Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "INVESTASI DAN PEMBANGUNAN NASIONAL"
dalam mata kuliah Hukum Investasi & Pasar Modal. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
-
Bapak Prof. Dr. M.S. Tumanggor SH, M, Si, selaku dosen Hukum Investasi &
Pasar Modal, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, dan
bimbingan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................I
B. Rumusan masalah...................................................................................................II
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi dan arti investasi....................................................................................1.
B. Fungsi investasi...................................................................................................1.1
C. Kriteria investasi..................................................................................................1.2
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi...........................................1.3
E. Investasi nasional................................................................................................1.4
F. Pengertian pembangunan nasional......................................................................1.5
G. Hakikar pembangunan nasional...........................................................................1.6
H. Visi dan misi pembangunan nasional...................................................................1.7
I.
Tujuan pembangunan nasional............................................................................1.8
J. Asas-asas pembangunan nasionaal......................................................................1.9
Kesimpulan.......................................................................................................... III
Saran-Saran......................................................................................................... I.1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.latar belakang
Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini merupakan faktor penting untuk
menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Harapan masuknya investasi asing
dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan. Faktor yang dapat mempengaruhi
investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara
lain : Pertama faktor Sumber Daya Alam, Kedua faktor Sumber Daya Manusia, Ketiga faktor
stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha, Keempat
faktor kebijakan pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam peizinan.
Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter. Krisis moneter ini
diawali dengan terdefresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Defresiasi
nilai tukar rupiah makin tajam sehingga krisis moneter yang terjadi tersebut berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang dampaknya terasa hingga saat ini. Pertumbuhan ekonomi berjalan sangat
lambat.
Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian
nasional seperti sediakala sebelum terjadinya krisis ekonomi adalah kebijakan mengundang
masuknya investasi di Indonesia. Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini
merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Harapan masuknya investasi asing dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan masuk investasi ke
Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung masuknya arus
investasi ke suatu negara, seperti jaminan keamanan, stabilitas politik, dan kepastian hukum,
tampaknya menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah
yang sekarang diterapkan di Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan
investasi di beberapa daerah.
Dengan mulai diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Indonesia memasuki era baru
dalam hubungan antar pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Indonesia memasuki era
otonomi daerah. Keadaan baru sangat diperhitungkan oleh para investor berkaitan dengan
dampak negatif yang ditimbulkannya.
Di era reformasi, sejak pemerintahan BJ Habibie, kemudian Abdurrahman Wahid,
Megawati, dan kini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Pemerintah justru berupaya
menarik sebanyak mungkin investasi asing melalui rentetan kunjungan kenegaraan ke luar
negeri, privatisasi BUMN, penegakkan supremasi hukum, serta revisi terhadap berbagai
undang-undang yang menyangkut bisnis dan investasi perpajakkan, ketenagakerjaan dan
seterusnya. Semua upaya ini tentu bertujuan menciptakan iklim dunia usaha dalam negeri
yang lebih kondusif demi meningkatkan capital inflow yang pada giliranya diharapkan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Memasuki tahun 2007, semua indikator makro ekonomi menunjukkan semakin
membaiknya iklim dunia usaha, institusi perbankan yang kian berpeluang untuk
meningkatkan penyaluran kredit, kian meningkatnya investor confidence, dan country risk
yang juga membaik, kinerja pemerintahan yang secara umum mulai dapat dipercaya,
walaupun masih ada berbagai ketidakberesan yang perlu segera dibenahi di sektor birokrasi
dan penegakkan hukum.
Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan
sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat
dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta nasional, baik karena alasana teknologi,
manajemen, maupun alasan permodalan. Modal aing juga diharapkan secara langsung
maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan
dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran
internasional melalui jaringan yang mereka miliki. Selanjutnya modal asing diharapkan
secara langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia.
B.Rumusan masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Apa defenisi dan arti Investasi ?
2. Apa fungsi investasi dan kriteria investasi?
4 Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi ?
5. Bagaimana tentang investasi nasional
6. Pengertian Pembangunan Nasioanal?
7 . Hakikat Pembangunan Nasional?
