Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "INVESTASI DAN PEMBANGUNAN NASIONAL"
dalam mata kuliah Hukum Investasi & Pasar Modal. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
-

Bapak Prof. Dr. M.S. Tumanggor SH, M, Si, selaku dosen Hukum Investasi &
Pasar Modal, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, dan
bimbingan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Jakarta, 28 Oktober 2016

Hafiz Iskandar Muliadi

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................I
B. Rumusan masalah...................................................................................................II
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi dan arti investasi....................................................................................1.
B. Fungsi investasi...................................................................................................1.1
C. Kriteria investasi..................................................................................................1.2
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi...........................................1.3
E. Investasi nasional................................................................................................1.4
F. Pengertian pembangunan nasional......................................................................1.5
G. Hakikar pembangunan nasional...........................................................................1.6
H. Visi dan misi pembangunan nasional...................................................................1.7
I.
Tujuan pembangunan nasional............................................................................1.8
J. Asas-asas pembangunan nasionaal......................................................................1.9

BAB III PENUTUP


A.
B.

Kesimpulan.......................................................................................................... III
Saran-Saran......................................................................................................... I.1

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.latar belakang

Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini merupakan faktor penting untuk
menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Harapan masuknya investasi asing
dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan. Faktor yang dapat mempengaruhi
investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara
lain : Pertama faktor Sumber Daya Alam, Kedua faktor Sumber Daya Manusia, Ketiga faktor
stabilitas politik dan perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha, Keempat
faktor kebijakan pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam peizinan.
Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter. Krisis moneter ini
diawali dengan terdefresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Defresiasi
nilai tukar rupiah makin tajam sehingga krisis moneter yang terjadi tersebut berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang dampaknya terasa hingga saat ini. Pertumbuhan ekonomi berjalan sangat
lambat.
Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan kembali perekonomian
nasional seperti sediakala sebelum terjadinya krisis ekonomi adalah kebijakan mengundang
masuknya investasi di Indonesia. Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini
merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Harapan masuknya investasi asing dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan masuk investasi ke
Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat menjadi pendukung masuknya arus
investasi ke suatu negara, seperti jaminan keamanan, stabilitas politik, dan kepastian hukum,
tampaknya menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Bahkan otonomi daerah
yang sekarang diterapkan di Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan
investasi di beberapa daerah.
Dengan mulai diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Indonesia memasuki era baru
dalam hubungan antar pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Indonesia memasuki era
otonomi daerah. Keadaan baru sangat diperhitungkan oleh para investor berkaitan dengan
dampak negatif yang ditimbulkannya.
Di era reformasi, sejak pemerintahan BJ Habibie, kemudian Abdurrahman Wahid,
Megawati, dan kini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Pemerintah justru berupaya
menarik sebanyak mungkin investasi asing melalui rentetan kunjungan kenegaraan ke luar
negeri, privatisasi BUMN, penegakkan supremasi hukum, serta revisi terhadap berbagai
undang-undang yang menyangkut bisnis dan investasi perpajakkan, ketenagakerjaan dan
seterusnya. Semua upaya ini tentu bertujuan menciptakan iklim dunia usaha dalam negeri

yang lebih kondusif demi meningkatkan capital inflow yang pada giliranya diharapkan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Memasuki tahun 2007, semua indikator makro ekonomi menunjukkan semakin
membaiknya iklim dunia usaha, institusi perbankan yang kian berpeluang untuk
meningkatkan penyaluran kredit, kian meningkatnya investor confidence, dan country risk
yang juga membaik, kinerja pemerintahan yang secara umum mulai dapat dipercaya,
walaupun masih ada berbagai ketidakberesan yang perlu segera dibenahi di sektor birokrasi
dan penegakkan hukum.
Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di Indonesia dimaksudkan
sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-sektor usaha dan industri yang belum dapat
dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak swasta nasional, baik karena alasana teknologi,
manajemen, maupun alasan permodalan. Modal aing juga diharapkan secara langsung
maupun tidak langsung dapat lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan
dunia usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus jaringan pemasaran
internasional melalui jaringan yang mereka miliki. Selanjutnya modal asing diharapkan
secara langsung dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia.

B.Rumusan masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Apa defenisi dan arti Investasi ?
2. Apa fungsi investasi dan kriteria investasi?
4 Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi ?
5. Bagaimana tentang investasi nasional
6. Pengertian Pembangunan Nasioanal?
7 . Hakikat Pembangunan Nasional?
8 . Visi dan Misi Pembangunan Nasional?
9. Tujuan Pembangunan Nasional ?
10. Asas-Asas Pembangunan Nasional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dan Arti Investasi

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva
dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi
disebut juga sebagai penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan
untuk produksi yang akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk
investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut
daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Pada hakikatnya tabungan yang terdapat di masyarakat ada yang merupakan simpanan
sementara, yaitu sebelum digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, ada jiga
merupakan tambahan modal yang sering disebut investasi.
: Berikut ini pengertian investasi menurut para ahli.

Pengertian investasi menurut James C Van Horn (1981) Yaitu kegiatan


yang dilangsungkan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini,

dengan tujuan untuk menghasilkan barang di masa yang akan dating


Pengertian investasi menurut Henry Simamora (2000:438) : Investasi
adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaannya melalui distribusi hasil investasi (seperti pedapatan bunga,
royalty, deviden, pendapatan sewa dan lain lain), untuk apresiasi nilai
investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti

manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang.


Pengertian investasi menurut Fitz Gerald (1978) Yaitu aktivitas yang
berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk
mengadakan modal barang pada saat sekarang ini. Barang modal tersebut akan
menghasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Fitz Gerald juga
mengungkapkan bahwa investasi yaitu aktivitas yang berkaitan dengan usaha
penarikan sumber-sumber untuk dipakai mengadakan barang. Dari modal

tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Pengertian investasi menurut Deliarnov (1995, h.123) investasi merupakan:
Pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran
untuk membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan peralatan pabrik
serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi, pengeluaran

untuk keperluan bangunan kantor, bangunan tempat tinggal karyawan dan


bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok atau barang cadangan

sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.


Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno : Investasi dapat diartikan
sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau
perusahaan

untuk

membeli

barang-barangmodal

dan

perlengkapan-

perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan memproduksi barangbarang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono Sukirno,
1997 : 107).

a. Investasi Di bedakan menjadi dua macam, yakni :


1. Investasi nyata (Real Investmen) : melibatkan asset berwujud, pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, dsb.
2. Investasi keuangan (deposito, Commercial paper, dan surat berharga pasar uang)dan pasar
modal (saham, obligasi, opsi dsb).
b. Investasi menurut penggunaannya terdiri dari tiga macam yaitu :
1. Konstruksi
2. Rehabilitasi
3. Perluasan
c. Investasi menurut jenisnya
1. Investasi otonomi
2. Investasi terimbas
3. Investasi public

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan
modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanampenanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapanperlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian.
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut
menghasikan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya
penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang barang modal yang lama Yang telah

haus dan perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai
penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai
investasi

(atau

pembentukan

pengeluaran/perbelanjaan yang berikut

modal

atau

penanaman

modal)

meliputi

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatanproduksi lainnya
untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan
bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang
masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto,
yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian
dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi
oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang
dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat
lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.
Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat
tertentu.

a.

Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan


tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah pengeluaranpengeluaran
untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena
daya tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut
sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixedinvestment). Di Indonesia, istilah yang setara
dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya
lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB
dikurangi penyusutan.

b.

Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan
diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut dikatakan
sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.

B.

Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan
nasional dinamakan fungsi investasi.
Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ia sejajar dengan sumbu datar,
atau bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan
nasional, makin tinggi investasi).
Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi
otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat
dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya dimisalkan bahwa
investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,)
dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :

Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.


Tingkat bunga.
Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
Kemajuan teknologi.
Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
Kriteria Investasi
Kriteria investasi adalah sebagai berikut :
a.

Payback Period.
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang

dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian,
kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru
menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
b.

Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).


B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil
(output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang
dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal
investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru
diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkan.

c.

Net Present Value (NPV).


Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak
memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai
sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat
langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.
Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV
> 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya
total.

d.

Internal Rate of Return (IRR).


Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV
sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan
hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi


1. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a.

Kondisi Internal Perusahaan. Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada

di bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi.

Sedangka faktor non-teknis, seperti kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli,
kedekatan denga pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
b.

Kondisi Eksternal Perusahaan. Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan

dalam pengambilan keputusan akan investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi
dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
2. Biaya Investasi.
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat
bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin
menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan
investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor yang
mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
3. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Efficiency of
Investement (MEI)

D. Investasi Nasional
1. Keadaan Investasi Nasional
Di tengah kondisi perekonomian dunia (khususnya keuangan dan perbankan) yang
terus diguncang oleh krisis, ternyata Indonesia masih sanggup untuk bertahan. Setidaknya,
masyarakat umum tidak merasakan dampak signifikan seperti krisis moneter 1997-1998 lalu.
Pemerintah pun dinilai mampu mengatasi masalah krisis global ini dengan tidak sampai
mengeluarkan kebijakan yang wah, seperti kenaikan harga BBM, listrik, atau pajak.
Sehingga, PHK masal atau kenaikan harga masif pun urung dilakukan oleh perusahaanperusahaan dalam negeri.
Mengutip dengan artikel "Outlook" Investasi Reksa Dana Tahun 2012 bahwa kekuatan
perekonomian Indonesia masih ditopang oleh:
1.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh didukung oleh pertumbuhan ekonomi sektor


konsumsi terutama konsumsi domestik

2.

Kebijakan makro ekonomi Indonesia yang hati-hati

3.

Cadangan Devisa Indonesia yang kuat


Hal ini akan membuat perekonomian Indonesia masih relatif aman untuk beberapa
waktu ke depan. Namun, bersikap santai dengan hanya bergantung pada ketiga hal tersebut
saja tanpa ada perencanaan dan kebijakan lebih baik akan sangat membahayakan ekonomi
Indonesia dalam jangka waktu yang panjang.Entah teori apa yang mendasari, namun analisis
saya tentang ketiga sendi penopang tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, memang Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik,
bahkan di ranking dunia sekalipun. Namun perlu diingat, bahwa dasar dari pertumbuhan
ekonomi tersebut masih saja konsumsi masyarakat (C). Neraca perdagangan (ekspor dan
impor) kita masih di ambang batas BEP. Di tahun 2010, secara statistik (catatan pasar bersih:
Indonesia sanggup mengekspor kira-kira 157.779,1 million USD dan melakukan impor
sekitar 135.663,3 million USD. Memang masih positif dengan balance sebesar 22.115,8
million USD. Namun yang menjadi catatan adalah bahwa lebih dari 25% ekspor kita masih
ada minyak bumi dan gas alam yaitu kisaran 28.039,6 million USD. Intinya kita semua tahu
bahwa bergantung pada hal given seperti SDA yang tak terbarui tersebut dapat menyebabkan
Indonesia kelimpungan di masa mendatang karena kita tahu cadangan sumber energi fosil
dunia, termasuk Indonesia, semakin menipis.
Mengandalkan konsumsi berarti juga produksi kita belum cukup kuat menopang
perekonomian Indonesia. Perusahaan-perusahaan dalam negeri belum cukup bersaing dengan
perusahaan level global, ironisnya mungkin kecuali pabrik rokok. Di tengah arus
perdagangan global yang deras, budaya konsumsi tentu akan menjadikan Indonesia pasar
yang mewah bagi para pedagang manca (yang tentu banyak di antaranya berskala besar). Hal
ini tak bisa dipungkiri lagi akan sangat mengancam kelangsungan bisnis para pengusaha di
Indonesia, khususnya usaha kecil dan menengah.
Kedua, kebijakan ekonomi Indonesia yang tidak menerapkan asas lebih cepat lebih
baik ini dianggap oleh pengusaha modern sebagai sesuatu yang lambat. Kehati-hatian yang
dipilih oleh pemerintah sering membuat jengkel para pebisnis yang membutuhkan kepastian
dalam waktu secepatnya karena tiap detik dalam dunia bisnis adalah sangat berharga. Belum
lagi trust masyarakat kepada pemerintah akhir-akhir ini terus melemah (entah memang

pemerintah yang payah atau ada pihak-pihak yang memprovokasi) dapat mempengaruhi
efektivitas kebijakan yang diambil itu sendiri.
Ketiga, kembali lagi meski Indonesia terus membaik dan memang lebih baik dibanding
negara-negara berkembang lainnya namun hal ini masih perlu penguatan. Landasan utama
Indonesia dalam cadangan devisa berbeda dengan China (yang mengandalkan neraca
perdagangan) adalah portofolio dan foreign direct investment (fdi). Hal tersebut tentu saja
akan membuat kolaps jika investasi-investasi tersebut ditarik mendadak secara serentak.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah Indonesia yang mencantolkan
pergerakan gerbong ekonomi Indonesia pada investasi, pasar modal dan perbankan, memang
seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat menolong Indonesia dalam berbagai
masalah sekaligus sanggup menusuk balik kapan saja apabila tidak diatur dengan benar.
Beralih dari sudut pandang Investor bahwa investasi berupa reksa dana atau deposito
dalam beberapa segi akan lebih menguntungkan dibanding investasi langsung. Ini salah satu
sebabnya kinerja Reksa Dana (khususnya syariah) lebih optimal dibanding jika investor harus
berinvestasi sendiri.
a.

Likuiditas yang tinggi


Apabila investor ingin menarik investasinya dikarenakan membutuhkan dana untuk
keperluan yang lain ataupun ingin melakukan realisasi keuntungan maka bisa dicairkan atau
ditarik kapan saja.

b.

Biaya investasi cenderung rendah


Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan biaya yang dibebankan oleh
sekuritas seperti biaya transaksi minimal kisarannya adalah Rp 10.000-Rp 15.000. Namun
ada juga yang membebankan keseluruhan biaya transaksi dan ada yang per saham. Selain itu
jika kita menginginkan untuk melakukan transaksi obligasi syariah (Sukuk) maka nilai yang
investasi yang ditawarkan minimal Rp 1 miliar kalaupun ada Sukuk Ritel (SUKRI) maka
pembelian 1 unit minimal Rp 5 juta. Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika anda
menginginkan investasi rutin dibawah Rp 5 juta maka anda tidak bisa membeli
Sukuk maupun Sukri. Untuk Deposito jika dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya
diberikan rate counter yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen belum dipotong PPh
final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai dana sekitar Rp 100.000-Rp

1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan dan tabungan berjangka dengan bagi hasil
2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4 persen untuk tabungan berjangka sudah terkunci
(lock) sekian tahun (tergantung kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen.
Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp
500 juta bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang mengelola
adalah manajer investasi maka biaya investasinya akan rendah dengan hasil yang optimal.
c.

Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di media masa. Setiap
bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja investasi seperti rekening koran dan kinerja
Reksa Dana (Fund Fact Sheet).

d.

Lebih Aman dan Stabil


Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas 82 persen memberikan jaminan
bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan perbandingan utang tidak
boleh lebih besar dari modal. Pada obligasi/sukuk mempunyai underlying asset yang jelas
sehingga resiko default kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada. Dengan demikian
melalui mekanisme rasio kuantitatif, Reksadana Syariah terselamatkan dari penurunan NAB
yang tajam. Untuk Obligasi Syariah dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang
dijadikan dasar penerbitan obligasi), investor dengan sendirinya merasa yakin bahwa obligasi
syariah relatif aman sehingga banyak diinginkan oleh investor baik yang mengharuskan
portfolio investasinya di syariah maupun tidak (konvensional). Umumnya yang memegang
obligasi syariah adalah institusi syariah dan mereka pada umumnya memegang sampai
tanggal jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak harganya (volatilitas) nya relatif
stabil.

e.

Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)


Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan pengarahan agar pengelolaan
Reksa Dana sesuai dengan prinsip syariah yaitu jujur, berkeadilan dan bermanfaat bagi
sesama.

f.

Membantu perekonomian bangsa

Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya pemerintah jadi
lebih kecil, sedang pada perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai untuk modal
kerja perusahaan.

E. Pengertian pembangunan nasional


Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan
tantangan perkembangan global (Tap. MPR No. IV/MPR/1999).
Dalammengimplementasikan Pembangunan Nasional senantiasa mengacu pada
kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kokoh, baik kekuatan moral maupun
etika bangsa Indonesia.

Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung jawab
bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral, dan etik yang kukuh
bagi pembangunan nasional.

Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup
poeningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga Negara serta
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.

Pengalaman Sila Persatuan Indonesia antara lain mencakup peningkatan pembinaan


bangsa di semua bidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara sehingga
rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam ragnka memperkukuh persatuan dan
kesatuan bangsa.

Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan anatara lain mencakup upaya makin menumbuhkan dan
mengembangkan system politik Demokrasi Pancasila yang makin mampu memelihara
stabilitas nasional yang dinamis.

Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia antara lain
mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya kemakmuran yang berkeadilan
Pembangunan nasional dilaksanakan merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk

satu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untukseluruhmasyarakat.Keseluruhan


semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai pengalaman semua sila
Pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh, yang meliputi :
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah,
bertahap dan berlanjut untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju.
Pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dilaksanakan
semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi, social-budaya dan
aspekpertahanan keamanan dengan senantiasa harus merupakan.perwujudan Wawasan
Nusantara serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang diselenggarakan dengan sasaran
jangkapanjang yang ingin diwujudkan.
F. Hakikat Pembangunan Nasional
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan
nasional diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur
sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah tanah
air.
3. Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia, sehingga
pembangunan harus berkepribadian Indonesia pula.

4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat


adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan masyarakat dan
kegiatan pemerintah mesti saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi
dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional.

G. Visi dan Misi Pembanguanan Nasional


Dalam mewujudkan visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh delapan misi
Pembangunan Nasional sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasrkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter
bengsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan
internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
meiliki kebanggab sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan
spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK melalui penelitian, pengembangan , dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi
dibidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan

melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan


menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada
rakyat kecil
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI
hingga melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani dikawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri
agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelejen dan
kontra intelejen negara dalam penciptaan kemanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kotribusi
industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanann semesta
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan
pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk
gender
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap
menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan
masa depan, melalui pemanfaatab ruang yang serasu antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan;
memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung
kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekargaman hayati sebagai modal
dasar pembangunan

7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah


memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentinagn
nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas.
H. Tujuan Pembangunan Nasional
Tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan Pembangunan Nasional
adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun
batiniah. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan oleh
bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil dan daya
guna yang efektif bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang
dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang terprogram secara bertahap dengan
memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu pemerintah merancang suatu perencanaan pembangunan yang
tersusun dalam suatu Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII
diuraikan dalam suatu Repeta (Rencana Pembangunan Tahunan), yang memuat uraian
kebijakan secara rinci dan terukur tentang beberapa Propenas (Program Pembangunan
Nasional). Rancangan APBN tahun 2001 adalah Repeta pertama dari pelaksanaan Propenas
yang merupakan penjabaran GBHN 1999-2004, di samping merupakan tahun pertama
pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.
Sejak repelita pertama (tahun 1969) hingga repelita sekarang (tahun1999) telah
terealisasi beberapa program pembangunan yang hasilnya telah menyentuh seluruh aspek
kehidupan masyarakat, baik aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya. Meskipun realisasi
pembangunan telah menyentuh dan dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat, namun tidak
berarti terjadi secara demokratis. Dengan kata lain, hasil-hasil pembangunan tersebut belum
mampu menjangkau pemerataan kehidupan seluruh masyarakat.
Masih banyak terjadi ketimpangan atau kesenjangan pembangunan maupun hasilhasilnya, baik antara pusat dan daerah atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan

antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), khususnya pada
sektor ekonomi. Salah satu kesenjangan di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah tidak
meratanya kekuatan ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya tingkat pendapatan
(per kapita) penduduk, tingkat kemiskinan dan kemakmuran, mekanisme pasar dan lain-lain.
Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan beberapa gejolak dalam bentuk
tuntutan adanya pemerataan pembangunan maupun hasil-hasilnya, dari dan untuk setiap
wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan kesenjangan tersebut
pemerintah telah menempuh beberapa kebijaksanaan pembangunan diantaranya dengan
memberlakukan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang pada
prinsipnya merupakan pelimpahan wewenang pusat ke daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
I. Asas-Asas Pembangunan Nasional
Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus diterapkan dan dipegang teguh
dalam perencanan dan pelaksanaan Pembangunan Nasional :

Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Asas Manfaat Kegiatan pembangunan memberikan manfaat bagi peningkatan


kesejahteraan

Asas Demokrasi Pancasila Kegiatan Pembangunan Nasional dilakukan berdasarkan


kekeluargaan

Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan Dalam


Pembangunan Nasional adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara
dunia dan akhirat, materil dan spiritual dan lain-lain

Asas Hukum Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional, masyarakat harus taat


dan patuh kepada hukum

Asas

Kemandirian Pembangunan

kemampuan diri sendiri

Nasional

berlandaskan

kepercayaan

akan

Asas Kejuangan Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional masyarakata harus


memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat

Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan Nasional dapat memberikan


kesejahteraan rakyat lahir dan batin yang setinggi-tingginya

Modal dasar Pembangunan Nasional adalah keseluruhan sumber kekuatan nasional baik
yang efektif maupun potensial yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional, yaitu :
A. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
B. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
C. Wilayah nusantara yang luas yang berkedudukan di garis khatulistiwa
D. Kekayaan alam yang beraneka ragam
E. Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang potensuial
F. Rohaniah dan mental
G. Budaya bangsa Indonesia yang dinamais
H. Potensi dan kekuatan efektif bangsa
I. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan isi pada makalah ini, dapat di simpulkan bahwa investasi adalah suatu
istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi . Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan
keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal .
Menurut teori ekonomi , investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan dating .
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti
pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi juga dibagi dalam
beberapa macam dan jenisnya oleh karena itu masyarakat jangan sampai salah dalam
penafsiran. Pentingnya perang para pemodal baik dalam negeri maupun luar negeri , oleh
karena itu pemerintah juga harus ikut terkait dalam mengatur system tentang investasi agar
para pemodal tidak takut dalam menanam modalnya.
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK serta
perhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian
bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat,
mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Tujuan Pembangunan Nasional itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung

jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga negara Indonesia harus ikut
serta dan berperan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan
masing-masing.
Keikutsertaan setiap warga negara dalam Pembangunan Nasional dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, melestarikan lingkungan
hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban
dan keamanan, dan sebagainya.
Pembangunan Nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah
yang selaras, serasi, dan seimbang. Itulah sebabnya Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan
batin. Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat
hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung perkantoran,
pengairan, sarana dan prasarana transportasi dan olahraga, dan sebagainya. Sedangkan contoh
pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembanguanan sarana dan prasarana ibadah,
pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan, dan sebagainya.

B. SARAN
Bagi para pembaca pentingnya memberikan informasi ke setiap orang yang dikenal
karena perkembangan negeri ini merupakan peran penting bagi tiap individu. Pemerintah juga
membantu mengatur system peraturan penanaman modal (investasi). Dan pembanguanan
nasional,khususnys di negara indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung.2008.Teori Ekonomi Makro: Suatu


Pengantar, Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi

Universitas Ekonomi.
Buku Kertonegoro. Sentanoe, Analisa dan Manajemen Investasi, Widya Press

Jakarta, 1995
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas
Ekonomi UGM
Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik
2009/2010.

Universitas Mercu Buana.

Buku pengantar ilmu ekonomi.pengarang pratharma rahardja dan mandala

manurung.
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, Erlangga, 2010
Buku Akuntansi Intermediate Jilid 3.

http://mbeged.blospot.com/2012/07/pengertian/defenisi/investasi-

menurut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
http://www.indietours.com/component/content/article/57-penanaman-

modal/551-2-pmdn-penananaman-modal-dalam-negeri-.html
Pendidikan Pancasila, Penerbit Paradigma, Yogyakarta, 2010
http://www.damandiri.or.id/file/frnsiskakorompisbab1.pdf
http://id.scribd.com/doc/15918195/pembangunan-nasional
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/makna-hakikat-dan-tujuan-

pembangunan.html
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pembangunan-nasionaldefinisi.html

Anda mungkin juga menyukai