Anda di halaman 1dari 3

1.

Dalam ekonomi fungsi konsumsi menggambarkan hubungan antara tingkat pendapatan


nasional dan tingkat konsumsi Saam suatu perekonomian. Dalam kasus jnj kita dapat
menggunakan data yang diberikan untuk menentukan fungsi konsumsi .
Dari data ya kita miliki dua titik pendapatan dan konsumsi.
Titik 1: (2000,1850)
Titik 2:(2500,2100)
Untuk menentukan fungsi konsumsi kita dapat menggunakan persamaan garis lurus yang
melewati titik ini.
Tebtukan perbedaan dalam konsumsi dan pendapatan antara kedua titik.
Perbedaan konsumsi: 2100-1850=250
Perbedaan pendapatan: 2500-2000=500
Hitung tingkat miring fungsi konsumsi.
Tingkat miring = perbedaan konsumsi / perbedaan pendapatan
=250/500=0,5
Kemudian gunakan salah satu titik dan titik miring untuk menentukan persamaan garis.
(2000,1850).
Fungsi konsumsi : C= m x Y + C0
C=0,5 x Y + C0
1850=0,5 x 2000 + C0
1850=1000 + C0
C0 = 1850 - 1000
C0 = 850
Jadi fungsi konsumsi dalam kasus ini adalah
C = 0,5Y + 850

2. Menurut BI, pengertian kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral guna menambah
atau mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, dengan menaik-turunkan suku bunga bank
umum.
Secara sederhananya, tujuan politik diskonto adalah meningkatkan atau menurunkan jumlah
uang yang dipegang masyarakat untuk tujuan tertentu, seperti mencegah inflasi, meningkatkan
gairah investasi, dan sebagainya.
Politik/kebijakan diskonto adalah kebijakan krusial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, biasanya Bank Indonesia melakukan perhitungan matang
dan mendalam dulu sebelum memutuskan politik diskonto.
Adapun manfaat politik diskonto:
1. Meningkatnya Cadangan Uang untuk Krisis Moneter
Krisis moneter adalah masalah multi-level yang dialami negara ketika tidak mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat atau membayar hutangnya (terutama hutang luar
negeri).
Saat suatu negara mengalami krisis moneter, mengeluarkan politik diskonto adalah salah
satu solusi terampuhnya. Bank sentral dapat mengeluarkan kebijakan tersebut dengan
menaikkan suku bunga, agar masyarakat yang menyimpan uang mau
menabung/meminjamkannya ke negara.
2. Harga Barang Terkendali di Pasar
Manfaat selanjutnya kebijakan diskonto adalah terkendalinya harga barang di pasar, tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Saat harga suatu barang terlalu tinggi, contoh politik
diskontonya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan.
Akibatnya, uang masyarakat lebih banyak tersimpan di bank dan permintaan terhadap
barang yang harganya naik pun akan turun. Akhirnya, harga barang tersebut pun ikut
turun mengikuti turunnya permintaan masyarakat.
3. Kurs Uang Menguat
Selain untuk menjaga stabilitas ekonomi, politik diskonto juga sering diambil pemerintah
guna menguatkan kurs Rupiah terhadap USD. Dalam konsep pertukaran valas, apabila
permintaan suatu kurs naik, maka nilai kurs tersebut pun akan meningkat, begitu juga
sebaliknya. Contoh politik diskonto berkaitan kurs misalnya kemudahan berinvestasi bagi
pemodal asing.
4. Inflasi Lebih Terkendali
Selama ini, banyak orang mengira inflasi adalah sesuatu yang buruk, padahal faktanya
tidak selalu begitu. Salah satu tujuan utama politik diskonto adalah guna mengendalikan
inflasi, agar bisa terjadi tepat waktu sesuai kebutuhan ekonomi pada saat itu.
Jika tidak ada inflasi, justru itu berarti jumlah konsumsi masyarakat sebuah negara
mengalami stagnasi, dan menandakan ekonomi negara tersebut tidak mengalami
perkembangan.
Contoh kebijakan diskonto:
1. Perilisan Surat Berharga Negara (SBN)
Contoh kebijakan diskonto pertama adalah perilisan Surat Berharga Negara (SBN), bisa
berupa surat utang, obligasi negara, atau Saving Bond Ritel (SBR) seperti yang baru ini
dilakukan pemerintah.
Tujuan perilisan SBN adalah guna menampung sebanyak-banyaknya dana dari
masyarakat, dengan periode pengembalian tertentu plus bunganya. Nantinya, dana dari
penjualan SBN akan dimanfaatkan pemerintah guna membiayai sektor-sektor penting
negara, seperti memenuhi APBN, pembangunan infrastruktur, atau pendanaan
penanganan pandemi.
2. Peningkatan BI Repo Rate
Contoh kebijakan diskonto berikutnya adalah peningkatan BI 7 Day Reverse Repo Rate
(BI7DRR), atau disebut juga dengan BI Repo Rate/BI Rate. BI7DRR adalah suku bunga
acuan yang ditetapkan Bank Indonesia selaku bank sentral dan wajib dipatuhi seluruh
bank umum beroperasi di Indonesia.
Saat BI Rate naik, maka tingkat bunga bank juga akan naik. Dengan harapan mendapat
bunga tinggi, masyarakat pun akhirnya beramai-ramai menaruh dana di bank. Akhirnya,
tingkat inflasi pun turun.
3. Penurunan BI Repo Rate
Contoh terakhir kebijakan diskonto adalah kebalikan dari peningkatan BI Rate, yaitu
penurunannya. Ada berbagai tujuan dibalik penurunan BI rate, seperti misalnya
meningkatkan perputaran uang di masyarakat, mendistribusikan uang ke sektor-sektor
lebih produktif, dan sebagainya.
Saat BI menurunkan acuan bunga, umumnya masyarakat akan menarik dana dari bank
dan menggunakannya untuk bertransaksi di pasar. Selain itu, saat suku bunga turun
biasanya harga barang akan meningkat (inflasi), kurs Rupiah turun, dan masyarakat jadi
makin konsumtif.
Akan tetapi, sekali lagi ini tidak selalu berarti buruk, karena dengan banyaknya uang
beredar, uang akan mengalir ke lebih banyak masyarakat, terutama masyarakat yang
mengalami kekurangan finansial.

