Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah


Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

PENGARUH INVESTASI PUBLIK DAN INVESTASI SWASTA TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Ahlul Hafriandi1*, Eddy Gunawan2


1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
email: ahlulhafriandi@gmail.com
2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh,
email: egunawan@unsyiah.ac.id

ABSTRACT
This reseach aims to know how the influence of investment on economic growth, this case public
investment and private investment on the growth of Indonesia. Data applied is the time series data
for 17 years and is secondary data. There are some variables applied in this research, that is:
economic growth with GDP constant value, public investment with realization of government,
foreign direct invesment (FDI) and domestic direct investment (DDI) realization using sectoral
economic. The model analysis in this reseach is model OLS (Ordinary Least Square) using time
series data from 2000 to 2017. The study found that public investment has a positive and significant
effect on GDP of Indonesia, while DDI has a positive but not significant effect on GDP and so FDI
has a negative effect on economic growth of Indonesia.
Keywords: Public Invesment, Private Invesment, FDI, Economic Growth

ABSTRAK

Tujuan tulisan ini untuk mengetahui mengenai pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi,
investasi lingkup pemerintah dan investasi swasta terhadap perekonomian indonesia. Penggunaan
data time series jangka 17 tahun. Beberapa variabel digunakan dalam penelitian dintaranya yaitu:
pertumbuhan ekonomi (PDB) nilai konstan, investasi pemerintah (Publik) dengan realisasi
pengeluaran pemerintah, investasi swasta penanaman modal asing (PMA) dan investasi penanaman
modal dalam negeri (PMDN) masing-masing menggunakan sektor ekonomi. Model analisis dalam
peneltian ini adalah model OLS (Ordinary Least Square), menggunakan data kuartalan dari tahun
2000 hingga tahun 2017. Hasil uji menerangkan bahwa investasi pemerintah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perekonomian, sedangkan PMDN berpengaruh positif namun tidak signifkan
terhadap PDB dan selanjutnya investasi PMA berbanding terbalik berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kata Kunci: Investasi Publik, Investasi Swasta, PMA, PMDN, Pertumbuhan Ekonomi

PENDAHULUAN

Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan investasi dari para investor.
Investasi ini sangat penting karena suatu negara bisa mendapatkan modal tambahan yang digunakan
untuk melakukan pembangunan dan selanjutnya akan menunjang pertumbuhan ekonomi. Investasi
yang dibutuhkan Indonesia tidak hanya investasi publik namun juga investasi dari pihak swasta baik
nasional maupun internasional.

399
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

Dalam sistem perekonomian, investasi mampu menjadikan pembangunan yang efisien, akan
tetapi terdapat pandangan antara kaum klasik dan neo klasik. Menurut pandangan klasik pemerintah
tidak perlu mencampuri kegiatan perekonomian karena dapat menggangu keseimbangan pasar,
namun hal itu dibantah oleh pandangan neo-klasik yang menganggap pemerintah perlu mengurus
perekonomian agar tidak terjadinya market failure. Oleh karena alasan tersebut, peran pemerintah
maupun swasta dirasa sangat penting untuk perekonomian (Ambler dkk, 2017).
Investasi publik dan investasi swasta memiliki peranan terhadap pertumbuhan ekonomi
karena dapat memicu terjadinya akumulasi modal. Namun, peran dari investasi publik sering
diperdebatkan oleh para ekonom sebab dengan meningkatnya liberalisasi perdagangan serta
privatisasi menyebabkan peran pemerintah menjadi turun dan peran swasta dalam perekonomian
akan meningkat. Efek lain yang timbul dari investasi publik adalah terjadinya fenomena “crowding
out” yaitu suatu konsep yang menerangkan dimana meningkatnya pengeluaran pemerintah,
kekurangan anggaran serta menurunnya investasi pihak swasta akibat hutang pemerintah
(Samuelson dan Nordhaus, 2004).
Menurut Sukirno[CITATION Suk04 \n \t \l 1033 ] investasi publik memang pada jangka
pendek akan tidak efisien, namun sangat efisien bila diperhatikan secara jangka panjang.
Infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah dalam jangka panjang akan memiliki peran sangat
penting karena dapat menurunkan biaya produksi bagi swasta seperti ketersedian jalan dan prasarana
lainnya[CITATION MLJ04 \l 1033 ]
Di Negara Indonesia, alur investasi publik/nasional dan swasta dengan laju pertumbuhan
ekonomi sangat berpengaruh oleh investasi sektor pemerintah bahkan kunci perekonomian itu
sendiri memiliki kedudukan yang cukup penting. Menurut Ang [CITATION Ang09 \n \t \l 1033 ]
komponen tingkat interaksi kegiatan ekonomi menjadi bertambah tinggi apabila pengeluaran
pembangunan bertambah tinggi begitupun sebaliknya.
Ketika investasi pemerintah memberi dampak jelas terhadap investasi swasta melalui
peningkatan prasarana (output). Diantaranya pemerintah menyediakan infrastruktur untuk
memfasilitasi kegiatan ekonomi dan menyediakan fasilitas untuk pelayanan publik, maka hal
tersebut akan mendorong terjadinya investasi swasta lebih tinggi karena pihak investor swasta akan
tertarik untuk berinvestasi di negara tersebut. Semakin besar output yang dihasilkan diakibatkan
besarnya investasi atau modal investasi (Amalia, 2013).

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi suatu negara dapat diperhatikan melalui indikator utama yaitu laju
pertumbuhan ekonomi. Para ekonom mempunyai sudut pandang tersendiri dalam mendifinisikan
kalimat pertumbuhan ekonomi namun pada dasarnya defisini tersebut mempunyai pengertian/makna
yang sama terhadap sudut padang pertumbuhn ekonomi (economi growth).
Definisi pertumbuhan ekonomi dari sudut padang Kuznet dalam Jhingan (2004) dan Todaro
(2003) menerangkan pertumbuhan ekonomi ialah kenaikan secara berlanjut pada produk perkapita
suatu daerah, kenaikan jumlah penduduk biasanya dibarengi dengan perubahan struktural. Dalam
jangka waktu panjang definisi tersebut kemudian diperluas menjadi: “kenaikan jangka panjang atas
kapasitas penawaran dengan semakin beragamnya barang-barang ekonomis yang disediakan bagi
populasinya. Kapasitas yang meningkat ini berdasarkan pada peningkatan teknologi dan penyesuaian
ideologi dan kelembagaan yang dibutuhkan”.

400
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

Investasi
Menurut Sukirno (1994: 107) dalam buku pengantar ekonomi makro mengartikan investasi
ialah pengeluaran modal perusahaan guna mengadakan jasa atau barang dan berbagai perlengkapan
produksi yang dapat meningkatkan kemampuan produksi barang ataupun jasa didalam perekonomian.
Dan investasi juga tidak hanya untuk memaksimalkan hasil (output) namun juga menentukan
peningkatan jumlah tenaga kerja, pendapatan dan peningkatan kualitas teknologi.
Sedangkan Harrod dan Dommar mengumpamakan sebuah investasi sebagai kunci yang
berperan ganda terhadap proses pertumbuhan ekonomi, beberapa peran investasi yaitu: pertama,
investasi berperan ganda yang mampu mewujudkan laju pendapatan dan kedua investasi berperan
mempebesar kuantitas produksi dalam perekonomian dengan jumlah stok modal ditingkatkan (Jhingan,
2004: 229).

Investasi Pemerintah
Teori dasarnya secara langsung atau tidak investasi pemerintah dapat mendorong investasi
swasta. Seperti dalam penelitian Aschauser (1989) menyangkut kausalitas modal publik dan modal
swasta. Penumpukan modal publik yang tinggi akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan
investasi negara dan tercapainya suatu keadaan crowding out yang berimbas pada investasi swasta
Tingkat output yang mengalami peningkatan akan memberikan imbas pada investasi swasta, hal
tersebut pastinya campur tangan pemerintah dalam berinvestasi (Verma, 2005).
Investasi Swasta
Investasi sektor swasta merupkan investasi yang dilakukan bersumber pada pihak swasta
nasional, masyarakat, perusahaan atau lembaga dengan harapan memperoleh profit dan pendapatan
serta didorong adanya perbesaran pendapatan. Effecive demand dikatankan apabila diikuti
bertambahnya pendapatan bertambah yang membuat konsumsi juga bertambah. Investasi swasta pada
umumnya diperuntukan bagi usaha-usaha yang bisa mengembangkan perekonomian. Investasi tersebut
dilakukan secara langsung melalui pembelian obligasi, surat berharga dalam jangka panjang sekurang
kurangnya satu tahun.

Hubungan Antar Variabel


Belanja pemerintah sebagai bentuk pengeluaran investasi yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki peran yang cukup penting dalam mendorong laju perekonomian. Apabila belanja untuk
pembangunan meningkat. Secara mendalam hubungan antara pengeluaran pemerintah terhadap
kegiatan ekonomi yaitu dengan adanya pembelanjaan akan berdampak melajunya pendapatan
masyarakat, meningginya pendapatan masyarakat tersebut akan mendorong tingkat jual beli sehingga
memberikan profit guna menarik investasi. Meningkatnya investasi berimbas pada pertumbuhan
perekonomian menuju lebih positif.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini berusaha untuk mengkaji mengenai permasalahan di bidang ekonomi sektor
publik. Variabel yang digunakan berupa pertumbuhan ekonomi sebagai variabel terikat terhadap
investasi publik dan investasi swasta (PMA dan PMDN) sebagai variabel bebas. Penggunaan

401
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

variabel tersebut guna mengetahui bagaimana pengaruh realisasi investasi sektor publik dan
investasi swasta terhadap perekonomian di Indonesia.

Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini memakai data sekunder berupa bentuk tahunan, yaitu data diperoleh melalui
pihak lain. Pengunaan data penelitian ini yaitu berbentuk runtun waktu atau time series selama 16
tahun, dimulai tahun 2000 sampai tahun 2016. Data-data uji diperoleh dari sumber lain diantaranya
data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, World Bank, dan Bank Indonesia (BI).

Alat Analisis Data


Penelitian ini memakai Model Ordinary Least Square, ialah sebuah metode ekonometrika
yang terdapat variabel independen sebagai variabel penjelas dan variabel dependen sebagai variabel
terikat. Model OLS hanya terdapat satu variabel dependen sedangkan variabel independen
jumlahnya bisa lebih dari satu. Jika dalam satu persamaan regresi hanya terdapat variabel
independen maka disebut regresi linier sederhana dan apabila dalam satu persamaan regresi
memiliki lebih dari satu variabel independen maka dikatakan dengan istilah regresi linier berganda.
Model dan Analisis Data
Penelitian ini memerlukan metode analisis regresi linear berganda. Regresi digunakan untuk
mengetahui pengaruh investasi publik, investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia
atau kata lain perubahan suatu variabel independen terhadap variabel dependen (Gurajati, 2013).
Sedangkan model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian yaitu:
Y = β0 + β1X1+β2X2 + еt

Ket:
Y : Variabel terikat
β0 : Konstanta
β1,β2 : Koefesien regresi
X1,X2 : Variabel Bebas
t : Waktu
е : Error term

Berdasarkan persamaan diatas, maka model tersebut ditransformasikan ke dalam variabel-


variabel penelitian:
PDB = β0 + β1IP + β2PMA + β3PMDN + еt
Dimana:
PDB : Pertumbuhan Ekonomi
IP : Investasi Publik (Pengeluaran Pemerintah)
PMA : Penanaman Modal Asing
PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri
β0 : Konstanta
β1 ,2 : Koefisien Regresi
е : error term (variabel gangguan)
Uji Normalitas
Uji normalitas mempunyai tujuan untuk menguji bagaimana model regresi variabel residual
atau penganggu distribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas dapat kita memakai hasil

402
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

pengujian statistik. Berbagai cara untuk menganalisis dengan menggunakan Analisis Grafik
Histogram dan P-P Plot, Analisis Z Skewness dan Z kurtosis serta one-sample Kolmogorov smirnov
test (Gujarati, 2012).

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinearitas
Suatu uji multikoleniaritas bertujuan untuk menentukan model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Tahap awalnya pengujian ini ialah menemukan, selanjutnya
multikolinear dalam model ini ialah dengan melihat bahwa adanya R² yang tinggi dalam model
tetapi tingkat signifikansi t-statistiknya sangat kecil dari hasil regresi tersebut dan cenderung banyak
yang tidak signifikan. Selain itu untuk menguji multikoleniaritas, bisa dilihat matrik korelasinya.
Jika masing-masing kedua variabel bebas lebih besar dari 80% (umumnya 0,9) maka hal ini
termasuk yang memiliki indikasi multikolinearitas (Ghozali, 2011).

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan suatu asumsi model regresi yang menyatakan bahwa
variabel-variabel bebas berbentuk konstan. Uji bermaksud untuk menentukan absah dalam model
regresi terindetikasi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroscedasticity.
Deteksi dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik dimana sumbu X dan Y
telah diproduksi. Pengambilan keputusan jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur seperti gelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas.
(Ghozali, 2011).

Uji Autokorelasi
Ghozali (2012: 110) menjelaskan menyangkut uji autokorelasi memiliki tujuan untuk
menguji model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode -t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t - 1 (sebelumnya). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin
Watson dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan tabel, yaitu batas atas (du)
dan batas bawah (dL).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui pengaruh variabel investasi publik dan innvestasi swasta terhadap
pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia dari tahun 2000-2016, maka digunakan alat analisis
Ordinary Least Square sebagai berikut:
PDB = β0 +β1 KBP +β2ATP + β3RK+ u

Adapun hasil estimasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Estimasi Pengaruh Investasi Publik dan Investasi Swasta (PMA, PMDN)
Terhadap PDB
Variabel Koefesien t-Statistik Prob.

Konstanta 1930.441 28.95503 0.0000

403
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

IP 0.001576 9.311462 0.0000


PMA -0.005917 -0.672064 0.5133
PMDN 0.001044 1.284364 0.2214

R2 0.975002 Adj. R2 0.969233


F-statistic 169.0112 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Hasil Estimasi Eviews, 2018

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu investasi publik
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDB. Sementarainvestasi swasta (PMA, PMDN) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDB.
Sebelum melakukan pengujian model regresi maka terlebih dahulu diperlukan pengujian
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran
asumsi klasik dimana model regresi harus BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Pengujian asumsi
klasik dilakukan melalui uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji serialkorelasi, dan uji
multikoleniaritas.

Uji Kesesuaian

Koefesien Determinasi (R2)


Pengolahan data menunjukkan bahwa koefesien determinansi (R2) sebesar 0.975002. Hal ini
menggambarkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu memberikan
penjelasan mengenai variabel dependen sebesar 97 persen. Adapun sisanya 3 persen lagi dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model dijelaskan dalam error term (u).

Uji F
Perolehan Uji F menerangkan variabel IP, PMA dan PMDN secara bersamaan
mempengaruhi Variabel PDB pada tingkat keyakinan 95 persen. Hasil uji F menunjukkan bahwa
Probabilitas F hitung (0,000000) lebih kecil dari tingkat Alpha (0,05).

Uji t
Berdasarkan uji t pada tingkat keyakinan 90 dan 95 persen diperoleh sebagai berikut:
a) IP, yaitu suatu nilai yang signifikansi lebih kecil dari alpha 5 persen atau dengan kata lain
0,05 yang artinya jumlah IP (Investasi Publik) mempunyai pengaruh signifikan terhadap
PDB pada tingkat keyakinan 95 persen.
b) PMA, yaitu nilai signifikansi melebihi alpha 5 persen (0,05) dan 10 (0,1) yang artinya
jumlah PMA (Penanaman Modal Asing) tidak memiliki pengaruh yang begitu signifikan
terhadap PDB pada tingkat keyakinan 95 persen dan juga 90 persen.
c) PMDN, yaitu nilai signifikansi lebih besar dari alpha 5 persen (0,05) dan 10 (0,1) yang
artinya jumlah PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap PDB pada tingkat keyakinan 95 persen dan juga 90 persen.

Analisis Regresi

404
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

Investasi publik (β1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDB. Artinya setiap
realisasi belanja pemerintah atau investasi publik mempunyai kecenderungan meningkat setiap
tahunnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Swaramarinda dan Indriani (2011) menghasilkan uji ialah
pengeluaran pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi, diantaranya pemerintah
mengalokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur serta pengeluaran rutin. Investasi
publik menyediakan infrastruktur untuk menfasilitasi kegiatan ekonomi dan menyediakan fasilitas
untuk palayanan publik, dengan adanya hal tersebut merupakan faktor pendorong terjadinya
investasi swasta di Indonesia.
Koefisien variabel investasi swasta PMA (β 2) menggambarkan bahwa PMA tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dikarenakan rendahnya kualitas
dn produktivitas sumber daya manusia sehingga rencana alih teknologi belum terlaksana dengan
baik, serta pengaruh politik nasional yang tidak stabil membuat investor asing kurang berinvestasi di
Indonesia.

