Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI Judul : Analisis Fenomena Hot Money dan Dampaknya Terhadap Pasar Keuangan di Indonesia dengan Metode

Markov Switching Vector Autoregressive (MS-VAR) Nama NIM/Kelas : Efi Yuliani : 08.5618/4SE2

Usulan dosen pembimbing: Dr. Budiasih

Latar Belakang Penelitian Indonesia yang semula kurang dilirik investor asing, kini menjadi salah satu alternatif investasi yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari semakin derasnya modal asing yang mengalir ke Indonesia. Bahkan pada tahun 2010 aliran modal asing ke Indonesia (capital inflow) mencapai 29084 juta US$ atau meningkat sebesar 89,4% dari tahun 2009. Penanaman modal asing di tahun 2010 tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. (Tabel.1) Tabel 1. Penanaman Modal Asing Menurut Jenis di Indonesia Tahun 2005-2010 (Juta US$) Tahun (1) 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber: Bank Indonesia, 2011

Penanaman Modal Asing Langsung (2) 8336 4914 6928 9318 4877 13371

Penanaman Modal Portofolio Asing (3) 5270 6107 9982 3059 10480 15713

Jumlah (4) 13606 11021 16910 12377 15357 29084

Selama lima tahun terakhir, sejak tahun 2005, transaksi keuangan di penanaman modal asing portofolio berkembang pesat. Aliran modal asing di Indonesia yang semula didominasi penanaman modal asing langsung kini berbalik didominasi oleh investasi

portofolio. Walaupun sempat mengalami penurunan drastis selama krisis global 2008 berlangsung, investasi asing portofolio kembali mengalir deras ke Indonesia dan mendominasi dengan peningkatan yang sangat tajam di tahun 2009 dan 2010. Grafik 1. Struktur Penanaman Modal Asing di Indonesia Tahun 1990-2010

Sumber: Bank Indonesia, 2011

Semakin derasnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia maka semakin bertambah sumber dana dalam pergerakan ekonomi Indonesia. Kondisi seperti ini seharusnya memberikan dampak positif karena roda perekonomian akan terdorong bergerak lebih cepat. Agar memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nyata, seharusnya investasi asing tersebut tidak hanya terkonsentrasi di pasar modal saja, melainkan diinvestasikan secara jangka panjang untuk membangun sektor riil.

Identifikasi Masalah Modal asing yang didominasi portofolio dan mengucur semakin deras setelah krisis global tersebut disinyalir sebagai hot money, yaitu pelarian modal asing sementara (jangka pendek) ke Indonesia dalam rangka mempertahankan nilai dan

memproduktifkan dana tersebut. Semakin deras aliran hot money ke Indonesia maka semakin besar pula kemungkinan arus modal tersebut mengalami volatilitas. Permasalahan hot money merupakan ancaman instabilitas pasar ketika investor asing menarik modalnya secara masif dan tiba-tiba (sudden capital reversal). Derasnya aliran hot money juga dapat menyebabkan apresiasi nilai tukar yang tajam serta gelembung ekonomi. Permasalahan yang berkaitan dengan ketahanan sistem keuangan merupakan masalah yang sering terjadi di negara-negara emerging economies dalam menghadapi volatilitas arus modal asing. Krisis Asia Timur tahun 1997 dan krisis Meksiko 1997 jelas menunjukkan kerentanan perekonomian terhadap perubahan mendadak dalam aliran modal asing. Hal ini terlihat dari mata uang negara Thailand, Filipina, dan Indonesia yang melemah secara drastis akibat penarikan dana secara tiba-tiba dalam jumlah yang besar oleh para investor asing yang didorong oleh pesimisme prospek perekonomian regional. Melemahnya nilai mata uang negara-negara tersebut menimbulkan dampak yang serius terhadap sektor-sektor perekonomian (Palma, 2000).

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan aliran hot money dengan variabel keuangan lainnya di Indonesia. Selain itu juga untuk mengetahui reaksi pasar keuangan terhadap shock (guncangan) pada arus hot money untuk mengantisipasi potensi sudden capital reversal. Dengan kata lain, penekanannya pada dinamika pasar keuangan dan ketahanan terhadap ketidakpastian serta volatilitas hot money.

Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menambah wawasan bagi para akademisi yang tertarik mendalami dan melakukan studi di bidang penanaman modal, khususnya hot money terhadap pasar keuangan, sehingga dapat diperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan terarah.

2. Masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan stabilitas pasar keuangan. 3. Masukan bagi investor sebagai bahan pertimbangan dalam menanamkan modalnya.

Landasan Teori Hot money merupakan istilah yang paling sering digunakan di pasar keuangan untuk menyebut aliran modal dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. Hot money dapat bergerak sangat cepat dan dengan mudah masuk maupun keluar dari pasar. Uang tersebut masuk ke dalam deposito perbankan, pasar keuangan, atau instrumen lain karena ada disparitas suku bunga atau perolehan keuntungan yang lebih besar. Volatilitas dari hot money yang sangat besar berpotensi menyebabkan ketidakstabilan pasar keuangan. Didik J. Rachbini (2011), menyatakan masuknya hot money dalam jumlah yang sesuai untuk mendinamiskan pasar modal dan perbankan berdampak positif. Namun, jika kondisi tidak kondusif, penarikan atau keluarnya hot money akan berpengaruh negatif terhadap ekonomi suatu negara, bahkan bisa menjadi pemicu dan cikal bakal krisis. Berdasarkan karakteristik investasi jangka pendek yang mudah datang dan mudah pergi, maka hot money dapat berupa: (1) Investasi portofolio jangka pendek, termasuk investasi dalam bentuk saham, obligasi dan derivatif keuangan, (2) Pinjaman jangka pendek bank asing, (3) Kredit bank asing dengan cakrawala investasi jangka pendek. Dampak positif aliran hot money antara lain sumber pembiayaan swasta dan penguatan nilai tukar. Namun aliran hot money juga membawa banyak dampak negatif seperti sudden capital reversal, gelembung ekonomi (penggelembungan aset), dan overshooting nilai tukar yang dapat mendorong peningkatan inflasi di masa depan. Permasalahan sudden capital reversal, pertama kali ditegaskan oleh Calvo (1998), yaitu berhentinya aliran masuk modal asing secara mendadak dan atau aliran modal keluar yang sangat tajam. Lebih dari 120 permasalahan sudden capital reversal telah diidentifikasi sejak awal tahun 1980. Kasus krisis terkenal yang disebabkan oleh peristiwa sudden capital reversal yaitu krisis keuangan yang melanda Meksiko pada

tahun 1994, Thailand dan Korea pada 1997, kemudian Indonesia, Malaysia dan Rusia pada tahun 1998 dan Argentina pada tahun 2001. Knill (2004) mengatakan bahwa volatilitas hot money disebut-sebut sebagai alasan terbesar penyebab runtuhnya pasar keuangan dan pendorong terjadinya krisis keuangan. Pembalikan hot money besar-besaran dan mendadak selalu dihubungkan dengan kekhawatiran pasar keuangan, karena telah dijadikan sebagai manifestasi dari krisis keuangan yang akan datang. Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001), pasar keuangan adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjualbelikan didalam pasar keuangan. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu atau organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana. Pasar keuangan mempunyai sifat antara lain: jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter. Pasar keuangan dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana. Menurut Dahlan Siamat (2001), indikator pasar keuangan sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar keuangan. Indikator pasar keuangan meliputi: 1. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (Rp) 2. Volume Transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp) 3. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (US$) 4. Volume Transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$) 5. JIBOR (Jakarta Interbank Offered) 6. Suku Bunga Deposito Rupiah (%/Th) 7. Suku Bunga Deposito US$ (%/Th)

8. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) 9. Suku Bunga Kredit 10. Inflasi 11. Indeks Harga Konsumen (IHK) 12. Sertifikat Bank Indonesi (SBI) Agarwal (1997) melakukan penelitian dengan judul Foreign Portfolio Investment In Some Developing Countries: A Study of Determinants and Macroeconomic Impact, diperoleh hasil bahwa tingkat inflasi, nilai tukar riil, indeks aktivitas ekonomi, dan kontribusi pasar modal domestik di kapitalisasi pasar saham dunia merupakan empat faktor investasi portofolio asing yang signifikan berpengaruh secara statistik. Nilai tukar riil, indeks aktivitas ekonomi, dan kontribusi pasar modal domestik di kapitalisasi pasar saham dunia memiliki koefisien yang positif, sedangkan tingkat inflasi memiliki koefisien yang negatif. Adapun dampak dari investasi portofolio asing terhadap perekonomian nasional, ditemukan bahwa indeks aktivitas ekonomi dan tingkat inflasi menunjukkan tren yang meningkat. Rasio utang eksternal dan cicilan utang terhadap PDB telah menurun. Tetapi suatu aturan praktis tentang isu-isu keberlanjutan FPI menunjukkan bahwa India dan Indonesia telah melintasi batas atas dari rasio utang yang diperbolehkan. Chan Anh (2008) melakukan penelitian dengan judul Capital Flows and Effect on Financial Markets in Korea: Development and Policy Responses, diperoleh hasil bahwa peningkatan aliran modal asing berdampak positif pada pasar saham Korea. Namun, berdampak negatif pada obligasi Korea. Melike Bildirici (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Relationship Between Hot Money and Economic Growth mendapatkan hasil bahwa masuknya hot money ke suatu negara tergantung pada tingkat bunga yang tinggi. Suku bunga riil yang tinggi akan meningkatkan pinjaman publik domestik dan eksternal serta pertumbuhan nilai saham. Sebagian besar studi empiris sebelumnya meneliti dampak aliran modal asing terhadap variabel makroekonomi atau dampaknya pada instrumen pasar tertentu (misalnya saham atau nilai tukar). Sedangkan dalam penelitian ini lebih ditekankan pada

pengintegrasian instrumen mayoritas pasar keuangan dan mengevaluasi reaksi pasar terhadap guncangan aliran modal khususnya aliran hot money.

Metodologi Penelitian Data yang digunakan merupakan data bulanan sebagai berikut: 1. Nilai tukar rupiah terhadap dollar (KURS) 2. Yield obligasi Indonesia 10-tahun 3. Rata-rata bulanan IDX (Indonesia Stock Exchange) / IHSG 4. Rata-rata bulanan call/notice rate antar bank (JIBOR) 5. Net foreign purchase dan net portfolio investment Sumber data: Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Bank Indonesia (BI). Keterangan: dalam penelitian ini hot money diproksi dengan selisih penjualan asing dengan pembelian asing (net foreign purchase) dan net portfolio investment. Untuk mengetahui keterkaitan hot money dengan variabel instrumen keuangan lainnya dilihat melalui Model Markov Switching Vector Autoregressive (MS-VAR) dan MS-VECM dengan periode penelitian Maret 2009 hingga Desember 2011. Periode tersebut merupakan periode pemulihan perekonomian Indonesia setelah krisis global. Model MS-VAR dan MS-VECM memiliki struktur yang lebih fleksibel untuk digunakan pada data dengan periode waktu yang relatif pendek dan variabel lebih dari 3. Tilman (2003) menyatakan bahwa fungsi impuls dan respon diturunkan supaya mengikuti dinamika yang direpresentasikan dengan model MS-VAR dan memberi peluang untuk menentukan besar dan persistensi respon dari setiap variabel terhadap guncangan ekonomi. Koreksi keseimbangan sangat penting dalam analisis MS-VAR, ketika persamaan VECM diuji maka akan terlihat bahwa guncangan terjadi pada variabel yang kehilangan dampak secara langsung dan dengan cepat berubah menuju titik keseimbangan.

Daftar Pustaka Agarwal R. (1997). Foreign Portfolio Investment In Some Developing Countries: A Study of Determinants and Macroeconomic Impact. 18 November 2011. http://ideas.repec.org/a/dse/indecr/v32y1997i2p217-229.html Alfredo, Gregorio. (2009). Markov Switching VAR Model of Speculative Pressure: An Application to The Asian Financial Crisis. 17 November 2011.

http://ink.library.smu.edu.sg/cgi/ Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2008). Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas Serta Hubungan Dinamis Antara Aliran Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar dan Pergerakan IHSG di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Bapepam-LK Bank Indonesia. (2010). Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2010. Jakarta: BI Belford, Aubrey. (2010). Setelah Bertahun-Tahun Sebagai Negara Inefisiensi, Indonesia Muncul Sebagai Model Ekonomi. 20 November 2011.

http://www.bkpm.go.id/contents/news/348/setelah+bertahuntahun+sebagai+negara+inefisiensi%2c+indonesia+muncul+sebagai+model+eko nomi Bellone, Benoit. (2005). Classical Estimation of Multivariate Markov-Switching Models using MSVAR. 18 November 2011. http://bellone.ensae.net/MSVARlib-v2.0.pdf Chan Anh. (2008). Capital Flows and Effect on Financial Markets in Korea: Development and Policy Responses. 17 November 2011.

www.bis.org/publ/bppdf/bispap44p.pdf Joko, Nugroho. (2008). Dampak BI Rate Terhadap Pasar Keuangan: Mengukur Signifikansi Respon Instrumen Pasar Keuangan Terhadap Kebijakan Moneter. Working Paper No. 21. Bank Indonesia. Krolzig, Hans-Martin. (2006). Impulse Response Analysis in Markov Switching Vector Autoregressive Models. 18 November 2011.

http://www.keele.ac.uk/cer/esrc1/Krolzig.pdf

Pal, Parthapratim. (2006). Foreign Portofolio Investment, Stock Market and Economic Development: A Case Study of India. Sao Paulo, Brazil. 19 November 2011. http://www.policyinnovations.org/ideas/policy_library/data/01408/_res/id=sa_Fi le1/Partha_ACDC_Paper.pdf Satria, Putera. (2010). RIs Capital Inflow and The Downside Risks That Follow. 20 November http://www.thejakartapost.com/news/2010/04/27/ri%E2%80%99s-capitalinflow-and-downside-risks-follow.html 2011.

Anda mungkin juga menyukai