Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

MANAJEMEN STRATEGIK

Disusun Oleh :
Peni Yuniwati, S.ST. Keb
NIM 21.61.0253
PENGERTIAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
DAN RUANG LINGKUPNYA

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), dalam Kusumadmo (2013),


knowledge management adalah proses penerapan pendekatan sistematis untuk
menangkap, menstruktur, mengelola, dan menyebarkan pengetahuan di seluruh
organisasi agar dapat digunakan untuk bekerja lebih cepat, menggunakan kembali
'best practice', dan dapat mengurangi biaya mahal dari proyek ke proyek yang sudah
pernah dikerjakan. Joshi (2001) dalam Kusumadmo (2013), perilaku knowledge
management diidentifikasi sebagai urutan aktivitas-aktivitas knowledge yang
menjelaskan maksud dari knowledge management itu sendiri. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa faktor faktor dan sumber-sumber knowledge management
berperan dalam membentuk perilaku-perilaku knowledge management. James
(2004), dalam Kusumadmo (2013), menyatakan knowledge management adalah
penciptaan, pengumpulan, dan konversi pengetahuan individual menjadi
pengetahuan organisasional.
King, W.R. (2009), menyatakan dasar dari knowledge management adalah
sebagai manusia tidak mampu untuk menggambarkan secara utuh potensi otak
secara maksimal, organisasi secara keseluruhan juga tidak mampu secara penuh
memanfaatkan pengetahuan yang mereka miliki. Melalui knowledge management,
organisasi mencoba belajar atau menciptakan pengetahuan yang berguna,
berpotensi dan membuat itu tersedia untuk siapapun dapat menggunakannya di satu
waktu dan tempat yang tepat guna meraih penggunaan yang efektif dalam rangka
positif memberi perubahan bagi performa organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
knowledge management adalah kumpulan proses yang dikembangkan didalam
organisasi untuk menciptakan, memelihara, menyebarkan pengetahuan suatu
organisasi.
Menurut Gloet & Terziovski (2004), knowledge management adalah akses
ke keahlian, pengetahuan dan keahlian yang menyediakan kemampuan baru,
memungkinkan kinerja yang lebih baik, mendorong maju dan inovasi, dan
meningkatkan nilai pelanggan. Darroch dan McNaughton (2002) dalam Hilmi A.,
et al. (2009), menyatakan bahwa knowledge management merupakan fungsi
manajemen yang menciptakan pengetahuan, mengelola aliran pengetahuan dan
memastikan bahwa pengetahuan secara efektif dan efisien digunakan untuk
kepentingan jangka panjang organisasi. Dalam hal ini knowledge management
menunjukan bahwa pengelolaan keahlian dan pengetahuan secara efisien dan
efektif dapat menyediakan kemampuan baru, memungkinkan kinerja yang lebih
baik, dan dapat digunakan untuk kepentingan jangka panjang suatu organisasi.
Sedangkan Hildreth, P.J. & Kimble, C., (2002), dalam Pawit (2012), menyatakan
knowledge management adalah proses manajemen mengenai orang dengan segala
keunikannya, keahliannya, dan pengalamannya.
Davidson dan Voss (2002) mendefinisikan knowledge management sebagai
sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan
kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Davidson dan Voss
juga menyatakan bahwa knowledge management merupakan suatu proses yang
menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali di mana aset intelektual
kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan untuk
dikembangkan. Jan Hidajat dan Donald (2006) berpendapat bahwa Knowledge
management merupakan “suatu proses sistematik untuk menemukan memilih,
mengorganisasikan, menyarikan, dan menyajikan informasi dengan cara tertentu”.
Knowledge Management adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan
yang berguna dalam organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi
antar personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan menggalakan saling
berbagi knowledge. Dimana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan
peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada. Hal ini disarikan dari pendapat McInerney.
Knowledge Management adalah salah cara untuk membiasakan
berkomunikasi dan berbagi pengetahuan antar anggota organisasi sehingga setiap
