Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

STUDI KASUS PENGARUH TINGKAT INVESTASI TERHADAP PDRB


PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh:
Candra Gumelar (F0219032)

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2022
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi nasional dikatakan berhasil yaitu dilihat dari
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi problem pada setiap
negara/wilayah. Pertumbuhan ekonomi menjadi tolok ukur penting dalam
menganalisis sejauh mana perkembangan pembangunan ekonomi di wilayah
tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas produksi dalam
perokonomian yang tercermin pada pendapatan nasional (Ernita et al.2013).
Beberapa komponen Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi atau peningkatan PDB, termasuk investasi. Oleh karena
itu, kebijakan yang diambil oleh pemerintah suatu negara harus diupayakan untuk
menciptakan kondisi yang dapat menciptakan segala sesuatu yang diyakini dapat
meningkatkan PDB, untuk mencapai kondisi yang optimal sehingga pertumbuhan
ekonomi yang diinginkan dapat tercapai.
Investasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam mendongkrak
perekonomian. Namun besarnya investasi tidak serta merta membuat
pertumbuhan ekonomi menjadi cepat, tetapi bagaimana pengelolaan investasi itu
sendiri. Beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh investasi
terhadap pertumbuhan ekonomi telah banyak dilakukan diantaranya adalah
Chidoko (2015) dan Rabnawas (2015), mereka menyatakan bahwa investasi
berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2019, dunia mengalami pandemic yang disebabkan oleh virus
COVID-19 di mana Indonesia sendiri dimulai pada bulan Maret 2020. Virus ini
menunjukkan penyebaran yang sangat signifikan cepat dan telah menyebabkan
banyak kematian. Penyebaran dan peningkatan jumlah kasus corona virus atau
covid-19 telah menyebar antar Negara termasuk Indonesia. Tersebarnya Covid-19
di negara Indonesia dikatakan sangat cepat yang terjadi di beberapa wilayah
Indonesia (Fadli, 2020).
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat signifikan pada
perekonomian domestik dimana kondisi tersebut telah terlihat dalam pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah yang turun sebesar -5,93 persen pada triwulan II (BPS
Jawa Tengah). Oleh karena itu, akan dilakukan analisis Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di Provinsi Jawa Tengah dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang terdampak pandemi
COVID-19 pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses dari peningkatan
output perkapita suatu wilayah dengan jangka waktu yang panjang (Wulansari
et al., 2018). Menurut Primalasari, (2019) pertumbuhan ekonomi dapat juga
didefinisikan perkembangan dari kegiatan suatu perekonomian yang
mengakibatkan kegiatan produski barang atau jasa serta kesejahteraan
penduduk meningkat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi bisa diartikan
perkembangan dari kesejahteraan masyrakat yang kemudian diukur dari besar
atau kecilnya pertumbuhan domestik regional bruto (Purnamasari, Rostin, &
Ernawati, 2017). Beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi dari masa ke
masa terus berkembang. Berikut ini teori-teori menurut para ahli (Ichvani &
Sasana, 2019):
a. Teori Ekonomi Klasik
Teori ekonomi klasik merupakan teori yang muncul dan
dikembangkan mulai pada abad 17. Adam Smith dan David Ricardo
merupakan tokoh yang snagat penting pada era ekonomi klasik.
Menurut teori Adam Smith pertumbuhan output dan penduduk adalah
dua aspek utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Emas dan
perak yang dimiliki oleh suatu wilayah bukan lagi menjadi gambaran
kekayaan negara tersebut. Menurutnya kekayaan suatu pemerintah
dapat dibentuk dengan dua cara yaitu keterampilan dan efisiensi dari
para tenaga kerja.
b. Teori Ekonomi Neo Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi neo klasik dikembangkan oleh Robert
Sollow dan Trevor Swan. Teori neo klasik berpendapat bahwa
pertumbuhan ekonomi bersumber pada penambahan dan
perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran agregat.
Teori pertumbuhan ini menekankan bahwa perkembangan factor-
faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor penentu
dalam pertumbuhan ekonomi. Fungsi produksi bersifat constant return
to scale sehingga output akan meningkat dengan proporsi yang sama
apabila kapital dan tenaga kerja digandakan dan input-input yang baru
digunakan sepenting input yang telah ada. Input selain kapital, tenaga
kerja, dan pengetahuan diasumsikan tidak penting.
c. Teori Harrod-Domar
Teori ini memiliki tujuan menjelaskan kondisi yang perlu dilaksanakan
agar perekonomian mencapai keadaan yang baik dengan keadaan yang
stabil pada jangka waktu panjang. Pada analisis dua sektor, agar
pertumbuhan berada di masa yang baik dengan jangka waktu panjang,
investasi harus benar-benar dalam keadaan yang terus meningkat.
Untuk meningkatkan pengeluaran yang agregat juga diperlukan
adanaya investasi tamabahan. Jadi jika investasi I, maka ditahun
berikutnya harus ditingkatkan I + ∆I sesuai dengan teori hipotesis
persinyalan (Signaling Hypothesis Teory).
d. Teori Ekonomi Endogen
Pada teori endogen menyatakan bahwa beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi bukan hanya kapital dan tenaga
kerja, namun ada juga faktor teknologi, bahan baku dan material serta
kewirausahaan. Teori ini juga menganggap bahwa pertumbuhan
mempengaruhi penyediaan infrastuktur, politik, kebijakan pemerintah,
peraturan serta hukum.
2. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto menurut BPS (2013) merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan seluruh unit produksi baik berupa barang
dan jasa dalam suatu wilayah. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga setiap tahunnya, digunakan untuk menunjukan besarnya
struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi yang ada. Produk
Domestik Regional Bruto terdiri dari dua macam cara penyajian, yaitu:
a. PDRB atas dasar harga berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, baik pada 8
saat menghitung atau menilai produksi, biaya antara, ataupun nilai
tambah.
b. PDRB atas dasar harga konstan
PDRB atas dasar harga konstan adalah nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu yang
digunakan sebagai acuan atau tahun dasar, baik pada saat
menghitung atau menilai produksi, biaya antaa, maupun komponen
nilai tambah.
3. Investasi
Investasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu pihak, yaitu baik
pihak pibadi atau berbadan hukum dengan tujuan mempertahankan nilai
modal yang dimiliki (Pangiuk, 2017). Nasution (2020) mendefiniskan
investasi sebagai pengeluaran atau perbelanjaan untuk penanam modal atau
untuk perusahaan guna membeli barang-barang atau perlengkapan dengan
tujuan untuk menambah kapasitas kemampuan produksi barang maupun jasa
yang tersedia dalam bidang perekonomian. Berdasarkan jenisnya investasi
dibagi menjadi dua, pertama investasi pemerintah, merupakan penanaman
modal yang dilakukan oleh pemerintah daerah ataupun pusat. Kedua investasi
swasta, merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh swasta nasional
yang biasa disebut Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan penanaman
modal yang dilakukan oleh swasta asing atau yang biasa disebut Penanaman
Modal Asing (PMA). Investasi yang dialokasikan untuk suatu wilayah akan
menambah stok modal dalam negeri, mempercepat perekonomian, menambah
lapangan pekerjaan, meningkatkan taraf hidup masyarkat dan dapat
meningkatkan pemdapatan di wilayah tersebut (Sukirno, 2013). Apabila arus
investasi masuk ke suatu negara dan berlangsung terus menerus dnegan jangka
waktu yang panjang serta didukung perekonomian dengan daya saing yang
tinggi, maka nantinya akan meningkatkan investasi melalui peningkatan stok
perkapita. Peningkatan stok kapita nantinya akan meningkakan kemampuan
masyarakat dalam menghasilkan output produksi dan menambah aktivitas
perekonomian daerah tersebut (Mukhamad, 2014).
METODOLOGI
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder dalam bentuk data time series (Ghozali, 2011). Sumber data
diperoleh dari Badan Pusat Statistik berupa data PDRB dan jumlah
investasi Provinsi Jawa Tengah tahun 2016-2021.
2. Variabel Penelitian
a. PDRB (Dependen)
b. Investasi (Independen)
3. Metode Analisis
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif
dengan metode analisis kualitatif. Analisis disajikan dalam bentuk naratif
dan deskriptif. yang bertujuan untuk memahami dan mengolah data.
PEMBAHASAN

