NIM : 041169554
Tugas : Manajemen Perubahan ke (3)
Pengetahuan tidak hanya berupa data dan informasi saja, tetapi perlu transfer pengetahuan dari karyawan ke
dalam sistem sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan putusan.
Persaingan bisnis menuntut organisasi untuk terus kompetitif, sehingga bisnis yang berjalan dapat berubah
dengan cepat. Para pengambil putusan menyadari hal tersebut dan mereka perlu mengembangkan
pengetahuan dan strategi untuk mendukung pengambilan keputusan. Di sinilah peran kecerdasan buatan dan
teknologi informasi dalam membangun sebuah sistem baru yang dapat menangkap, menyimpan, membagi,
memberikan solusi data dan informasi serta pengetahuan. Struktur Organisasi yang begitu kompleks
menyebabkan pengetahuan menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk menentukan, berbagi dan menggunakan
kembali pengetahuan tersebut yang dikatakan oleh Zack (dalam Natalea, 2010). Ketika learning organization
telah menjelma, dalam wujud yang sempurna, maka ia ibarat sebuah taman impian. Itulah taman yang
menjadikan semua anggota berkeinginan untuk terus menerus belajar dan dengan penuh semangat saling
berbagi pengetahuan serta pengalaman. Sebuah taman semakin berat maka diperlukan perubahan paradigma
diorganisasi.tempat semua anggota dinaungi spirit keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.
Organisasi Pembelajar
Secara general konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk terus menerus
melakukan proses pembelajar (self-learning) sehingga organisasi tersebut memiliki kecepatan berpikir dan
bertindak dalam merespon beragam perubahan yang muncul (Tjakraatmadja & Lantu, 2006). Dalam konteks
riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit dari kekalahan
suatu persaingan bisnis dan yang harus dilakukan untuk membangun learning organization yang tangguh
adalah dengan membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini penting sebab proses
pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang kokoh diantara para karyawan
apapun levelnya.
Untuk bertukar gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal learning
(pembelajaran informal). Proses pembelajaran informal layak disebut sebab berdasarkan riset kegiatan ini
memiliki peran yang amat signifikan dalam mengembangkan kemampuan belajar organisasi dan bahkan acap
lebih efektif dibanding proses formal learning di antara para karyawan bisa berlangsung lebih terpadu. Di sini
peran knowledge management menjadi amat kritikal, sebab melalui mekanisme inilah proses pembelajaran
dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa dikelola secara efektif dan
didisain agar selaras dengan arah strategi perusahaan. Tentu saja proses penumbuhan learning organization
yang solid tidak bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika mampu benar-benar diwujudkan, maka fantansi
tentang hadirnya taman impina bisa menjadi kenyataan. Itulah taman tempat setiap individu bisa terus belajar
bergerak membangun peradaban yang agung nan mulia.
Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) organisasi sejatinya sangat mirip dengan manusia. Bukankah pada
hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan tujuan, sistem, struktur dan kultur tertentu, agar
organisasi berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif, organisasi mesti memiliki otak yang cemerlang
atau memiliki IQ (Intelligence Question) yang tinggi. Untuk memperoleh IQ yang tinggi terdapat dua
persyaratan yaitu: (1) mempunyai tradisi sebagai organisasi pembelajaran (learning organization); (2)
mempunyai kemampuan untuk mengelola pengetahuan (knowledge management) dengan baik. Dalam
organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara
berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan
pendekatan ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah
informasi menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan
organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah dengan sistem tertentu yang
memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
Perkembangan perekonomian ke arah globalisasi yang diindikasikan dengan perkembangan pesat dalam
teknologi informasi dan teknologi komunikasi, membawa dampak pada pentingnya pengembangan sumber
daya manusia atau karyawan yang berbasis pengetahuan (knowledge based worker) untuk kmenunjang setiap
aktivitas dalam organisasi. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi menuntut penguasaan teknologi untuk
diaplikasikan dalam aktivitas organisasi, sehingga dapat diperoleh manfaat dari teknologi tersebut. Di sisi lain,
globalisasi telah mengubah pandangan masyarakat bisnis dunia menjadi knowledge society dan membawa
dampak pada berkembangnya persaingan berbasis pengetahuan (knowledge based competition). Untuk
merespon perubahan tersebut, diperlukan pengelolaan pengetahuan yang baik dan benar di dalam organisasi
sehingga efektifitas dan kinerja organisasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk
intangible asset yang sangat berperan dalam persainga yang dialami organisasi. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan karyawan dalam organisasi, maka semakin mudah untuk mengikuti perubahan sesuai dengan
tugasnya. Manajemen pengetahuan sebagai proses dimana organisasi mengumpulkan aset pengetahuan
(knowledge asset) dan menggunakannya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dengan pengembangan
pengetahuan yang dimiliki, karyawan akan mengetahui atau memahami apa yang dibutuhkan untuk mampu
mengerjakan tugasnya dengan baik. Ketika organisasi melakukan investasi yang besar terhadap usaha
mengumpulkan aset pengetahuan (knowledge asset), maka organisasi harus dapat mengetahui seberapa
besar dampak dari implementasi manajemen pengetahuan terhadap kinerja organisasi dan yakin bahwa apa
yang dilakukan organisasi dalam rangka mengumpulkan aset pengetahuan sejalan dengan visi dan misi
organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat pentingbbagi
kemajuan perilaku karyawan yang juga berdampak pada kinerja organisasi.
