11
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memahami sektor monetr, perbankan dan pembiayaan
b. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat menjelaskan :
Peran sektor moneter di Indonesia
Peran Sektor Perbankan di Indonesia
Instrumen dan analisis kebijakan Moneter
Peran pasar modal di Indonesia
c. Materi Pembahasan :
Peran sektor moneter di Indonesia
(1) Perkembangan inflasi di Indonesia
(2) Kebijakan dan Tindakan Pengendalian Inflasi
Perkembangan Uang Primer dan Uang Beredar
(1) Peranan uang dalam perekonomian
(2) Uang primer dan faktor yang mempengaruhinya
(3) Uang beredar dan faktor yang mempengaruhinya
Peran sektor perbankan di Indonesia
(1) Perkembangan Perbankan di Indonesia
(2) Kebijakan Perbankan Sesudah Krisis 1997
Instrumen dan Analisis Kebijakan Moneter
(1) Instrumen yang bersifat kualitatif
(2) Instrumen yang bersifat kuantitatif
Peran Pasar Modal dalam Perekonomian Indonesia
(1) Perkembangan Pasa Modal di Indonesia
(2) Pasar modal sbagia sumber pembiayaan
MATERI PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Peranan sektor keuangan semakin penting, karena :
(1) Semakin meningkatnya financial deepening
(2) Semakin bervariasinya produk-produk keuangan karena terjadi financial inovaction
(3) Terjadinya globalisasi sehingga pasar keuangan dunia semakin terintegrasi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mempercepat terjadinya trans nasionalisasi
keuangan, timbulnya innovasi produk dan meluasnya sekuritas. Akbiatnya perkembangan
besaran-besaran moneter di dalam negeri semakin sulit di kendalikan (Syahrir, 1995)
Financial Deepening
Pembahasan tentang masalah moneter dalam suatu negara sering kali harus dimulai
dengan pembahasan tentang financial deepening. Karena konsep ini akan membawa kita
kepada observasi yang lebih mendalam tentang besar kecilnya suatu sistem keuangan
dalam suatu negara.
Semakin tinggi suatu perekonomian maka semakin besar perran sistem keuangan, karena
semakin banyak pula penggunaan uang dalam berbagai transaksi perekonomian. Dari
tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa M1/PDB dan M2/PDB yang merupakan proksi
dari financial deepening mengalami peningkatan yang semakin besar sejak tahun 1995
(Sjahrir. 1995).
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi uang. Primer 101,8 88,9 94,1 97,1 125,6 23,8
Cadangan devisa bersih (NIR) 114,5 129,6 113,6 116,8 124,5 10,0
Aktiva Domestik bersih (NDA) -12,7 -40,6 -19,1 -19,7 1,1 -11,6
- Tagihan bersih pada 149,6 165,3 159,3 148,7 133,7 -15,6
pemerintah 37,2 37,3 37,3 37,3 37,3 0,1
- Bantuan likuiditas 23,7 18,6 17,7 16,7 15,9 -7,8
- Kredit likuiditas 1,1 1,1 1,3 1,4 1,5 0,4
- Tagihan lainnya -86,9 -107,4 -98,5 -86,8 -78,9 -8,0
-137,4 -155,2 -133,2 -137,0 -108,4 -29,0
- Operasi pasar terbuka
- Lainnya bersih (NOT)
Sumber : Laporan Bank Indonesia Tahun 2000
Dilihat dari sumbernya / komponennya maka kenaikan uang primer dari Rp 1001,8
triliun (1999) menjadi Rp 125,6 triliun (2000) atau naik Rp 23,8 triliun disebabkan
karena meningkatnya uang kartal sebesar Rp 17,1 triliun dan Giro Bank + Giro
Swasta pada BI sebesar Rp 6,7 triliun. Meningkatnya uang kartal karena
meningkatnya aktivitas ekonomi, rendahnya suku bunga deposito riil dan karena
motif untuk berjaga-jaga.
Dilihat dari faktor yang mempengaruhinya, maka terlihat:
- Karena meningkatnya cadangan devisa bersih (net international reserves atau
NIRO sebesar Rp 1,4 miliar sehingga akhir tahun 2000 menjadi $1,8 miliar atau
setara Rp 124,5 triliun. Sepanjang tahun posisi NIR selalu berada di atas batas
bawah (floor).
- Karena posisi aktiva domestik bersih (net domestik assets atau NDA) cenderung
selalu bearda di bawah batas atas (celling). Ini terlihat bahwa posisi NDA pada
akhir tahun 2000 berada pada posisi RP 1,1 triliun (positif) yang pernah terjadi
sebelumnya.
Dengan perkembangan tersebut pada akhir tahun 1999 terdapat : 2 Bank Umum
Syariah, 1 Kantor Cabang Bank Syariah dan 79 BPRSyariah.
Pendekatan dalam pengawasan bank lebih ditekankan pada penegakann peraturan dan
penyempurnaan metode pengawasan dengan menitikberatkan pada identifikasi risiko
yang dihadapi. Disamping itu dilakukan juga perbaikan tata kerja dan peningkatann
kompetensi dan integritas pengawas bank.
2) Bujukan Moral
Pimpinan bank Indonesia mengadakan pertemuan-pertemuan dengan pimpinan bank-bank
umum. Dalam kesempatan itu Bank Indonesia dapat menjelaskan kebijakan yang sedang atau
akan dijalankann dan dapat memberikan saran-saran atau himbauan kepada bank-bank umum
seperti untuk melakukan merger, penurunan suku bunga dan sebagainya.
(Insukindro, 1995).
DAFTAR BACAAN
1. Sjahrir, Dr. Personalia Ekonomi Indonesia, Moneter, Perkreditan dan Neraca Pembayaran
Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.
4. Indrawati, Sri Mulyani, Teori Moneter, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1988.
5. Insukindro, Dr., Ekonomi Uang dan bank, Teori dan Pengalaman di Indonesia, diterbitkan oleh
BPFE, Yogyakarta, 1995.