Realisasi Investasi Penanaman Modal


Dalam Negeri Provinsi Jawa Tengah
Unit Proyek
10000
9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS Jawa Tengah

Pada data diatas dijelaskan bahwa realisasi investasi di Provinsi Jawa


Tengah mengalami peningkatan tiap tahunnya, terkecuali tahun 2021 turun
sebanyak 197unit dengan persentase 2,28%. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi
Jawa Tengah memiliki perhatian yang baik pada sector investasi. Pada tahun 2020
terlihat bahwa pemerintah Jateng meningkatkan jumlah investasinya hingga
5.884unit atau 211% dari total investasi pada tahun 2019.
PDRB JAWA TENGAH
Miliar Rupiah
1600000

1400000 1420800
1360960 1347923
1268261
1200000 1172795
1000000

800000

600000

400000

200000

0
2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS Jawa Tengah

Perkembangan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah terus meningkat setiap


tahunnya, namun ketika adanya pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi sempat
menurun Rp 13.307miliar atau -0,96persen di tahun 2020. Sebelum pandemi
Covid-19 ini pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah terus mengalami peningkatan
bahkan pada tahun 2021 perekonomian Jawa Tengah mengalami kenaikan.
Investasi ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara
langsung maupun tidak langsung. Investasi pada penelitian ini menggunakan data
penanaman modal dalam negeri. Berdasarkan tahun terlihat jumlah penanaman
modal dalam negeri dari tahun 2016 hingga 2021 di Provinsi Jawa Tengah relatif
mengalami peningkatan pertahunnya. Dapat dilihat dari pertumbuhan ekomoni
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 hingga 2021 relatif meningkat bahkan
setelah dampak pandemic dan pertumbuhan sempat menurun, Jawa Tengah
mampu meningkatkan ekonominya kembali pada tahun 2021. Hal ini sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakuan oleh Chidoko (2015), Rabnawas
(2015), Williams, et al (2017), Prasetyawan, et al (2017), Ningsih & Sari (2018),
Tasrif, et al (2019) dan Hardiyanti, et al (2020) bahwasannya investasi Investasi
berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, pada kasus ini
di provinsi Jawa Tengah.
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Efek dari pandemi COVID-19 benar adanya mempengaruhi
pertumbuhan tiap wilayah tak terkecuali Provinsi Jawa Tengah. Sehingga
pertumbuhan ekonominya juga ikut terpengaruh Salah satu cara pemerintah
Jawa Tengah dalam mengembalikan keadaan ekonomi dengan meningkatkan
jumlah investasi dalam negeri merupakan langkah yang bijak dan tepat. Sebab
secara langsung maupun tidak langsung investasi mampu memberikan
dampak pada pertumbuhan ekonomi.
2. Saran
Pada penelitian berikutnya dapat ditambahkan variable lain yang
berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dilihat dari PDRB suatu wilayah
seperti tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai