Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

“ INVESTASI AKTIVA TETAP SEBELUM DAN SETELAH KRISIS KEUANGAN


GLOBAL”
TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI 

DOSEN PENGAMPU : YULITA TRIADIARTI S.E., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh:

Nama : ANNISA RANDALIA BR TAMBA

NIM    : 7193520052

    Kelas   : Akuntansi B 2019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan penting dari kebijakan ekonomi
makro yang akan mampu memberi kesejahteraan masyarakat. Salah satu ukuran
kesejahteraan masyarakat yaitu tingkat pendapatan perkapita. Berdasar data Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 1981-1996, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1996
menunjukkan nilai yang cukup tinggi tetapi pada tahun 1997 mengalami penurunan
karena perekonomian Indonesia pada tahun tersebut sedang dilanda krisis ekonomi,
bahkan pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif. Pengeluaran untuk
aset tetap merupakan komitmen untuk menanggung beban tetap tahunan. Beban tetap ini
bukan berdasarkan volume produksi karena proyek harus menanggung beban tersebut
apakah mereka produktif atau tidak produktif. Masalah ini muncul pada saat resesi,
sehingga pengelolaan aset tetap sangat signifikan.
Selain pertumbuhan ekonomi dalam menilai kemajuan pembangunan juga dapat
dilihat pada tingkat investasi dan ekspor. Investasi terbagi menjadi dua macam yaitu
investasi domestik dan investasi publik. Investasi dalam aset tetap tertentu
mempengaruhi fasilitas dalam jangka panjang karena keputusan membeli mesin tertentu
menentukan jenis produksi, dan tingkat kualitasnya. Selain itu, menjual aset tetap
bukanlah tugas yang mudah dan juga tidak mudah menggunakan aset tetap tersebut
untuk pekerjaan lain. Aset tetap berada dalam bahaya keusangan teknologi dan teknis
karena mesin baru yang lebih efisien dan lebih murah keluar setiap tahun. 
Penelitian ini bermaksud untuk memaparkan semakin meningkat/menurun rasio
keuangan (yang digunakan sebagai tolak ukur kinerja keuangan) pada sektor industri
manufaktur dan perbankan pengutang valas sebelum krisis ekonomi, saat krisis ekonomi,
dan setelah krisis ekonomi. Industri manufaktur dan perbankan memiliki karakteristik
yang sangat berbeda, namun demikian ada beberapa ukuran rasio yang sama untuk
melihat kinerja yang sudah dilakukan oleh kedua sektor industri tersebut. Ukuran kinerja
dalam hal ini rasio keuangan yang dimiliki oleh industri manufaktur dan perbankan yang
sama menjadi fokus dalam penelitan ini. Meretia adalah Net Profit Margin, Return On
Investment, Return On Equity, dan Operating Profit Margin, karena hanya empat jenis
rasio keuangan tersebut yang sama dalam industri manufaktur dan perbankan.
Menurut Sugandi (2004), banyak lembaga keuangan di Indonesia baik domestik
maupun lembaga luar negeri, telah gagal memprediksi terjadinya krisis, mereka optimis
menilai perekonomian Indonesia, dan beberapa analis percaya bahwa Indonesia tidak
akan mengalami krisis seperti di negara-negara Asia lainnya. Namun, di masa krisis nilai
tukar rupiah terhadap dolar melemah. Dan inilah yang menyebabkan perusahaan
kehilangan kemampuan untuk membayar hutang. Menurut Kuncoro dan Suhardjono
(2002), akar masalah penyebab krisis ekonomi adalah over-borrowing (utang yang
terlalu banyak) dan akumulasi utang luar negeri yang sangat cepat, khususnya di
Thailand dan Indonesia. Untuk menunjukkan bahwa kinerja keuangan dalam keadaan
yang baik, maka banyak perusahaan di Indonesia yang melakukan ekspansi keluar