8 . Visi dan Misi Pembangunan Nasional?
9. Tujuan Pembangunan Nasional ?
10. Asas-Asas Pembangunan Nasional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dan Arti Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva
dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk
investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut
daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Pada hakikatnya tabungan yang terdapat di masyarakat ada yang merupakan simpanan
sementara, yaitu sebelum digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, ada jiga
merupakan tambahan modal yang sering disebut investasi.
: Berikut ini pengertian investasi menurut para ahli.
tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Deliarnov (1995, h.123) investasi merupakan:
Pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran
untuk membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan peralatan pabrik
serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi, pengeluaran
untuk
membeli
barang-barangmodal
dan
perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan memproduksi barangbarang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono Sukirno,
1997 : 107).
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan
modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanampenanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut
menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya
penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang barang modal yang lama Yang telah
haus dan perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai
penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai
investasi
(atau
pembentukan
modal
atau
penanaman
modal)
meliputi
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatanproduksi lainnya
untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan
bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang
masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto,
yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian
dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi
oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang
dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat
lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.
Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat
tertentu.
a.
b.
Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan
diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan
sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.
B.
Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
nasional dinamakan fungsi investasi.
Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ia sejajar dengan sumbu datar,
atau bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan
nasional, makin tinggi investasi).
Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi
otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat
dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa
investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,)
dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
Payback Period.
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang
dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian,
kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru
menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
b.
c.
d.
di bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi.
Sedangka faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli,
kedekatan denga pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
b.
dalam pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi
dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
2. Biaya Investasi.
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat
bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin
menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan
investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor yang
mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
3. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Efficiency of
Investement (MEI)
D. Investasi Nasional
1. Keadaan Investasi Nasional
Di tengah kondisi perekonomian dunia (khususnya keuangan dan perbankan) yang
terus diguncang oleh krisis, ternyata Indonesia masih sanggup untuk bertahan. Setidaknya,
masyarakat umum tidak merasakan dampak signifikan seperti krisis moneter 1997-1998 lalu.
Pemerintah pun dinilai mampu mengatasi masalah krisis global ini dengan tidak sampai
mengeluarkan kebijakan yang wah, seperti kenaikan harga BBM, listrik, atau pajak.
Sehingga, PHK masal atau kenaikan harga masif pun urung dilakukan oleh perusahaanperusahaan dalam negeri.
Mengutip dengan artikel "Outlook" Investasi Reksa Dana Tahun 2012 bahwa kekuatan
perekonomian Indonesia masih ditopang oleh:
1.
2.
3.
pemerintah yang payah atau ada pihak-pihak yang memprovokasi) dapat mempengaruhi
efektivitas kebijakan yang diambil itu sendiri.
Ketiga, kembali lagi meski Indonesia terus membaik dan memang lebih baik dibanding
negara-negara berkembang lainnya namun hal ini masih perlu penguatan. Landasan utama
Indonesia dalam cadangan devisa berbeda dengan China (yang mengandalkan neraca
perdagangan) adalah portofolio dan foreign direct investment (fdi). Hal tersebut tentu saja
akan membuat kolaps jika investasi-investasi tersebut ditarik mendadak secara serentak.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah Indonesia yang mencantolkan
pergerakan gerbong ekonomi Indonesia pada investasi, pasar modal dan perbankan, memang
seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat menolong Indonesia dalam berbagai
masalah sekaligus sanggup menusuk balik kapan saja apabila tidak diatur dengan benar.
Beralih dari sudut pandang Investor bahwa investasi berupa reksa dana atau deposito
dalam beberapa segi akan lebih menguntungkan dibanding investasi langsung. Ini salah satu
sebabnya kinerja Reksa Dana (khususnya syariah) lebih optimal dibanding jika investor harus
berinvestasi sendiri.
a.
b.
1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan dan tabungan berjangka dengan bagi hasil
2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4 persen untuk tabungan berjangka sudah terkunci
(lock) sekian tahun (tergantung kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen.
Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp
500 juta bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang mengelola
adalah manajer investasi maka biaya investasinya akan rendah dengan hasil yang optimal.
c.
Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di media masa. Setiap
bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja investasi seperti rekening koran dan kinerja
Reksa Dana (Fund Fact Sheet).
d.
e.
f.
Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya pemerintah jadi
lebih kecil, sedang pada perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai untuk modal
kerja perusahaan.
Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung jawab
bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh
bagi pembangunan nasional.
Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup
poeningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga Negara serta
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.
Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia antara lain
mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya kemakmuran yang berkeadilan
Pembangunan nasional dilaksanakan merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk
antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), khususnya pada
sektor ekonomi. Salah satu kesenjangan di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah tidak
meratanya kekuatan ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya tingkat pendapatan
(per kapita) penduduk, tingkat kemiskinan dan kemakmuran, mekanisme pasar dan lain-lain.
Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan beberapa gejolak dalam bentuk
tuntutan adanya pemerataan pembangunan maupun hasil-hasilnya, dari dan untuk setiap
wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan tersebut
pemerintah telah menempuh beberapa kebijaksanaan pembangunan diantaranya dengan
memberlakukan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang pada
prinsipnya merupakan pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
I. Asas-Asas Pembangunan Nasional
Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh
dalam perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional :
Asas
Kemandirian Pembangunan
Nasional
berlandaskan
kepercayaan
akan
Modal dasar Pembangunan Nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional baik
yang efektif maupun potensial yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional, yaitu :
A. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
B. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
C. Wilayah nusantara yang luas yang berkedudukan di garis khatulistiwa
D. Kekayaan alam yang beraneka ragam
E. Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensuial
F. Rohaniah dan mental
G. Budaya bangsa Indonesia yang dinamais
H. Potensi dan kekuatan efektif bangsa
I. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan isi pada makalah ini, dapat di simpulkan bahwa investasi adalah suatu
istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi . Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal .
Menurut teori ekonomi , investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating .
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti
pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi juga dibagi dalam
beberapa macam dan jenisnya oleh karena itu masyarakat jangan sampai salah dalam
penafsiran. Pentingnya perang para pemodal baik dalam negeri maupun luar negeri , oleh
karena itu pemerintah juga harus ikut terkait dalam mengatur system tentang investasi agar
para pemodal tidak takut dalam menanam modalnya.
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK serta
perhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian
bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Tujuan Pembangunan Nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung
jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut
serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan
masing-masing.
Keikutsertaan setiap warga negara dalam Pembangunan Nasional dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, melestarikan lingkungan
hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban
dan keamanan, dan sebagainya.
Pembangunan Nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah
yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan
batin. Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat
hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung perkantoran,
pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga, dan sebagainya. Sedangkan contoh
pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembanguanan sarana dan prasarana ibadah,
pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan, dan sebagainya.
B. SARAN
Bagi para pembaca pentingnya memberikan informasi ke setiap orang yang dikenal
karena perkembangan negeri ini merupakan peran penting bagi tiap individu. Pemerintah juga
membantu mengatur system peraturan penanaman modal (investasi). Dan pembanguanan
nasional,khususnys di negara indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Ekonomi.
Buku Kertonegoro. Sentanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Widya Press
Jakarta, 1995
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas
Ekonomi UGM
Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik
2009/2010.
manurung.
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, Erlangga, 2010
Buku Akuntansi Intermediate Jilid 3.
http://mbeged.blospot.com/2012/07/pengertian/defenisi/investasi-
menurut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
http://www.indietours.com/component/content/article/57-penanaman-
modal/551-2-pmdn-penananaman-modal-dalam-negeri-.html
Pendidikan Pancasila, Penerbit Paradigma, Yogyakarta, 2010
http://www.damandiri.or.id/file/frnsiskakorompisbab1.pdf
http://id.scribd.com/doc/15918195/pembangunan-nasional
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/makna-hakikat-dan-tujuan-
pembangunan.html
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pembangunan-nasionaldefinisi.html