Nim : 042841029
TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE MK MANAJEMEN PERUBAHAN (EKMA4565)
Setiap organisasi tidak dapat menggantungkan pada kelemahan pihak lain dan memanfaatkan
kecerdasannya maka diperlukan kemampuan dalam mengelola pengetahuan dan menjadikannya sebagai
organisasi pembelajar. Sedangkan organisasi pembelajar yang berisi individu pembelajar dan di dukung
oleh infrastruktur yang kuat dapat menjalankan visi misi dengan sukses. Individu pembelajar harus
mengembangkan ilmu dan membangun peradaban bukan hanya tetap eksis tetapi harus mampu
berkembang dan menjadi tangguh serta dapat bertahan di era yang penuh dengan ketidakpastian ini.
Penumbuhan iklim organisasi pembelajaran harus dibarengi dengan penciptaan mekanisme yang bisa
mendorong kegiatan proses pembelajaran diantara para individu bisa berlangsung lebih terpadu. Disini
peran knowledge management atau manajemen pengetahuan menjadi amat kritikal sebab melalui
mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap
individu bisa dikelola secara efektif dan didesain agar selaras dengan arah strategi organisasi.
Pengetahuan tidak hanya berupa data dan informasi saja, tetapi perlu transfer pengetahuan dari karyawan
ke dalam sistem sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan
putusan. Persaingan bisnis menuntut organisasi untuk terus kompetitif, sehingga bisnis yang berjalan
dapat berubah dengan cepat. Para pengambil putusan menyadari hal tersebut dan mereka perlu
mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk mendukung pengambilan keputusan. Di sinilah peran
kecerdasan buatan dan teknologi informasi dalam membangun sebuah sistem baru yang dapat
menangkap, menyimpan, membagi, memberikan solusi data dan informasi serta pengetahuan. Struktur
Organisasi yang begitu kompleks menyebabkan pengetahuan menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk
menentukan, berbagi dan menggunakan kembali pengetahuan tersebut yang dikatakan oleh Zack (dalam
Natalea, 2010). Ketika learning organization telah menjelma, dalam wujud yang sempurna, maka ia
ibarat sebuah taman impian. Itulah taman yang menjadikan semua anggota berkeinginan untuk terus
menerus belajar dan dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Sebuah taman
semakin berat maka diperlukan perubahan paradigma diorganisasi.tempat semua anggota dinaungi spirit
keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.
Organisasi Pembelajar
Secara general konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk terus menerus
melakukan proses pembelajar (self-learning) sehingga organisasi tersebut memiliki kecepatan berpikir
dan bertindak dalam merespon beragam perubahan yang muncul (Tjakraatmadja & Lantu, 2006). Dalam
konteks riil, tema tentang learning organization ini diyakini telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit
dari kekalahan suatu persaingan bisnis dan yang harus dilakukan untuk membangun learning organization
yang tangguh adalah dengan membangun iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini
penting sebab proses pembelajaran tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang
kokoh diantara para karyawan apapun levelnya.
Untuk bertukar gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal learning
(pembelajaran informal). Proses pembelajaran informal layak disebut sebab berdasarkan riset kegiatan ini
memiliki peran yang amat signifikan dalam mengembangkan kemampuan belajar organisasi dan bahkan
acap lebih efektif dibanding proses formal learning di antara para karyawan bisa berlangsung lebih
terpadu. Di sini peran knowledge management menjadi amat kritikal, sebab melalui mekanisme inilah
proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa dikelola
secara efektif dan didisain agar selaras dengan arah strategi perusahaan. Tentu saja proses penumbuhan
learning
1
organization yang solid tidak bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika mampu benar-benar
diwujudkan, maka fantansi tentang hadirnya taman impina bisa menjadi kenyataan. Itulah taman tempat
setiap individu bisa terus belajar bergerak membangun peradaban yang agung nan mulia.
Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) organisasi sejatinya sangat mirip dengan manusia. Bukankah
pada hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan tujuan, sistem, struktur dan kultur
tertentu, agar organisasi berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif, organisasi mesti memiliki otak
yang cemerlang atau memiliki IQ (Intelligence Question) yang tinggi. Untuk memperoleh IQ yang
tinggi terdapat dua persyaratan yaitu: (1) mempunyai tradisi sebagai organisasi pembelajaran (learning
organization); (2) mempunyai kemampuan untuk mengelola pengetahuan (knowledge management)
dengan baik. Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas belajar
ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh
yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan
organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan
meningkatkan kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah
dengan sistem tertentu yang memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya.
2
digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah.” Definisi yang lebih mengarah menjelaskan bahwa
pengetahuan adalah “informasi yang terstruktur dan terpakai secara merata dan digunakan untuk
memberikan arahan agar terjadi proses transformasi (proses kerja) yang efisien dan efektif, sekaligus
informasi itu pula dibutuhkan untuk pengendalian hasil yang dikutip dari Tjakraatmadja & Lantu (2006).
Faktor efektif menjadi amat menentukan dan suatu informasi dapat menjadi pengetahuan jika memiliki
kapasitas untuk melakukan tindakan atau memecahkan masalah secara efektif.
Perkembangan perekonomian ke arah globalisasi yang diindikasikan dengan perkembangan pesat dalam
teknologi informasi dan teknologi komunikasi, membawa dampak pada pentingnya pengembangan
sumber daya manusia atau karyawan yang berbasis pengetahuan (knowledge based worker) untuk
kmenunjang setiap aktivitas dalam organisasi. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi menuntut
penguasaan teknologi untuk diaplikasikan dalam aktivitas organisasi, sehingga dapat diperoleh manfaat
dari teknologi tersebut. Di sisi lain, globalisasi telah mengubah pandangan masyarakat bisnis dunia
menjadi knowledge society dan membawa dampak pada berkembangnya persaingan berbasis
pengetahuan (knowledge based competition). Untuk merespon perubahan tersebut, diperlukan
pengelolaan pengetahuan yang baik dan benar di dalam organisasi sehingga efektifitas dan kinerja
organisasi dapat dioptimalkan. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk intangible asset yang sangat
berperan dalam persainga yang dialami organisasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawan dalam
organisasi, maka semakin mudah untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Manajemen
pengetahuan sebagai proses dimana organisasi mengumpulkan aset pengetahuan (knowledge asset) dan
menggunakannya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dengan pengembangan pengetahuan yang
dimiliki, karyawan akan mengetahui atau memahami apa yang dibutuhkan untuk mampu mengerjakan
tugasnya dengan baik. Ketika organisasi melakukan investasi yang besar terhadap usaha mengumpulkan
aset pengetahuan (knowledge asset), maka organisasi harus dapat mengetahui seberapa besar dampak
dari implementasi manajemen pengetahuan terhadap kinerja organisasi dan yakin bahwa apa yang
dilakukan organisasi dalam rangka mengumpulkan aset pengetahuan sejalan dengan visi dan misi
organisasi. Oleh karena itu, pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat
pentingbbagi kemajuan perilaku karyawan yang juga berdampak pada kinerja organisasi.
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA
3
TELKOM mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya
manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling
menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
Untuk itu diperlukan kerangka budaya baru perusahaan yang disesuaikan dengan nuansa kompetisi yang
dihadapi Telkom serta diberlakukan sebagai landasan bagi proses transformasi budaya secara
menyeluruh. The Telkom Way memberikan pemahaman atas konsepsi budaya perusahaan agar diperoleh
kesamaan persepsi serta keseragaman pola pengembangannya. Pengembangan Budaya Korporasi di
Telkom adalah untuk menggugah kesadaran seluruh komponen organisasi tentang pentingnya budaya
korporasi dalam memelihara daya tahan dan mensinergikan daya saing, terbentuknya keselarasan budaya
perusahaan dengan strategi perusahaan dan terbangunnya competitive advantage melalui penguatan nilai-
nilai yang telah dirumuskan dalam budaya korporasi The Telkom Way.
Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan mulai tahun 2003, Telkom juga telah melakukan
restrukturisasi internal dengan membangun pola kepemimpinan transformasional dan melakukan
penyesuaian kompensasi kepada segenap karyawannya, dua hal yang diyakini mampu memberikan
stimulan bagi pengembangan sumber daya manusia dan tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan strategi
perusahaan dalam mencapai dan menjaga sustainable growth, upaya pemenangan persaingan
dikondisikan melalui pendekatan customer centric sehingga perlu dilakukan perubahan yang
fundamental dalam pengorganisasian dan pengendalian aktivitas bisnis perusahaan pada seluruh unit
bisnis.
4
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari brainware/knowledge
worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari konsumen dan eksternal
perusahaan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal. Forum
formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi
operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing
berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin, informal
meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses bisnis
perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang tersedia.
Sumber: Andria dan Trisyulianti (2011); Sugandi (2011); Astuti, Hendri and Nim, (2011)
5
PERTANYAAN
6
Jawab
1. karakteristik pengembangan organisasi/organization development (OD) pada Telkom sebagaimana
dikemukakan oleh Harvey & Brown (1996:4-5) adalah sebagai berikut :
Karakteristik Penjelasan Inti Pada Kasus Telkom
1. perubahan Perubahan bersifat “…Untuk melaksanakan strategi perusahaan
terencana terencana yang dalam mencapai dan menjaga sustainable
dilakukan oleh seorang growth, upaya pemenangan persaingan
manajer untuk dikondisikan melalui pendekatan customer
mencapai tujuan centric sehingga perlu dilakukan
organisasi perubahan yang
fundamental dalam
pengorganisasian dan pengendalian
aktivitas bisnis perusahaan pada
seluruh unit bisnis.”
“Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu
perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis
dan keunggulan kompetitif dapat
dilakukan dengan
mengoptimalkan proses penciptaan,
pengkomunikasian, dan pengaplikasian
semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam
rangka pencapaian tujuan
perusahaan”
2. pendekatan Perubahan dilakukan “…Akuisisi pengetahuan terjadi ketika
kolaboratif dengan pendekatan proses interaksi antara eksekutor
kolaboratif dan (knowledge buyer) dengan knowledge
melibatkan banyak pihak source (knowledge seller) berlangsung
terkait dengan efektif yang ditandai dengan
mengalirnya pengetahuan dari knowledge
source ke knowledge buyer. Knowledge
source ini berasal dari
brainware/knowledge worker (human
capital). Proses bisnis berupa inovasi yang
muncul dari konsumen dan eksternal
perusahaan.”
“Knowledge sharing melibatkan
komponen knowledge worker aplikasi
distribusi dan kolaborasi. Forum dalam
knowledge sharing dibagi menjadi dua,
yaitu forum formal dan forum informal.
Forum formal yaitu pertemuan rutin yang
dilaksanakan untuk membahas performansi
unit, performansi operasional, serta inisiatif
strategis perusahaan. Media yang digunakan
dalam knowledge sharing berupa online
(Kampiun, intranet/portal, dan e-learning)
dan offline (forum, rapat, team, buletin,
informal meeting, patriot pagi, counseling
and coaching, dan training). “
7
3. berorientasi Perubahan menekankan “Dalam menghadapi persaingan yang
kinerja pada cara untuk semakin ketat perusahaan dituntut
memperbaiki dan secara terus- menerus dan mampu
meningkatkan kinerja melakukan perbaikan terhadap sumber
daya dan modal intelektual atau kapabilitas
yang dimiliki perusahaan, karena sumber
daya dan modal intelektual perusahaan
merupakan fondasi dan pilar strategi dalam
perusahan, tanpa sumber daya dan modal
intelektual yang unggul perusahaan akan
menghadapi banyak
permasalahan dalam menghadapi persaingan
di pasar.”
8
pengaruh simultan pada Pembelajaran
Organisasi dan Modal Intelektual.”
2. Shared vision (Membangun visi bersama yaitu bagaimana setiap orang berbagi visi bersama tentang
masa depan. Kepemimpinan merupakan kunci dalam menciptakan dan mengkomunikasikan visi
tersebut. Namun, menurut Senge, kepemimpinan lebih sebagai yang bertanggung jawab atas
penciptaan struktur dan aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan total seseorang. Pemimpin
menciptakan visi namun rela membiarkan visi tersebut dirumuskan ulang oleh orang lain. Oleh karena
organisasi terdiri atas berbagai orang yang berbeda latar belakang pendidikan, kesukuan, pengalaman
serta budayanya, maka akan sangat sulit bagi organisasi untuk bekerja secara terpadu kalau tidak
memiliki visi yang sama. Selain perbedaan latar belakang karyawan, organisasi juga memiliki berbagai
unit yang pekerjaannya berbeda antara satu unit dengan unit lainnya. Untuk menggerakkan organisasi
pada tujuan yang sama dengan aktivitas yang terfokus pada pencapaian tujuan bersama diperlukan
adanya visi yang dimiliki oleh semua orang dan semua unit yang ada dalam organisasi. shared vision
dari Telkom sebagai organisasi pembelajar yaitu
“…….PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki sasaran visi dan misi yang ingin dicapai.
Untuk mencapai sasarannya, perusahaan merancang suatu strategi. Strategi perusahaan merupakan
salah satu fondasi yang harus tetap diacu dalam implementasi setiap inisiatif- inisiatif suatu organisasi,
termasuk di dalamnya inisiatif implementasi manajemen pengetahuan.”
“ Pengetahuan merupakan aset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang
kontinu. Keunggulan kompetitif tersebut diperoleh dari dampak implementasi manajemen pengetahuan
terhadap kinerja organisai di berbagai bidang, diantaranya bidang operasi dan pelayanan, bidang
pengembangan kompetensi inti, bidang pemeliharaan ketersediaan pengetahuan, dan bidang inovasi
dan pengembangan produk. Oleh karena itu, pengelolaan dalam suatu perusahaan dalam
menciptakan nilai bisnis dan keunggulan kompetitif dapat dilakukan dengan
mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian, dan pengaplikasian semua
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.”
“Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:
1. Knowledge Acquisition
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan strategis,
pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar bahwa mereka perlu
mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika proses interaksi
antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge seller)
berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari
brainware/knowledge worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari
konsumen dan eksternal perusahaan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan
kolaborasi. Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum
informal. Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit,
performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge
sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline
9
(forum, rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses
bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang
tersedia.”
10
Dimensi kunci dari subsistem pengelolaan pengetahuan adalah penguasaan, penciptaan, penyimpanan,
transfer dan penggunaan. Akuisisi (penguasaan) berkenaan dengan pengumpulan informasi dan data
yang ada dari dalam dan luar organisasi. Penciptaan melibatkan pengetahuan baru yang diciptakan
dalam organisasi melalui wawasan dan pemecahan masalah. Penyimpanan adalah pengkodean dan
pemeliharaan pengetahuan berharga organisasi untuk akses yang mudah oleh anggota staf pada suatu
waktu dan dari mana pun. Transfer dan penggunaan termasuk mekanikal, elektronik, dan pergerakan
interpersonal dari informasi dan pengetahuan, secara sengaja dan tidak sengaja, di seluruh organisasi
serta aplikasinya dan kegunaannya oleh para anggota organisasi.
Dalam soal disebutkan, kutipan sebagai berikut : Dalam organisasi pembelajaran (learning
organization), komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh
anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda
dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi menjadi
pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi.
Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah dengan sistem tertentu yang
memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
Simpulan yang dapat diambil dengan mengaitkan antara teori diatas yang ada di Buku Modul Bab 5,
dengan kutipan tersebut yaitu Subsistem pembelajaran berkenaan dengan tingkat- tingkat
pembelajaran, tipe dari pembelajaran yang krusial bagi pembelajaran yang terorganisasi, dan keahlian
kritis dalam pembelajaran yang terorganisasi. Sesuai dengan teori diatas bahwa organisasi
pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi menjadi pengetahuan yang berharga
(valued knowledge) yang akan meningkatkan kemampuan organisasi, sehingga merupakan sarana
dan peluang bagi kelompok untuk belajar, mempercepat proses pembelajaran, memperdalam
pembelajaran, serta memperluas pembelajaran. Berkenaan dengan subsistem pengetahuan,
pengetahuan dilihat sebagai sumber daya yang utama digunakan di dalam penyelenggaraan organisasi,
sesuai dengan pernyataan diatas yaitu pengetahuan dalam organisasi pembelajaran merupakan
pengetahuan sebagai wadah dengan sistem yang memungkinkan anggota untuk terus belajar dan
meningkatkan kemampuan.
4. simpulan tentang pentingnya knowledge management sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan
sebuah organisasi/perusahaan, lebih-lebih jika organisasi tersebut adalah organisasi yang berbasis
pengetahuan seperti Telkom yaitu Organisasi membutuhkan pengetahuan secara intensif dan oleh
karena itu knowledge worker menjadi penentu keberhasilan perusahaan. Dalam perkembangannya
bukan hanya organisasi-organisasi yang secara natural memanfaatkan pengetahuan sebagai daya saing,
organisasi-organisasi lain pun mulai menciptakan pengetahuan untuk tujuan yang sama. Oleh karena
itu pada era pengetahuan seperti sekarang ini sering dikatakan, organisasi yang bisa bertahan hidup
dan meraih sukses hanyalah organisasi yang menjalankan aktivitasnya berbasis pengetahuan. Peran
pengetahuan di dalam organisasi tidak bisa diabaikan, semakin hari pengetahuan semakin menentukan
keberhasilan seseorang maupun organisasi/perusahaan karena hampir semua aspek kehidupan
organisasi dan bahkan kehidupan masyarakat sangat membutuhkan pengetahuan. Dalam konteks inilah
mengelola pengetahuan menjadi sebuah kebutuhan. tujuan sebuah organisasi membangun pengetahuan
tentunya bukan sekedar agar para pekerjanya memiliki pengetahuan tetapi organisasi sebagai
sebuah institusi juga memiliki
11
pengetahuan. Artinya pengetahuan yang semula hanya melekat pada diri para karyawan harus
dieksplisitkan sehingga bisa di-share kepada karyawan lain. Tujuannya manakala karyawan yang
memiliki pengetahuan meninggalkan organisasi tidak dengan sendirinya pengetahuan hilang dari
organisasi (Praise et al., 2006). Sebaliknya tujuan organisasi mengelola dan mengembangkan
pengetahuan adalah agar terbentuk knowledge organization dan organisasi memiliki daya saing untuk
mencapai tujuan.
Untuk organisasi yang berbasis pengetahuan seperti Telkom, pengetahuan merupakan input sekaligus
output, sementara proses penciptaan dan desiminasinya dilakukan oleh para pengembang yang tidak
lain adalah orang-orang yang berpengetahuan (knowledge worker). Disamping itu, pengembang yang
sekaligus menjadi tempat menyimpan, menciptakan, mengemas dan mengaplikasikan pengetahuan
baru (Davenport, et al., 1996). Karena itu pulalah pengembang memiliki peran penting dan menjadi
penentu dalam kemajuan organisasi Telkom.
12
brainware/knowledge worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari
konsumen dan eksternal perusahaan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal. Forum
formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi
operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam knowledge sharing
berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin,
informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan proses
bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika karyawan
memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang
tersedia.”
DAFTAR PUSTAKA :
Sobirin, Achmad. 2019. Manajemen Perubahan (Modul 5 dan Modul 6). Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
13