negeri. Begitu juga sebaliknya, banyak perusahaan asing yang memasuki lingkungan
bisnis. Hal ini dilakukan untuk memperluas jaringan perusahaan ke taraf internasional.
Bagi perusahaan yang berskala internasional, tentunya memerlukan dana besar untuk
investasi dan mengembangkan usahanya. Terlihat pada perusahaan-perusahaan besar
yang ada di dunia, umumnya dibesarkan oleh hutang. Bahkan, ekonomi Negara maju
seperti Amerika Serikat juga ditopang oleh hutang (Investor, 2002). Namun kemampuan
membayar hutang inilah yang menjadi masalah bagi perusahaan di Indonesia pada masa
krisis ekonomi.
Menurut Sugandi (2004), banyak lembaga keuangan di Indonesia baik domestik
maupun lembaga luar negeri, telah gagal memprediksi terjadinya krisis, mereka optimis
menilai perekonomian Indonesia, dan beberapa analis percaya bahwa Indonesia tidak
akan mengalami krisis seperti di negara-negara Asia lainnya. Namun, di masa krisis nilai
tukar rupiah terhadap dolar melemah. Dan inilah yang menyebabkan perusahaan
kehilangan kemampuan untuk membayar hutang. Menurut Kuncoro dan Suhardjono
(2002), akar masalah penyebab krisis ekonomi adalah over-borrowing (utang yang
terlalu banyak) dan akumulasi utang luar negeri yang sangat cepat, khususnya di
Thailand dan Indonesia. Untuk menunjukkan bahwa kinerja keuangan dalam keadaan
yang baik, maka banyak perusahaan di Indonesia yang melakukan ekspansi keluar
negeri. Begitu juga sebaliknya, banyak perusahaan asing yang memasuki lingkungan
bisnis. Hal ini dilakukan untuk memperluas jaringan perusahaan ke taraf internasional.
Bagi perusahaan yang berskala internasional, tentunya memerlukan dana besar untuk
investasi dan mengembangkan usahanya. Terlihat pada perusahaan-perusahaan besar
yang ada di dunia, umumnya dibesarkan oleh hutang. Bahkan, ekonomi Negara maju
seperti Amerika Serikat juga ditopang oleh hutang (Investor, 2002). Namun kemampuan
membayar hutang inilah yang menjadi masalah bagi perusahaan di Indonesia pada masa
krisis ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapaun rumusan masalah ialah
1) apakah ada perbedaan rata-rata investasi aktiva tetap sebelum dan sesudah krisis
global?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mnegtahui perbedaan rata- rata-rata investasi aktiva tetap
sebelum dan sesudah krisis global.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun beberapa manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Akademisi
Penelitian ini sebagai referensi maupun informasi di manajemen keuangan
dan juga dapat memperkaya pengembangan ilmu dalam bidang keuangan.
Penelitian ini juga diharapkan mampu memotivasi peneliti berikutnya yang
akan meneliti analisis kebangkrutan perusahaan manufaktur di Indonesia
peneliti juga mengharapkan peneliti berikutnya termotivasi untuk
mengembangkan lagi penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
A.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang
(Tendelilin, 2001). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun
asset finansial (deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di
lakukan. 
Menurur Jogiyanto (2003), investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efesien selam periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut Menurut Sukirno kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat
secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi
merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi
akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2)
pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi;
(3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi

A.2 Jenis invetasi


Pada dasarnya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi pada asset finansial dan
investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi dua, yaitu
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
1. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan. Investasi
langsung juga dapat dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak diperjual belikan,
biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat berupa tabungan dan
sertifikat deposito.
2. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga dari
perusahaan investasi, seperti reksadana.

A.3 Investasi aktiva tetap


1. Aktiva Tetap 
a. Pengertian dan Karakteristik Aktiva Tetap 
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 (2008)
mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut: “ aktiva tetap adalah aktiva berwujud
yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu,
yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk diual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu
tahun.” 
Menurut Rudianto (2012), aktiva tetap adalah barang berwujud milik
perusahaaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan, bukan untuk diperjuak belikan. Aktiva tetap adalah aktiva
(kekayaan) yang dimiliki perusahaan yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
atau dibangun terlebih dahulu, sifatnya permanen dan digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan untuk jangka panjang serta mempunyai nilai yang cukup
material. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, aktiva tetap akan mengalami
penurunan nilai ekonomis atau disebut juga sebagai penyusunan (kecuali tanah).
Suhayati (2009), mengatakan aktiva tetap adalah aktiva yang dapatdigunakan
oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya usaha dan
sifatnya relatif atau jangla waktu perputarannya lebih dari satu tahun. 
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007), aktiva tetap adalah “aktiva
berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.” Menurut Kieso
Weygant (2008), mendefinisikan bahwa aktiva tetap adalah sumber daya yang
memiliki tiga karakteristik yaitu memiliki bentuk fisik (bentuk ukuran yang
jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan untuk dijual ke konsumen.
Firdaus (2010), mengatakan aktiva tetap adalah aset yang diperoleh untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu
tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dala kegiatan normal perusahaan,
dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material. 

Hartanto (2007) menjelaskan beberapa kriteria suatua aktiva digolongkan


aktiva tetap, yaitu : 
1. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan 
2. Berbentuk fisik (berwujud) 
3. Mempunyai manfaat ekonomis di masa datang 
4. Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, bukan sebagai investasi
atau dijual kembali 
5. Manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun. 
Surya (2012) mengungkapkan bahwa aktiva tetap (fixed assets) aset berwujud
yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau
menyediakan barang atau jasa, untuk disewakan, atau untuk keperluan
administrasi dan harapan dapat digunakan lebih dari satu periode. 
Pengertian aset tetap menurut Munawir (2010:17) adalah kekayaan yang
dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak dan digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan jangka panjang
atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan). 
Menurut Sugiri (2009) aktiva tetap adalah Asset berwujud yang tujuan
pemilikinnya adalah untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif,
dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Berdasar
beberapa pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap
berwujud adalah aktiva tetap yang dimikiliki bentuk fisik, yang digunakan untuk
menunjang kegiatan operasional perusahaaan dan bukan untuk dijual kembali
dalam kegiatan operasi normal perusahaan, serta memiliki masa manfaat yang
lebih dari satu tahun 
b. Jenis-jenis aktiva tetap 
Dalam beberapa pengertian aktiva tetap yang dibahas pada bagian
sebelumnya, aktiva tetap dikatakan memiliki sifat relatif permanen atau dengan
kata lain aktiva bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif
cukup lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi
dengan istilah “ lebih dari satu periode akuntansi”. Aktiva tetap memiliki
berbaagai jenis, bentuk dan umur manfaat. Ada aktiva tetap yang umurnya tidak
terbatas serta ada aktiva tetap yang umurnya terbatas. Aktiva tetap yang umurnya
terbatas seperti kendaraan, sedangkan aktiva yang umurnya tidak terbatas adalah
tanah. 
Menurut Baridwan (2004) menyatakan bahwa penggolongan aktiva tetap
tersebut sebagai beriut : 
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan. Aktiva tetap yang umumnya tidak
terbatas tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaanya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan,
mesin, alat-alat, mebel, kendaraan dan lain-lain. Dilakukan penyusutan
terhadap harga perlehannya dan disebut Depresiasi. 
Sedangkan menurut Sigit Hermawan (2008:93) aktiva tetap diklasifikasikan
menjadi empat kelompok yakni : 
1. Tanah (land) sebagai tempat berdirinya bangunan untuk operasional
perusahaan seperti pabrik dan perkantoran. Tanah ini tidak disusutkan karena
memiliki nilai (harga) yang semakin tinggi ( tidak semakin menyusut). 
2. Bangunan (building) seperti gedung yang digunakan untuk pabrik, kantor,
gudang, dan toko. 
3. Pengembangan tanah (land inprovement) seperti tempat parkir, taman, car
port, selokan, jalan seputar lokasi pabrik. 
4. Peralatan (equipment) seperti kendaraan peralatan kantor, peralatan pabrik,
mesin-mesin, kendaraan, dan furnitur

