Anda di halaman 1dari 13

Nama : Maria Damanik

Nim : 042841029
TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE MK MANAJEMEN PERUBAHAN (EKMA4565)
Setiap organisasi tidak dapat menggantungkan pada kelemahan pihak lain dan memanfaatkan
kecerdasannya maka diperlukan kemampuan dalam mengelola pengetahuan dan menjadikannya sebagai
organisasi pembelajar. Sedangkan organisasi pembelajar yang berisi individu pembelajar dan di dukung
oleh infrastruktur yang kuat dapat menjalankan visi misi dengan sukses. Individu pembelajar harus
mengembangkan ilmu dan membangun peradaban bukan hanya tetap eksis tetapi harus mampu
berkembang dan menjadi tangguh serta dapat bertahan di era yang penuh dengan ketidakpastian ini.
Penumbuhan iklim organisasi pembelajaran harus dibarengi dengan penciptaan mekanisme yang bisa
mendorong kegiatan proses pembelajaran diantara para individu bisa berlangsung lebih terpadu. Disini
peran knowledge management atau manajemen pengetahuan menjadi amat kritikal sebab melalui
mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap
individu bisa dikelola secara efektif dan didesain agar selaras dengan arah strategi organisasi.

Pengetahuan tidak hanya berupa data dan informasi saja, tetapi perlu transfer pengetahuan dari karyawan
ke dalam sistem sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan
putusan. Persaingan bisnis menuntut organisasi untuk terus kompetitif, sehingga bisnis yang berjalan
dapat berubah dengan cepat. Para pengambil putusan menyadari hal tersebut dan mereka perlu
mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk mendukung pengambilan keputusan. Di sinilah peran
kecerdasan buatan dan teknologi informasi dalam membangun sebuah sistem baru yang dapat
menangkap, menyimpan, membagi, memberikan solusi data dan informasi serta pengetahuan. Struktur
Organisasi yang begitu kompleks menyebabkan pengetahuan menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk
menentukan, berbagi dan menggunakan kembali pengetahuan tersebut yang dikatakan oleh Zack (dalam
Natalea, 2010). Ketika learning organization telah menjelma, dalam wujud yang sempurna, maka ia
ibarat sebuah taman impian. Itulah taman yang menjadikan semua anggota berkeinginan untuk terus
menerus belajar dan dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Sebuah taman
semakin berat maka diperlukan perubahan paradigma diorganisasi.tempat semua anggota dinaungi spirit
keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.

Organisasi Pembelajar
Secara general konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk terus menerus
melakukan proses pembelajar (self-learning) sehingga organisasi tersebut memiliki kecepatan berpikir
dan bertindak dalam merespon beragam perubahan yang muncul (Tjakraatmadja & Lantu, 2006). Dalam
konteks riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit
dari kekalahan suatu persaingan bisnis dan yang harus dilakukan untuk membangun learning organization
yang tangguh adalah dengan membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini
penting sebab proses pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang
kokoh diantara para karyawan apapun levelnya.

Untuk bertukar gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal learning
(pembelajaran informal). Proses pembelajaran informal layak disebut sebab berdasarkan riset kegiatan ini
memiliki peran yang amat signifikan dalam mengembangkan kemampuan belajar organisasi dan bahkan
acap lebih efektif dibanding proses formal learning di antara para karyawan bisa berlangsung lebih
terpadu. Di sini peran knowledge management menjadi amat kritikal, sebab melalui mekanisme inilah
proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa dikelola
secara efektif dan didisain agar selaras dengan arah strategi perusahaan. Tentu saja proses penumbuhan
learning

1
organization yang solid tidak bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika mampu benar-benar
diwujudkan, maka fantansi tentang hadirnya taman impina bisa menjadi kenyataan. Itulah taman tempat
setiap individu bisa terus belajar bergerak membangun peradaban yang agung nan mulia.

Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) organisasi sejatinya sangat mirip dengan manusia. Bukankah
pada hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan tujuan, sistem, struktur dan kultur
tertentu, agar organisasi berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif, organisasi mesti memiliki otak
yang cemerlang atau memiliki IQ (Intelligence Question) yang tinggi. Untuk memperoleh IQ yang
tinggi terdapat dua persyaratan yaitu: (1) mempunyai tradisi sebagai organisasi pembelajaran (learning
organization); (2) mempunyai kemampuan untuk mengelola pengetahuan (knowledge management)
dengan baik. Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas belajar
ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh
yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan
organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan
meningkatkan kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah
dengan sistem tertentu yang memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya.

Kultur Organisasi dan Knowledge Management


Budaya organisasi adalah sebuah nilai yang dipegang oleh orang-orang dalam organisasi tersebut dan
merupakan pembeda dari organisasi lainnya. Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) kultur organisasi
adalah penggerak utama dalam laju bisnis organisasi. Untuk memulai sebuah knowledge management
dalam sebuah organisasi tidaklah mudah. Organisasi tersebut harus sudah memiliki sebuah kultur sharing
knowledge yang sudah berakar dan menjadi pola kerja para karyawannya. Organisasi yang telah
menerapkan hal ini dapat disebut sebagai Learning organization yaitu organisasi yang memberikan
kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut untuk terus belajar dan
memperluas kapasitas dirinya. Dia merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan
mengelola perubahan itu sendiri (managing change). Learning organization memiliki kemampuan untuk
belajar dan menfasilitasi aspek-aspek dari proses belajar dan bisa terus menerus melakukan perubahan
dengan demikian karyawan mempunyai semangat untuk terus menerus berkembang melakukan
perubahan-perubahan dan terus menerus. Perusahaan yang memiliki semangat “learning organization”
juga mempunyai karyawan yang bisa belajar dari kesalahan mereka, berbagi pengetahuan dengan
karyawan yang lain dan bisa berkomunikasi secara terbuka dengan karyawan lainnya. Dilihat dari level
managerial pun organisasi ini akan memiliki pemimpin yang bisa melatih, membantu, memberikan
motivasi, menjadi pendorong dalam pengambilan keputusan. Menurut Senge (1990) karyawan harus
merubah cara pandang mereka, harus bisa mengembangkan kemampuan dan harus siap berubah, bisa
mengerti keseluruhan dari fungsi organisasi dan merumuskan misi perusahaan sebagai bagian dari team.
Komponen dari suatu learning organization secara umum adalah terdiri dari learning (belajar),
organization (organisasi), people (orang), knowledge (pengetahuan) dan technology (teknologi),
komponen di atas sudah banyak diterapkan di banyak organisasi. Seperti yang diusulkan Senge, terdapat
lima unsur penting mesti diperhatikan dalam pembentukannya, yakni visi bersama yang mesti digapai,
model mental, keahlian personal, pembelajaran tim, dan berpikir sistematik. Mengingat pentingnya
learning organization dalam suatu perusahaan terlebih dalam pengembangan suatu knowledge
management maka diperlukan suatu keinginan dari perusahaan untuk meningkatkannya.

Hakekat Knowledge Management


Knowledge yang dibicarakan di sini bukanlah sain atau ilmu pengetahuan dikutip dari Munir (2008)
menyatakan bahwa “Pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan ketrampilan yang

2
digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah.” Definisi yang lebih mengarah menjelaskan bahwa
pengetahuan adalah “informasi yang terstruktur dan terpakai secara merata dan digunakan untuk
memberikan arahan agar terjadi proses transformasi (proses kerja) yang efisien dan efektif, sekaligus
informasi itu pula dibutuhkan untuk pengendalian hasil yang dikutip dari Tjakraatmadja & Lantu (2006).
Faktor efektif menjadi amat menentukan dan suatu informasi dapat menjadi pengetahuan jika memiliki
kapasitas untuk melakukan tindakan atau memecahkan masalah secara efektif.

Perkembangan perekonomian ke arah globalisasi yang diindikasikan dengan perkembangan pesat dalam
teknologi informasi dan teknologi komunikasi, membawa dampak pada pentingnya pengembangan
sumber daya manusia atau karyawan yang berbasis pengetahuan (knowledge based worker) untuk
kmenunjang setiap aktivitas dalam organisasi. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi menuntut
penguasaan teknologi untuk diaplikasikan dalam aktivitas organisasi, sehingga dapat diperoleh manfaat
dari teknologi tersebut. Di sisi lain, globalisasi telah mengubah pandangan masyarakat bisnis dunia
menjadi knowledge society dan membawa dampak pada berkembangnya persaingan berbasis
pengetahuan (knowledge based competition). Untuk merespon perubahan tersebut, diperlukan
pengelolaan pengetahuan yang baik dan benar di dalam organisasi sehingga efektifitas dan kinerja
organisasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk intangible asset yang sangat
berperan dalam persainga yang dialami organisasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawan dalam
organisasi, maka semakin mudah untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Manajemen
pengetahuan sebagai proses dimana organisasi mengumpulkan aset pengetahuan (knowledge asset) dan
menggunakannya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dengan pengembangan pengetahuan yang
dimiliki, karyawan akan mengetahui atau memahami apa yang dibutuhkan untuk mampu mengerjakan
tugasnya dengan baik. Ketika organisasi melakukan investasi yang besar terhadap usaha mengumpulkan
aset pengetahuan (knowledge asset), maka organisasi harus dapat mengetahui seberapa besar dampak
dari implementasi manajemen pengetahuan terhadap kinerja organisasi dan yakin bahwa apa yang
dilakukan organisasi dalam rangka mengumpulkan aset pengetahuan sejalan dengan visi dan misi
organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat
pentingbbagi kemajuan perilaku karyawan yang juga berdampak pada kinerja organisasi.

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Telkom, Organisasi Pembelajar


Telkom telah memasuki bisnis telekomunikasi di era kompetisi sehingga seluruh sendi aktivitas bisnis
dituntut untuk lebih mampu merespon kompetisi tersebut secara efektif. Telkom telah mencanangkan visi
untuk menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat, sehingga untuk mewujudkannya
diperlukan penyelarasan budaya korporasi dan kepemimpinan transformasional guna mengkondisikan
respon seluruh komponen organisasi pada model perilaku yang selaras dengan nilai-nilai inti yang
disesuaikan dengan strategi korporasinya sehingga mampu mensinergikan seluruh upaya pencapaian
tujuan secara efektif.
Visi TELKOM yaitu to become a leading InfoCom player in the region. TELKOM berupaya
untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia
Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
TELKOM memiliki misi memberikan layanan one stop InfoCom services with excellent
quality and competitive price and to be the role model as the best managed indonesian
corporation dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik,
berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.

3
TELKOM mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya
manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling
menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

Untuk itu diperlukan kerangka budaya baru perusahaan yang disesuaikan dengan nuansa kompetisi yang
dihadapi Telkom serta diberlakukan sebagai landasan bagi proses transformasi budaya secara
menyeluruh. The Telkom Way memberikan pemahaman atas konsepsi budaya perusahaan agar diperoleh
kesamaan persepsi serta keseragaman pola pengembangannya. Pengembangan Budaya Korporasi di
Telkom adalah untuk menggugah kesadaran seluruh komponen organisasi tentang pentingnya budaya
korporasi dalam memelihara daya tahan dan mensinergikan daya saing, terbentuknya keselarasan budaya
perusahaan dengan strategi perusahaan dan terbangunnya competitive advantage melalui penguatan nilai-
nilai yang telah dirumuskan dalam budaya korporasi The Telkom Way.

Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan mulai tahun 2003, Telkom juga telah melakukan
restrukturisasi internal dengan membangun pola kepemimpinan transformasional dan melakukan
penyesuaian kompensasi kepada segenap karyawannya, dua hal yang diyakini mampu memberikan
stimulan bagi pengembangan sumber daya manusia dan tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan strategi
perusahaan dalam mencapai dan menjaga sustainable growth, upaya pemenangan persaingan
dikondisikan melalui pendekatan customer centric sehingga perlu dilakukan perubahan yang
fundamental dalam pengorganisasian dan pengendalian aktivitas bisnis perusahaan pada seluruh unit
bisnis.

