Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

EKONOMI PEMBANGUNAN

NAMA : WAODE TABA SRIANI


NIM : B1A121076
KELAS :B

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Soal
 Cari mengenai teori Neo Klasik dan mencari asumsi dalam teori itu dan simpulkan setiap
teori dan apakah relavan pada saat ini?

Jawab :

 Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes


mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes
dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah masalah ekonomi jangka
panjang. Teori Harrod-Domar ini menganalisis syarat syarat yang diperlukan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain,
teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa
tumbuh dan berkembang dengan mantap. (Arsyad, 1999: 64-69).

Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu :

a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-


barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b. Perekonomian yang terdiri dari dua sektor yaitu rumah tangga dan sektor
perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan
nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap,
demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio
pertambahan modal-output (incremental capital output ratio = ICOR) (Arsyad,1999: 58).

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengantikan barang-barang
modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk
menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasiinvestasi baru sebagai
tambahan stok modal. Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara
langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah
modal diperlukan untuk menghasilkan (kenaikan) 36 output total sebesar 1 rupiah,
maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan
kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.
Teori Harrod-Domar mengemukakan bahwa terdapat #PengaruhBaik antara kegiatan
investasi terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam teori ini, kegiatan
investasi dianggap sebagai salah satu faktor penting dan memiliki dua peran sekaligus
untuk membawa pengaruh terhadap perekonomian.

Pertama, investasi memiliki hubungan positif dengan pendapatan negara. Oleh karena
itu, semakin mudah proses investasi, maka semakin banyak kegiatan investasi yang
dilakukan dan semakin tinggi pula pendapatan yang dihasilkan oleh negara.

Kedua, investasi dapat memperbesar kapasitas produksi ekonomi dengan cara


meningkatkan stok modal. Pembentukan modal ini dianggap sebagai pengeluaran yang
akan menambah permintaan kebutuhan seluruh masyarakat.
Dari kedua hal di atas, artinya investasi dapat mempengaruhi permintaan dan juga
mempengaruhi penawaran. Dalam jangka waktu yang panjang, investasi tidak hanya
mempengaruhi permintaan agregatif tetapi juga mempengaruhi penawaran agregatif
melalui perubahan kapasitas produksi. Teori Harrod-Domar menekankan bahwa betapa
pentingnya menyisihkan sebagian pendapatan negara untuk membiayai dan
memperbaiki barang-barang (bangunan, material, peralatan, dan sebagainya) yang
mengalami kerusakan.

 Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut Solow


Teori Pertumbuhan menurut Solow menunjukkan bagaimana tabungan, pertumbuhan
populasi, dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output dan pertumbuhannya
sepanjang waktu. Model pertumbuhan ekonomi Solow dirancang untuk menunjukkan
bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan
kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya
terhadap output barang/jasa di suatu negara secara keseluruhan.
Dalam jangka panjang, tingkat tabungan dalam perekonomian merupakan ukuran
persediaan modal pada tingkat produksinya. Semakin tinggi tingkat tabungan semakin
tinggi juga persediaan modal dan tingkat keluarannya. Dalam kondisi mapan, tingkat
pertumbuhan pendapatan per kapita ditentukan oleh tingkat kemajuan tekonologi
secara eksogen. Kemajuan teknologi menyebabkan nilai berbagai variabel meningkat
secara bersamaan dengan mantap. Hal ini disebut sebagai balance growth (Solow:1957).
Solow adalah seorang perintis dalam membangun suatu model neo-klasik dengan
menggunakan ciri-ciri utama model Harrod Domar seperti modal homogen, fungsi
tabungan proporsional yang terkenal sebagai fungsi produksi neo-klasik, di dalam
menelaah proses pertumbuhan. Asumsi tentang dapat dipertukarkannya buruh dan
modal member kemungkinan kepada proses pertumbuhan untuk menyesuaikan diri dan
memberikan suatu suasana realisme. Tidak seperti model Harrod-Domar, ia
menunjukkan apa yang disebut arah pertumbuhan keadaan mantap. Tak kalah
pentingnya, situasi pertumbuhan jangka panjang ditentukan oleh perluasan tenaga
buruh dan kemajuan teknikal yang semakin meluas. Jadi, professor Solow berhasil
menyingkirkan semua kesulitan dan kekakuan yang dihadapi analisa pendapatan aliran
Keynesian modern.
Lepas dari penegasan Solow ini, modelnya mengandung kelemahan pada beberapa hal,
sebagaimana ditunjukkan oleh Profesor Sen:
1. Model Solow hanya membicarakan masalah keseimbangan antara Gw dan Gn yang
diajukan Harrod, dan mengabaikan masalah keseimbangan antara G dan Gw.
2. Didalam model Solow tidak terdapat fungsi investasi dan sekali fungsi ini dimasukkan
masalah ketidakstabilan yang muncul pada model Harrod akan muncul juga dalam
model Solow itu.
3. Model Solow tersebut didasarkan pada asumsi tentang kemajuan teknis yang
memperbesar buruh. Akan tetapi justru sifat khusus kemajuan teknik yang menurut
Harrod bersifat netral. Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip
dengan model model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan memiliki kelebihan,
diantaranya :
1. Menghindari masalahya “ketidakstabilan” yang merupakan ciri warranted rate of
growth dalam model Harrod-Domar
2. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi
pendapatan.
Ada empat hal yang melandasi model Neo-Klasik, yaitu :
1. Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh dengan laju tertentu, misalnya p per tahun
2. Adanya fungsi produksi Q = F ( K, L ) yang berlaku bagi setiap produksi.
3. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q0). Tabungan masyarakat S = sQ;
bila Q naik S juga naik, dan turun bila Q turun.
4. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ∆K. Dalam model Neo-Klasik tidak
lagi dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan I. Dengan kata lain perkataan
permasalahan yang menyangkut “warranted rate of growth” tidak lagi relevan. Proses
pertumbuhan dalam model NeoKlasik selalu memenuhi syarat warranted rate of
growth, karena S dinggap selalu sama dengan I.