A.4 Krisis Ekonomi global


Krisis ekonomi global yang dimulai pada akhir tahun 2008 disebabkan oleh Amerika
Serikat yang mengalami masalah keuangan, antara lain disebabkan oleh penumpukan
hutang nasional, pengurangan pajak korporasi, naiknya harga minyak dunia, pembekakan
biaya perang Irak dan Afganistan, serta yang paling krusial adalah Subprime Mortgage
(Kerugian surat berharga property). Ekonomi Indonesia terpengaruh oleh situasi ini,
namun dampaknya diperkirakan tidak separah ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun
1998. Hal ini disebabkan oleh fundamental ekonomi indonesia sudah lebih baik,
disamping kesiapan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menanggapi krisis ekonomi
global yang ditunjukkan oleh komprehensifnya kebijakan yang stabil (Direktorat
Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia,2008). 
Kondisi krisis ekonomi di suatu negara atau wilayah bisa berasal dari luar atau dari
dalam negara/wilayah tersebut. Dari dalam, misalnya, terjadi suatu penurunan produksi
komoditas. Krisis finansial global yang menyebabkan menurunnya kinerja perekonomian
dunia secara drastis pada tahun 2008 diperkirakan masih akan terus berlanjut, bahkan
akan meningkat intensitasnya pada tahun 2009. 
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, selain menyebabkan volume perdagangan
global pada tahun 2009 merosot tajam, juga akan berdampak pada banyaknya industri
besar yang terancam bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi, dan terjadinya
lonjakan jumlah pengangguran dunia  tertentu secara mendadak. Sedangkan dari luar,
misalnya, terjadi dari negara tertentu yang memberi imbas pada negara lain karena
terjadi hubungan kebutuhan ekonomi. Krisis ekonomi mempunyai proses atau jalur-jalur
transmisi dampak yang berbeda, dan sektor-sektor ekonomi yang terkena dampak pun
berbeda-beda. Tergantung besarnya keterkaitan-keterkaitan produksi, konsumsi, dan
investasi dari sektor-sektor tersebut.
Pergerakan inflasi yang tinggi pun dipicu oleh kenaikan harga komoditi dunia serta
harga pangan, lonjakan harga tersebut berdampak pada naiknya harga barang yang
ditentukan oleh pemerintah (administered prices) seiring dengan naiknya harga BBM
bersubsidi. Seiring dengan tingkat inflasi yang turun dikarenakan harga komoditi dunia,
pangan, dan energy pun turun, sehingga menyebabkan kebijakan pemerintah yang
menurunkan harga BBM bersubsidi menjadi faktor utama inflasi menurun.