Manajemen Pengetahuan di Telkom


Secara umum, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah menerapkan manajemen pengetahuan. PT
Telekomunikasi Indonesia, Tb adalah perusahaan publik yang berlatar belakang perusahaan negara
(Badan Usaha Milik Negara–BUMN). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga merupakan salah satu
perusahaan yang menerapkan manajemen pengetahuan yang cukup berkembang dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan diterimanya penghargaan berupa MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises) oleh
sebuah organisasi konsultan, yaitu Dunamis (pemegang lisensi Stephen Covey di Indonesia), yang
memberikan penghargaan tahunan bagi perusahaan di Indonesia yang dianggap terbaik dalam penerapan
manajemen pengetahuan.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki sasaran visi dan misi yang ingin dicapai. Untuk mencapai
sasarannya, perusahaan merancang suatu strategi. Strategi perusahaan merupakan salah satu fondasi yang
harus tetap diacu dalam implementasi setiap inisiatif-inisiatif suatu organisasi, termasuk di dalamnya
inisiatif implementasi manajemen pengetahuan.
Pengetahuan merupakan aset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang kontinu.
Keunggulan kompetitif tersebut diperoleh dari dampak implementasi manajemen pengetahuan terhadap
kinerja organisai di berbagai bidang, diantaranya bidang operasi dan pelayanan, bidang pengembangan
kompetensi inti, bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan, dan bidang inovasi dan pengembangan
produk. Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis dan
keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian,
dan pengaplikasian semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:
1. Knowledge Acquisition
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan strategis,
pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar bahwa mereka perlu
mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika proses interaksi antara eksekutor
(knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge seller) berlangsung dengan efektif yang
ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari

4
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari brainware/knowledge
worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari konsumen dan eksternal
perusahaan.

2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal. Forum
formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi
operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing
berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin, informal
meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses bisnis
perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang tersedia.

Pembelajaran Organisasi di Telkom


PT. Telkom merasakan tantangan besar dalam menghadapi dinamika dan kompleksitas lingkungan bisnis
yang menuntut peran yang lebih besar dalam pembelajaran organisasinya. Organisasi yang menerapkan
keunggulan mengharuskan organisasi belajar secara terus menerus dan mentransformasikan diri pada
lingkunga organisasi. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat perusahaan dituntut secara
terus- menerus dan mampu melakukan perbaikan terhadap sumber daya dan modal intelektual atau
kapabilitas yang dimiliki perusahaan, karena sumber daya dan modal intelektual perusahaan merupakan
fondasi dan pilar strategi dalam perusahan, tanpa sumber daya dan modal intelektual yang unggul
perusahaan akan menghadapi banyak permasalahan dalam menghadapi persaingan di pasar.Keunikan
sumber daya dan kapabilitas perusahaan apabila dikelola dan dimobilisasi dengan baik dan tidak dimiliki
oleh kompetitor lain akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang sustainable/berkelanjutan dalam
perusahaan yang mampu memenangkan persaingan dalam pasar. Hasil kajian Astuti, Hendri and Nim
(2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran organisasi dan modal intelektual menpunyai korelasi kuat,
berpengaruh signifikan dan positif; pengaruh Pembelajaran Organisasi terhadap Keunggulan Bersaing
mempunyai korelasi kuat, berpengaruh signifikan dan positif; sedangkan pengaruh Modal Intelektual
terhadap Keunggulan Bersaing mempunyai berkorelasi kuat, berpengaruh signifikan dan positif. Dalam
perhitungan analisis korelasi parsial dan simultan diperoleh hasil bahwa bahwa pengaruh secara parsial
lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh simultan pada Pembelajaran Organisasi dan Modal Intelektual.

Sumber: Andria dan Trisyulianti (2011); Sugandi (2011); Astuti, Hendri and Nim, (2011)

