042194314
UPBJJ BANDUNG
PENGANTAR EKONOMI MAKRO ESPA 4110
TUGAS 2
Pengeluaran konsumen yaitu jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen akan barang dan
jasa. Hal ini terjadi apabila terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menabung
untuk persiapan masa yang akan datang, maka pengeluaran uang untuk konsumsi tertentu
akan cenderung berkurang, berapa pun tingkat harga yang terbentuk dipasar. Jadi dapat
disimpulkan kejadian yang menyebabkan masyarakat mengubah jumlah barang/jasa yang ingin
dikonsumsi pada tingkat harga berapapun merupakan penyebab terjadinya pergeseran kurva
permintaan agregat melalui perubahan tingkat konsumsi.
= MPC atau Marginal Propensity to Consume adalah besarnya tambahan konsumsi saat
memperoleh tambahan pendapatan atau disebut juga sebagai konsumsi extra. MPC dalam
ekonomi makro digambarkan sebagai tingkat yang diinginkan dari konsumsi. MPC adalah
bagian dari pendapatan disposabel (disposable income) tambahan yang digunakan konsumen
untuk membeli barang dan jasa.
∆C C ₁−C 0
MPC = =
∆ Yd Yd ₁−Yd 0
Nilai MPC sangat penting dalam menganalisis dampak konsumsi terhadap perekonomian.
Konsumsi meningkat ketika pendapatan disposabel meningkat. Secara keseluruhan, seberapa
besar pengaruh peningkatan pendapatan disposabel pada konsumsi rumah tangga akan
tergantung pada MPC.
Tingginya angka pengganda menujukkan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu
komponen permintaan agregat akan membawa pengaruh besar pada pendapatan nasional.
Sedangkan nilai angka pengganda yang rendah akan membawa pengaruh yang kecil pada
pendapatan nasional.
Lalu hubungan angka pengganda dengan MPC, dikarenakan MPC (Marginal Propensity to
Consume) merupakan rasio antara pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan
nasional (MPC = ∆C/∆Y). Jadi, semakin besar MPC maka angka pengganda akan semakin besar
Sehingga semakin besar pula dampak perubahan pengeluaran agregat terhadap
perekonomian.
c. Jika investasi meningkat sebesar 100 miliar rupiah, berapa perubahan output/ Pendapatan
nasional yang terjadi
= Multiplier investasi merupakan faktor pelipat ganda sebagai akibat perubahan (tambahan
atau pengurangan) investasi. Dengan kata lain, angka yang menunjukkan besaran perubahan
pendapatan nasional (Y) akibat perubahan investasi sebesar satu – satuan. Kenaikan investasi
(∆I) akan menaikkan pendapatan nasional, begitu pula sebaliknya. Investasi meningkat atau
menurun juga akan mempengaruhi pendapatan nasional naik/turun.
Besar perubahan pendapatan nasional (∆Y) dengan adanya angka pengganda investasi dapat
diperoleh melalui persamaan berikut.
1
∆Y = ∆I
MPS
Keterangan:
∆Y = perubahan pendapatan nasional
∆I = perubahan investasi
k = 1/MPS = angka pengganda
Bila nilai kecenderungan MPC senilai 0,75 maka MPS sebesar ( 1 – 0,75) adalah 0,25.
Total output akan meningkat lebih besar dibanding tambahan investasi sebesar Rp100 miliar,
dan kenaikan total output dipengaruhi oleh kofisien multiplier effectnya yaitu (1/0,25 = 4)
1
Maka, ∆Y = 100 Milyar = 4 x Rp100 Miliar = Rp400 Milyar
0,25
Jadi Perubahan Pendapatan Nasional yang terjadi bila MPC=0,75 adalah sebesar 4 kali lipat dari
perubahan investasi yaitu Rp. 400 Milyar.
d. Berikan pendapat tentang perbandingan MPC Indonesia dengan salah satu negara maju
(misalnya Singapura)
= Singapura merupakan negara maju, alasan Singapura bisa menjadi negara maju ialah:
a. Singapura mengandalkan sektor industri dan jasa sebagai kegiatan ekonomi utama serta
sumber penghasilannya.
b. Sumber daya manusia di Singapura termasuk unggul serta memiliki keterampilan.
c. Lokasi strategis Singapura menyebabkan negara ini bisa dengan mudah mengekspor
barang hasil industrinya dan mengimpor berbagai kebutuhannya.
d. Pemerintah Singapura senantiasa mengawasi pembangunan ekonomi negaranya dan
menjadikan hal ini sebagai salah satu perhatian khusus.
Perbandingan MPC di Indonesia dengan negara maju, salah satunya Singapura ialah :
a) Pendapatan Disposabel
Teori konsumsi yang paling sederhana hanya menggunakan pendapatan pada tahun
tertentu untuk memprediksi pengeluaran konsumsi. Studi lebih lanjut menyatakan
bahwa pengeluaran konsumsi seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh pendapatan saat
tertentu saja, tetapi pendapatan di masa lalu dan masa yang akan datang, atau
kecenderungan pendapatan yang akan diperoleh dalam jangka panjang.
c) Tingkat Kekayaan
Tingkat konsumsi dapat pula ditentukan oleh tingkat kekayaan. Sebagai contoh dua
orang yang sama-sama mempunyai penghasilan sebesar Rp24 juta/tahun. Konsumen
pertama mempunyai deposit di bank sebesar Rp200 juta, sedangkan yang lain tidak
mempunyai tabungan. Maka konsumen pertama dapat mengonsumsi lebih banyak
tanpa harus takut bangkrut dibandingkan konsumen yang kedua karena konsumen
pertama lebih kaya dibandingkan dengan konsumen kedua. Hal ini mengindikasikan
bahwasanya telah terjadi efek kekayaan pada konsumen pertama. Normalnya kekayaan
tidak dapat berubah secara cepat dari tahun ke tahun, oleh karenanya, jarang sekali hal
ini dapat menyebabkan pergerakan yang cepat dalam tingkat konsumsi. Sebagai
pengingat, kekayaan adalah konsep stok, sedangkan pendapatan konsep aliran (flow).
Kekayaan bisa bertambah tergantung dari besarnya aliran pendapatan yang diterima.
Sama halnya dengan MPC di Singapura yang rendah karena masyarakat di negara maju akan
lebih memilih menabung sehingga kemampuan investasi dalam rangka pembangunan ekonomi
dalam negeri akan terus meningkat untuk jangka panjang sehingga MPC pada negara maju lebih
rendah dibanding MPC negara berkembang seperti negara Indonesia.
Adapun MPC Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya sangat berbeda hal ini terjadi
karena perbedaan faktor penentu tingkat konsumsi nasional yang terdiri dari:
a. Tingkat pendapatan disposabel
b. Pendapatan permanen dan teori siklus konsumsi
c. Tingkat kekayaan
SUMBER
Harmadi,Sonny Harry.2020.Pengantar Ekonomi Makro;Edisi 3.Universitas Terbuka
https://elearning.ut.ac.id/mod/resource/view.php?id=6745246
https://elearning.ut.ac.id/mod/resource/view.php?id=6745247
https://elearning.ut.ac.id/mod/resource/view.php?id=6745230