Anda di halaman 1dari 3

Nama Anggota Kelompok 2 :

1. Taufiq Agung Pambudi (21108030026)


2. Athaya Zaida Kamila (21108030059)
3. Dwi Nur Haliza (21108030067)
4. Vika Parhatunnuron Niah (21108030130)

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, INVESTASI, DAN


PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Suku Bunga
Menurut Sunariyah (2006), harga dari sebuah pinjaman disebut suku bunga. Suku
bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit. Tingkat bunga adalah ukuran
keuntungan investasi yang dapat diperoleh oleh pemodal dan juga merupakan biaya modal
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggunakan dan dari pemodal. (Farid, dkk.
2007). Naik turunnya tingkat suku bunga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan uang.
Tingkat suku bunga cenderung naik/meningkat apabila permintaan debitur/peminjam lebih
besar dari pada jumlah uang atau dana yang ditawarkan kreditur. Sebaliknya, tingkat suku
bunga cenderung menurun apabila permintaan debitur lebih kecil daripada jumlah uang atau
dana yang ditawarkan kreditur. (Susanto, 2016)
Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian dampaknya yang luas.
Ia mempengaruhi secara lansung kehidupan masyarakat sehari-hari dan mempunyai dampak
penting terhadap kesehatan perekonomian. (Mawardi, 2016). Saat tingkat suku bunga rendah,
maka dana yang mengalir akan semakin banyak dan pertumbuhan ekonomi semakin
meningkat. Sebaliknya, ketika tingkat bunga tinggi, maka sedikit dana yang mengalir akan
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang rendah (Sundjaja dan Barlian, 2003)
H1: Suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.

Inflasi
Inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara
terus menerus. Kenaikan harga dari satu dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali
bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari
harga barang-barang lain (Boediono, 2014). Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi
secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program pengadaan komoditi
(produksi, penentuan harga, pencetakan uang, dan sebagainya) dengan tingkat pendapatan
yang dimiliki oleh masyarakat (Putong, 2013:147)
Inflasi dipandang sebagai salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu negara, ada berbagai pandangan mengenai dampak inflasi
terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain pada tahun 1958, Philips menyatakan bahwa
inflasi yang tinggi secara positif mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan
tingkat pengangguran. (Prima, 2018). Pendapat tersebut juga didukung oleh para tokoh
perspektif struktural dan keynesian yang percaya bahwa inflasi tidak berbahaya bagi
pertumbuhan ekonomi sedangkan pandangan monetarist berpendapat bahwa inflasi
berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini didukung oleh peristiwa pada tahun 1970
dimana negara-negara dengan inflasi yang tinggi terutama negara-negara Amerika Latin
mulai mengalami penurunan tingkat pertumbuhan dan dengan demikian menyebabkan
munculnya pandangan yang menyatakan Inflasi yang memiliki efek negatif pada
pertumbuhan ekonomi bukan efek positif. (Erika, 2020).
H2: Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Investasi
Dalam teori ekonomi, investasi diartikan atau didefinisikan sebagai “segala
pengeluaran yang digunakan untuk membeli keseluruhan barang modal dan peralatan
produksi dengan tujuan untuk menambah maupun menggantikan keseluruhan barang modal
yang akan dimanfaatkan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa datang dalam
perekonomian”. (Munthe, 2018). Investasi dapat diartikan juga sebagai pengeluaran oleh
sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang
digunakan atau untuk perluasan pabrik. (Boediono, 1992). investasi memainkan peran
penting dalam menggerakkan kehidupan ekonomi bangsa, karena pembentukan modal
memperbesar kapasitas produksi, menaikkan pendapatan nasional maupun menciptakan
lapangan kerja baru, dalam hal ini akan semakin memperluas kesempatan kerja. (Todaro,
2002).
Investasi menjadi penting bagi pertumbuhan ekonomi terkait dengan kontribusi
yang diberikannya. Kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dari
sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, peningkatan investasi
menstimulasi petumbuhan ekonomi dengan menciptakan permintaan yang efektif.
Berdasarkan sisi penawaran, peningkatan investasi merangsang pertumbuhan ekonomi
dengan menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang dalam
bentuk peningkatan kapasitas produksi. (Sholihah, dkk. 2017). Menurut Sukirno (2000)
kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan
ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan
investasi yakni:
1. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan
investasi akan meningkatkan permintaan agregat pendapatan nasional serta kesempatan
kerja.
2. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi.
3. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
H3: Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.

Pengangguran
Menurut Badan Pusat Statisitk (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran
merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. (Fatmi, dkk. 2005). Pengangguran
(unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara-negara sedang
berkembang (developing countries), akan tetapi juga oleh negara-negara yang sudah maju
(developed countries). Secara umum, pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labe force) tidak memiliki
pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seorang yang tidak bekerja, tetapi
secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai penganggur. (Mankiw, dkk.
2005).

Hubungan antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan


hukum okun (okun’s law), diambil dari nama Arthur Okun, ekonom yang pertama kali
mempelajarinya. Yang menyatakan adanya pengaruh empiris antara pengangguran dengan
output dalam siklus bisnis. Hasil studi empirisnya menunjukan bahwa penambahan 1 (satu)
point pengangguran akan mengurangi GDP (Gross Domestik Product) sebesar 2 persen. Ini
berarti terdapat pengaruh yang negatif antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi dan
juga sebaliknya pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Penurunan pengangguran
memperlihatkan ketidakmerataan. Hal ini mengakibatkann konsekuensi distribusional. (Aziz,
2016). Pengangguran berhubungan juga dengan ketersediaan lapangan pekerjaan,
ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan investasi didapat dari
akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan yang tidak dikomsumsi. Semakin
tinggi pendapatan nasional, maka semakin rendah harapa untuk membuka kapasitas produksi
baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru. (Mankiw, dkk. 2005).

H4: Pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di


Indonesia.

Munthe, 2018). Pengaruh Tingkat Investasi dan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 163-179.

Sholihah, I. M. A., Syaparuddin, S., & Nurhayani, N. (2017). Analisis investasi sektor industri
manufaktur, pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di
Indonesia. Jurnal Paradigma Ekonomika, 12(1), 11-24.

Anda mungkin juga menyukai