Anda di halaman 1dari 5

Berdasarkan ilustrasi cerita tersebut, kita dapat mengetahui bahwa perencanaan karir yang

dilakukan oleh bank tersebut kurang baik. Hal tersebut dari adanya kegundahan dari karyawan
tentang masa depan mereka. Artinya bahwa mereka merasa tidak ada kejelasan dari perusahaan
tentang kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan karir. Padahal kita ketahui bahwa
pengembangan karir sangat penting bagi setiap karyawan sebagai motivasi mereka untuk
menigkatkan kinerja yang tinggi bagi perusahaan. I Komang A. dkk (2012) menyatakan bahwa
pengembangan karir adalah peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu
rencana karir dan peningkatan oleh departemen personalia untuk mencapai suatu rencana kerja
sesuai dengan jalur atau jenjang organisasi. Jadi betapa pun baiknya suatu rencana karir yang
telah dibuat oleh seorang pekerja disertai oleh suatu tujuan karir yang wajar dan realistik,
rencana tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya pengembangan karir yang
sistematik dan programatik. Karena perencanaan karir adalah keputusan yang diambil sekarang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa depan, berarti bahwa seseorang yang sudah
menetapkan rencana karirnya, perlu mengambil langkah-langkah tertentu untuk mewujudkan
rencana tersebut. Berbagai langkah yang perlu ditempuh itu dapat diambil atas prakarsa pekerja
sendiri, tetapi dapat pula berupa kegiatan yang dapat disponsori oleh organisasi, atau gabungan
dari keduanya. Perlu ditekankan bahwa meskipun sumber daya manusia dapat turut berperan
dalam kegiatan pengembangan tersebut sesungguhnya yang paling bertanggung jawab adalah
pekerja yang bersangkutan sendiri karena dialah yang paling berkepentingan dan dia pula yang
kelak akan memetik dan menikmati hasilnya. Hal ini merupakan salah satu prinsip
pengembangan karir yang sangat fundamental sifatnya.

Saran pemecaahan yang strategis agar mereka tetap mau bekerja dan mengembangkan karirnya
di bank tersebut. Adalah:
1. Memperbaiki komunikasi antara pegawai dengan pihak manajemen.
Adakan pertemuan reguler di mana semua pegawai dapat menyampaikan ide, saran, dan
pertanyaan-pertanyaan mereka. Berikan jaminan bahwa para karyawan bisa bicara dengan
terbuka tanpa harus takut kepada para atasan. Dengarkan dan responlah dengan baik, sehingga
karyawan Anda merasa dihargai sebagai bagian penting perusahaan.

2. Beri kesempatan mengembangkan diri


Berikan kesempatan kepada para karyawan untuk melakukan training, pendidikan, dan seminar
untuk pengembangan kariernya. Uang bukan hanya motivasi utama karyawan dalam bekerja,
namun mereka juga menginginkan tempat kerja yang bisa mendukung perkembangan diri dan
karier di masa depan
Uraian APBN[1] APBN-P[3]

Pendapatan Negara Rp1.529,7 triliun Rp1.502,0 triliun

- Penerimaan Perpajakan Rp1.280,4 triliun Rp1.148,4 triliun

- Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp385,4 triliun Rp349,2 triliun

- Penerimaan Hibah Rp1,4 triliun Rp4,5 triliun

Belanja Negara Rp1.683,0 triliun Rp1.726.2 triliun

- Belanja Pemerintah Pusat Rp1.249,9 triliun Rp1.196,8 triliun

- Transfer ke daerah Rp592,6 triliun Rp529,3 triliun

Defisit Rp153,3 triliun Rp224,2 triliun

Pembiayaan Netto Rp153,3 triliun Rp224,2 triliun


1. Menteri Keuangan mengemukakan bahwa jumlah belanja sangat besar untuk belanja
Kementerian Lembaga. Pertanyaan : Apakah benar terdapat peningkatan belanja
negara dari tahun ke tahun ? (Silahkan gunakan data belanja negara dari tahun 2013-
2018 dari data pokok APBN)

Belanja Negara
Tahun
APBN APBN-P
2013 Rp1.683,0 triliun Rp1.726.2 triliun
2014 Rp1.842,5 triliun Rp1.876,9 triliun
2015 Rp 2.019,9 triliun Rp 2.039,5 triliun
2016 Rp 2.095,7 triliun
2017 Rp. 2.080.451,2 milyar 2.133.295,9
2018 Rp. 2.220.657,0 Milyar

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa pengeluaran Negara selalu meningkat dari tahun ke
tahun

2. Berdasar pada nomor 1 tersebut, Lakukan analisis dengan menggunakan berbagai teori
(teori pertumbuhan kegiatan pemerintah dan teori pengeluaran publik, terdapat dalam
BMP). Analisis mengenai, mengapa pengeluaran/belanja pemerintah selalu meningkat
dalam setiap tahunnya? dan apa saja faktor penyebab kenaikan pengeluaran/belanja
pemerintah tersebut ?

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah


menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah
mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.

Teori Adolf Wagner

Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan kegiatan pemerintah semakin
lama semakin meningkat. Tendensi ini oleh Wagner disebut dengan hukum selalu meningkatnya
peranan pemerintah. Inti teorinya yaitu makin meningkatnya peran pemerintah dalam kegiatan
dan kehidupan ekonomi masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Wagner menyatakan bahwa
dalam suatu perekonomian apabila pendapatan per kapita meningkat maka secara relatif
pengeluaran pemerintah pun akan meningkat terutama disebabkan karena pemerintah harus
mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan
dan sebagainya.
Berkaitan dengan hukum Wagner, dapat dilihat beberapa penyebab semakin meningkatnya
pengeluaran pemerintah, yakni meningkatnya fungsi pertahanan keamanan dan ketertiban,
meningkatnya fungsi kesejahteraan, meningkatnyaa fungsi perbankan dan meningkatnya fungsi
pembangunan

Teori Peacock dan Wiseman

Teori mereka didasarkan pada suatu analisis penerimaan pengeluaran pemerintah. Pemerintah
selalu berusaha memperbesar pengeluarannya dengan mengandalkan memperbesar penerimaan
dari pajak, padahal masyarakat tidak menyukai pembayaran pajak yang besar untuk membiayai
pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut. Meningkatnya penerimaan pajak
menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Dalam keadaan normal
meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga
dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.

Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat
mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat
memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana
untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka mempunyai tingkat kesediaan
masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi ini merupakan kendala bagi pemerintah
untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena

Dalam teori Peacock dan Wiseman terdapat efek penggantian (displacement effect) yaitu adanya
gangguan sosial yang menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah.
Pengentasan gangguan tidak hanya cukup dibiayai sematamata dengan pajak sehingga
pemerintah harus meminjam dana dari luar negeri. Setelah gangguan teratasi muncul kewajiban
melunasi utang dan membayar bunga. Pengeluaran pemerintah yang semakin bertambah bukan
hanya karena GNP bertambah tetapi karena adanya kewajiban baru tersebut. Akibat lebih lanjut
adalah pajak tidak menurun kembali ke tingkat semula meskipun gangguan telah berakhir.
Selain itu, masih banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang dan
ini disebut efek inspeksi (inspection effect). Adanya gangguan sosial juga akan menyebabkan
terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah yang sebelumnya dilaksanakan oleh
swasta. Efek inilah disebut sebagai efek konsentrasi (concentration effect). Dengan adanya
ketiga efek tersebut menyebabkan bertambahnya aktivitas pemerintah sehingga setelah perang
selesai tingkat pajak tidak menurun kembali pada tingkat sebelum terjadi perang

Teori batas kritis Colin Clark

Dalam teorinya, Collin Clark mengemukakan hipoteisis tentang batas kritis perpajakan.
Toleransi tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah diperkirakan kurang dari 25 persen dari
GNP, meskipun anggaran belanja pemerintah tetap seimbang. Dikatakan bahwa jika kegiatan
sektor pemerintah, yang diukur dengan pajak dan penerimaan-penerimaan lain, melebihi 25%
dari total kegiatan ekonomi, maka yang terjadi adalah inflasi. Dasar yang dikemukakan adalah
bahwa pajak yang tinggi akan mengurangi gairah kerja. Akibatnya produktivitas akan turun
dengan sendirinya dan ini akan mengurangi penawaran agregate. Di lain pihak, pengeluaran
pemerintah yang tinggi akan berakibat pada naiknya permintaan agregat. Inflasi terjadi karena
adanya keseimbangan baru yang timbul sebagai akibat adanya kesenjangan antara permintaan
agregate dan penawaran agregate. Apabila batas 25 persen terlampaui maka akan timbul inflasi
yang akan mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai