahuan khusus. Kepandaian adalah kunci yang akan memberikan daya saing perusahaan. Menurut Grey (1996) di dalam buku Dalkir (2011:5) Knowledge Management merupakan penggabungan dan pendekatan terpadu untuk membuat, menangkap, organisasi, jalan masuk, dan kegunaan dari kepandaian aset perusahaan. Menurut Turban, et al (2010:41), Knowledge Management merupakan sebuah proses membantu identitas perusahaan, memilih, mengatur, menyebarkan, dan mengirim informasi penting serta keahlian termasuk bagian dari ingatan organisasi yang terletak secara khas dalam organisasi di area tersusun. Menurut Chen et al (2010), menekankan bahwa knowledge management adalah proses aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun tidak berurusan dengan sifat istimewa dari berbagai jenis pengetahuan, atau relative pentingnya pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi. Definisi lain tentang knowledge management adalah sebagai proses yang menciptakan atau menempatkan pengetahuan, mengelola penyebaran serta penggunaan pengetahuan dalam organisasi, teori ini dikutip dari Darroch. Dari penelitian tentang menujukan, knowledge management secara positif terkait dengan keberhasilan suatu organisasi, terutama di perusahaan manufactur (Gregory, et al, 2010). Bila dilihat dari istilahnya, knowledge management dapat diartikan sebagai pengelolaan dari pengetahuan. Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Bergeron (2003), knowledge management merupakan suatu kemampuan untuk menangkap, menyimpan, serta mengakses secara selektif pengetahuan- pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan dan pembuatan keputusan dari manajer dan karyawan untuk tindakan yang bersifat individu ataupun kelompok. Bergeron (2003) juga menyatakan bahwa knowledge management dari sudut pandang bisnis memiliki arti yang berbeda yaitu merupakan sebuah strategi optimisasi bisnis yang sistematis dan penuh pertimbangan untuk memilih, menyaring, menyimpan, mengorganisir, dan mengkomunikasikan informasi yang penting bagi bisnis dalam perusahaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kekompetitifan dari perusahaan. Selain itu, Groff & Jones (2003) menyatakan bahwa knowledge management merupakan alat, teknik, dan juga strategi yang digunakan untuk memelihara, menganalisis, mengorganisir, mengembangkan, dan membagi keahlian bisnis. Jadi dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa knowledge management merupakan pengelolaan yang terorganisir dari pengetahuan- pengetahuan yang ada sehingga pengetahuan tersebut dapat digunakan dan bermanfaat secara efektif untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada suatu perusahaan. Pada dasarnya, knowledge management merupakan sebuah konsep untuk mengelola pengetahuan yang ada agar pengetahuan tersebut tidak hilang dari sebuah perusahaan. Untuk itu, sebaiknya dipahami dulu pengertian yang sesungguhnya dari istilah pengetahuan untuk lebih memahami konsep ini. Menurut Groff & Jones (2003), pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan juga kemampuan, pengetahuan terletak di dalam pikiran manusia, pengetahuan juga dapat menyediakan kemampuan memprediksi yang berasal dari pengenalan suatu pola. Groff & Jones (2003) juga membagi pengetahuan ke dalam dua jenis, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge. Menurut mereka, tacit knowledge merupakan pengetahuan yang bersifat personal yang didapatkan dari pengalaman individu dan faktor yang berhubungan seperti nilai, sudut pandang, dan juga kepercayaan personal. Tacit knowledge merupakan pengetahuan yang sulit untuk dibagikan ke orang lain. Sedangkan explicit knowledge dapat dikatakan sebagai tacit knowledge yang telah didokumentasikan dan diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan jauh lebih mudah untuk dibagikan antar individu. Membuat tacit knowledge menjadi explicit adalah salah satu fungsi dari strategi knowledge management. Manajemen pengetahuan memiliki peranan dalam mendorong terciptanya inovasi perusahaan (Ode & Ayavoo, 2019; Cillo et al., 2018). Manajemen pengetahuan mendorong karyawan meningkatkan produktifitas dan berfikir logis sehingga meningkatkan kreativitas dan inoatif. Agar tercapainya tujuan organisasi yang inovatif, maka perlu dibangun knowledge sharing (berbagi pengetahuan). Keuntungan dari knowledge adalah seseorang mampu menindak lanjuti atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar bertindak dalam pengambilan keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu (Mohammed et al., 2017). Perlu menjadi perhatian bahwa Kemampuan organisasi untuk menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan secara efektif sangat tergantung pada sumber daya manusianya, bagaimana menciptakan, berbagi, dan menggunakan pengetahuan. Manajemen pengetahuan terlihat dalam pengelolaan proses pembuatan, penyimpanan, akses, dan penyebaran sumber daya organisasi. Organisasi harus mempertimbangkan tujuan utama agar dapat meningkatkan kapasitas individu dan penambah pengetahuan organisasi (Antunes & Pinheiroc, 2019). Gunjal, B. (2005) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan sumber daya utama dan memiliki peran penting untuk pencapaian keunggulan kompetitif berkelanjutan dan pencapaian kinerja. Sebagai salah satu aset kompetitif, pengetahuan harus dimiliki setiap individu untuk dapat mengembangkan keterampilan, sehingga melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan individu dapat mengelola karir mereka sendiri. Oleh karenanya pengetahuan harus dikelola melalui sistem knowledge management. DAFTAR PUSTAKA Khairawati, Salihah,dkk. 2021. Dampak Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Pendekatan Manajemen Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. Volume 7 No. 02. Darudiato, Suparto dan Lince Suryadi. 2013. Knowledge Management: Tinjauan Pemberdayaan Pada Perusahaan Umumnya. Jurnal ComTech. Volume 4 No. 2. Anardani, Sri, dkk. 2021. Perancangan Knowledge Management System Berbasis Web Pada Tenaga Kependidkan Fakultas Teknik Universitas Pgri Madiun. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Volume 8 No. 1 Halaman 77 – 84. Ramadi, Rikaro. 2016. Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan Otomotif : Studi Kasus Pt. Astrido Jaya Mobilindo. Jurnal SIMETRIS. Volume 7 No. 2. Sari, Winda Kurnia dan Ken Ditha Tania. 2014. Penerapan Knowledge Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. Jurnal Sistem Informasi. Volume 6 No. 2
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional