PENDAHULUAN
negara di dunia untuk menggerakkan roda perekonomian negara. Penanaman modal asing
modal asing diharapkan dapat pula ikut berperan dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan pembangunan ekonomi pada umumnya. Penanaman modal asing juga
dipandang sebagai bidang yang sangat menguntungkan bagi negara tuan rumah (host state),
karena dengan adanya penanaman modal asing ini, negara penerima modal asing dapat
menjamin dan mengalihkan modal dalam negeri yang tersedia untuk digunakan bagi
prinsipnya bersangkutan dengan tiga hal pokok yaitu ekonomi, politis dan hukum. Tiga
faktor tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap masuknya modal asing ke suatu
negara.2
perekonomian Indonesia melalui investasi modal secara langsung jauh lebih baik
1
M. Somarajah, 1994, The International Law on Foreign Investment, Cambridge U.P, Cambridge, hlm. 5.
2
Sumantoro, 1984, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar Modal, Binacipta, Bandung, hlm.
29.
2
dibandingkan dengan penarikan dana international lainnya seperti pinjaman luar negeri. 3
Penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelengaraan perekonomian nasional dan
masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdaya saing.4 Modal asing yang
dibawa oleh investor merupakan hal yang sangat penting sebagai alat untuk
mengintegrasikan ekonomi global. Selain itu, kegiatan investasi akan memberikan dampak
positif bagi negara penerima modal, seperti mendorong pertumbuhan bisnis, adanya supply
teknologi dari investor baik dalam bentuk proses produksi maupun teknologi. 5 Pada era
maupun daerah untuk mempermudah dan menciptakan iklim yang baik bagi dunia
Indonesia. Oleh karena itu, maka dibutuhkan penanaman modal asing melalui dunia
investasi yang sesuai dengan konsep dan cita-cita hukum ekonomi hukum ekonomi Indonesia
Bahwa ada sudut pandang dari berbagai para ahli yang coba memberikan gambaran
bagaimana Investor – investor asing dapat masuk ke negara berkembang. Berdasarkan teori
yang dikembangkan oleh para ahli banyak faktor yang mempengaruhi negara maju untuk
melakukan investasi kepada negara – negara berkembang Oleh karena itu dalam makalah
ini yang diberi judul “Teori Hukum Dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia”, penulis
merasa tertarik untuk melihat teori – teori yang mempengaruhi investor asing untuk
3
Undang-undang Nomor. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Penjelasan umum alenia ke 2.
4
Delisa A. Ridgway dan Mariya A.Talib, ”Globalization and Development: Free Trade, Foreign Aid, Investment
and The Rule of Law”, California Western International Law Journal, Vol 33, Spring 2003, hal. 335.
5
Jonh W. Head, Pengantar Umum Hukum Ekonomi, Jakarta, Proyek Elips, 1997, hal 71.
3
menanamkan modalnya di Indonesia dan teori – teori tersebut akan penulis gunakan sebagai
2. Rumusan Masalah
1. Apakah teori – teori yang dijelaskan oleh Para Ahli terkait dengan penanaman modal
asing?
2. Apakah dengan melihat teori yang ada, Indonesia membutuhkan adanya investasi
asing?
3. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan ini, adapun tujuan penulisan makalah yang hendak dicapai oleh penulis
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui apa saja teori – teori yang diungkapkan oleh Para Ahli
2. Tujuan Subjektif
Bahwa makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Teori Hukum
sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah tersebut di Magister Hukum
Universitas Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Peran penting dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai salah satu sumber
penggerak pembangunan ekonomi yang pesat selama era Orde Baru tidak bisa disangkal.
Selama periode tersebut, pertumbuhan arus masuk PMA ke Indonesia memang sangat pesat,
terutama pada periode 80-an dan bahkan mengalami akselerasi sejak tahun 1994. Juga, tidak
bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan investasi dan PMA pada khususnya di Indonesia selama
era Soeharto tersebut didorong oleh stabilitas politik dan sosial, kepastian hukum, dan
kebijakan ekonomi yang kondusif terhadap kegiatan bisnis di dalam negeri, yang semua ini
sejak krisis ekonomi 1997 hingga saat ini sulit sekali tercapai sepenuhnya.
Pesatnya arus masuk PMA ke Indonesia selama periode pra-krisis 1997 tersebut tidak
lepas dari strategi atau kebijakan pembangunan yang diterapkan oleh Soeharto waktu itu yang
terfokus pada industrialisasi selain juga pada pembangunan sektor pertanian. Untuk
pembangunan industri, pemerintah Orde Baru menerapkan kebijakan substitusi impor dengan
proteksi yang besar terhadap industri domestik. Dengan luas pasar domestik yang sangat besar
karena penduduk Indonesia yang sangat banyak, tentu kebijakan proteksi tersebut merangsang
kehadiran PMA. Dan memang PMA yang masuk ke Indonesia terpusat di sektor industri
manufaktur. Baru pada awal dekade 80-an, kebijakan substitusi impor dirubah secara bertahap
ke kebijakan promosi ekspor. Sejak krisis 1997 hingga sekarang pertumbuhan arus masuk
PMA ke Indonesia masih relatif lambat jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang
juga terkena krisis yang sama seperti Thailand, Korea Selatan dan Filipina.
5
Dengan demikian, kehadiran PMA bagi negara sedang berkembang sangat diperlukan
pembangunan modal dan menciptakan kesempatan kerja, serta keterampilan teknik. Melalui
modal asing terbuka daerah-daerah dan tergarap sumber-sumber baru. Resiko dan kerugian
pada tahap perintisan juga tertanggung, selanjutnya modal asing mendorong pengusaha
setempat untuk bekerjasama. Modal asing juga membantu mengurangi problem neraca
pembayaran dan tingkat inflasi, sehingga akan memperkuat sektor usaha negara dan swasta
domestik dari negara tuan rumah atau yang sering disebut host country. Menurut beberapa
pandangan dari Para Ahli terdapat beberapa teori Investor asing berkeinginan untuk
menanamkan modalnya ke negara – negara berkembang, teori dari para ahli tersebut adalah
sebagai berikut :
A. Teori Raymond Vernon (The Product Cycle Theory atau Teori Siklus Produk)
The Product Cycle Theory atau Teori Siklus Produk ini dikembangkan oleh Raymond
Vernon (1966). Teori ini paling cocok diterapkan pada investasi asing secara langsung
(foreign direct investment) dalam bidang manufacturing, yang merupakan usaha ekspansi
pabrik-pabrik untuk membuat barang-barang sejenis di negara lain.6 Hubungan antara induk
perusahaan dan pendirian pabrik-pabrik sejenisnya untuk membuat barang yang sama atau
serupa di negara lain disebut investasi “Horizontaly Intergrated”. The Product Cycle
Theory ini menyatakan bahwa setiap teknologi atau proses produksi dikerjakan melalui tiga
fase yaitu: pertama, fase permulaan atau inovasi; kedua, fase perkembangan proses; ketiga,
fase pematangan atau fase standarisasi.7 Setiap fase tipe perekonomian negara mempunyai
6
Erman Rajagukguk, Hukum Investasi (Bahan Kuliah), (Jakarta: UI Press, 1995), hIm. 3-5.
7
Nindyo Pramono, Perkembangan Arus Investasi Ditinjau Dan Perspektif Hukum Bisnis, Jurnal Legislasi
Indonesia, Vol. 3 Nomor (Jakarta: DitJen Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI, Juni
6
perusahaan negara maju seperti Amerika menikmati posisi monopoli karena kemampuan
teknologinya belum tersaingi.8 Fase kedua proses manufacturing dan tempat produksi di
luar negeri yang kemasukan aliran modal asing. Fase ketiga standarisasi proses
ekonomi secara global melalui investasi dan timbulnya strategi perusahaan yang
Organization Theory Vertical Integration atau Teori Organisasi Industri Integrasi Vertikal,
teori ini cocok diterapkan pada new multinationalism country atau negara
multinasionalisme baru dan pada investasi yang terintegrasi secara vertikal, yakni produksi
barang di beberapa pabrik yang menjadi input bagi pabrik-pabrik lain dan suatu perusahaan
yang sejenis.10 Pendekatan teori ini berawal dari pemahaman bahwa biaya-biaya untuk
bisnis di luar negeri dengan investasi baik direct ataupun indirect harus mencakup biaya-
biaya lain yang dipikul perusahaan lebih banyak dan pada biaya-biaya yang diperuntukkan
hanya untuk sekedar mengekspor barang dari pabrik-pabrik dalam negeri; oleh karena itu
negara lain.11
Teori Alan M. Rugman, bahwa penanaman modal asing atau Foreign Direct
Investment (FDI) dipengaruhi oleh variabel lingkungan dan variabel internalisasi. Tiga jenis
variabel lingkungan yang menjadi perhatian yaitu: ekonomi, non ekonomi, dan
pemerintah.12 Variabel ekonomi biasanya berupa tenaga kerja dan modal, teknologi dan
tersedianya sumber daya alam dan keterampilan manajemen. Menyusun sistem fungsi
produksi keseluruhan suatu bangsa yang didefinisikan meliputi semua masukan faktor yang
terdapat dalam masyarakat.13 Variabel non ekonomi meliputi variabel politik, sosial dan
kenyataannya setiap negara sesungguhnya mempunyai faktor spesifik negara yang khas.
Faktor ketiga adalah variabel pemerintah yang harus diperhatikan oleh perusahaan
penanaman modal asing di mana modal asing akan masuk. Setiap negara mempunyai
kekhususan merk politiknya sendiri. Para politisi mencerminkan faktor spesifik lokasi
bangsa. Selalu tendapat keragaman dalam campur tangan pemerintah dalam bisnis
internasional (investasi).
C. Teori Kindleberger
Menurut teori hukum ini aspek yang paling sensitif dalam perekonomian
internasional adalah aspek investasi langsung atau direct investment. Amerika Serikat dan
11
Nindyo Pramono, op. cit., hlm. 7.
12
Ibid. hlm. 7-8.
13
Ibid.
14
Ibid.
8
berdomisili di dalam batas-batas kedua negara ini untuk membatasi tekanan pada neraca
pembayaran mereka. Teori investasi langsung atau direct investment mempunyai banyak
implikasi, yaitu :
1. Investasi langsung tidak akan terjadi dalam industri di mana ada persaingan murni.
atau joint venture dengan pengusaha setempat karena akan berusaha memiliki sendiri
seluruh keuntungan; dan pada saat bersamaan para penanam modal setempat tentu
tidak mau membeli saham-saham dan perusahaan induk serta penghasilan keseluruhan
3. Investasi langsung terjadi menurut dua arah industri yang sama, hal ini tidak akan
terjadi apabila kegiatan didasarkan atas tingkat-tingkat laba umum. Hal ini untuk
sebagian merupakan kejadian yang khas dalam persaingan oligopoli yaitu setiap
menghindarkan agar perusahaan lain tidak mendapatkan laba secara tidak terduga.
pendekatan pasar yang tidak sempurna, pendekatan internalisasi, model siklus produk,
internal yang memengaruhi penanaman modal asing yaitu pengembangan teknologi atau
produk baru, ketergantungan pada sumber bahan baku, memanfaatkan mesin-mesin yag
sudah usang, mencari pasar yang lebih besar. Kekuatan eksternal yang mempengaruhi
9
penanaman modal asing yaitu pelanggan, pemerintah, ekspansi ke luar negeri dari pesaing
dengan kepentingan negara dalam bidang investasi, tinjauannya adalah dari sudut pandang
kepentingan pembangunan ekonomi, yaitu melihat segi kepentingan ekonomi yang menjadi
pembangunan sebagai dasar pijakan kebijakan hukum investasi yang cukup populer, antara
lain:15
1. Teori Klasik dan Neo Klasik (The Classical and Neo Classical Theory on Foreign
Investment)
Teori ekonomi klasik dalam penanaman modal asing menyatakan bahwa penanaman
modal asing secara keseluruhan menguntungkan ekonomi negara penerima modal. Terdapat
beberapa faktor yang mendukung pandangan teori klasik dan neo klasik, yaitu: Pertama,
merupakan fakta bahwa modal asing yang dibawa ke negara pemilik modal menjamin
pembangunan dan kepentingan masyarakat. Masuknya modal dan penanaman modal asing
kembali oleh penanaman modal asing yang berasal dari keuntungan yang tidak
Penghasilan pemerintah melalui pajak meningkat dan pembayaran pembayaran lain juga
akan meningkat. Lebih jauh lagi, modal asing yang masuk ke negara penerima modal
mengurangi pembatasan neraca pembayaran dari negara penerima modal. Secara umum,
M. Sornarajah, 2010, The International Law on Foreign Investment, Cambridge University Press, Cambridge
15
masyarakat.16
Pendukung dari teori neo klasik ini lebih jauh lagi berpendapat bahwa penanaman
produktivitas. Penanaman modal asing juga memperluas pasar bagi produsen negara
persaingan yang lebih besar dan kesempatan untuk pengalihan teknologi. 17 Teori neo -
klasik telah memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi prinsip dasar
dari hukum internasional dalam bidang penanaman modal asing. Kebanyakan perjanjian
bilateral di bidang penanaman modal di antara negara - negara percaya bahwa masuknya
Teori ini didasari oleh banyaknya penanaman modal asing yang dilakukan oleh
kebijakan global hanyalah untuk kepentingan induk perusahaan dan pemilik saham dari
perusahaan multinasional tersebut yang berada di negara penanam modal. Negara pemilik
modal menjadi sentral ekonomi di dunia, sedangkan negara - negara berkembang melayani
kepentingan dari negara pemilik modal. Pembangunan menjadi tidak mungkin dalam suatu
16
An Chandrawulan, 2011, Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum Perdagangan Internasional
dan Hukum Penanaman Modal, P.T. Alumni, Bandung, hlm. 58.
17
Ibid.
18
Ibid., hlm. 54-55.
11
negara berkembang sebagai pelaku ekonomi yang tidak penting kecuali dapat mengubah
situasi dengan negara berkembang menjadi pusat ekonomi melalui penanaman modal
asing.19
Pertama, penanaman modal asing langsung yang banyak dilakukan oleh perusahaan
multinasional biasanya menegakkan kebijakan global bagi kepentingan negara -negara maju
yang kantor pusat dan pemilik sahamnya berada di negara pemilik modal. Negara pemilik
modal dari penanaman modal asing menjadi pusat ekonomi negara penerima modal hanya
sebagai pelayan ekonomi yang tidak penting bagi pusat ekonomi. Kedua, masuknya atau
mengalirnya modal ke negara berkembang, terdapat ketentuan bahwa modal yang ditanam
dan keuntungan yang diperoleh di negara penerima modal asing dapat dikembalikan ke
mengembalikan baik modal asal maupun keuntungan dua kali lipat dari modal yang mereka
bawa. Ketiga, penanaman modal asing menggunakan kekayaan alam tanpa memerhatikan
kepentingan dan kebutuhan setempat, sebagai akibatnya mereka kehilangan pekerjaan dan
dan tidak bermanfaat bagi negara penerima modal. Pada kenyataannya, di dunia saat ini
19
M. Sornarajah, Op.cit., hlm. 57.
20
Ibid.
12
modal menjadi sumber pendanaan yang penting bagi pembangunan proyek-proyek besar.
Lebih jauh lagi, keberadaan teori kebergantungandalam penanaman modal asing langsung
Teori ini muncul sebagai reaksi dari negara - negara berkembang dalam mengubah
meninggalkan perannya sebagai alat dari kebijakan luar negeri negara pemilik modal. Teori
penengah dikenal juga sebagai teori yang mengedepankan peran pemerintah atau negara
berkembang. Menurut teori ini, negara- negara harus merumuskan dan menyusun serta
wilayahnya.22
negara berkembang dan kompetensi dengan industri di negara-negara maju merupakan hal
yang esensial bagi pembangunan nasional (Grabowski). Teori ini melihat pentingnya peran
negara yang otonom yang mengarahkan langkah kebijakan ekonomi termasuk investasi,
peran negara dipercaya akan bisa mengintervensi pasar untuk mengoreksi ketimpangan
21
M. Sornarajah , Op.Cit., hlm. 65.
22
Ibid.
13
pengusaha domestik dan perlindungan lingkungan. Peran negara juga dapat memberi
Bidang analisis ekonomi atas hukum atau “Economic Analysis of Law” muncul
pertama kali melalul pemikiran utilitarianisme Jeremy Bentham yang menguji secara
Jeremy Bentham menerapkan, salah satu prinsip dan aliran utilitarianisme ke dalam
lingkungan hukum yaitu manusia akan bertindak untuk mendapatkan kebahagiaan yang
bagi semua individu. Berpegang dengan prinsip di atas, perundang-undangan itu hendaknya
dapat memberikan kebahagiaan yang besar bagi sebagian besar masyarakat (the greatest
Prinsip-prinsip hukum ekonomi internasional harus ditaati oleh Indonesia agar dapat
menarik para investor asing menanamkan modalnya. Prinsip ini adalah prinsip ‘fair and
equitable’ dan prinsip tanggung jawab negara sebagai kerangka acuan dan/atau sebagai dasar
pengaturan penanaman modal asing. Tujuannya adalah untuk mewujudkan perlakuan yang
sama (most favourable nation/MFN) antara investor asing dan investor dalam negeri. Para
investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia terutama di daerah, pada
kemudahan, perlindungan hukum dan kepastian hukum. Adanya sistem hukum yang memberi
23
Lili, Rasjidi, Filsafat Hukum, (Bandung: CV Remaja Karya, 1988),hlm, 51.
14
keadilan dan kepastian hukum membuat para investor asing tidak mengalihkan modalnya ke
negara lain.
penanaman modal yang baik adalah untuk mewujudkan harmonisasi hukum penanaman modal.
Hal ini didasarkan pemikiran bahwa peraturan yang seragam mengenai penanaman modal akan
berdampak bagi masyarakat dan pemerintah untuk menyerap penanaman modal dan
mengarahkan pemerintah memberi jalan keluar. Hal ini dapat dilihat dari salah satu dari tiga hal
penting yang diperintahkan oleh konsiderans undang-undang ini, yakni: harmonisasi peraturan
Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional dengan tetap mengacu kepada kedaulatan
politik dan ekonomi nasional.24 Peraturan yang seragam akan menjamin dan memberi
kemudahan kepada investor atau perusahaan untuk mudah masuk memobilisasi sumber daya,
dan memberikan keuntungan pendapatan daerah dan kewenangan yang diatur dalam undang-
undang. Peranan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi diperlukan untuk mengatasi
kegagalan pasar (market failure) atau kegagalan laissez faire mencapai efisien, Dalam hal
mengatasi kegagalan tersebut pemerintah dapat melakukan intervensi melalui hukum dan
peraturan.
asimetris dan mencegah monopoli. Dalam praktik, pemerintah seringkali gagal mengurangi
kegagalan pasar, bahkan tidak jarang intervensi dan pemerintah malah memperburuk iklim
investasi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu menyusun kerangka acuan yang jelas
agar kompetisi berjalan dengan baik. Pengaturan yang baik akan menciptakan persaingan antar
24
Mahmul, Siregaar, Undang- Undang Penanaman Modal dan PenyelesaianSengketa Perdagangan Internasional
Dalam Kegiatan Penanarnan Modal, JurnalHukum Bisnis, Volume 26 Nomor 4, (Jakarta: Yayasan
PengembanganHukum Bisnis, 2007), hlm. 22.
15
dunia usaha sehingga hanya perusahaan efisien yang dapat bertahan hidup. Kondisi ini pada
BAB III
16
KESIMPULAN
1. Bahwa terdapat beberapa teori mengenai penanaman modal asing dari para ahli yang
Teori Siklus Produk yang dikembangkan oleh Raymond Vernon, Teori Jalan Tengah oleh
Sonarajah dan Teori Intervensi Pemerintah oleh Grabowski. Berdasarkan teori-teori di atas
investasi yang dapat dipilih oleh Pemerintah Indonesia dan menjadi dasar pertimbangan
kebijakan hukum investasi dari sisi kepentingan dan kedaulatan host country.
2. Bahwa dengan melihat kondisi Indonesia saat ini, adanya investasi asing sangat dibutuhkan
oleh Indonesia baik tingkat pemerintah pusat maupun daerah karena dapat membantu
asli daerah, dengan mengetahui teori-teori tersebut setidak-tidaknya kita dapat memahami
teori mana yang tepat untuk diterapkan dalam rangka mendatangkan investor asing ke
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
17