3. Depresiasi rupiah pada kasus tersebut terjadi karena terpengaruh oleh perang dagang yang
terjadi antara negara-negara adikuasa di dunia yang menyebabkan nilai ekspor-impor dengan
negara-negara tersebut menjadi berkurang sehingga permintaan terhadap mata uang Rupiah pun
menurun. Akibatnya, nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing mengalami depresiasi.
Depresiasi nilai tukar Rupiah ini memberikan dampak buruk terhadap perekonomian negara
seperti inflasi, naiknya harga-harga barang impor, turunnya daya beli masyarakat, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan solusi untuk menjaga perekonomian negara,
diantaranya adalah:
1. Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah agar tidak terlalu fluktuatif
Pemerintah perlu menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah agar tidak terlalu fluktuatif agar
investor dan masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap mata uang Rupiah.
Pemerintah dapat melalui intervensi langsung menggunakan cadangan devisa untuk
stabilisasi nilai tukar rupiah.
2. Mendorong industri dalam negeri agar lebih kompetitif
Pemerintah perlu mendorong industri dalam negeri agar lebih kompetitif sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap barang impor. Langkah ini perlu disertai dengan
kebijakan yang mendukung seperti pemberian insentif pajak, perbaikan infrastruktur, dan
pelatihan tenaga kerja yang terampil.
3. Menstimulasi sektor ekspor
Pemerintah perlu menstimulasi sektor ekspor dengan memberikan insentif dan
kemudahan bagi pelaku industri ekspor. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian
insentif pajak, perlindungan hukum, dan perbaikan infrastruktur.
4. Memperbaiki perekonomian domestik
Pemerintah perlu memperbaiki perekonomian domestik dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya beli
masyarakat agar dapat memperbaiki perekonomian nasional.
5. Mengoptimalkan penggunaan energi alternatif
Pemerintah juga boleh mengoptimalisahkan penggunaan energi alternatif seperti energi
surya, energi angin dan lain sebagainya. Dengan demikian, penggunaan bahan bakar fosil
yang menurunkan nilai rupiah dibanding mata uang asing bisa dikurangi karena
mengurangi impor minyak bumi atau gas alam.
Dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, pemerintah harus berusaha menjaga sesuai dengan
prinsip ekonomi yang sehat dan stabil. Oleh karena itu, solusi diatas jika dijalankan dengan baik
dapat membawa dampak positif pada perekonomian nasional.

Anda mungkin juga menyukai