PEREKONOMIAN
INDONESIA
SISTEM MONETER
INDONESIA
14
Fakultas Ekonomi Akuntansi H. Hasyim, Drs. MM.
dan Bisnis
Abstract Kompetensi
Perekonomian Indonesia merupakan Mahasiswa diharapkan memiliki
mata kuliah yang diharapkan dapat pemahaman dan wawasan luas terkait
memberikan tambahan wawasan aspek-aspek penting dalam
mengenai lingkungan bisnis, yaitu perkembangan makro ekonomi
Indonesia, serta memiliki argument di
aspek-aspek penting di dalam makro balik berbagi kebijakan ekonomi
ekonomi bagi mahasiswa lulusan Indonesia yang dibuat, sehingga
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta mampu menganilisis berbagi masalah
diharapkan dapat menjadi pertimbangan ekonomi yang dihadapi, yang pada
didalam menentukan keputusan bisnis waktunya kemudian dapat dijadikan
dengan melihat factor lingkungna bisnis. pertimbangan didalam penyusunan
berbagi alternative kebijakan uantuk
mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi.
BAHAN KAJIAN :
- Perkembangan harga dan inflasi
- Laju pertumbuhan uang berbedar
- Instrument dan analisis kebijakan moneter
- Pasar modal dan kapitalisasi bursa
- Perbankan Indonesia
- Analisis dan Kebijakan
B. PERKEMBANGAN UANG
PRIMER DAN UANG BEREDAR
1. Perenan Uang Dalam
Perekonomian
Fungsi dasar uang
adalah : (1) uang sebagai alat tukar (medium of exchange); (2) uang sebagai
alat penyimpan nilai atau tenaga beli (Store of value). Sedangkan fungsi
tambahannya meliputi : (3) uang sebagai satuan hitung (unit of account) dan
(4) uang sebagai pengukur nilai (measure of value); (5) uang sebagai alat
pengukur utang atau pembayaran di saat yang akan datang (standard for
deferred payment)
(Sri Mulyani Indrawati, 1988)
Financial Deepening
Pembahasan tentang masalah moneter dalam suatu negara sering kali harus
dimulai dengan pembahasan tentang financial deepening. Karena konsep ini
akan membawa kita kepada observasi yang lebih mendalam tentang besar
kecilnya suatu sistem keuangan dalam suatu negara.
Semakin tinggi suatu perekonomian maka semakin besar perran sistem
keuangan, karena semakin banyak pula penggunaan uang dalam berbagai
transaksi perekonomian. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa M1/PDB
dan M2/PDB yang merupakan proksi dari financial deepening mengalami
peningkatan yang semakin besar sejak tahun 1995 (Sjahrir. 1995).
Beberapa catatan
dari tabel di atas :
(1) M1/PDB mengalami peningkatan yang semakin besar,
yaitu dari 11,9% (1985) menjadi 20,7% (1990) dan dari 14,3% (1995)
menjadi 30,1% (1999).
(2) Demikian pula M2/PDB meningkat terus, yaitu dari
27,2% (1995) menjadi 73,6% (1990) dan dari 60,4% 91995) menjadi
171,4% 91999). Hal ini menunjukkan semakin pentingnya penggunaan
broad money (M2) dalam perekonomian
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi uang. Primer 101,8 88,9 94,1 97,1 125,6 23,8
2. Pemantapan Ketahanan
Sistem Perbankan
Program ini untuk membantun kembali sistem perbankan yang sehat dan kuat
untuk mencegah terjadinya krisis dimasa yang akan datang.
(a) Perbaikan
Infrastruktur Perbankan
Langkah perbaikan
infrastruktur perbankan diwujudkan dalam bentuk upaya pengembangan
BPR, pengembangan bank syariah dan rencana pembentukan Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS).
Pengembangan
BPR: kebijakan pengembangan BPR di lakukan dengan menyehatkan
BPR, membantu pendanaan BPR serta meningkatkan perarn BPR. Untuk
membantu pendanaan BPR, BI hingga tanggal 16-11-1999 masih
menyediakan bantuan likuiditas bagi penyaluran kredit modal kerja
(KMK), Kredit Kepada Pengusaha Kecil dan Mikro (KPKM) dan
memperluas jaringan cakupan Proyek Kredit Mikro (PKM).
Pengembangan Bank
Syariah : kebijakan pengembangan bank syariah diarahkan kepada
upaya untuk mempersiapkan perangkat peraturan upaya untuk penunang
yang mendukung operasional bank syariah. Strateginya mengacu kepada
4 langkah :
1) Penyusunan
perangkat peraturan tentang perbankan syariah
2) Pengemban
gan jaringan bank syariah
Lembaga
Penjaminan Simpanan (LPS)
- Setiap bank diwajibkan untuk menjamin dana masyarakat
yang disimpan pada bank yang bersangkutan. (pasal 37 B UU
No.10/1998).
- Bulan Juli 1999 telah dibentuk tim persiapan pendirian LPS
dan saat ini pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah
Jerman sedang melakukan penelitian mengenai pendirian LPS BPR.
(b) Penyempur
naan Ketentuan dan Pemantapan Pengawasan
Tahun 1999
Indonesia terus menempuh berbagai kebijakan untuk menyempurnakan
ketentuan perbankan dan memantapkan pengawasan bank, antara lain
ketentuan :
1) Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPPMM)
2) Kualitas
Aktiva Produktif (KAP)
3) Pencadang
an Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
4) Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
5) Posisi
Deivsa Neto (PDN)
Pendekatan dalam
pengawasan bank lebih ditekankan pada penegakann peraturan dan
3. Penentuan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum
Untuk memenuhi standar BIS (bank or International Setlement), maka
dalam Pakri 1991 ditetapkan bahwa bank-bank di Indonesia diwajibkan
memenuhi CAR atau KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)
sebesar 8% nilai total assetnya dengan pelaksanaan secara bertahap :
- Sampai akhir Maret 1992 sebesar 5%
Keterangan :
TS = tidak sehat
CS = cukup sehat
KS = kurang sehat
S = Sehat
2) Bujukan Moral
Pimpinan bank Indonesia mengadakan pertemuan-pertemuan dengan pimpinan
bank-bank umum. Dalam kesempatan itu Bank Indonesia dapat menjelaskan
kebijakan yang sedang atau akan dijalankann dan dapat memberikan saran-
saran atau himbauan kepada bank-bank umum seperti untuk melakukan merger,
penurunan suku bunga dan sebagainya.
(Insukindro, 1995).