Anda di halaman 1dari 3

3.

3 Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik Menurut Solow


Dalam model pertumbuhan ini yang menjadi perintis adalah Robert Solow dan
Trevor Swan. Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi.
Berdasarkan penelitiannya, Solow (1957) mengatakan bahwa peran dari
kemajuan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. Pandangan
teori ini didasarkan kepada angapan yang mendasari analisis klasik, yaitu
perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full
employment)dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan
sepanjang waktu. Dengan kata lain, sampai dimana perekonomian akan
berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan
kemajuan teknologi.
Selanjutnya, menurut teori ini, rasio modal-output (capital-output ratio = cor)
bisa berubah (bersifat dinamis). Dengan kata lain, untuk mencipakan sejumlah
output tertentu bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan
bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula sesuai dengan yang
dibutuhkan. Jika lebih banyak modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih
banyak tenaga kerja yang digunakan. Begitu pula sebaliknya. Dengan adanya
keluwesan (fleksibelitas) ini suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang
tak terbatas dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang akan
digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Solow membangun
modelnya disekitar asumsi berikut:
1. Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi.
2. Yang dimaksud output netto, yaitu sesudah dikurangi biaya penyusutan
modal.
3. Return to scale bersifat konstan. Dengan kata lain, fungsi produk adalah
homogen pada derajat pertama.
4. Dua faktor produksi buruh dan modal, dibayar sesuai dengan produktivitas
fisik marginal mereka.
5. Harga dan upah fleksibel.
6. Buruh terpekerjakan secara penuh.
7. Stok modal yang ada juga terpekerjakan secara penuh.
8. Buruh dan modal dapat disubtitusikan satu sama lain.
9. Kemajuan teknik bersifat netral.
Dengan asumsi tersebut, Solow menunjukkan dalam modelnya bahwa dengan
koefisien teknik bersifat variable, rasio modal-buruh akan cenderung
menyesuaikan dirinya, dalam perjalanan waktu, kearah rasio keseimbangan.
Solow adalah seorang perintis dalam membangun suatu model neo-klasik
dengan menggunakan ciri-ciri utama model Harrod Domar seperti modal
homogen, fungsi tabungan proporsional yang terkenal sebagai fungsi produksi
neo-klasik, di dalam menelaah proses pertumbuhan. Asumsi tentang dapat
dipertukarkannya buruh dan modal member kemungkinan kepada proses
pertumbuhan untuk menyesuaikan diri dan memberikan suatu suasana realisme.
Tidak seperti model Harrod-Domar, ia menunjukkan apa yang disebut arah

pertumbuhan keadaan mantap. Tak kalah pentingnya, situasi pertumbuhan


jangka panjang ditentukan oleh perluasan tenaga buruh dan kemajuan teknikal
yang semakin meluas. Jadi, professor Solow berhasil menyingkirkan semua
kesulitan dan kekakuan yang dihadapi analisa pendapatan aliran Keynesian
modern.
Lepas dari penegasan Solow ini, modelnya mengandung kelemahan pada
beberapa hal, sebagaimana ditunjukkan oleh Profesor Sen:
1. Model Solow hanya membicarakan masalah keseimbangan antara Gw dan
Gn yang diajukan Harrod, dan mengabaikan masalah keseimbangan
antara G dan Gw.
2. Didalam model Solow tidak terdapat fungsi investasi dan sekali fungsi ini
dimasukkan masalah ketidakstabilan yang muncul pada model Harrod
akan muncul juga dalam model Solow itu.
3. Model Solow tersebut didasarkan pada asumsi tentang kemajuan teknis
yang memperbesar buruh. Akan tetapi justru sifat khusus kemajuan teknik
yang menurut Harrod bersifat netral.
4. Solow mengansumsikan fleksibilitas harga factor yang mungkin
mempersulit perjalanan menuju pertumbuhan mantap.
5. Model Solow tersebut didasarkan pada asumsi tidak realistis tentang
modal yang homogeny dan dapat diubah-ubah.
6. Solow merupakan kemajuan teknologi sebagai faktor penentu dan
menganggap hal itu sebagai faktor eksogen didalam proses pertumbuhn.
Ia dengan demikian tidak memperdulikan soal merangsang kemajuan
teknologi melalui proses belajar, investasi dalam penelitian, dan akumulasi
modal.
Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University secara
sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang
sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo-Klasik. Seperti halnya
dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan perhatiannya
pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital, kemajuan teknologi
dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Bentuk Fungsi Produksi
Q = F(K,L)
Ket:
K = capital
L = tenaga kerja
Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model
model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih luwes karena :
a) Menghindari masalahy ketidakstabilan yang mkemrupakan cirri warranted
rate of growth dalam model Harrod-Domar
b) Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi
pendapatan.
Ada empat hal yang melandasi model Neo-Klasik:

a) Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh dengan laju tertentu, misalnya p per
tahun
b) Adanya fungsi produksi Q = F ( K, L ) yang berlaku bagi setiap produksi.
c) Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat
yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q0. Tabungan
masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik , dan turun bila Q turun.
d) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = K. Dalam model NeoKlasik tidak lagi dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan I. Dengan
kata lain perkataan permasalahan yang menyangkut warranted rate of
growth tidak lagi relevan. Proses pertumbuhan dalam model Neo-Klasik
selalu memenuhi syarat warranted rate of growth, karena S dinggap selalu
sama dengan I.

Anda mungkin juga menyukai