anggota mendapatkan kesempatan belajar (Sari dan Tania, 2014). Menjaga
knowledge organisasi adalah salah satu cara untuk mempertahankan nilai-nilai
organisasi, sehingga kualitas kinerja anggota organisasi dapat dipertahankan untuk
menghadapi persaingan bisnis. Sumber knowledge yang terstruktur dengan baik
akan memudahkan perusahaan beradapatasi dengan perubahan lingkungan bisnis
sehingga produktivitas perusahaan meningkat (Octaria dan Ermatita,2017). Pada
prinsipnya Knowledge Management System bertujuan untuk memperbaiki
komunikasi sehingga dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan
menumbuhkan budaya sharing knowledge antar individu didalam suatu organisasi
(Akbar, 2018).
Mengutip dari pendapat Davenport dan Prusak, knowledge management
difokuskan pada proses dan mekanisme oleh organisasi atau stakeholder external.
Kemampuan untuk berbagi pengalaman internal yang baik, dianggap penting untuk
kinerja organisasi secara keseluruhan. Michael et al (2009) juga mengemukakan
bahwa memanfaatkan pengetahuan external sangat penting dalam mengarahkan
inovasi produk baru serta kinerja organisasi secara umum. Menurut Rigby (2009)
dalam buku Dalkir (2011:5-6), Knowledge Management mengembangkan sistem
dan proses untuk mendapatkan dan berbagi aset kepandaian. Ini meningkatkan
generasi berdasarkan kegunaan, dapat dipertanggungjawabkan, dan informasi
penuh arti, dan mencari agar meningkatkan kedua hal, individu serta kelompok
belajar. Selain itu dapat memaksimalkan nilai dari sebuah dasar kepandaian
organisasi melewati fungsi berbeda dan lokasi berbeda. Knowledge Management
mengatur bahwa keberhasilan bisnis berupa koleksi bukan produk tapi dasar
pengetahuan khusus. Kepandaian adalah kunci yang akan memberikan daya saing
perusahaan.
Menurut Grey (1996) di dalam buku Dalkir (2011:5) Knowledge
Management merupakan penggabungan dan pendekatan terpadu untuk membuat,
menangkap, organisasi, jalan masuk, dan kegunaan dari kepandaian aset
perusahaan. Menurut Turban, et al (2010:41), Knowledge Management merupakan
sebuah proses membantu identitas perusahaan, memilih, mengatur, menyebarkan,
dan mengirim informasi penting serta keahlian termasuk bagian dari ingatan
organisasi yang terletak secara khas dalam organisasi di area tersusun. Menurut
Chen et al (2010), menekankan bahwa knowledge management adalah proses
aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun tidak berurusan
dengan sifat istimewa dari berbagai jenis pengetahuan, atau relative pentingnya
pengetahuan yang berbeda dalam suatu organisasi. Definisi lain tentang knowledge
management adalah sebagai proses yang menciptakan atau menempatkan
pengetahuan, mengelola penyebaran serta penggunaan pengetahuan dalam
organisasi, teori ini dikutip dari Darroch. Dari penelitian tentang menujukan,
knowledge management secara positif terkait dengan keberhasilan suatu organisasi,
terutama di perusahaan manufactur (Gregory, et al, 2010).
Bila dilihat dari istilahnya, knowledge management dapat diartikan sebagai
pengelolaan dari pengetahuan. Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh
Bergeron (2003), knowledge management merupakan suatu kemampuan untuk
menangkap, menyimpan, serta mengakses secara selektif pengetahuan-
pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan dan pembuatan keputusan dari
manajer dan karyawan untuk tindakan yang bersifat individu ataupun kelompok.
Bergeron (2003) juga menyatakan bahwa knowledge management dari sudut
pandang bisnis memiliki arti yang berbeda yaitu merupakan sebuah strategi
optimisasi bisnis yang sistematis dan penuh pertimbangan untuk memilih,
menyaring, menyimpan, mengorganisir, dan mengkomunikasikan informasi yang
penting bagi bisnis dalam perusahaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan
kinerja karyawan dan kekompetitifan dari perusahaan.
Selain itu, Groff & Jones (2003) menyatakan bahwa knowledge
management merupakan alat, teknik, dan juga strategi yang digunakan untuk
memelihara, menganalisis, mengorganisir, mengembangkan, dan membagi
keahlian bisnis. Jadi dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa knowledge