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA
Untuk itu diperlukan kerangka budaya baru perusahaan yang disesuaikan dengan nuansa kompetisi yang
dihadapi Telkom serta diberlakukan sebagai landasan bagi proses transformasi budaya secara menyeluruh.
The Telkom Way memberikan pemahaman atas konsepsi budaya perusahaan agar diperoleh kesamaan
persepsi serta keseragaman pola pengembangannya. Pengembangan Budaya Korporasi di Telkom adalah
untuk menggugah kesadaran seluruh komponen organisasi tentang pentingnya budaya korporasi dalam
memelihara daya tahan dan mensinergikan daya saing, terbentuknya keselarasan budaya perusahaan dengan
strategi perusahaan dan terbangunnya competitive advantage melalui penguatan nilai-nilai yang telah
dirumuskan dalam budaya korporasi The Telkom Way.
Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan mulai tahun 2003, Telkom juga telah melakukan
restrukturisasi internal dengan membangun pola kepemimpinan transformasional dan melakukan penyesuaian
kompensasi kepada segenap karyawannya, dua hal yang diyakini mampu memberikan stimulan bagi
pengembangan sumber daya manusia dan tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan strategi perusahaan
dalam mencapai dan menjaga sustainable growth, upaya pemenangan persaingan dikondisikan melalui
pendekatan customer centric sehingga perlu dilakukan perubahan yang fundamental dalam pengorganisasian
dan pengendalian aktivitas bisnis perusahaan pada seluruh unit bisnis.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi. Forum dalam
knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal. Forum formal yaitu pertemuan
rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi operasional, serta inisiatif strategis
perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-
learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan
training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses bisnis
perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan memperoleh ide-ide
baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang tersedia.
Apa yang dilakukan Telkom memenuhi semua karakteristik yang ada menurut Harvey & Brown.
Bahwa Perubahan terencana hingga menggunakan metode ilmiah dalam perencanannya. Yang
paling terlihat ialah Pendekatan system, diantaranya knowledge sharing, knowledge acquisition,
knowledge utilization.
2 Berdasarkan kasus di atas, jelaskan shared vision dari Telkom sebagai organisasi
25
. pembelajar!
Jawaban :
Shared vision ini menyangkut bagaimana setiap orang berbagi visi bersama tentang masa depan.
Kepemimpinan merupakan kunci dalam menciptakan dan mengkomunikasikan visi tersebut. Dari
kasus di atas Telkom sebagai organisasi pembelajar memiliki visi bersama to become a leading
InfoCom player in the region. TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai
perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke
kawasan Asia Pasifik.
3 Berdasarkan informasi pada artikel di atas, disebutkan bahwa:
. Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas
belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran
organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan
Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi
menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan
25
kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah
dengan sistem tertentu yang memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
Dari deskripsi tersebut, berikan simpulan tentang subsistem Pembelajaran, khususnya
pada Subsistem Pengetahuan pada organisasi pembelajar, dengan mengaitkan
penjelasan yang ada di BMP modul 5.
Jawaban :
Simpulan yang dapat diambil ialah organisasi pembelajar secara terencana dan terus menerus
memfasilitasi anggotanya agar berkembang dan mentransformasi diri dalam usaha meningkatkan
kinerja sesuai dengan kebutuhan organisasi. Saat ini ada banyak pendapat yang menyamakan
antara organizational learning dan learning organization, hal itu merupakan salah kaprah. Untuk
menghindari kerancuan definisi seperti tersebut di atas, klarifikasi tentang pengertian masing
masing istilah sangat penting dikedepankan. Organizational learning diterjemahkan sebagai
pembelajaran organisasional atau pembelajaran dalam organisasi di mana lebih menekankan pada
aspek pembelajaran yakni proses pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
learning organization diterjemahkan menjadi organisasi pembelajar menekankan pada organisasi
tempat pembelajaran tersebut berlangsung. Untuk menjadi organisasi pembelajar yang baik, ada
beberapa karakteristik yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh schein (1985) dan
marquardt (1996).
4 Berdasarkan artikel di atas, berikan simpulan tentang pentingnya knowledge
management sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sebuah
organisasi/perusahaan, lebih-lebih jika organisasi tersebut adalah organisasi yang 25
berbasis pengetahuan seperti Telkom. Lengkapi jawaban dengan memberikan ulasan
pelaksanaan knowledge management di Telkom.
Jawaban :
“Knowledge management” adalah sebuah konsep yang berasal dari tahun 1990an, ketika para
akademisi (terutama Nonaka, Takeuchi dan Davenport) mengembangkan gagasan tentang disiplin
ilmu baru ini. Salah satu tujuan utama Knowledge management adalah menggunakan praktik dan
teknologi perusahaan untuk memanfaatkan pengetahuan perusahaan. Sistem Knowledge
management tradisional difokuskan pada kemampuan untuk menangkap pengetahuan dalam
sistem terpusat dan membuatnya tersedia di kemudian hari. Namun, langkah pertama ini memiliki
sedikit keberhasilan sehingga pada awal Knowledge management tampak ditinggalkan.
Namun kemunculan Enterprise 2.0 (2006) telah memberi kehidupan baru pada Knowledge
management, berkat pergeseran fokus dari “pengetahuan” itu sendiri kepada individu-individu
yang memegang, berbagi dan menggunakannya. Dalam beberapa hal, praktik dan teknologi baru
yang diperkenalkan oleh kolaborasi sosial perusahaan telah menyimpang perspektif bagaimana
memanfaatkan pengetahuan karyawan melalui model baru untuk menciptakan, berbagi, dan
menggunakan pengetahuan. Efek “jaringan” ini memungkinkan menghubungkan orang dengan
tujuan berbagi pengetahuan, sehingga pengetahuan itu lebih mudah diakses.
Di bawah ini adalah 5 alasan penting kenapa Knowledge Management itu diperlukan bagi tiap
organisasi:
1. Mempercepat akses terhadap informasi dan pengetahuan
Knowledge Management mempermudah pencarian informasi atau orang yang memegang
informasi yang Anda butuhkan. Ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan memungkinkan
Anda bekerja lebih baik.
2. Meningkatkan proses pengambilan keputusan
Karyawan dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan dengan mengakses
pengetahuan seluruh organisasi saat mereka membutuhkannya. Saat membuat keputusan, alat
kolaborasi perusahaan memfasilitasi akses terhadap pendapat dan pengalaman orang yang
berbeda, yang dapat memberi kontribusi perspektif tambahan pada pilihan yang dibuat.
3. Menciptakan inovasi dan perubahan
Aktifkan dan dorong pembagian gagasan, kolaborasi dan akses terhadap informasi
terbaru. Knowledge Management memungkinkan individu untuk merangsang inovasi dan
perubahan yang dibutuhkan untuk mengembangkan organisasi dan memenuhi kebutuhan bisnis
yang terus berubah.
4. Meningkatkan efisiensi tiap unit operasi dan proses bisnis organisasi
Dengan akses informasi dan sumber daya yang lebih cepat ke seluruh organisasi, pekerja dapat
bertindak cepat. Sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey & Co pada bulan November 2011,
dimana lebih dari 4.200 eksekutif diwawancarai di seluruh dunia, menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi kolaborasi sosial telah memperbaiki proses bisnis dan kinerja organisasi
secara umum.
5. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Berbagi pengetahuan dan kolaborasi silang membantu meningkatkan nilai yang ditawarkan
kepada pelanggan. Organisasi mampu memberikan jawaban lebih cepat atau mempersingkat
waktu yang diperlukan untuk memperbaiki produk atau layanan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal.
Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit,
performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam
knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum,
rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses
bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang tersedia.”
Skor Total 100