B. Peneltian Sebelumnya
Machfoedz (1999) menguji pengaruh krisis ekonomi tahun 1997 terhadap efisiensi
perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dari hasil uji hipotesis, ditemukan bahwa
secara keseluruhan sampel menunjukkan perbedaan efisiensi antara sebelum krisis
moneter dan sesudah krisis moneter.
Sampel penelitian adalah 129 perusahaan manufaktur, yang dibagi menjadi 4 sektor.
Sektor satu terdiri dari cement, ceramic and porcelain, metal and allied product,
chemicals, plastics, wood industries, dan pulp and paper. Sektor dua terdiri dari
machinery, automotive and components, textile, footwear, dan cable. Sektor tiga terdiri
dari food and beverages, tobacco, pharmaceuticals, cosmetic and household, dan
houseware. Sektor empat terdiri dari property and real estate, building construction,
telecomunication, transportation, durable goods, dan computer. Rasio keuangan
digunakan sebagai pengukur efisiensi perusahaan yang terdiri atas current ratio,
inventory turn over, total assets to total liabilities, debt to equity ratio, return on assets
dan return on equity. Penelitian ini menggunakan window period +1 dan -1 (tahun 1996
dan tahun 1997).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis moneter ternyata sudah mulai
menghantam efisiensi kinerja perusahaan yang listing di Jakarta Stock Exchange,
meskipun jangka waktu krisis moneter baru berjalan selama enam bulan (mulai
pertengahan tahun 1997). Konsisten dengan Machfoedz (1999), Ika (2006) juga menguji
perbedaan kinerja perusahaan manufaktur pada waktu sebelum dan sesudah krisis dengan
menggunakan rasio keuangan yang sama dengan Machfoedz (1999) dan menemukan
bahwa semua rasio menunjukkan hasil yang signifikan. Sampel diambil pada seluruh
perusahaan manufaktur go-public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama enam
periode mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 1999. Ika (2006) memperpanjang
window period pengujian dari tahun 1994 sampai tahun 1996 yang dipilih sebagai wakil
masa sebelum krisis sedangkan tahun 1997 sampai tahun 1999 digunakan sebagai wakil
masa berlangsungnya krisis.
Surifah (2002) menguji perbedaan kinerja perbankan di Indonesia pada waktu
sebelum dan sesudah krisis moneter 1997 dengan menggunakan metode CAMEL
(Capital adequacy, Assets quality, Management, Earning dan Liquidity). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata rasio Capital, Assets, Management, and Liquidity berbeda
secara signifikan antara sebelum dan sesudah krisis. Akan tetapi kebanyakan rasio justru
cenderung naik pada waktu krisis. Temuan ini juga menunjukkan bahwa perbankan yang
sehat, pada saat krisis dapat menguntungkan karena mendapat limpahan dana dari bank
bermasalah. Sampel diambil dari Bank Umum Swasta Nasional devisa (17 bank) maupun
non devisa (15 bank) yang sehat selama periode 3 tahun sebelum krisis (1994-1996) dan
3 tahun setelah krisis berlangsung (1997 – 1999).

C. Kerangka pemikiran
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.
Krisis ekonomi global yang dimulai pada akhir tahun 2008 disebabkan oleh Amerika
Serikat yang mengalami masalah keuangan, antara lain disebabkan oleh penumpukan
hutang nasional, pengurangan pajak korporasi, naiknya harga minyak dunia, pembekakan
biaya perang Irak dan Afganistan, serta yang paling krusial adalah Subprime Mortgage
(Kerugian surat berharga property). Ekonomi Indonesia terpengaruh oleh situasi ini,
namun dampaknya diperkirakan tidak separah ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun
1998.
Untuk menunjukkan bahwa kinerja keuangan dalam keadaan yang baik, maka banyak
perusahaan di Indonesia yang melakukan ekspansi keluar negeri. Begitu juga sebaliknya,
banyak perusahaan asing yang memasuki lingkungan bisnis. Hal ini dilakukan untuk
memperluas jaringan perusahaan ke taraf internasional. Bagi perusahaan yang berskala
int   ernasional, tentunya memerlukan dana besar untuk investasi dan mengembangkan
usahanya

D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dijelaskan diatas, Adapun hipotesis dalam
penelitian ini tidak ada perbedaan rata-rata investasi aktiva tetap sebelum dan sesudah
krisis global.

Hipotesis nol -pra krisis


HO1: Tidak ada perbedaan rasio aset tetap terhadap total aset antara perusahaan terdaftar
Palestina yang memiliki pengembalian aset tinggi dan perusahaan publik Palestina yang
memiliki pengembalian aset rendah.

HO2: Tidak ada perbedaan rasio aset tetap terhadap total aset antara perusahaan
terdaftar Palestina yang memiliki penjualan aset tinggi dan perusahaan publik Palestina
yang memiliki penjualan aset rendah.

HO3: Tidak ada perbedaan rasio aset tetap terhadap ekuitas antara perusahaan terdaftar
Palestina yang memiliki pengembalian aset tinggi dan perusahaan publik Palestina yang
memiliki pengembalian aset rendah.
HO4: Tidak ada perbedaan rasio aset tetap terhadap ekuitas antara perusahaan terdaftar
Palestina yang memiliki penjualan aset tinggi dan perusahaan publik Palestina yang
memiliki penjualan aset rendah. Dan Hipotesis nol yang sama untuk pasca krisis, Uji-T
sampel independen, untuk menguji hipotesis, kita perlu menggunakan uji-t sampel
independen untuk menemukan perbedaan antara rata-rata dua kelompok sampel
independen.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan, 1 bulan
pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk
skripsi dan proses bimbingan berlangsung. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di
PT Kereta Api Indonesia,Tbk Kota Medan.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan data laporan keuangan PT Kereta
Api Indonesia (Persero) yaitu laporan keuangan tahunan mulai dari PT Kereta Api
Indonesia (Persero) dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2020.

3.2.2 Sampel
. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
yang benar- benar dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya.
teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Probability sampling
a. Simple random sampling
b. Proportionate stratified random sampling
c. Disproportionate stratified random sampling
d. Area (cluster) sampling
2. Non probability sampling
a. Sampling sistematis
b. Sampling kuota
c. Sampling insidental
d. Purposive sampling
e. Sampling jenuh
f. Snowball sampling.

Teknik sampling yang digunakan penulis adalah non probability sampling.


Menurut Sugiyono (2013:120), non probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik non probability sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pengertian purposive
sampling menurut Sugiyono (2013:122) adalah teknik penentuan sampel dengan
perimbangan tertentu. Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran
data adalah laporan keuangan dari tahun 2001 sampai dengan 2021.

3.3 Metode Pengambilan Data


Ada beberapa jenis teknik pengumpulan data yaitu dengan cara:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan (field research) dapat dilakukan dengan beberapa macam teknik
pengumpulan data yaitu:
a. Interview (Wawancara) yaitu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
b. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
c. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu melakukan pengamatan secara langsung
dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen.

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar dapat mendukung penelitian,


maka teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh penulis dalam
penyusunan penelitian ini, yaitu dengan cara menggunakan penelitian kepustakaan
(library research), yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal, situs, dan
berbagai karya tulis lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian
kepustakaan dilakukan untuk memperoleh sebanyak mungkin dasar- dasar teori yang
diharapkan akan dapat menunjang pengolahan data yang dikumpulkan. Data laporan
keuangan yang penulis dapatkan berasal dari dokumen perusahaan.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel


3.4.1 Variabel Independen
Krisis ekonomi Global adalah peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar
dunia mengalami keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
dunia.Sebagai contoh bahwa negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar
dunia yang mengalami keruntuhan besar dari sektor ekonominya. Peristiwa ini
mengakibatkan rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman
Sam satu per satu. Bangkrutnya Lehman Brothers langsung mengguncang bursa saham
di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China,
Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan drastis 7
sd 10 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika
Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall
Street mengalami kerugian besar.

3.5 Teknik Analisa Data


Adapun Jenis Teknik Analisis data yang saya gunakan merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data mengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap varibel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
diajukan.”

3.5.1 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif saya gunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”Pada
analisis ini, saya memberikan gambaran secara deskriptif masing- masing variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Tahap-tahap yang dilakukan untuk menganalisis
investasi aktiva tetap dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.5.1.1 Analisis terhadap Investasi Aktiva Tetap


Analisis investasi aktiva tetap dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Menentukan nilai FAt (Fixed Assets) pada tahun terakhir.
2) Menentukan nilai FAt-1(Fixed Assets) pada tahun sebelumnya
3) Menghitung besarnya rasio Fixed Assets Growth dengan menggunakan rumus
dibawah ini :
Fixed Assets Growth = FAt- FAt-1
FAt-1
4) Menghitung mean dari data hasil penghitungan Fixed Assets Growth.
5) Menentukan kriteria ukuran setiap nilai rata-rata (mean) perubahan pada variable
penelitian, maka dibuat tabel distribusi sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah kriteria yaitu 4
b. Menentukan selisih nilai maksimum dan minimum = nilai maks-min
c. Menentukan range (jarak interval kelas) =

d. Menentukan nilai rata-rata perubahan pada setiap variable penelitian.


e. Membuat daftar tabel frekuensi perubahan untuk setiap variable penelitian
Rendah Batas bawah (nilai min) Range Batas atas 1

Sedang (Batas atas 1 + 0,001) Range Batas atas 2

Tinggi (Batas atas 2 +0,001) Range Batas atas 3

Sangat Tinggi (Batas atas 3 +0,001) Range Batas atas 4


(nilai maks)

Keterangan:
Batas atas 1 = batas bawah (nilai minimal) + range Batas atas 2 = (Batas atas 1 + 0,001) +
range Batas atas 3 = (Batas atas 2 + 0,001) + range
Batas atas 4 = (Batas atas 3 + 0,001) + range = nilai maksimal
Dalam analisis ini, dilakukan pembahasan mengenai bagaimana pengaruh investasi aktiva
tetap perusahaan dari tahun 2001 sampai dengan 2020, yang dilihat dari perubahan atau
pertumbuhan jumlah aktiva tetap setiap tahunnya.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik


Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas data sehingga data diketahui keabsahannya
dan menghindari terjadinya estimasi yang bias
3.5.2.1 Uji Normalitas
. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan metode grafik, yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik-titik menyebar
sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal.

3.5.3 Uji Sample Independent


Independent sample t-test merupakan uji parametrik yang digunakan untuk mengetahui
adakah perbedaan mean antara dua kelompok bebas atau dua kelompok yang tidak
berpasangan dengan maksud bahwa kedua kelompok data berasal subjek yang berbeda. Uji ini
bisa dilakukan dengan syarat data harus berasal dari grup yang berbeda, tipe data numerik,
skala data interval atau rasio, data berdistribusi normal dan varian antara kedua kelompok
sampel haruslah sama. berikut rumus uji independent sample t-test ( Uji-t) :

Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui, ada 3 jenis nilai yang harus terlebih dahulu
kita persiapkan, yaitu :
 Xi : adalah rata-rata skor / nilai kelompok i.
 ni : adalah jumlah responden kelompok i
 si2 : adalah variance skor kelompok i.
DAFTAR PUSTAKA
Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur, Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan di
Indonesia, Jurnal Ekonomi Pascasarjana Universitas Syah Kuala, Volume 1, No. 2, Mei
2013, hlm 3
Eduardus Tendelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi I, cet. I (Yogyakarta,
BPFE, 2001), hlm 1. 2 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III, cet, I
(Yogyakarta, BPFE, 2003) hlm 5.
Ika, Siti Rochmah, 2006, Evaluasi Kinerja Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan
Selama Krisis Moneter, Janavisi, Vol. 9, No. 2, 2006.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta
Machfoedz, Mas’ud, 1999, Pengaruh Krisis Moneter Pada Efisiensi Perusahaan Publik di Bursa
Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 1.

Sugandi, Erich Alexander, Constructing Early Warning System of Currency Crises for Indonesia :
Leading Indicator Approach, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbangkan, Vol VII, no 1
(Juni) h. 146 – 183
Surifah, 2002, Kinerja Keuangan Perbankan Nasional Indonesia Sebelum dan Setelah Krisis
Ekonomi, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume 6, No. 2, Desember.
Tamer Bahjat Sabri. International Journal of Financial Research. 2021. VOL 12 NO 4. The
Investment in Fixed Assets Before and After the Global Financial Crisis (Empirical Study
for Industry and Investment Sector in Palestine Stock Exchange)
LAMPIRAN

1 Arab Company for Paints Products APC


2 Palestine Poultry AZIZA
3 Birzeit Pharmaceuticals BPC
4 Golden Wheat Mills GMC
5 Jerusalem Cigarette JCC
6 Jerusalem Pharmaceuticals JPH
7 Palestine Plastic Industries LADAEN
8 The National Carton Industry NCI
9 The Vegetable Oil Industries VOIC
10 Arab Investors ARAB
11 Jerusalem Real Estate Investment JREI
12 Palestine Development & Investment PADICO
13 Palestine Investment & Development PID
14 Palestine Industrial Investment PIIC
15 Palestine Real Estate Investment PRICO

Anda mungkin juga menyukai