Anda di halaman 1dari 8

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

Jl. Raya Tanjung Barat No. 11 Jakarta Selatan


Tlp. (021) 7815142, 7817823. Fax. (021)7815144

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER


PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN

NAMA : RINALDI
NIM : 332182410027
MATA KULIAH : ANALISA MAKRO BISNIS
TANGGAL : SABTU, 18 APRIL 2020
WARKTU : 120 MENIT
DOSEN : DR. YUNI PRATIKNO, MM,MH, MSI
KELAS : 93 - J

1. Permasalahan pokok Ekonomi Makro secara garis besar adalah permasalahan


kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok . sebutkan dan jelaskan
permasalahan pokok Ekonomi Makro ! Penjelasan anda disertai dengan tahapan
dan contoh-contohnya ?
JAWABAN :
Masalah pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat. pokok dasar masalah
Ekonomi Makro, yaitu :
A. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah Keadaan Seorang Yang Tergolong Dalam Angkatan Kerja
Ingin Mendapatkan Pekerjaan Tetapi Belum Dapat Memperolehnya atau
orang yang bekerja tapi tidak sesuai dengan keahliannya. Contoh : orang yang
tidak berkerja sama sekali hanya di rumah saja
B. NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran adalah salah satu pembahasan pembukuan yang dinilai
nilai dari suatu transaksi keuangan atau ekonomi yang dilakukan oleh negara
dengan negara lain di sekitar waktu satu tahun yang dibuat dalam bentuk
uang. Ada 2 neraca pembayaran yaitu : Neraca Perdangangan dan Neraca
Keselurahan.
1. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan yaitu menunjukkan perimbangan di antara Ekspor
dan Impor.

2. NERACA KESELURUHAN
Neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan diantara keseluruhan
aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari
luar. Contoh :
a. Penerimaan dari ekspor dan impor
b. Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman
modal ke luar negeri
c. Aliran keluar dan aliran masuk modal jangka pendek

C. MASALAH INFLASI
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari masalah krisis
nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang telah terjadi selama ini.
Contoh : nilai tukar rupiah terhadap dollar yang tidak sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi indonesia

2. Tingkat harga dan laju inflasi menjadi variabel utama dalam makro ekonomi.
A. Jelaskan kriterian mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
JAWABAN :
Inflasi menjadi variable utama Makro Eknomi Karena Permintaan (Demand Pull
inflation) ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat
terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan
dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang
dan jasa yang tersedia di pasaran
B. Mengapa inflasi menjadi masalah, apa penyebabnya ?
JAWABAN :
- Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa
- Pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah
- Kenaikan harga barang impor
- Penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang
- Kekacauan politik dan ekonomi

C. Jelaskan pengaruh inflasi dalam pendekatan grafik dibawah ini ?


JAWABAN :
1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis
barang/jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis
barang/jasa tersebut terjadi secara menyeluruh (agregat demand). Hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Meningkatnya belanja pemerintah
b. Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
c. Meningkatnya permintaan barang untuk swasta

2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)


Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun
peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan
baku, misalnya : Harga bahan bakar naik dan Upah buruh naik

3. Pendapatan nasional menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa


yang diproduksi suatu negara dalam suatu tahun tertentu.
A. Jelaskan perbedaan antara produk nasional bruto (Gross National Product,
GNP) dan produk domestik bruto ( Gross domestic product, GDP)
JAWABAN :
1. Produk Nasional Bruto (GNP) = PNB
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu
negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi
tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
negara tersebut.

2. Produk Domestik Bruto (GDP) = PNB


Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara
yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal
yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

B. Jelaskan apa perbedaan antara pendapatan nasioanal potensial potensial dan


pendapatan nasional sebenarnya
JAWABAN :
Pendapatan Nasional yang Sebenarnya adalah pendapatan nasional yang
sebenarnya diwujudkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi pada masa tersebut.
Biasanya pendapatan nasional sebenarnya kurang dari pendapatan nasional
potensial. Perbedaan ini dinamakan jurang pendapatan nasional. Perbedaan
tersebut menyebabkan tingkat pengangguran lebih tinggi dari tingkat
pengangguran pada kesempatan kerja penuh. Dengan kata lain, jurang
pendapatan nasional akan terjadi apabila pengengguran dalam perekonomian
melebihi 5 persen.

C. Gambarkan grafik pendapatan nasional potensial dan aktual (sebenarnya) dan


jelaskan maksudnya
JAWABAN :
Keterangan :
Ys = Pendapatan Nasional Sebenarnya
Yp = Pendapatan Nasional Potensial
Yso = Pendapatan Nasional Sebenarnya pada tahun 2015
Ypo = Pendapatan Nasional Potensial pada tahun 2015

Berdasarkan grafik 1 di atas diketahui bahwa Pendapatan Nasional Potensial akan


mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sedangkan untuk Pendapatan Nasional
Sebenarnya adakalanya turun. Garis A-B menunjukkan besarnya jurang
pendapatan nasional pada tahun 2015, yaitu sebesar Ypo – Yso (pendapatan
nasional potensial 2015 dikurangi pendapatan nasional sebenarnya 2015).

4. Perkembangan Ekonomi mengacu pada masalah perekonomian negara


terbelakang, yaitu pengembangan sumber-sumber ekonomi yang tidak/belum
digunakan walaupun penggunaannya telah cukup dikenal. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi mengacu pada masalah perekonomian negara maju, yaitu
penggunaan sumber-sumber ekonomi yang telah dilakukan sampai batas
tertentu.
A. Apa pendapat Anda melihat perkembangan GDP Indonesiapada Gambar
diatas ?
JAWABAN :
Pendapat saya mengenai grafik GDP Indonesia tersebut bahwa setiap tahun
terdapat peningkatan yang siqnifikan hal ini menyebabkan meningkatkan produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di Indonesia

B. Bagaimana cara pemerintah untuk mempercepat peningkatan GDP tersebut


agar bisa mengejar ketertinggalan dari negara - negara ASEAN tersebut ?
JAWABAN :
Pemerintah harus mengambil langkah kebijakan seperti kebijakan fiskal,
kebijakan moneter dan kebijakan penawaran :
- Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan
dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut
pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi
pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat
dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan
tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan langkah yang perlu
dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini
akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dan
akan meningkatkan pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat
dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah
untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk
menambah investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi atau pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah semakin
pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan
pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan
pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
Menurut pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran uang. Bank Sentral (di Indonesia adalah Bank Indonesia) dapat
mempengaruhi penawaran uang. Melalui alat-alat dalam kebijakan moneter
pemerintah dapat menambah penawaran uang. Ceteris paribus, pertambahan
ini akan menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut
diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan
pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi
akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam masa inflasi langkah
sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi untuk menaikkan
suku bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi dan
seterusnya pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi
tekanan inflasi.

- Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter seperti yang diterangkan sebelum ini
dapat dipandang sebagai kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat.
Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter tersebut dapat dipandang
sebagai kebijakan dari segi permintaan. Disamping melalui permintaan,
kegiatan perekonomian Negara dapat pula dipengaruhi melalui segi
penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi
kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-
barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes
policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan
kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha
mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang
tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja.
Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang
berlebihan.

- Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada


meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja.
Meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
memproduksinya. Kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara
mengembangkan infrastruktur dan peningkatan pelayanan pemerintah dalam
mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. Infrastruktur yang lebih baik
dan peraturan pemerintah yang kondusif kepada pengembangan sektor
swasta sangat penting peranannya dalam mengembangkan kegiatan usaha
swasta dan meningkatkan efisiensi kegiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai