Anda di halaman 1dari 5

Workshop keuangan negara dan Daerah

(Analisis faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dan laju inflasi di indonesia)

NURUL FITRI IMANSARI

B1A118282

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam teori makro masalah makro ekonomi yang selalu dihadapi suatu Negara adalah
masalah pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan ekonomi,masalah kenaikan harga-
harga (inflasi). Isi perekonomian yang selalu jadi perhatian penting dari pemerintah Negara-
negara di dunia khususnya Negara berkembang yaitu Indonesia adalah inflasi.inflasi
merupakan kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu
priode ke priode lainnya. Inflasi merupakan salah satu indicator stabil perekonomian. Jika
tingkat inflasi rendah dan stabil akan menjadi stimulator pertumbuhan ekonomi. Setiap kali
ada gejolak social, politik dan ekonomi didalam Maupun luar negeri masyarakat selalu
mengingat dengan masalah inflasi (mankiw 2006).

Hubungan bisnis global pada awal 1990-an menunjukan kecenderungan yang semakin
meningkat. Mobilitas produksi, modal dan manusia dan manusia semakin cepat karena
pelaku bisnis semakin menyadari pentingnya pasar global di banding hanya melayani pasar
dalam negeri. Sejalan dengan meningkatnya bisnis yang melewati batas-batas wilayah suatu
Negara, bank dan lembaga-lembaga keuangan tidak ragu-ragu melayani kebutuhan modal
untuk investasi dan koperasi kesuluru dunia. Pasar keuangan pun semakin terkait satu sama
lain, pergerakan dan perubahan dalam pasar modal amerika serikat dan membawa dampak
langsung ke pasar modal di belahan bumi lain (mudrajad kuncoro, 2001:37).

Selama belasan tahun terakhir ini, pasar modal dunia telah turun secara drastic, baik
ukuran maupun imtegritasnya. Tumbuh dan berkembangnya pasar modal di seluru penjuru
dunia, merupakan hasil kombionasi kecenderungan ekonomi makro jepang, amerika serikat,
dan sebagian banyaknya perusahaan yang go public menjual saham di bursa saham,
perkembangan kurs, dan deregulasi (ibid:386).

Hampir semua Negara-negara didunia ketiga menganut sistem ekonomi campuran, yaitu
suatu sistem dimaana sektor pemerimtah dan sektor swasta dan sma-sama berpartisipasi
dalam kepemilikan dan pengunaan sumber-sumber daya. Apa yang disebut sektor swasta itu
tidak hanya perusahaan-perushaan domestic, melainkan juga badan-badan usaha milik asing
atau pihak luar negeri. Peranan pihak asing yang cukup besar dalam sektor swasta, biasnya
akan mendorong tuimbulnya peluang sekaligus masalah ekonomi politis tentu saja akan jauh
lebih banyak apa bila dibandingkan dengan Negara yang sektor swasta nya tidak terlalu
dikuasai asing (todara,2003:53).

Pendekatan pembangunan ekonomi yang menekankan pada pentingnya proses modal


mungkin merupakan pendejkatan yang paling berpengaruh dan bertahan lama pertama, bila
dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan lain mempunyai landasan teoritas yang cukup
kuat, seprti ditunjukan oleh model Harrot-domar. Model tersebut menunjukan hubungan
antara pertumbuhan investasi dengan pendapatan nasional. Kedua karena aliran
pundamentalis modal ini sejalan dengan tujuan-tujuan dan keiginan dari para donor bantuan
luar negeri pada era 1950-an dan 1990-an.pada akhirnya keterbatasan modal dinilai sebagai
satu-satunya hambatan pokok sebagai percepatan pembangunan ekonomi (lincolin arsyad,
1998:89-90).

Berdasarkan pada sumber modal yang dapat digunakan untuk pembangunan, usaha
pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri. Yang berasal dari dalam
negeri terdiri dari 3 sumber yaitu, tabungan masyarakat, tabungan pemerintah,dan pajak.
Sedangkan modal yang berasal dari luar negeri dapat digunakan dari dua jeni yaitu: bantuan
luar negeri dan penanaman modal asing. Bantuan luar negeri bersumber dari pemerintah,
badan badan internasional dari pihak swasta. Dengan demikian. Modal luar negeri bukan
saja mengatasi masalah kekurangan modal untuk pembangunan tetapi juga mempertinggi
efesiensi pelaksanaan pembangunan (sadono sukirno, 1985:351-352).

Kesepakatan perdagangan internasional seperti : North Asian free Trade Area (NAFTA),
asean free Area (AFTA) dan Asia pacisific economy cooperation (APEC), sebagai produk
ekonomi global, telah mendorong percepatan arus uang dan harus uang antara negara.arus
modal masuk (capital inflows) dan arus modal keluar atau capital offlows berjalan demikian
cepat dan semakin sulit di antipasti dengan kebijakan ekonomi makro tradisional (singgih
ripat,1997:17).

Menurut endy dwi cahyono dan hendy sulistiowati (1998) dua tahun menjelan terjadinya
krisis ekonomi dan keungan, Indonesia masih mengalami peningkatan capital inflows. Hal
tersebut sangat terkait dengan meningkatnya rus modal, terutama yang mengalir ke Negara-
negara berkembang pada awal tahun 1990-an, derasnya aliran modal masuk tersebut antara
lain di dorong oleh tujuan untuk mencapai high return suku bunga di Negara emergin
markets,record pertumbuhan ekonomi yang tinggi,keberhasilan Negara-negara tersebut
dalam melakukan revormasi,serta keberhasilan ekonomi makro yang di tunjukan oleh
kuatnya factor-faktor fundamenta ekonomi yang memiliki peranan tiga kali lebih besar dari
pada factor eksternal dalm mempengaruhi modal masuk ke Indonesia terhadap
keseimbangan ekonomi makro tercermin pada perubahan besar besaran indicator ekonomi
makro seperti jumlah uang beradar, suku bunga, tingkata inflasi, dan perubahan nilai tukar.

Mekasisme transisi nilai tukar terhadap kegiatan ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi
dan inflasi dapat melalui transmisi langsung maupun tidak langsung secara tidak langsung
transmisi nilai tukar ke inflasi terjadi melalui permintaan agregat, permintaan eksternal
bersih, ekspor dan impor dan permintaan luar negeri, komsumsi, investasi,dan pengeluraran
pemerintah (iskandar simonarki,2004.27).
Perubahana nilai tukar disebabkan oleh permintaan dan penawaran mata uang domestic
maupun kegiatan ekspor dan impor. Disamping itu dalam sistem nilai tukar tetap maupun
mengambang terkendali, perubahan nilai tukar akan sangat ditentukan oleh kebijakan yang
ditempuh oleh bank sentral. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia diawali oleh modal
keluar yang cukup besar.

Indikasi bahwa aliran modal swasta jangka pendek yang berlebihan dapat menimbulkan
dampak negative terhadap sektor moneter maupun riil (Rahadian Agus Hamdani,2003: 16-
17).

1.2. Rumusan masalah penelitian


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat
diambil suatu rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaiman pengaruh aliran modal swasta jangka pendek (AMS), laju inflasi (IHK),
Ekspor (EKSP), dan impor defisit neraca jasa (IMJS) terhadap fluktasi nilai tukar
rupiah/ US dolar ?
2. Bagaimana pengaruh aliran modal swasta jangka pendek (AMS), nilai tukar (NT),
produk domestic bruto (PDB), dan sertifikat bank Indonesia (SBI) terhadap laju
inflasi ?

1.3.Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahu pengaruh aliran modal swasta jangka pendek (AMS), laju inflasi (IHK),
ekspor (EKSP), dan impor ditambah defisit neraca jasa (IMJS) terhadap fluktiasi nilai
tukar rupiah / US dolar ?
2. Menegtahui pengaruh aliran modal swasta jangka pendek (AMS), Nilai tukar (NT),
produk domestic bruto (PDB) dan sertifikat bank Indonesia (SBI) terhadap laju inflasi ?

1.4.Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat membantu penyelesaian secara operasional dari masalah masalah penelitian yang
diangkat dan diperoleh manfaat bagi penelitian selanjutnya.
2. Membantu dalam menetapkan kebijaksanaan bagi pemerintah maupun kalangan swasta
dalam mengatasi masalah dampak aliran modal swasta janga pendek terhadap kondisi
makroekonomi di Indonesia.
DAFTAR FUSTAKA
Amelia, R. ( 2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Dan Laju Inflasi Di
Indonesia. Renita Amelia , 130.
Amelia, R. ( 2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Dan Laju Inflasi Di
Indonesia. Renita Amelia , 130.

Wardoyo, M. N. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Di indonesia. Meita Nova Yanti
Panjaitan Wardoyo, 12.

Anda mungkin juga menyukai