Pembahasan Model Solow Jangka panjang

Dari hasil jangka panjang untuk model Solow diperoleh hasil bahwa investasi dan tenaga
kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan memiliki koefisien positif dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi memiliki 2 fungsi yaitu untuk
memperbesar kapasitas produksi dan meningkatkan pendapatan. Dalam fungsinya
dalam memperbesar kapasitas produksi, investasi berperan sebagai modal yang
digunakan dalam proses produksi.

Kenaikan investasi tentu saja dapat mempengaruhi perekononiam melalui penggunaan


modal tersebut baik untuk pembelian bahan baku, peralatan, teknologi, bahkan untuk
upah buruh. Meningkatnya kapasitas produksi pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan meningkatkan PDB negara. Hasil ini juga sesuai dengan beberapa
penenlitian yang telah dilakuk an oleh penenliti lain. Penelitian yang dilakukan oleh
Sutawijaya (2010) dengan judul Pengaruh Ekspor dan Investasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006 juga memberikan hasil yang serupa dengan hasil
dalam penenlitian ini bahwa investasi memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya untuk negara berkembang sperti
Indonesia, faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi selain faktor konsumsi
adalah faktor investasi.

Berdasarkan Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, pertumbuhan ekonomi


Indoensia tidak hanya didorong oleh sektor konsumsi tetapi juga sektor investasi.
Peningkatan investasi ini akan mendorong peningkatan kredit, pertumbuhan pengasilan,
dan pada akhirnya akan meningkatkan lingkungan investasi yang kondusif sehingga
pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Variabel tenaga kerja juga memiliki hasil yang
signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil ini sesuai
dengan teori Solow sendiri dimana pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas
dari peran tenaga kerja sebagai pelaku dalam proses kegiatan produksi. Ketika terjadi
peningkatan pada jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka produksi yang
dihasilkan akan meningkat juga karena dengan bertambahnya tenaga kerja akan mampu
menghasilkan atau memproduksi lebih banyak dari sebelumnya. Kenaikan pada
kapasitas produksi selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
Sebab pertumbuhan ekonomi negara juga dilihat dari pertumbuhan kapasitas produksi
yang dihasilkan. Hasil yang sama juga dapat dilihat dari penenlitian yang telah dilakukan
oleh Supartoyo (2013) dengan judul The Economi Growth and The Regional
Characteristics: The Case of Indonesia.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan angkatan kerja


berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2006-
2010. Menurutnya dengan banyakanya output yang akan dihasilan dengan
meningkatnya angkatan kerja akan mampu mendorong penawaran agregat sehingga
akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Variabel teknologi dalam jangka panjang tidak
signifikan dan memiliki koefisien negatif. Dengan semakin tinggi teknologi dalam proses
produksi maka penggunaan tenaga kerja akan menurun. Hal ini lah yang kemudian
dapat memicu peningkatan pada pengangguran. Tingginya angka pengangguran akan
menurunkan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, sehingga pada akhirnya
akan menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. dimana peningkatakan pada
pengangguran akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga permintaan terhadap
barang-barang produksi akan berkurang. Keadaan ini yang kemudian tidak akan menarik
investor untuk menanamkan investasinya di negara tersebut. Dengan demikian tingkat
investasi suatu negara akan menurun sehingga perekonomian suatu negara akan
memiliki laju pertumbuhan yang rendah. Selain itu, tingginya tingkat pengangguran
dapat menurunkan pendapatan negara dari sektor pajak. Hal ini dikarenakan dengan
tingginya pengangguran maka akan menurunkan perekonomian suatu negara sehingga
terjadi penurunan pendapatan masyarakat. Sehingga pajak yang diterima oleh
pemerintah dari masyarakat akan menurun. Jika hal ini terus terjadi maka selanjutnya
adalah terhambatnya kegiatan pembangunan negara karena terbatasnya dana yang
dapat digunakan akibat penurunan pajak.

Dalam Jangka pendek

Investasi dalam jangka pendek memiliki pengaruh yang sama dengan jangka panjang
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu berpengaruh signifikan dan memiliki
koefisien positif. Sedangkan tenaga dalam jangka pendek tidak signifikan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Hasil yang tidak signifikan dalam jangka pendek dapat
disebabkan karena sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di Indonesia merupakan
tenaga kerja kasar atau tenaga kerja berpendidikan rendah. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistika, angka tenaga kerja yang bekerja di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dan angka penurunan terus menurun.

Namun jumlah pengangguran di Indonesia masih didominasi dengan mereka yang


berpendidikan tinggi. Variabel teknologi dalam jangka pendek tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memiliki koefisien positif.
Kemajuan teknologi yang ada dapat meningkatkan produktivitas baik dari sisi kapital
maupun tenaga kerjanya. Dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja, diperlukan
berbagai perbaikan dalam bidang kesehatan, pendidikan, bahkan diperlukan pula
latihan dan kursus untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki. Sedangkan untuk
meningkatkan produktivitas kapital, peran pemerintah dalam memberikan subsidi
dalam penemuan berbagai penelitian juga diperlukan, selain itu penurunan pajak agar
menarik para investor untuk membeli mesin baru dengan teknologi baru.

Solow berpendapat bahwa teknologi mempengaruhi kapital yang dalam hal ini adalah
mesin baru dengan teknologi baru tanpa adanya perubahan pada tenaga kerja. Untuk
setiap mesin yang digunakan serta tenaga kerja yang diperkerjakan dalam suatu proses
produksi dapat menghasilkan output yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai