DOSEN PENGAMPU:
Dr. Imam Asngari, SE., M.Si
DISUSUN OLEH:
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pemaparan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia tahun
2007-2017?
2. Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap Penanaman Modal Asing (PMA)
di Indonesia tahun 2007-2017?
3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di
Indonesia tahun 2007-2017?
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia tahun
2007 -2017.
2. Menganalisis pengaruh suku bunga terhadap Penanaman Modal Asing
(PMA) di Indonesia tahun 2007 - 2017.
3. Menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di
Indonesia tahun 2007 - 2017.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai aplikasi dari teori-
teori ekonomi khususnya ekonomi makro sehingga dapat menambah
referensi untuk mengetahui secara teoritis tentang penanaman modal
asing di Indonesia.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bagian dalam proses belajar
dan mejadi peluang untuk mempraktikan teori-teori yang sudah di
perlajari dalam perkuliahan dengan suatu masalah yang ada pada
kehidupan.
2. Bagi Masyarakat
a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan tentang apa saja
yang dapat mempengaruhi penanaman modal asing.
3. Bagi Pemerintah
a. Pemerintah selaku pihak pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan
bisa dipergunakan menjadi sebuah masukan dalam membuat kebijakan
yang lebih baik
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penanaman Modal Asing
Penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing yaitu kegiatan arus
modal yang didapatkan dari pihak luar yang bergerak ke bidang dari Investasi
Asing. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)
mengartikan Penanaman Modal Asing seperti investasi yang dijalankan oleh
perusahaan di dalam negara terhadap perusahaan di negara lain demi keperluan
mengelolah operasi perusahaan di negara tersebut.
Penanaman Modal Asing (PMA) atau yang disebut dengan FDI (Foreign
Direct Investment) terjadi ketika sebuah perusahaan dari suatu negara
menanamkan modalnya dalam jangka waktu panjang ke perusahaan di negara
lain. Negara asal perusahaan yang menanam modal itu disebut host country
sementara negara tempat investasi yang dituju disebut home country (Igamo,
2015). dalam ilmu hukum investasi terdapat 3 ragam pemikiran dalam
menafsirkan kebijakan investasi yang dapat dipilih menjadi dasar pertimbangan
atau kebijakan hukuminvestasi dari kepentingan negara penerima modal (home
country), yakni :
1. Neo Classical Economic theory
Teori ini menjelaskan bahwa masuknya investasi membawa dampak yang
positif dan menerima dengan tangan terbuka terhadap masuknya investasi
asing, karena investasi asing dianggap sangat bermanfaat bagi home country.
Hal ini menunjukan bahwa modal asing yang dibawa ke penerima modal
akan mendorong modal domestik yang kemungkinan digunakan untuk
berbagai usaha
2. Dependency Theory
Teori ini tidak menerima masuknya investasi asing, dan memandang
masuknya investor asing dapat melumpukan investasi domestik serta
mengambil alih posisi dan peran investasi domestik dalam perekonomian
nasional. Investor asing juga dianggap banyak menimbulkan dampak negatif
bagi masyarakat baik terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia ataupun
lingkungan.
2. Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa
secara keseluruhan dalam waktu tertentu. pengertian lainya dari inflasi yaitu
mengarah kepada seluruh harga untuk membuatnya naik dan berlangsung dalam
waktu yang cukup lama. Harga yang naik dari beberapa barang saja belum
dapat dikatakan inflasi, melainkan ketika kenaikan tersebut menyeluruh
terhadap (atau mengakibatkan) keseluruhan dari harga barang-barang lain.
Inflasi datang dikarenakan adanya tekanan dari sisi permintaan demand-pull
inflation dan Cost push inflation yang diakibatkan oleh penurunan produksi
karena biaya produksi yang sedang naik (kenaikan biaya produksi dapat terjadi
karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan
naiknya upah dari serikat buruh yang kuat, dan sebagainya). Demand-pull
inflation dapat disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang
terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran produksi agregat.
Teori Fisher menjelaskan apabila inflasi suatu negara mengalami
peningkatan maka suku bunga dalam negeri juga mengalami peningkatan.
Disisi lain keputusan investor asing dalam menanamkan modalnya sangat
dipengaruhi oleh kondisi suku bunga suatu negara. Berarti secara tidak
langsung pengaruh inflasi terhadap Penanaman Modal Asing di suatu negara
dapat terjadi melalui pengaruhnya pada bunga domestik.
Berdasarkan pernyataan diatas, semakin tinggi inflasi suatu negara maka
semakin tinggi pula suku bunga dalam negeri. Kondisi seperti ini
mengakibatkan penerimaan investasi suatu negara mengalami penurunan. Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam teori Klasik bahwa antara suku bunga dalam
negeri dan besarnya penerimaan investasi suatu negara memiliki hubungan
terbalik (Sadono Sukirno, 2003). Dengan demikian meningkatnya inflasi suatu
negara maka akan diikuti oleh kenaikan suku bunganya yang selanjutnya
mengakibatkan turunya jumlah investasi yang diterima oleh negara.
3. Suku Bunga
Suku bunga merupakan biaya peminjaman atau harga yang dibayarkan
untuk dana pinjaman. Suku bunga dapat berpengaruh dalam kesehatan ekonomi
secara menyeluruh, hal ini dikarenakan suku bunga tidak hanya dapat
mempengaruhi kesediaan konsumen untuk berkonsumsi atau menabung, tetapi
juga mempengaruhi keputusan investor ketika berinvestasi (Mishkin, 2008
dalam Rachmawati, 2015).
Ada dua jenis Suku bunga bank menurut Khalwaty (2010), yaitu:
a) Suku bunga nominal yaitu suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
adalah jenis nilai yang bisa diketahui secara umum. Suku bunga ini
menandakan jumlah rupiah dalam setiap satu rupiah yang digunakan untuk
investasi.
b) Suku bunga riil yaitu suku bunga yang sudah dikoreksi karena inflasi dan
disebut sebagai suku bunga nominal yang dikurangkan dengan laju inflasi.
3. Teknik Analisis
Analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu
analisis yang menggunakan statistik. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Kegunaan utama analisis deskriptif adalah untuk menggambarkan
jawaban-jawaban observasi. Penggunaan statistik deskriptif dapat
mempermudah pengamatan melalui perhitungan rata-rata data dan standart
deviasi, sehingga diperoleh gambaran data-data penelitian secara garis
besar.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis Inferensial merupakan pengembangan dari analisis deskriptif
yang digunakan untuk menguji hipotesis formula statistiknya. Analisis
inferensial dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Eviews
untuk pengujiannya.
a. Melakukan
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi pengujian
normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas dan multikolinearitas.
Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model
yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis
regresi linear berganda yang meliputi asumsi normalitas, tidak terjadi
autokorelasi, tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi
multikolinearitas.
Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan
untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
PMA. Adapun bentuk persamaannya adalah :
Dimana :
a. Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi (R2 )
Ukuran yang paling sederhana untuk mengukur sejauh
mana peran variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat
adalah dengan menggunakan koefisien determinasi R2 .
Memiliki nilai limit 0 ≤ R2 ≤ 1. Apabila R2 mendekati 1 maka
variabel bebas semakin dapat menjelaskan variasi variabel
terikatnya.
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua
variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
3. Uji Parsial (uji t)
Uji-t digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Variabel
1. Penanaman Modal Asing
Penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing yaitu kegiatan arus
modal yang didapatkan dari pihak luar yang bergerak ke bidang dari
Investasi Asing. Penanaman Modal Asing (PMA) atau yang disebut dengan
FDI (Foreign Direct Investment) terjadi ketika sebuah perusahaan dari suatu
negara menanamkan modalnya dalam jangka waktu panjang ke perusahaan
di negara lain.
Tabel Inflasi Indonesia Periode 2002-2017
Tahun Inflasi
2002 10,33
2003 5,06
2004 6,4
2005 17,11
2006 6,6
2007 6,59
2008 11,06
2009 2,78
2010 3,91
2011 6,8
2012 4,43
2013 8,4
2014 8,4
2015 3,4
2016 3,02
2017 3,61
sumber data : World bank
Berdasar data tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat inflasi terus
mengalami fluktuasi. Tingkat inflasi paling tinggi terjadi pada tahun 2005
yaitu sebesar 17,11% dan laju inflasi terrendah di tahun 2009 yaitu 2,78.
Laju Inflasi di tahun berikutnya mengalami cukup fluktuasi tetapi masih bisa
dikendalikan karena dibawah 10%.