KESIMPULAN

Hasil uji mengenai pengaruh investasi publik dan investasi swasta (PMA,PMDN) terhadap
pertumbuhan ekonomi selama periode 2000-2016. Bedasarkan hasil penelitian menyimpulkan:
1. Investasi publik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, mempunyai keyakinan 95 persen. Berdasrkan penyediaan sarana dan prasarana
publik dibangun pemerintah dalam jumlah banyak guna mendorong pertumbuhan ekonomi
serta mendorong tumbuhnya pertumbuhan investasi sektor swasta. Secara jelas investasi
publik dapat dilihat dalam jangka panjang, baik pengaruh secara langsung maupun melalui
peningkatan investasi swasta.
2. Hasil pengujian untuk investasi swasta PMA diketahui bahwa sama sekali tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa pada
dasarnya para investor asing yang akan menanamkan modalnya akan melihat trade PDB
periode sebelumnya dan menyangkut perkembangan investasi pemerintah maupun swasta
terhadap periode berjalan (Amalia, 2013). Dengan demikian tidak pengaruhnya investasi
swasta PMA terhadap PDB disebabkan ketersedian infratrsuktur, tingkat teknologi yang
masih kurang memadai membuat para investor asing tidak terdorong untuk berinvestasi
dan minimnya tingkat pengembangan realisasi penanaman modal asing di Indonesia
lambat disebabkan faktor proses untuk menciptkan perizinan.
3. Koefisien variabel investasi swasta PMDN hanya berpengaruh positif namun tidak
signifikan. Di Indonesia Investasi lokal tidak dapt melakukan investasi secara besar-
besaran, dikarenakan investasi di Indonesia telah dipenuhi oleh investasi sektor
pemerintah. Investasi pemerintah menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya
investasi swasta. Kebanyakan investasi publik bekerjasama dengan investasi lokal untuk
membangun perekonomian seperti penyedian fasilitas untuk pelayanan pulik. Hal ini
berbanding sebaliknya seperti dalam penelitian Hiraga dkk (2013) di Negara Jepang,
investasi swasta merupakan sumber utama pertimbuhan ekonomi. Campur tangan
pemerintah terhadap investasi publik sangat rendah, kebijakan pemerintah hanya
berdampak pada setiap sektoral seperti industry, eksternalitas modal dan lainnya.

SARAN
405
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

Hasil penelitian yang dianalisis maka dapat diajukan beberapa masukan dijadikan sebagai
pertimbangan bagi pengambilan kebijakan diantaranya:
1. Dalam realisasi pengeluaran alokasi investasi publik perlu pengelolaan dengan sebaik-
baiknya dan diupayakan kebijakan yang efektif dalam berinvestasi agar alokasi dana
investasi tidak berdampak buruk pada PDB mendatang.
2. Dalam hal kebijakan pemerintah perlu baru dan memberlakukan Undang-Undang khusus
peraturan mengenai arus investasi dalam negeri dan luar negeri dalam memberi kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi serta mendorong lebih tinggi tingkat penggunaan investasi
kearah yang berdampak signifikan terhadap PDB.
3. Penelitian mendatang, dibutuhkan penambahan variabel makroekonomi lain yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Disarankan untuk meneliti pengaruh investasi,
hutang Indonesia dan tingkat pengangguran terhadap PDB Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Abiad, D. F. (2016). The Macroeconmic Effects of Public Invesment Evidance from
Advanced Economies. Macroeconomic, 224-250.

Amalia, F. (2013). Hubungan kausalitas invesatsi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Ekonomi Publik.

_____________(2013). Hubungan kausalitas investasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Ekonomi Publik.

Ambler, S., Bouakez, H., dan Cardia, E. (2017). Does the crowding in effect of public spending on
private consumption undermine neoclassical models. Research in economic.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2016). Laporan Kegiatan Penanaman Modal. Diakses
Desember 18, 2017. Dari: www.bkpm.go.id.

Bank Indonesia. (2016). Realisasi Belanja Pemerintah. Diakses Desember 23, 2017. Dari:
www.bi.go.id.

Cristian Dreger, H. E. (2016). Does Public Invesment Stimulate Private Invesment. Evidance for the
euro area. Economic Modelling, 154 - 158.

Eduardo Cavallo, C. D. (2011). Public Invesment in Developing Countries: A Blessing or Curse.


Comparative Economics, 65-81.

Fujii, T., Hiraga, K., dan Kozuka, M. (2013). Effects of public invesment on sectoral invesment. The
Japanese and International Economies, 35-47.

Hafedh Bouakez, M. G. (2017). Public invesment, time to build, and the zero lower bound .
Economic Dynamic, 60-79.

406
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN: 2549-8263
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol. 3 No. 3 Agustus 2018: 399-407

Jhingan, M. L. (2004). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Press.

Mankiw, N. G. (2003). Teori Makroekonomi (edisi kelima). (Terjemahan) Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. G. (2007). Makroekonomi (edisi keenam). Jakarta: Erlangga.

Pereira, A. M. (2001). The effect of publik invesment on private ivesment: what crowds in what?
Public Finance Review, 3-25.

Voss, G. M. (2002). Public and private invesment in the United States and Canada. Economic
Modelling, 641-664.

407

Anda mungkin juga menyukai