Nim : 041169554
1. Modul 2 Pendapatan Nasional Dr. Sonny Harry B. Harmadi KB 2 PDB Nominal dan
PDB Rill
Hitung PDD nominal dan PDB rill (dengan tahun dasar 2018) dari tahun 2018 hingga
2020
a. PDB nominal dilakukan dengan menghitung nilai uang dari produksi barang/jasa
dengan teknis perhitungan:
PDB tahun 2018 = (Rp 1000 x 500 kg) + (Rp 1500 + 345 kg) + (Rp 500 x 450 kg) = Rp
1.242.500
PDB tahun 2019 = (Rp 1500 x 375 kg) + (Rp 2500 + 460 kg) + (Rp 750 x 500 kg) = Rp
2.087.500
PDB tahun 2020 = (Rp 2000 x 450 kg) + (Rp 3500 x 375 kg) + (Rp 1000 x 475 kg) = Rp
2.687.500
b. Perhitungan PDB rill dilakukan menggunakan harga konstan/harga tahun dasar. Jika
dimisalkan tahun dasar 2018, maka perhitungan PDB rill akan dilakukan dengan
menggunakan harga tahun 2018. Teknis perhitungan PDB rill Indonesia tahun 2018,
2019, dan 2020 adalah:
PDB tahun 2018 = (Rp 1000 x 500 kg) + (Rp 1500 x 345 kg) + (Rp 500 x 450 kg) = Rp
1.242.500
PDB tahun 2019 = (Rp 1000 x 375 kg) + (Rp 1500 x 460 kg) + (Rp 500 x 500 kg) = Rp
1.315.000
PDB tahun 2020 = (Rp 1000 x 450 kg) + (Rp 1500 x 375 kg) + (Rp 500 x 475 kg) = Rp
1.250.000
Indikator apa yang palung baik digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian
Di antara PDB rill dan PDB nominal, indikator yang paling baik digunakan untuk
mengukur kinerja perekonomian adalah PDB rill karena peningkatan nilai PDB rill ini
mutlak hanya mencerminkan peningkatan output produksi suatu perekonomian.
Sementara itu pada PDB nominal, peningkatan nilainya tidak serta merta disebabkan oleh
terjadinya peningkatan output perekonomian, namun juga dapat disebabkan oleh
terjadinya peningkatan harga. Misalnya, jika suatu perekonomian tidak mengalami
peningkatan output produksi, PDB nominal dapat saja mengalami peningkatan
seandainya terjadi kenaikan harga produk dari tahun ke tahun.
4,8
2,2
3.333 4.800
Penjelasan: kurva permintaan agregat memiliki kemiringan negatif yang menurun dari
kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva ini pada dasarnya disebabkan oleh pengaruh
tingkat harga terhadap permintaan barang/jasa untuk tujuan konsumsi, investasim dan
ekspor bersih. Pada harga P1 barang/jasa yang diminta sebesar Q1, yang ditunjukkan
oleh titik A, kemudian ketika harga turun menjadi P2. Maka barang/jasa yang diminta
naik menjadi Q2 yang ditunjukkan oleh titik B. Kemudian bila titik A dan titik B
dihubungkan menjadi suatu garis, garis ini disebut sebagai kurva permintaan agregat,
AD.
Faktor-faktor apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat bisa bergeser ke
kanan atau ke kiri
a. Perubahan tingkat konsumsi
Contoh kasus terjadinya perubahan konsumsi adalah ketika terjadinya peningkatan
kesadaran masyarakat untuk menabung dalam rangka persiapan menghadapi masa tua
serta pemberlakuan pajak oleh pemerintah. Ketika muncul kesadaran masyarakat
untuk menabung, maka pengeuaran uang untuk konsumsi tentu akan cenderung
berkurang, berapa pun tingkat harga yang terbentuk dipasar. Bergitu juga dengan
pemberlakuan pajak oleh pemerintah. Dengan pajak, tingkat pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga menurunkan kemampuan masyarakat untuk membeli
barang/jasa pada tingkat harga berapa pun dipasar.
b. Perubahan tingkat investasi
Kebijakan perpajakan pemerintah misalnya merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat investasi namun selain itu adalah perubahan penawaran uang.
Meningkatnya jumlah uang beredar akan menyebabkan penurunan tingkat suku bunga
dalam jangka pendek. Kondisi ini akan menstimulus investor untuk melakukan
peminjaman uang untuk meningkatkan aktivitas investasinya karena rendahnya biaya
peminjaman modal yang terjadi akibat penurunan tingkat suku bunga yang terjadi.
c. Perubahan pengeluaran pemerintah
Merupakan faktor langsung yang dapat mendorong/ menurunkan permintaan agregat.
Kebiijakan ini tentunya langsung berkaitan dengan terjadinya peningkatan jumlah
barang/jasa yang diminta pada tingkat harga berapa pun yang berlaku dipasar,
sehingga akhirnya akan mendorong pergeseran kurva permintaan agregat ke kanan.
Sebaliknya, bila pemeirntah mengurangi belanja, maka kurva permintaan agregat
akan bergeser ke kiri.
d. Perubahan ekspor neto
Kejadian yang menyebabkan perubahan tingkat ekspor neto suatu negara pada tingkat
harga berapa pun di pasar merupakan faktor lain pendorong terjadinya pergeseran
pada kurva permintaan agregat. Dalam kurva permintaan agregat, penurunan ini
ditandai dengan pergeseran kurva ke kiri.
Menurut saya iya, fungsi bank sentral masih sama seiring dengan dibentuknya Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Bank sentral mempunyai lima fungsi utama sebagai berikut:
Analisis kondisi inflasi yang terjadi di Indonesia selama tahun 2015 hingga 2020
dengan menentukan kategori inflasi: Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, dan
tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum. Dapat dilihat pada grafik
tersebut bahwa kondisi inflasi yang terjadi di Indonesia berkategori campuran dimulai
dari tahun 2015-2019 yang menginjakan kaki di angka 3,35%,; 3,02%; 3,61%; 3,13%;
2,72% sehingga termasuk ke dalam inflasi moderat yang jika mencapai 4 sampai 10
persen walaupun persentasenya mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2020
persentase yang diperlihatkan sebesar 1,68% yang artinya tergolong inflasi rendah
karena dikatakan rendah jika berada dalam kisaran dibawah 2 atau 3 persen.
Termasuk kedalam kelompok inflasi yang dapat diprediksi karena ketika tingkat
inflasi diperkirakan sebesar persentase/ data lainnya maka saling mengetahui bahwa
nilainya berapa dikemudian hari.