Berdasar data tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat suku bunga paling
tinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 12,93% hal ini diakibatkan
krisis moneter di tahun 1998 yang dalam masa pemulihanekonomi. dan
terrendah di tahun 2017 dimana kondisi perekonomian mulai membaik dan
ditahun-tahun sebelumnya mengalami fluktuasi yang relatif tidak terlalu
besar yaitu dibawah 10%.
Tahun Inflasi
2002 10,33
2003 5,06
2004 6,4
2005 17,11
2006 6,6
2007 6,59
2008 11,06
2009 2,78
2010 3,91
2011 6,8
2012 4,43
2013 8,4
2014 8,4
2015 3,4
2016 3,02
2017 3,61
sumber data : World bank
Berdasar data tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat inflasi terus
mengalami fluktuasi. Tingkat inflasi paling tinggi terjadi pada tahun 2005
yaitu sebesar 17,11% dan laju inflasi terrendah di tahun 2009 yaitu 2,78.
Laju Inflasi di tahun berikutnya mengalami cukup fluktuasi tetapi masih bisa
dikendalikan karena dibawah 10%.
B. Model
Penelitian ini menggunakan model analisis Ordinary Least Square
(OLS) atau disebut Pendugaan metode kuadrat terkecil. Model ini digunakan
untuk menganalisis pengaruh suku bunga dan inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi. Persamaan umum dalam model OLS adalah:
Yt = β0 + β1Xt + εt
Persamaan Model OLS pada penelitian ini adalah:
PEt = β0 + β1Inft + β2SBt+ εt
Dimana
PEt : Pertumbuhan Ekonomi (Persen) pada saat t
Inft : Inflasi (Persen) pada saat t
SBIt : Suku Bunga Bank Indonesia (Persen) pada saat t
εt : Error Term
C. Hasil Estimasi
1. Least Square
Dependent Variable: LOGPMA
Method: Least Squares
Date: 12/03/20 Time: 09:20
Sample: 2002 2017
Included observations: 16
Berdasar hasil regresi diatas terlihat bahwa probabiltas suku bunga sebesar
0,0700 yang berarti kurang dari 0,05 berarti variabel bunga mempegaruhi
Penanaman Modal Asing Indonesia secara tidak signifikan.Setiap kenaikan
bunga sebesar 1% akan meningkatkan PMA sebesar 0,260987 juta US$.
Sedangkan pada variabel inflasi terlihat probabilitas kurang dari 0,05 yaitu
sebesar 0,0052 dengan koefisien sebesar -0,663720 yang berarti setiap
kenaikan inflasi sebesar 1% akan menurunkan PMA sebesar 0,663720. Pada
Adjusted R-squared didapat hasil sebesar 0,410193 yang berarti Inflasi dan
Bunga mempengaruhi 41% PMA sedangkan 59% dipengaruhi oleh variabel
lain.
Uji Normalitas
6
Series: Residuals
Sample 2002 2017
5 Observations 16
4 Mean 1.29e-15
Median 0.188422
Maximum 1.945300
3 Minimum -2.524933
Std. Dev. 1.094374
Skewness -0.776343
2
Kurtosis 3.444940
1 Jarque-Bera 1.739205
Probability 0.419118
0
-3.0 -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
Probabilitas Jarque Berra didapatkan hasil 0,419118 yang berarti > 0,05, mo
del ini memenuhi asumsi normalitas (berdistribusi normal).
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Tes t:
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/03/20 Time: 09:45
Sam ple: 2002 2017
Included observations: 16
Pres am ple m is s ing value lagged res iduals s et to zero.
Terlihat pada tabel diatas probabilitas chi square sebesar 0,1072 yang
dimana <0,05 sehingga tidak tedapat masalah autokorelasi serial.
Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Tes t: White
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 12/03/20 Time: 09:37
Sample: 2002 2017
Included obs ervations: 16
Berdasarkan hasil olahan data diatas ,terlihat bahwa probablitas chi square
lebih besar dari 0,05 yaitu 0,4611 sehingga tidak terjadi masalah
heterokedastisiti. Variabel Suku bunga dan inflasi memiliki probabilitas
lebih dai 5% yaitu masing-masing 0,1083 dan 0,1852.
Uji Multikolinieritas