Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN

SEKTOR INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA

Dosen Pengampu:
Dra.Ec. Dyah Wulansari. M.Ec.Dev.,Ph.D

OLEH:

Retisia Rismadani (041611133121)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan peradaban manusia dibagi tiga gelombang (Toffler 1988). Gelombang
pertama merupakan pertanian, gelombang kedua adalah industrialisasi, dan gelombang yang
ketiga adalah informasi. Menurut Moelyono (2010), perubahan zaman yang digambarkan oleh
Alfin Toffler hanya berhenti sampai pada gelombang ketiga, yang sering disebut sebagai era
informasi, elektronika dan ekonomi global. Perkembangan inilah yang menyebabkan kehidupan
ekonomi manusia saat ini telah memasuki era baru, yaitu orbit ekonomi pengetahuan atau orbit
ekonomi kreatif (creativity based economy) (Moelyono, 2010). Pada orbit ini tuntutan akan
keunggulan kreasi dan inovasi lebih dominan. Menurut Nenny (2008), ekonomi kreatif adalah
ekonomi yang lebih mengedepankan kreatifitas dan inovasi sebagai motor penggerak ekonomi.
Definisi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan RI (2007) adalah industri
yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut. Departemen perdagangan (2008), menjelaskan jika ditinjau secara
keseluruhan sektor industri kreatif, maka pertumbuhan sektor ini berada di bawah rata-rata
pertumbuhan ekonomi nasional. Tetapi, jika dianalisis berdasarkan subsektor industrinya, maka
terdapat subsektor industri kreatif yang sangat potensial dan memiliki pertumbuhan PDB di atas
pertumbuhan PDB nasional.
Peranan sektor industri kreatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tidak terlepas
dari adanya peran serta investasi dan tenaga kerja. Investasi dilakukan dalam rangka untuk
membentuk modal, investasi tersebut digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana untuk
kegiatan produksi. Di Indonesia sendiri investasi bisa berupa penanaman modal asing (PMA)
dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Melalui proses investasi diharapkan output
produksi yang dihasilkan akan meningkat sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan
daerah. Iklim investasi yang bagus juga akan meningkatkan perluasan lapangan kerja yang
tersedia.
Selain modal, tenaga kerja juga merupakan input dari faktor produksi. Tenaga kerja
merupakan jembatan utama yang menghubungkan antara pertumbuhan ekonomi dengan output
produksi, produktifitas yang tinggi dari seorang pekerja, akan berdampak pada tingginya output
produksi yang dihasilkan, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah
atau negara.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh variabel investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi
di sektor industri kreatif secara spasial dan simultan?
1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis dan menguji pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan
ekonomi di sektor industri kreatif secara spasial dan simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelaku ekonomi dan
pembuat kebijakan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif.
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya di
bidang ekonomi kreatif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2011). Indikator penting untuk mengukur kondisi
ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah dengan melihat PDRB. Produk
Domestik Bruto merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksikan pada wilayah tersebut
dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2006:34). Para ekonom mengukur PDRB berdasarkan harga
yang berlaku pada periode tersebut maka disebut PDRB nominal, sedangkan ketika diukur
berdasarkan harga konstan maka disebut PDRB konstan Mankiw, (2003: 22).
Untuk menghitung angka-angka PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, dan
dijelaskan berikutini:
1. Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam satu tahun.
2. Pendekatan Pendapatan, PDRB yaitu jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam satu tahun.
3. Pendekatan Pengeluaran, PDRB adalah semua komponen permintaan akhir yang
terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori, dan
ekspor neto
2.1.2 Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh dua orang ekonom yaitu Solow dan
Swan (1956). Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi
kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi. Teori Solow-Swan
melihat bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan, sehingga
pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri atau mempengaruhi pasar. Campur tangan
pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Teori neoklasik berpendapat
bahwa pertumbuhan ekonomi bersumber pada penambahan dan perkembangan faktor-faktor
yang mempengaruhi penawaran agregat. Teori pertumbuhan ini juga menekankan bahwa
perkembangan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja dan kemajuan teknologi
merupakan faktor penentu dalam perkembangan output barang dan jasa suatu negara (Mankiw,
2007: 86).
Teori neoklasik telah membagi tiga jenis input yang berpengaruh dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu: pengaruh modal dalam pertumbuhan ekonomi, pengaruh teknologi dalam
pertumbuhan ekonomi, pengaruh angkatan kerja yang bekerja dalam pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori yang dikembangkan oleh Solow-Swan, diasumsikan bahwa perekonomian adalah
tertutup. Perusahaan memproduksi barang dengan kombinasi tenaga kerja dan modal. Dalam
perekonomian juga tidak ada intervensi pemerintah, sehingga perhitungan pendapatan nasional
berdasarkan pengeluaran agregat. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk
menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan tinggi rendahnya pertumbuhan itu
sendiri oleh Solow maupun para teoritis lainnya diasumsikan bersifat eksogen atau selalu
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (Todaro, 2000:117). Secara sistematis model Solow-
Swan yaitu:

Yi = f (KiLiAi) (2.1)

Dimana Y adalah besarnya output, K adalah input modal, L adalah input modal tenaga
kerja, dan T adalah tingkat kemajuan tekonologi, i adalah tahun. Analisis Solow membuat
pembuktian serta kajian empiris untuk menunjukkan bahwa faktor terpenting dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi tidak hanya pertambahan modal dan tenaga kerja, namun juga kemajuan
teknologi, pertambahan kemahiran/keahlian, serta kepakaran tenaga kerja (Sukirno, 2010).

2.1.3 Hubungan Pertumbuhan dan Investasi


Investasi (investment) dapat difenisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok capital
yang ada. Istilah lain dari investasi adalah akumulasi modal (capital accumulation)
pembentukan atau penanaman modal (capital formulation). Dengan kata lain istilah investasi
dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi atau menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian. Teori neo klasik tentang
investasi merupakan akumulasi kapital optimal. Menurut teori ini, stok kapital yang diinginkan
ditentukan oleh output dan harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output. Jadi, menurut
teori ini perubahan didalam output akan mengubah atau mempengaruhi, baik stok kapital
maupun investasi yang diinginkan (Nanga, 2005)
Teori neo klasik didasarkan pada pemikiran ahli-ahli ekonomi klasik mengenai penentuan
keseimbangan faktor-faktor produksi oleh perusahaan. Teori neo klasik menekankan pentingnya
tabungan sebagai sumber investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Makin cepat perkembangan investasi ketimbang laju
pertumbuhan penduduk, makin cepat perkembangan volume stok kapital rata-rata per tenaga
kerja. Makin tinggi rasio kapital per tenaga kerja cendrung makin tinggi kapasitas produksi per
tenaga kerja. Tokoh neo klasik, Sollow dan Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana
pertumbuhan penduduk, akumulasi capital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi
dalam proses pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 2010: 88-89).

2.1.6 Hubungan Pertumbuhan dan Tenaga Kerja


Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Indonesia. SAKERNAS (Survei
Angkatan Kerja) menyatakan bahwa batas usia kerja adalah usia 15 tahun atau lebih hal tersebut
didasarkan pada International Labour Organization (ILO).
Lewis mengemukakan teorinya mengenai ketenagakerjaan, yaitu kelebihan pekerja
merupakan kesempatan. Kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan andil terhadap
pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain. Selanjutnya Lewis mengemukakan
bahwa ada dua sektor di dalam perekonomian negara sedang berkembang, yaitu sektor modern
dan sektor tradisional. Sektor informal mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada selama
berlangsungnya proses industrialisasi, sehingga disebut katub pengaman ketenagakerjaan.
Pengalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor modern (industri) selanjutnya akan
meningkatkan pertumbuhan output dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor modern.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain
dalam bentuk jurnal dan artikel jurnal. Adapun penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan oleh Afif Leksono dan Purbayu Budi Santosa pada tahun 2014 yang
berjudul Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendapatan Industri Kreatif di Indonesia.
Metode yang digunakan dalam peelitian tersebut adalah dengan menggunakan metode
regresi data panel tahun 2002-2006. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tenaga
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB. Sebalikya, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekspor, impor, dan jumlah perusahaan sacara parsial berpengaruh
negatif signifikan terhadap PDB. Selain itu, ekspor impor, jumlah perusahaan, dan tenaga
kerja juga berpengaruh secara simultan terhadap PDB sektor industri kreatif.

2. Penelitian dilakukan oleh Try Handayani pada tahun 2011 yang berjudul Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1999-2008. Penelitian
tersebut menggunakan metode analisis OLS. Hasil penelitian menunjukan hasil bahwa
sacara simultan Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri,
infrastruktur, dan pertumbuhan sebelumnya berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.

3. Penelitian dilakukan oleh Mutia Sari, dkk pada tahun 2016 yang berjudul Pengaruh
Investasi, Tenaga Kerja,dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis OLS. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa investasi, tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah secara
parsial berpengaruh posistif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Selain itu, varaiabel-variabel tersebut juga secara simultan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

4. Penelitian dilakukan oleh Kurnia Maharani dan Sri Isnowati pada tahun 2014 yang
berjudul Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, dan Keterbukaaan
Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah. Penelitian tersebut
menggunakan metode regresi OLS data time series tahun 1985-2010. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa investasi swasta, investasi pemerintah, pengeluaran pemerintah, dan
tenaga kerja adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Jawa Tengah. Sedangkan variabel keterbukaan ekonomi signifikan secara statistik, tetapi
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Selain itu, investasi
swasta, investasi pemerintah, pengeluaran pemerintah, dan tenaga kerja secara simultan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pendekatan metode regresi analisis berganda yang bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan data cross
section. Data cross section yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data 34 provinsi di
Indonesia tahun 2016.
3.2 Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen. Variabel
dependen merupakan variabel yang bersifat terikat, artinya nilai variabel dipengaruhi oleh
variabel independen. Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang bersifat bebas,
artinya variabel ini tidak terikat dengan variabel lain. Variabel dependen yang digunakan yaitu
variabel PDRB sektor industri. Sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu variabel
investasi dan tenaga kerja.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
a. PDRB Industri Kreatif
PDRB industri kreatif yang dimaksud dalam penelitian ini Produk Domestik Regional
Bruto pada sektor industri kreatif. PDRB industri kreatif yang diteliti berdasarkan 34
provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 2016. PDRB industri kreatif ini memiliki
satuan milyar rupiah.
b. Investasi
Investasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN). Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang digunakan adalah data
realisasi berdasarkan sektor ekonomi tahun 2016 menurut 34 provinsi di Indonesia.
PMDN memiliki satuan juta rupiah.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu jumlah tenaga kerja yang bekerja
pada sektor industri kreatif. Jumlah tenaga kerja sektor industri kreatif yang diteliti yaitu
berdasarkan 34 provinsi di Indonesia pada tahun 2016. Tenaga kerja sektor industri
kreatif memiliki satuan dalam bentuk ribu jiwa.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dan berbentuk cross
section. Data cross section merupakan data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentuyang
menggambarka keadaan pada waku tertentu. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder
berbentuk makro yang diperoleh melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bekerja sama
dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat.
3.5 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode OLS. Metode
OLS merupakan metode kuadrat terkecil yang memiliki sifat-sifat statistik yang membuat
metode ini menjadi salah satu metode yang paling kuat dalam analisis regresi (Gujarati,
2009:71). Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel indepeden, kemudian diuji
secara kuantitatif dengan menggunakan alat bantu ekonometrika yaitu software STATA 13.
3.6.1 Model Estimasi
Regresi linear adalah suatu alat analisis statistika yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan statistik antara variabel dependen dan variabel independen. Konsep metode OLS yaitu
dengan meminimumkan error sekecil mungkin. Pada metode OLS hasil estimasi dapat
memberikan koefisien regresi yang bersifat BLUE. Tahapan analisis kuantitatif terdiri dari:
estimasi model regresi dengan menggunakan OLS, uji asumsi klasik dan uji statistik.
Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐼𝑁𝑉𝑖 + 𝛽2 𝑇𝐾𝑖 + 𝜀𝑖 ………………………………………………………………(1)
Dimana:
Y = PDRB sektor industri kreatif tahun 2016
INV = investasi dalam negeri tahun 2016
TK = tenaga kerja sektor industri kreatif tahun 2016
𝛽0 = intersep
𝛽1 , 𝛽2 = koefisien parameter
𝜀 = error term
i = cross section
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Model

4.1.1 Estimasi Model

Estimasi model dengan menggunakan metode OLS dalam penelitian ini menghasilkan
hasil regresi yang ditunjukkan pada gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1

Hasil Estimasi Regresi OLS

Sebelum melakukan interpretasi hasil dan uj statistik, makaperlu dilakukan uji asumsi
klasik untuk mengetahui apakah model yang digunakan bersifat BLUE atau tidak. Uji asumsi
klasik yang digunakan yaitu uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah dalam model yang diuji memenuhi
asumsi klasik atau tidak memperlihatkan adanya penyimpangan asumsi klasik. Karena jika
asumsi klasik tidak terpenuhi, berarti model tidak memenuhi karakteristik BLUE (Best linier
Unbiased Estimator)
Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model yang diteliti terdapat
korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas dilihat
dari nilai VIF. Jika nilai VIF kurang dari 10 disimpulkan bahwa dalam model yang diteliti tidak
terjadi masalah multikolinearitas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini.

Gambar 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF adalah 3,09 yang berarti kurang
dari 10. Sehingga menunjukkan bahwa hasil estimasi yang dilakukan terbebas dari masalah
multikolinearitas,

Uji Heteroskedastisias

Dalam penelitian ini untuk uji heteroscedastisitas diteraplan dengan mempergunakan uji breusch pagan.
Dari hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Chi-Squared 0,2943 > 0,05. Hal ini
menandakan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada data penelitian
4.1.2 Uji Statistik dan Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil estimasi pada gambar 4.1 di atas diperoleh persamaan sebagai berikut:
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖 = 7242,764 + 0,0004014 𝐼𝑁𝑉𝑖 + 0,0329229 𝑇𝐾𝑖 + 𝜀𝑖 …………………………….(2)
Berdasarkan persamaan di atas maka dapat diketahui bahwa nilai konstanta 7242,764
menyatakan jika variable investasi, dan tenaga kerja adalah tetap, maka nilai PDRB Ekonomi
Kreatif adalah Rp. 7242,764 miliar. Selain itu dapat juga dengan melakukan uji statistik yang
terdiri dari uji t yaitu uji parsial, uji F yang merupakan uji simultan, dan uji koefisien
determinasi.
Uji Parsial
1. Investasi terhadap PDRB Sektor Industri Kreatif
Investasi tidak memberi pengaruh signifikan terhadap PDRB Ekonomi Kreatif di
Indonesia. Dari hasil estimasi dapat dilihat bahwa koefisien Investasi 0,0004 menyatakan
jika Investasi meningkat 1 (unit) maka akan meningkatkan nilai PDRB Ekonomi Kreatif
sekitar Rp 0,0004 juta. Begitu juga sebaliknya. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin
banyak Investasi, maka semakin meningkat PDRB Ekonomi Kreatif di Indonesia.
2. Tenaga Kerja terhadap PDRB Sektor Industri Kreatif
Jumlah Tenaga Kerja (TK) berpengaruh signifikan terhadap PDRB Ekonomi
Kreatif di Indonesia. Dari hasil estimasi bahwa koefisien TK 0.032 menyatakan jika TNK
meningkat 1 (orang), maka akan meningkatkan PDRB Ekonomi Kreatif sebesar Rp.
0.032 miliar. Sebaliknya, jika TNK berkurang 1 (orang), maka akan menurunkan PDRB
Ekonomi Kreatif sebesar Rp. 0.032 miliar. Artinya semakin meningkat TNK maka
semakin meningkat PDRB Ekonomi Kreatif di Indonesia.
Uji Simultan
Variabel invetasi dan tenaga kerja secara bersama-sama berpegaruh signifikan terhadap
PDRB ekonomi kreatif Indonesia. Hal tersebut terlihat pada nilai Prob > F adalah 0,000 yang
mana 0,000 < 0,05. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Koefisien Determinasi (𝑹𝟐 )
Nilai R-Square sebesar 0,94 menunjukkan bahwa model yang digunakan bagus dan
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 94 persen. Sisanya dijelaskan
diluar model.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB ekonomi kreatif
di Indonesia.
2. Investasi memberi tidak pengaruh signifikan terhadap PDRB ekonomi kreatif di
Indonesia.
3. Variabel investasi dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
PDRB ekonomi kreatif Indonesia.

5.2 Saran
1. Tenaga kerja berperan penting bagi ekonomi kreatif sehingga pemerintah perlu
memberikan perhatian lebih untuk memberikan pelatihan untuk meningkatkan skill bagi
masyarakat, sebab dengan memiliki keterampilan khusus maka masyarakat dapat
membuka lapangan kerja baru sebagai pengusaha atau pekerja terampil.
2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini memerlukan pengembangan dengan menambah
variabel lain. Khususnya memperluas cakupan variabel investasi tidak hanya dalam
negeri saja, namun investasi juga bisa berupainvestasi luar negeri, penambahan barang
modal, dan lain-lain.
Daftar Pustaka

Arsyad, L. (2010). Ekonomi pembangunan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.

Departemen Perdagangan RI. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta.
Departemen Perdagangan RI. 2009. Studi Industri Kreatif Indonesia 2009. Jakarta
Handayani, T. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Periode 1999-2008. Yogyakarta

Leksono, A., Santosa, P.B. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Idustri Kreatif di
Indonesia. Diponegoro Journal of Economics. 3 (1): 1-7

Maharani, K,. Isnowati, S. (2014). Kajian Investasi, Pengeluaran Pemerintah, Tenaga Kerja, dan
Keterbukaaan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi. 21 (1), 62-72

Mankiw, N. G. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Mankiw, N. G, 2007. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta. Erlangga.

Muana Nanga. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada

Moelyono, M. (2010). Menggerakan Ekonomi Kreatif antar Tuntutan dan Kebutuhan. Jakarta.
PT Raja Grafindo Persada

Nenny, A. (2008). Industri Kreatif. Jurnal Ekonomi. 13(3), 144-151.

Sari, M., Syechalad, M. N, Majid, S. A. (2016). Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi
dan Kebijakan Publik. 3(2), 109-115

Sukirno, S. (2006). Ekonomi Pembangunan. Jakarta. Kencana

Sukirno. S. (2010). Makroekonomi. Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta. PT. Raja Grasindo
Perseda.
Sukirno, S. (2011). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.

Todaro, P. M. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta. Penerbit Erlangga

Toffler. (1988). Kejutan Masa Depan. Pantja Simpati. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai