Anda di halaman 1dari 7

JUDUL

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STIMULUS FISKAL INFRASTRUKTUR


TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA (PENDEKATAN SISTEM NERACA SOSIAL
EKONOMI)

Oleh;

NAMA : ALFREDO JULITO CANIZIO BETO

NIM : F0320143

KLAS :B

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIA DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATARR BELAKANG

Berawal dari krisis subprime mortgage dan gejolak finansial di Amerika Serikat yang
mengakibatkan perekonomian dunia pada tahun 2008 mengalami krisis global, Indonesia sebagai
negara dengan perekonomian terbuka juga terkena dampak negatif dari pelemahan ekonomi
dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sebesar 6,1% pada tahun 2008
setelah sebelumnya mengalami momentum pertumbuhan positif sebesar 6,3% pada tahun 2007.1
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada titik terendah, yaitu sebesar
4,5%.2 Menurunnya perekonomian Indonesia selama kurun waktu 2007–2009 terutama
disebabkan oleh merosotnya perekonomian negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia
sehingga berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor Indonesia. Secara kumulatif nilai
ekspor Indonesia pada periode Januari–Desember 2009 mengalami

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan stimulus fiskal
infrastruktur terhadap perekonomian Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah Sistem
Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau Social Accounting Matrix (SAM). Hasil simulasi
menunjukkan bahwa kebijakan stimulus fiskal infrastruktur berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan pendapatan faktor produksi, rumah tangga, dan kegiatan produksi. Stimulus fiskal
juga berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor lain di luar sektor infrastruktur, antara lain sektor
pertambangan dan penggalian, kehutanan, dan industri kayu. Berdasarkan analisis jalur struktural
dapat disimpulkan bahwa pengaruh global sektor infrastruktur terhadap rumah tangga adalah
melalui faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Kata Kunci: Stimulus fiskal,
Infrastruktur, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)

. Kebijakan stimulus fiskal infrastruktur tersebut bertujuan untuk mendukung


pelaksanaan pembangunan infrastruktur padat karya di berbagai bidang, di antaranya bidang
pekerjaan umum, bidang perhubungan, bidang energi, dan bidang perumahan rakyat yang
dituangkan dalam Surat Edaran Menteri Keuangan RI No. 883/MK.02/2009 tanggal 4 Maret
2009 tentang Tambahan Belanja Infrastruktur, Subsidi dan Penjaminan untuk Kredit Usaha
Rakyat dalam Rangka Stimulus Fiskal 2009 dengan total pagu sebesar Rp12,2 triliun.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian


sebagai berikut:

1.2.1.Bagaimana dampak kebijakan stimulus fiskal infrastruktur terhadap pertumbuhan


ekonomi Indonesia?

1.2.2.Sektor-sektor mana saja yang memperoleh manfaat dengan adanya stimulus fiskal
tersebut?

1.2.3.Bagaimana mekanisme transmisi kebijakan stimulus fiskal infrastruktur tersebut


terutama terhadap pendapatan institusi rumah tangga?

1.3 TUJUAN

1.Mengetahui dampak dari stimulus fiskal infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi


Indonesia melalui pendekatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)
BAB II

2.1 Investasi merupakan suatu variabel penting terhadap pertumbuhan ekonomi


daerah, peningkatan atau injeksi investasi tidak hanya meningkatkan permintaan
agregat seperti dalam model makro ekonomi keynes, tetapi juga dapat
meningkatkan penawaran agregat, melalui pengaruhnya terhadap peningkatan
kapasistas produksi. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, maka investasi akan
meningkatkan stok modal, dan setiap penambahan stok modal, akan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan output dan pada
akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Soediyono (1992) mengatakan bahwa masyarakat yang perekonomiannya


tumbuh, disebabkan investasi nettonya bernilai positif, (investasi bruto lebih besar
dari penyusutan). Oleh karena itu apabila pemerintah daerah bermaksud untuk
meningkatkan pendapatan masyarakatnya, maka kapasitas produksi daerah perlu
ditingkatkan. Sementara untuk meningkatkan kapasitas produksi maka perlu
meningkakan stok kapital. Karena itu untuk meningkatkan stok kapital,

.
Tarigan (2004) menggambarkan injeksi investasi di suatu daerah tidak
hanya berpengaruh pada ekspor daerah tersebut, tetapi juga berpengaruh pada
ekspor daerah-daerah lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa investasi dalam suatu
daerah berpengaruh langsung terhadap pendapatan daerah tersebut. Artinya
apabila investasi pada suatu daerah bertambah besar, maka secara teoritis dapat
meningkatkan pendapatan daerahnya. Besarnya dampak perubahan pendapatan daerah akibat
perubahan investasi, tergantung pada angka pengganda investasi
regional.
2.2 Secara teori, ada dua kebijakan yang bisa diambil dalam melakukan intervensi
terhadap perekonomian, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Salah satu atau kedua
kebijakan tersebut ditempuh untuk mengantisipasi memburuknya kondisi perekonomian. Bank
sentral melalui instrumen antara lain tingkat bunga dan rasio jumlah cadangan wajib perbankan.
Sedangkan Pemerintah dengan kebijakan fiskalnya, mengintervensi perekonomian dengan
stimulus fiskal (kebijakan fiskal ekspansif) maupun sebaliknya,melaluiinstrumenfiskal seperti.
Setidaknya ada 3 kondisi yang harus diperhatikan agar stimulus fiskal dapat berjalan efektif
memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Pertama, momentum.Stimulus fiskal yang
diberikan pada saat yang tepat akan memberikainsentifyang positif terhadap perekonomian.

2.3 memperlihatkan dampak dari kelima skenario instrumen stimulus fiskal terhadap
PDB, kesempatan kerja, pendapatan rumah tangga, dan indeks harga, sedangkan Tabel 4
memperlihatkan dampak dari instrumen stimulus fiskal terhadap perubahan pendapatan output
sektoral. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan stimulus fiskal melalui Skenario 3
(penurunan tarif Pajak Pertambahan Nilai) dan Skenario 5 (peningkatan pengeluaran pemerintah)
memberikan dampak peningkatan PDB relatif paling besar di antara kelima skenario yang ada.
Kedua pilihan kebijakan tersebut diperkirakan akan memberikan dampak peningkatan PDB
masing-masing sebesar 0,34% dan 0,35%. Sementara itu, kebijakan stimulus fiskal melalui
Skenario 1 (penurunan tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi) diperkirakan akan menghasilkan
dampak yang moderat terhadap peningkatan PDB yaitu sekitar 0,18%, sedangkan kebijakan
stimulus fiskal melalui Skenario 2.

(penurunan tarif Pajak Penghasilan Perusahaan) dan Skenario 4 (penurunan tarif Impor)
diperkirakan akan berdampak relatif kecil dan tidak signifikan (di bawah 0,1%) terhadap
peningkatan PDB. Hasil simulasi pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa seluruh skenario
kebijakan stimulus fiskal akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kesempatan
kerja. Kebijakan stimulus fiskal melalui Skenario 5 merupakan pilihan kebijakan yang berpotensi
memberikan dampak paling besar (0,63%) terhadap penyerapan tenaga kerja dan kebijakan
stimulus fiskal melalui Skenario 3 akan memberikan dampak peningkatan kesempatan kerja
terbesar kedua (0,60%). Sementara itu, kebijakan stimu-
BAB III

3.1KESIMPULAN

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan stimulus fiskal
infrastruktur terhadap perekonomian Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah Sistem
Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau Social Accounting Matrix (SAM). Hasil simulasi
menunjukkan bahwa kebijakan stimulus fiskal infrastruktur berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan pendapatan faktor produksi, rumah tangga, dan kegiatan produksi. Stimulus fiskal
juga berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor lain di luar sektor infrastruktur, antara lain sektor
pertambangan dan penggalian, kehutanan, dan industri kayu. Berdasarkan analisis jalur struktural
dapat disimpulkan bahwa pengaruh global sektor infrastruktur terhadap rumah tangga adalah
melalui faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Kata Kunci: Stimulus fiskal,
Infrastruktur, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)
Daftar Pustaka

Financial Shock”. ASEAN Economic Bulletin Vol. 20, No. 2, pp. 112–27.24 |
Widyariset, Vol. 14 No.1, 201

Anda mungkin juga menyukai