5
PERTANYAAN

1. Jelaskan karakteristik pengembangan organisasi/organization development (OD) pada


25
Telkom!
2. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan shared vision dari Telkom sebagai organisasi
25
pembelajar!
3. Berdasarkan informasi pada artikel di atas, disebutkan bahwa:
Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas belajar
ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah
satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi
pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang
berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi. Boleh
25
dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah dengan sistem tertentu yang
memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan
kemampuannya.
Dari deskripsi tersebut, berikan simpulan tentang subsistem Pembelajaran, khususnya
pada Subsistem Pengetahuan pada organisasi pembelajar, dengan mengaitkan
penjelasan yang ada di BMP modul 5.
4 Berdasarkan artikel di atas, berikan simpulan tentang pentingnya knowledge management
sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sebuah organisasi/perusahaan, lebih-lebih
jika organisasi tersebut adalah organisasi yang berbasis pengetahuan seperti Telkom. 25
Lengkapi jawaban dengan memberikan ulasan
pelaksanaan knowledge management di Telkom.
Skor Total 100

6
Jawab
1. karakteristik pengembangan organisasi/organization development (OD) pada Telkom sebagaimana
dikemukakan oleh Harvey & Brown (1996:4-5) adalah sebagai berikut :
Karakteristik Penjelasan Inti Pada Kasus Telkom
1. perubahan Perubahan bersifat “…Untuk melaksanakan strategi perusahaan
terencana terencana yang dalam mencapai dan menjaga sustainable
dilakukan oleh seorang growth, upaya pemenangan persaingan
manajer untuk dikondisikan melalui pendekatan customer
mencapai tujuan centric sehingga perlu dilakukan
organisasi perubahan yang
fundamental dalam
pengorganisasian dan pengendalian
aktivitas bisnis perusahaan pada
seluruh unit bisnis.”
“Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu
perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis
dan keunggulan kompetitif dapat
dilakukan dengan
mengoptimalkan proses penciptaan,
pengkomunikasian, dan pengaplikasian
semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam
rangka pencapaian tujuan
perusahaan”
2. pendekatan Perubahan dilakukan “…Akuisisi pengetahuan terjadi ketika
kolaboratif dengan pendekatan proses interaksi antara eksekutor
kolaboratif dan (knowledge buyer) dengan knowledge
melibatkan banyak pihak source (knowledge seller) berlangsung
terkait dengan efektif yang ditandai dengan
mengalirnya pengetahuan dari knowledge
source ke knowledge buyer. Knowledge
source ini berasal dari
brainware/knowledge worker (human
capital). Proses bisnis berupa inovasi yang
muncul dari konsumen dan eksternal
perusahaan.”
“Knowledge sharing melibatkan
komponen knowledge worker aplikasi
distribusi dan kolaborasi. Forum dalam
knowledge sharing dibagi menjadi dua,
yaitu forum formal dan forum informal.
Forum formal yaitu pertemuan rutin yang
dilaksanakan untuk membahas performansi
unit, performansi operasional, serta inisiatif
strategis perusahaan. Media yang digunakan
dalam knowledge sharing berupa online
(Kampiun, intranet/portal, dan e-learning)
dan offline (forum, rapat, team, buletin,
informal meeting, patriot pagi, counseling
and coaching, dan training). “

7
3. berorientasi Perubahan menekankan “Dalam menghadapi persaingan yang
kinerja pada cara untuk semakin ketat perusahaan dituntut
memperbaiki dan secara terus- menerus dan mampu
meningkatkan kinerja melakukan perbaikan terhadap sumber
daya dan modal intelektual atau kapabilitas
yang dimiliki perusahaan, karena sumber
daya dan modal intelektual perusahaan
merupakan fondasi dan pilar strategi dalam
perusahan, tanpa sumber daya dan modal
intelektual yang unggul perusahaan akan
menghadapi banyak
permasalahan dalam menghadapi persaingan
di pasar.”

4. berorientasi Perubahan menekankan “Telkom juga telah melakukan


humanism pada restrukturisasi internal dengan
peningkatan kesempatan membangun pola kepemimpinan
dan transformasional dan melakukan
penggunaan potensi penyesuaian kompensasi kepada
sumber daya segenap karyawannya, dua hal yang
diyakini mampu memberikan stimulan bagi
pengembangan sumber daya
manusia dan tujuan perusahaan”
“Knowledge creation terjadi ketika
karyawan memperoleh ide-ide baru
yang muncul saat karyawan menerapkan
pengetahuan yang tersedia.”
5. pendekatan Perubahan “…Keunikan sumber daya dan kapabilitas
sistem memperhatikan hubungan perusahaan apabila dikelola dan dimobilisasi
interrelasi dengan baik dan tidak dimiliki oleh
antar unit dan aktivitas kompetitor lain akan menghasilkan
sebagai satu kesatuan keunggulan kompetitif yang
sistem sustainable/berkelanjutan dalam
perusahaan yang mampu memenangkan
persaingan dalam pasar.”
6. menggunakan Perubahan menggunakan “Hasil kajian Astuti, Hendri and Nim
metode ilmiah pendekatan ilmiah (2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran
sebagai pendukung organisasi dan modal intelektual menpunyai
pengalaman praktis korelasi kuat, berpengaruh signifikan dan
positif; pengaruh Pembelajaran Organisasi
terhadap Keunggulan Bersaing mempunyai
korelasi kuat, berpengaruh signifikan dan
positif; sedangkan pengaruh Modal
Intelektual terhadap Keunggulan Bersaing
mempunyai berkorelasi kuat, berpengaruh
signifikan dan positif. Dalam perhitungan
analisis korelasi parsial dan simultan
diperoleh
hasil bahwa bahwa pengaruh secara parsial
lebih kecil dibandingkan dengan

8
pengaruh simultan pada Pembelajaran
Organisasi dan Modal Intelektual.”

2. Shared vision (Membangun visi bersama yaitu bagaimana setiap orang berbagi visi bersama tentang
masa depan. Kepemimpinan merupakan kunci dalam menciptakan dan mengkomunikasikan visi
tersebut. Namun, menurut Senge, kepemimpinan lebih sebagai yang bertanggung jawab atas
penciptaan struktur dan aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan total seseorang. Pemimpin
menciptakan visi namun rela membiarkan visi tersebut dirumuskan ulang oleh orang lain. Oleh karena
organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman
serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak
memiliki visi yang sama. Selain perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai
unit yang pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan organisasi
pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan
adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi. shared vision
dari Telkom sebagai organisasi pembelajar yaitu

“…….PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki sasaran visi dan misi yang ingin dicapai.
Untuk mencapai sasarannya, perusahaan merancang suatu strategi. Strategi perusahaan merupakan
salah satu fondasi yang harus tetap diacu dalam implementasi setiap inisiatif- inisiatif suatu organisasi,
termasuk di dalamnya inisiatif implementasi manajemen pengetahuan.”
“ Pengetahuan merupakan aset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang
kontinu. Keunggulan kompetitif tersebut diperoleh dari dampak implementasi manajemen pengetahuan
terhadap kinerja organisai di berbagai bidang, diantaranya bidang operasi dan pelayanan, bidang
pengembangan kompetensi inti, bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan, dan bidang inovasi
dan pengembangan produk. Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu perusahaan dalam
menciptakan nilai bisnis dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.”
“Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:
1. Knowledge Acquisition
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan strategis,
pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar bahwa mereka perlu
mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika proses interaksi
antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge seller)
berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari
brainware/knowledge worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari
konsumen dan eksternal perusahaan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan
kolaborasi. Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum
informal. Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit,
performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge
sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline

9
(forum, rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses
bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang
tersedia.”

3. simpulan tentang subsistem Pembelajaran, khususnya pada Subsistem Pengetahuan pada


