Anda di halaman 1dari 4

1.

Permintaan agregat terdiri dari permintaan dari empat sektor utama, yakni:
 Konsumsi rumah tangga
Efek tingkat harga terhadap konsumsi rumah tangga
Tingkat harga mempengaruhi kekayaan rumah tangga. Kekayaan riil mereka meningkat ketika tingkat
harga turun. Itu menambah daya beli mereka.
Peningkatan daya beli tersebut mendorong rumah tangga untuk meningkatkan konsumsinya. Oleh
karena itu, penurunan tingkat harga akan meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Efek sebaliknya juga berlaku. Tingkat harga yang lebih tinggi menurunkan konsumsi rumah tangga.
Pendapatan riil rumah tangga jatuh dan daya beli mereka melemah. Efek perubahan tingkat harga
terhadap konsumsi rumah tangga melalui kekayaan riil ini kita sebut sebagai efek kekayaan (wealth
effect).

 Investasi bisnis

Efek tingkat harga terhadap investasi bisnis


Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan permintaan uang. Untuk membeli sejumlah barang
dengan kuantitas yang sama daripada sebelumnya, pelaku ekonomi membutuhkan lebih sedikit uang.
Di pasar keuangan, penurunan permintaan uang akan mendong harga uang turun. Dan, dalam
ekonomi, harga dari sebuah uang adalah suku bunga. Jadi, tingkat harga yang lebih rendah akan
menurunkan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya investasi modal,
mendorong bisnis untuk meningkatkan investasi mereka. Tidak hanya itu. Suku bunga rendah juga
mendorong rumah tangga untuk mengajukan pinjaman baru. Untuk beberapa item seperti rumah dan
mobil, rumah tangga membeli tidak secara tunai melainkan dibiayai melalui pinjaman. Oleh karena
itu, ketika suku bunga rendah, rumah tangga juga akan cenderung meningkatkan belanja beberapa
barang. Efek sebaliknya juga berlaku ketika tingkat harga naik. Itu mendorong suku bunga naik dan
melemahkan investasi bisnis dan konsumsi rumah tangga.

 Pengeluaran pemerintah

Efek tingkat harga terhadap pengeluaran pemerintah


Tidak ada korelasi antara tingkat harga dengan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah
adalah kebijakan diskresioner dan lebih ditentukan oleh proses politik. Karena itu, kita
mengklasifikasikan pengeluaran pemerintah sebagai pengeluaran otonom, yang mana nilainya tidak
tergantung pada kondisi perekonomian
 Ekspor neto

Efek tingkat harga terhadap ekspor neto

Ekspor neto adalah selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor. Penurunan tingkat harga
menunjukkan barang-barang domestik menjadi lebih murah. Itu menarik pembeli asing dan
mendorong mereka untuk meningkatkan permintaan. Sebagai hasilnya, ekspor meningkat. Di sisi lain,
penurunan tingkat membuat barang dan jasa yang diproduksi asing menjadi kurang menarik bagi
pembeli domestik. Akibatnya, impor berkurang. Jadi, secara umum, ketika tingkat harga turun, ekspor
neto akan meningkat. Sebaliknya, ketika tingkat harga naik, ekspor neto akan menurun.

2. Misalkan dalam suatu perekonomian diketahui pendapatan , Y = 200. Penawaran uang, M = 100.
Laju peredaran uang, V, adalah 8. Berdasarkan teori kuantitas, Hitunglah berapa besar tingkat
harga ?

3. Kritikan-kritikan tersebut adalah:


a. Pemisalan bahwa Y tetap kurang tepat Hal ini dikarenakan kesempatan kerja penuh tidak
selalu tercapai dalam perekonomian, yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang
tidak menggunakan faktor-faktor produksi secara penuh dan menyebabkan pengangguran.
Sehingga jumlah barang-barang (T) masih bisa ditambah.
b. Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang Terdapatnya
faktor lain yang mempengaruhi laju peredaran uang, diantaranya inflasi dan pengangguran
yang tinggi. Tingkat pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluaran masyarakat
sehingga mengurangi laju peredaran uang. Demikian pula inflasi akan membuat orang lebih
senang membelanjakan uangnya saat ini dibanding masa mendatang, yang akibatnya akan
menambah laju peredaran uang. Dengan kata lain terdapat
faktor-faktor lain dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dapat mempengaruhi
dan mengubah laju peredaran uang.
c. Hubungan antara penawaran uang dan harga lebih rumit dari yang diterangkan oleh teori
kuantitas. Persamaan MV = PT tidak dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana
perubahan penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan jasa,
saat menghadapi masalah pengangguran. Apakah P dan T akan bertambah, atau T yang tetap
dan P yang bertambah? Pertanyaan inilah yang tidak dapat dijelaskan oleh teori kuantitas.
d. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk mempermudah kegiatan
tukar menukar dan transaksi dengan menggunakan uang. Dalam persamaan kuantitas uang,
masyarakat dianggap meminta uang dengan tujuan untuk membiayai transaksi saja.
Sedangkan menurut Keynes uang juga digunakan untuk berjaga-jaga dan spekulasi.
e. Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang terhadap suku bunga Hal ini
disebabkan dalam teori klasik suku bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan
permintaan tabungan untuk investasi. Sedangkan menurut Keynes, penawaran uang dapat
mempengaruhi suku bunga.
4. Jelaskan macam-macam kebijakan fiskal tersebut!
a. kebijakan fiskal fungsional. Kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan dalam
pertimbangan pengeluaran dan penerimaan anggaran pemerintah yang ditentukan dengan
melihat akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama untuk meningkatkan
kesempatan kerja.
b. Kebijakan fiskal yang disengaja. Kebijakan fiskal yang disengaja adalah kebijakan yang
digunakan untuk mengatasi masalah ekonomi dengan cara memanipulasi anggaran belanja
secara sengaja, baik melalui perubahan perpajakan ataupun perubahan pengeluaran
pemerintah. 3 bentuk kebijakan fiskal yang disengaja adalah; (1) membuat perubahan pada
pengeluaran pemerintah, (2) membuat perubahan pada sistem pemungutan pajak, dan (3)
membuat perubahan secara serentak baik dalam pengelolaan pemerintah ataupun sistem
pemungutan pajaknya.
c. Kebijakan fiskal yang tidak disengaja. Kebijakan fiskal yang tidak disengaja adalah
kebijakan dalam mengendalikan kecepatan siklus bisnis agar tidak terlalu fluktuatif. Jenis
kebijakan fiskal tak disengaja adalah proposal, pajak progresif, kebijakan harga minimum, dan
asuransi pengangguran.
5. 3 kondisi anggaran belanja
a. Keseimbangan primer adalah penerimaan negara dikurangi belanja, di luar pembayaran
bunga utang. Sedangkan defisit/surplus APBN, pengurangan pendapatan terhadap belanja
negara
b. Anggaran surplus adalah anggaran yang dibuat agar bisa menyediakan rencana detail
terkait kegiatan dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan juga memberikan arahan
yang jelas untuk individu dan kelompok demi mencapai tujuan yang sudah dibuat
perusahaan.
c. Defisit anggaran adalah selisih antara pengeluaran pemerintah dengan penerimaan
pemerintah, yang sama dengan jumlah utang baru yang dibutuhkan pemerintah untuk
mendanai operasinya. Defisit anggaran tentunya diperlukan tambahan dana agar kegiatan
yang telah direncanakan tetap dapat dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai