Anda di halaman 1dari 32

KLIPING PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

NAMA : FATIMAH AZZAHRA


KELAS : XII IPS 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang Masalah


Perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi
merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinuous), yaitu gangguan-
gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada. Perkembangan ekonomi disebabkan oleh
adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan.Berproduksi
berarti mengkombinasikan bahan-bahan dan tenaga yang ada atau yang dapat dicapai
menghasilkan barang dengan metode lain (inovasi). Inovasi dapat berbentuk lima hal yaiu:
a)      Mengemukakan atau mengenalkan barang-barang baru, atau barang-barang yang
berkualitas baru yang belum dikenal oleh konsumen
b)      Mengenalkan suatu metode produksi yang baru
c)      Penemuan sumber-sumber ekonomi baru
d)     Menjalankan organisasi baru dalam industri
Adanya kemungkinan inovasi perlu, tetapi belum cukup mendorong perkembangan
ekonomi.Maka untuk adanya perkembangan ekonomi masih diperlukan pelaksanaan inovasi-
inovasi yang dalam hal ini dilakukan oleh wiraswasta.Neo-klasik menekankan penggunaan
tabungan untuk investasi. Sebaliknya menurut Schumpeter, perkembangan-perkembangan
selanjutnya tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidakpastian dan resiko yang besar,
sehingga tidak dapat diperhitungjan dulu dan akan timbul keraguan dalam mengembangkan
usahanya. Menurut Schumpeter motif-moif wiraswasta untuk menaikan keuntungan atau
standar hidup untuk dapat menang dalam persaingan dan memperoleh kedudukan
monopoli.Kunci teori Schumpeter ialah untuk perkembangan ekonomi faktor yang terpenting
adalah wiraswasta (enterpreneur).

1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah latar
belakang masalah, “Bagaimanakah gambaran perekonomian Indonesia?”

1.3  Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah tujuan
penulisan makalah, “Untuk gambaran perekonomian Indonesia?”

1.4  Kegunaan Makalah
1. Secara Teoretis
a)      sebagai dasar pemikiran dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan ekonomi.
b)      sebagai acuan dalam memahami perkembangan perekonomian Indonesia.

2. Secara Praktis
a)      sebagai pengetahuan penulis dalam memahami fenomena perekonomian Indonesia.
b)      sebagai pijakan penulis dalam belajar ilmu ekonomi terutama yang berkaitan dengan
perkembangan perekonomian Indonesia.
1.5  Prosedur Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas dengan jelas komperhensif. Data teoretis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengapilkasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya.
Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang;kedua, teknologi maju
merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan
kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan
teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan
dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat
dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang,
dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan
atau perkembangan itu sendiri. 
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam
pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori
mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan,
maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah
pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu
yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat
(Boediono, 1992:1-2). 

2.1.1  Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan

Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-Domar,
dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
a.       Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
b.      Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
c.       Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan
sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga
naik, dan sebaliknya.
d.      Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output
disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan begitu,
maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1992: 81-82).

2.1.2   Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu
Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi yaitu:
a.       Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang
modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b.      Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
c.       Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,
berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d.      Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap,
demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan
modal-output (incremental capital-output ratio  = ICOR).

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang
rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-
investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan
istilah rasio modal-output (COR).
Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung
dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan
dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh
(Lincolyn, 2004:64-67).

2.2   Gambaran Perekonomian Indonesia Di Tahun 2000 – 2010

Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP (Gross National Product)
dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal ini
menyangkut efektivitas dari tingkat investasi dalam maupun luar negeri.Selama dekade 10
tahun terakhir (periode 2000 – 2010) terlihat perubahan yang fluktuatif. Laju pertumbuhan
terbesar tercatat pada tahun 2000 dengan nilai GDP sebesar Rp. 1.389,8Triliundengan laju
pertumbuhan sebesar 4,89% dari tahun sebelumnya. Angka laju tersebut ternyata mengalami
peningkatan hingga pada klimaks peningkatanmaksimal pada tahun 2007 hingga mencapai
kondisi sebesar 6,35 % dengan nilai nominal Rp. 1964,0 Triliun.Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada tabel di bawah ini.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Periode 2000-2010 atas dasar harga konstan tahun 2000
Laju Pertumbuhan
Tahun GDP tahun dasar (Triliun rupiah) (%)
2000 1.389,8 4,89
2001 1.443,0 3,83
2002 1.506,2 4,37
2003 1.579,6 4,87
2004 1.660,6 5,12
2005 1.749,6 5,35
2006 1.846,7 5,60
2007 1.964,0 6,35
2008 2.082,1 6,01
2009 2.176,8 4,55
2010 Blm diket. Blm diket.

2.3 Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi

Mengapa suatu perekonomian dapat berkembang dengan cepat, tetapi terkadang tidak
mengalami perkembangan? Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
adakalanya bergerak dengan cepat, namun terkadang bergerak dengan lambat. Hal ini
dikarenakan ada faktor-faktor yang me- mengaruhinya. Berikut ini faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

1)   Barang Modal

Barang-barang modal adalah berbagai jenis barang yang digunakan untuk


memproduksi output (barang dan jasa). Misalnya: mesin-mesin pabrik, peralatan
pertukangan, dan sebagainya. Barang-barang modal mempunyai peran yang penting dalam
meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa, masyarakat akan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penambahan jumlah barang modal dilakukan melalui investasi, sehingga semakin tinggi
investasi maka semakin besar jumlah barang modal. Semakin banyak jumlah barang modal,
barang dan jasa yang dihasilkannya pun akan semakin bertambah. Meningkatnya hasil
produksi barang dan jasa menandakan perekonomian mengalami pertumbuhan.

2)   Teknologi

Selain barang-barang modal, teknologi juga berpengaruh dalam pertumbuhan


ekonomi. Kemajuan ekonomi diberbagai negara terutama ditimbul- kan oleh kemajuan
teknologi. Di negara yang sedang berkembang diperlukan teknologi tepat guna supaya
manusia dapat memanfaatkan secara optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya,
serta untuk menekan pemborosan penggunaan sumber daya alam atau energi dalam proses
produksi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa dampak positif dalam pertumbuhan
ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat jalannya.

Berikut ini beberapa pengaruh kemajuan teknologi bagi pertumbuhan ekonomi.


1)       Mempertinggi efisiensi produksi suatu barang dan jasa.
2)       Menciptakan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksikan
sebelumnya.
3)       Meningkatkan mutu barang-barang yang diproduksikan.

3)   Tenaga Kerja

Hingga saat ini, khususnya di negara yang sedang berkembang, tenaga kerja masih
merupakan faktor produksi yang dominan. Penduduk yang banyak akan memperbesar jumlah
tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan suatu negara itu menambah jumlah
produksi. Dengan demikian akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Apabila tenaga
kerja tersebut didukung dengan kualitas (pendidikan) tenaga kerja yang lebih baik, maka
akan lebih meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Dengan demikian,
peningkatan tersebut akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.

4)   Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam, seperti tanah,
iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam
usahanya mencapai kemakmuran. Sumber daya alam akan dapat mempermudah usaha untuk
membangun perekonomian suatu negara.
Menurut Jhingan bahwa tersedianya sumber daya alam secara melimpah belum cukup
bagi pertumbuhan ekonomi, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya
alam tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian sumber daya alam yang tersedia
yang dimanfaatkan secara optimal akan membantu dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Walaupun kekayaan alam mempunyai peran yang penting, hal ini tidaklah berarti
bahwa perkembangan ekonomi sangat tergantung pada banyaknya kekayaan alam suatu
negara. Perkembangan ekonomi di negara Belanda, Jepang, dan Korea Selatan membuktikan
bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti, perkembangan ekonomi
negara-negara tersebut pun berkembang pesat.

5)   Manajemen

Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat apabila dikelola dengan
baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan manajemen. Seperti halnya bangsa
Indonesia, memiliki potensi sumber daya alam yang beragam dan melimpah serta jumlah
penduduk yang besar, apabila potensi yang ada dikelola dengan baik maka dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.

6)   Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah seseorang yang mampu dan berani untuk


mengambil risiko dalam melakukan suatu usaha guna memperoleh keuntungan. Peranan
wirausahawan dalam memajukan perekonomian telah terbukti dari masa ke masa. Wira-
usahawan dalam melakukan investasi akan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan
output nasional, dan meningkatkan penerimaan negara berupa pajak.

7)   Informasi

Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang
efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang. Informasi sangat menunjang
pertumbuhan ekonomi karena pelaku-pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.
2.4  TEORI-TEORI  PERTUMBUHAN AHLI EKONOMI KLASIK
Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis pada bagia kedua abad ke 18 dan
permulaan abad ke 20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik. Kaum klasik dibedakan
menjadi dua golongan: (i) yang disebut golongan klasik saja-dan merupakan ahli-ahli
ekonomi yang mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870;dan (ii) kaum Neo-Klasik
yang merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sesudah  tahun tersebut.
Termasuk golongan pertama adalah Adam Smith,David Ricardo,Robert Malthus,dan John
Stuart Mill. Sedangkan golongan yang kedua adalah Carl Menger Wicksel. Dari kedua
golongan ekonomi klasik tersebut,kaum Neo-Klasik merupakan ahli yang banyak
mencurahkan perhatian kepada sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pensek dan
sedikit sekali menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi. Dari pandangan ini selanjutnya
mereka berpendapat bahwa pembangunan ekonomi,walaupun berjalan dengan lancer dan
teratur.
            Ahli-ahli ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah
pembangunan,terutama ingin mengetahui tentang sebab-sebab  perkembangan ekonomi
dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Dalam membahas kedua persoalan
ini mereka mempunyai pandangan yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.

Pandangan Adam Smith


Adam Smith ternyata bukan saja terkenal sebagai pelopor ilmu ekonomi dan ahli ekonomi
yang pertama kali mengemukakannya pentingnya kebijakan laissez-faire,tetapi juga
merupakan ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatian  kepada  masalah
pembangunan,seperti dapat dilihat dari judul bukunya,An Inquiry into the Nature and Causes
of the Wealth of Nations. Mengenai factor yang menentukan pembangunan,Smith
berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi.
Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan
tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut.  Sebagai akibat dari spesialisasi yang
terjadi,maka tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah tinggi.
            Mengenai corak proses perumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa apabila
pembangunan sudah terjadi,maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara
kumulatif. Apabila pasar berkembang,pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang
belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional
yang disebabkan oleh perkrmbangan tersebut dan perkembangan tersebut dan perkembangan
penduduk dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama  dengan kenaikan dalam pendapatan
nasional,akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Maka
perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa
pendapatan perkapita akan terus bertambah tinggi.

Pandangan Ricardo dan  Mill


Pandangan Smith mengenai pola proses pembangunan  yang sangat optimis di atas sangat
bertentangan dengan pendapat Ricardo dan Malthus,yang mempunyai pandangan  yang lebih
pesimis tentang akhir dari proses pembangunan dalam jangka panjang.  Kedua ahli ekonomi
Klasik ini berpendapat bahwa dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai stationary
state atau suatu keadaan dimana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali. Menurut
Smith,yang belum menyadari  hukum hasil lebih yang makin berkurang,perkembangan
penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena ia akan memperluas pasar.
Sedangkan menurut Ricardo dan Malthus,perkembangan penduduk yang  berjalan dengan
cepat akan memperbesar jumlah penduduk hingga menjadi dua kali lipat dalam waktu satu
generasi,akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah.
Menurut Ricardo,pola proses pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:

1.      Pada permulaanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative cukup banyak.
2.      Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan bertambah, maka
upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk.
3.      Sesudah tahap tersebut,tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada
tingkat yang minimal
Beberapa Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum Klasik dalam
garis besarnya mengemukakan pandangan berikut:
1.      Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat factor,yaitu jumlah
penduduk,jumlah stock barang-barang modal,luas tanah,dan tingkat teknologi yang dicapai.
2.      Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis
pendapatan,yaitu:upah para pekerja,keuntungan para pengusaha,dan sewa tanah yang
diterima pemilik tanah.
3.      Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk.
4.      Tingkat keuntungan merupakan factor yang menentukan besarnya pembentukan
modal;apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan
perekonomian akan mencapai tingkatstationary state.
5.      Hukum hasil yang lebih makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga
mengakibatkan,tanpa adanya kemajuan teknologi,pertambahan penduduk akan menurunkan
tingkat upah,menurunkan tingkat keuntungan,akan tetapi menaikan tingkat sewa tanah.

Gambaran Grafis Teori Pertumbuhan Klasik


Dengan menggunaka gambar teori pembangunan kaum Klasik di atas dapat ditunjukkan.
Perhatikan Gambar 11.1 dan Gambar 11.2.
Tahap 1 merupakan thap dimana produksi marjinal menjadi bertambah besar apabila
penduduk bertambah. Tahap II adalah tahap dimana produksi marjinal mencapainilai
maksimal dan mulai menurun jika penduduk bertambah. Tahap III adalah tahap dimana
produk marjinal besarnya lebih rendah dari  produksi perkapita. Batas antara tahap II dan III
merupakan tingkat pembangunan di mana pendapatan atau  produksi perkapita mencapai nilai
yang maksimal. Batas antara tahap III dan IV  adalah tingkat pertumbuhan di mana
pendapatan nasional atau produksi nasional mencapai tingkat yang paling maksimal. Pada
tahap IV produksi total mengalami penurunan dan makin lama makin kecil.