organisasi pembelajar, dengan mengaitkan penjelasan yang ada di BMP modul 5 yaitu Subsistem
pembelajaran berkenaan dengan tingkat-tingkat pembelajaran, tipe dari pembelajaran yang krusial bagi
pembelajaran yang terorganisasi, dan keahlian kritis dalam pembelajaran yang terorganisasi.
Organisasi pembelajar termanifestasi melalui tiga tingkatan pembelajar yaitu individu, tim atau
kelompok, dan organisasi (Wang & Ahmed, 2003). Pada tingkatan individu, pembelajaran
dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan
oleh seseorang melalui pelatihan, belajar sendiri, pemahaman, observasi, dan refleksi diri. Tingkatan
kelompok atau tim dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi
oleh dan di dalam kelompok. Pembelajaran tim dapat terjadi melalui upaya-upaya penyelesaian
konflik dengan menyatukan sudut pandang yang berbeda ke dalam pemahaman yang dapat diterima
tanpa kompromi. Pembelajaran tim juga dapat terjadi melalui uji coba terhadap satu hipotesis atau
menemukan sesuatu yang baru, dua atau lebih orang atau tim berkomunikasi untuk mencapai satu
tujuan yang positif. Tingkatan organisasi sebagai bagian dari organisasi pembelajar berperan
menawarkan berbagai peluang untuk belajar. Melalui pembentukan divisi, departemen, komite, dan
tim kerja pada dasarnya merupakan sarana dan peluang bagi kelompok untuk belajar, mempercepat
proses pembelajaran, memperdalam pembelajaran, serta memperluas pembelajaran.
Pada Subsistem Pengetahuan, Marquardt (1996) menyatakan bahwa pengetahuan menjadi lebih
penting untuk organisasi dibanding sumber daya keuangan, menjual posisi, teknologi, atau aset
perusahaan lainnya. Pengetahuan dilihat sebagai sumber daya yang utama digunakan di dalam
penyelenggaraan organisasi. Kultur tradisi organisasi, teknologi, operasi, sistem dan prosedur adalah
semua keahlian dan pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan. Organisasi pembelajar yang
sukses secara sistematis memadu pengetahuan di seluruh organisasi melalui empat langkah sehingga
dapat dengan sukses diterapkan dan digunakan.

10
Dimensi kunci dari subsistem pengelolaan pengetahuan adalah penguasaan, penciptaan, penyimpanan,
transfer dan penggunaan. Akuisisi (penguasaan) berkenaan dengan pengumpulan informasi dan data
yang ada dari dalam dan luar organisasi. Penciptaan melibatkan pengetahuan baru yang diciptakan
dalam organisasi melalui wawasan dan pemecahan masalah. Penyimpanan adalah pengkodean dan
pemeliharaan pengetahuan berharga organisasi untuk akses yang mudah oleh anggota staf pada suatu
waktu dan dari mana pun. Transfer dan penggunaan termasuk mekanikal, elektronik, dan pergerakan
interpersonal dari informasi dan pengetahuan, secara sengaja dan tidak sengaja, di seluruh organisasi
serta aplikasinya dan kegunaannya oleh para anggota organisasi.

Dalam soal disebutkan, kutipan sebagai berikut : Dalam organisasi pembelajaran (learning
organization), komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh
anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda
dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi menjadi
pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi.
Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah dengan sistem tertentu yang
memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.

Simpulan yang dapat diambil dengan mengaitkan antara teori diatas yang ada di Buku Modul Bab 5,
dengan kutipan tersebut yaitu Subsistem pembelajaran berkenaan dengan tingkat- tingkat
pembelajaran, tipe dari pembelajaran yang krusial bagi pembelajaran yang terorganisasi, dan keahlian
kritis dalam pembelajaran yang terorganisasi. Sesuai dengan teori diatas bahwa organisasi
pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang berharga
(valued knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi, sehingga merupakan sarana
dan peluang bagi kelompok untuk belajar, mempercepat proses pembelajaran, memperdalam
pembelajaran, serta memperluas pembelajaran. Berkenaan dengan subsistem pengetahuan,
pengetahuan dilihat sebagai sumber daya yang utama digunakan di dalam penyelenggaraan organisasi,
sesuai dengan pernyataan diatas yaitu pengetahuan dalam organisasi pembelajaran merupakan
pengetahuan sebagai wadah dengan sistem yang memungkinkan anggota untuk terus belajar dan
meningkatkan kemampuan.

4. simpulan tentang pentingnya knowledge management sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
sebuah organisasi/perusahaan, lebih-lebih jika organisasi tersebut adalah organisasi yang berbasis
pengetahuan seperti Telkom yaitu Organisasi membutuhkan pengetahuan secara intensif dan oleh
karena itu knowledge worker menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Dalam perkembangannya
bukan hanya organisasi-organisasi yang secara natural memanfaatkan pengetahuan sebagai daya saing,
organisasi-organisasi lain pun mulai menciptakan pengetahuan untuk tujuan yang sama. Oleh karena
itu pada era pengetahuan seperti sekarang ini sering dikatakan, organisasi yang bisa bertahan hidup
dan meraih sukses hanyalah organisasi yang menjalankan aktivitasnya berbasis pengetahuan. Peran
pengetahuan di dalam organisasi tidak bisa diabaikan, semakin hari pengetahuan semakin menentukan
keberhasilan seseorang maupun organisasi/perusahaan karena hampir semua aspek kehidupan
organisasi dan bahkan kehidupan masyarakat sangat membutuhkan pengetahuan. Dalam konteks inilah
mengelola pengetahuan menjadi sebuah kebutuhan. tujuan sebuah organisasi membangun pengetahuan
tentunya bukan sekedar agar para pekerjanya memiliki pengetahuan tetapi organisasi sebagai
sebuah institusi juga memiliki

11
pengetahuan. Artinya pengetahuan yang semula hanya melekat pada diri para karyawan harus
dieksplisitkan sehingga bisa di-share kepada karyawan lain. Tujuannya manakala karyawan yang
memiliki pengetahuan meninggalkan organisasi tidak dengan sendirinya pengetahuan hilang dari
organisasi (Praise et al., 2006). Sebaliknya tujuan organisasi mengelola dan mengembangkan
pengetahuan adalah agar terbentuk knowledge organization dan organisasi memiliki daya saing untuk
mencapai tujuan.
Untuk organisasi yang berbasis pengetahuan seperti Telkom, pengetahuan merupakan input sekaligus
output, sementara proses penciptaan dan desiminasinya dilakukan oleh para pengembang yang tidak
lain adalah orang-orang yang berpengetahuan (knowledge worker). Disamping itu, pengembang yang
sekaligus menjadi tempat menyimpan, menciptakan, mengemas dan mengaplikasikan pengetahuan
baru (Davenport, et al., 1996). Karena itu pulalah pengembang memiliki peran penting dan menjadi
penentu dalam kemajuan organisasi Telkom.

Ulasan pelaksanaan knowledge management di Telkom :


“Secara umum, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah menerapkan manajemen
pengetahuan. PT Telekomunikasi Indonesia, Tb adalah perusahaan publik yang berlatar belakang
perusahaan negara (Badan Usaha Milik Negara–BUMN). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga
merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan manajemen pengetahuan yang
cukup berkembang dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya penghargaan berupa
MAKE (Most Admired Knowledge Enterprises) oleh sebuah organisasi konsultan, yaitu
Dunamis (pemegang lisensi Stephen Covey di Indonesia), yang memberikan penghargaan tahunan
bagi perusahaan di Indonesia yang dianggap terbaik dalam penerapan manajemen pengetahuan.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki sasaran visi dan misi yang ingin dicapai. Untuk mencapai
sasarannya, perusahaan merancang suatu strategi. Strategi perusahaan merupakan salah satu fondasi
yang harus tetap diacu dalam implementasi setiap inisiatif- inisiatif suatu organisasi, termasuk di
dalamnya inisiatif implementasi manajemen pengetahuan.
Pengetahuan merupakan aset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang
kontinu. Keunggulan kompetitif tersebut diperoleh dari dampak implementasi manajemen pengetahuan
terhadap kinerja organisai di berbagai bidang, diantaranya bidang operasi dan pelayanan, bidang
pengembangan kompetensi inti, bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan, dan bidang inovasi
dan pengembangan produk. Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu perusahaan dalam menciptakan
nilai bisnis dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan mengoptimalkan proses penciptaan,
pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan.
Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:
1. Knowledge Acquisition
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan strategis,
pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar bahwa mereka perlu
mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika proses interaksi antara
eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge seller) berlangsung dengan
efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari knowledge source ke knowledge
buyer. Knowledge source ini berasal dari

12
brainware/knowledge worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari
konsumen dan eksternal perusahaan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal. Forum
formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi
operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing
berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin,
informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses
bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang
tersedia.”

Demikian disampaikan, mohon koreksi jika ada kesalahan.


Wassalamualaikum wr. wb.

DAFTAR PUSTAKA :
Sobirin, Achmad. 2019. Manajemen Perubahan (Modul 5 dan Modul 6). Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

13

Anda mungkin juga menyukai