management merupakan pengelolaan yang terorganisir dari pengetahuan-
pengetahuan yang ada sehingga pengetahuan tersebut dapat digunakan dan
bermanfaat secara efektif untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada suatu
perusahaan. Pada dasarnya, knowledge management merupakan sebuah konsep
untuk mengelola pengetahuan yang ada agar pengetahuan tersebut tidak hilang dari
sebuah perusahaan. Untuk itu, sebaiknya dipahami dulu pengertian yang
sesungguhnya dari istilah pengetahuan untuk lebih memahami konsep ini. Menurut
Groff & Jones (2003), pengetahuan dapat diartikan sebagai suatu informasi yang
telah dikombinasikan dengan pemahaman dan juga kemampuan, pengetahuan
terletak di dalam pikiran manusia, pengetahuan juga dapat menyediakan
kemampuan memprediksi yang berasal dari pengenalan suatu pola. Groff & Jones
(2003) juga membagi pengetahuan ke dalam dua jenis, yaitu tacit knowledge dan
explicit knowledge. Menurut mereka, tacit knowledge merupakan pengetahuan
yang bersifat personal yang didapatkan dari pengalaman individu dan faktor yang
berhubungan seperti nilai, sudut pandang, dan juga kepercayaan personal. Tacit
knowledge merupakan pengetahuan yang sulit untuk dibagikan ke orang lain.
Sedangkan explicit knowledge dapat dikatakan sebagai tacit knowledge yang telah
didokumentasikan dan diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan jauh lebih
mudah untuk dibagikan antar individu. Membuat tacit knowledge menjadi explicit
adalah salah satu fungsi dari strategi knowledge management.
Manajemen pengetahuan memiliki peranan dalam mendorong terciptanya
inovasi perusahaan (Ode & Ayavoo, 2019; Cillo et al., 2018). Manajemen
pengetahuan mendorong karyawan meningkatkan produktifitas dan berfikir logis
sehingga meningkatkan kreativitas dan inoatif. Agar tercapainya tujuan organisasi
yang inovatif, maka perlu dibangun knowledge sharing (berbagi pengetahuan).
Keuntungan dari knowledge adalah seseorang mampu menindak lanjuti atau
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar bertindak dalam pengambilan
keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu (Mohammed et al.,
2017). Perlu menjadi perhatian bahwa Kemampuan organisasi untuk menggunakan
dan memanfaatkan pengetahuan secara efektif sangat tergantung pada sumber daya
manusianya, bagaimana menciptakan, berbagi, dan menggunakan pengetahuan.
Manajemen pengetahuan terlihat dalam pengelolaan proses pembuatan,
penyimpanan, akses, dan penyebaran sumber daya organisasi. Organisasi harus
mempertimbangkan tujuan utama agar dapat meningkatkan kapasitas individu dan
penambah pengetahuan organisasi (Antunes & Pinheiroc, 2019). Gunjal, B. (2005)
menyatakan bahwa pengetahuan merupakan sumber daya utama dan memiliki
peran penting untuk pencapaian keunggulan kompetitif berkelanjutan dan
pencapaian kinerja. Sebagai salah satu aset kompetitif, pengetahuan harus dimiliki
setiap individu untuk dapat mengembangkan keterampilan, sehingga melalui
penguasaan pengetahuan dan keterampilan individu dapat mengelola karir mereka
sendiri. Oleh karenanya pengetahuan harus dikelola melalui sistem knowledge
management.
DAFTAR PUSTAKA
Khairawati, Salihah,dkk. 2021. Dampak Knowledge Management Terhadap
Kinerja Karyawan: Sebuah Pendekatan Manajemen Islam. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam. Volume 7 No. 02.
Darudiato, Suparto dan Lince Suryadi. 2013. Knowledge Management: Tinjauan
Pemberdayaan Pada Perusahaan Umumnya. Jurnal ComTech. Volume 4 No.
2.
Anardani, Sri, dkk. 2021. Perancangan Knowledge Management System Berbasis
Web Pada Tenaga Kependidkan Fakultas Teknik Universitas Pgri Madiun.
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Volume 8 No. 1 Halaman
77 – 84.
Ramadi, Rikaro. 2016. Penerapan Knowledge Management System Pada
Perusahaan Otomotif : Studi Kasus Pt. Astrido Jaya Mobilindo. Jurnal
SIMETRIS. Volume 7 No. 2.
Sari, Winda Kurnia dan Ken Ditha Tania. 2014. Penerapan Knowledge
Management System (KMS) Berbasis Web Studi Kasus Bagian Teknisi dan
Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. Jurnal Sistem
Informasi. Volume 6 No. 2

Anda mungkin juga menyukai