Proses pembangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 11.1 dapat pula
dilihatmenggunakan Gambar 11.2. dalam Gambar 11.2 garis MR menunjukan nilai produksi
tambahan yang diciptakan oleh seorang pekerja yang baru. Berlakunya hukum hasil lebih
yang makin berkurang menyebabkan nilai MR bertambah rendah apabila jumlah tenaga kerja
yang digunakan bertambah besar. Garis AR menunjukan nilai pendapatan rata-rata.

Pandangan Ahli Ekonomi Klasik Lain


Ahli ekonomi Klasik lainnya yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah
pembangunan adalah John Stuart Mill. Mill sependapat dengan Adam Smith bahwa
spesialisasi atau pembagian pekerjaan akan meninggikan keahlian pekerja, memperbaiki
organisasi produksi, dan mendorong dilakukannya inovasi sehingga akan meninggikan
tingkat produktivitas dan memperlancar pembangunan ekonomi. Seperti Smith, Mill juga
berpendapat bahwa luasnya spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar.
Salah satu dari beberapa sumbangan penting Mill pada analisis pembangunan
ekonomi adalah analisisnya mengenai peranan faktor – faktoe bukan ekonomi terhadap
pembangunan. Faktor – faktor tersebut adalah kepercayaan masyarakat, kebiasaan berfikir,
adat istiadat, dan corak institusi yang ada. Mill beryakinan bahwa faktor – faktor tersebut
merupakan faktor penting yang menyebabkan ketiadaan pembangunan di Asia dan
meramalkan bahwa faktor – faktor tersebut akan mengundurkan permulaan pembangunan di
daerah tersebut untuk beberapa generasi mendatang. Selanjutnya ia berpendapat, supaya
pembangunan tercipta perlu ada golongan masyarakat yang kreatif, yang akan bertindak
sebagai pencita perubahan – perubahan. Tetapi, walaupun ia menyadari pentingnya peranan
para pengusaha dalam mengembangkan kegiatan ekonminya, Mill tidak menekankan peranan
golongan pengusaha yang inovaif dalam pembangunan.
Tingkat pengetahuan suatu masyarakat merupakan faktor lain yang mempengaruhi
pembangunan ekonomi. Menurut Mill tingkat perkembangan pengetahuan pada suatu masa
tertentu berfungsi sebagai faktor yang menentukan taraf kemajuan kegiatan industri pada
waktu tersebut. Berkaitan dengan pendangan – pandangan di  atas, selanjutnya Mill
berpendapat bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan: perbaikan
dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang menghapuskan hambatan –
hambatan pembangunan yang diciptakan manusia.

2.5       TEORI SCUHMPETER: PERANAN PENGUSAHA DALAM


PEMBANGUNAN
Jadi pendapat Scuhmpeter tidak berbeda dengan pandangan kebanyakan ahli ekonomi
Klasik, yang  juaga meramalkan bahwa dalam jangaka panjang proses pembangunan
ekonomi akan m3engalami keadaan yang demikian. Bagaimana, menurut Scumhpeter,
tingkat stagnasi itu akan terjadi akan dibahas lebih lanjut kemudian. Terlebih dahulu akan
dijelaskan beberapa pendapat yang Scumhpeter yang menjadi titik tolak analaisisnya
mengenai pembangunan dan naik turunnya tingkat kegiatan ekonomi.

Sumber Pertumbuhan   Ekonomi
Scuhmpeter tidak sependapat dengan pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang
menganggap bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual da
berjalan secara harmonis. Menurt pendapatnya, pertambahan pendapatan Negara dari masa ke
masa, perkembangananya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan oleh besarnaya
kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang menguntukngkan yang akan
dilakukan oleh para pengusaha. Pandangan Scumhpeter ini sangat sama dengan Marx, yang
juga berpendapat bahwa perkembangan ekonomi tidak selalu harmonis dan lancar, melaikan
selalu mengalami kemunduran – kemunduran ditengah – tengah kemajuan yang dicapai.

Pembaharuan-pembaharuan yang dapat diciptakan oleh para pengusaha dapat di bedakan


alam beberapa bentuk:
1. Memperkenalkan suatu barang baru
2. Penggunaan cara baru dalam memproduksi barang
3. Memperluas pasar sesuatu barang ke daerah-daerah baru
4. Mengembangkan sumber bahan  mentah baru
5. Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industry

Proses Pembanguna  yang Berlaku


Sekarang tibalah masanya untuk membahas pandangan Scumhpeter mengenai jalanya
proses pembangunan ekonomi. Menuurt Scumhpeter, penanaman modal dalam perekonomian
dapat dibedakan menjadi dua golongan: penanman modal otonomi dan penanaman modal
terpengaruh.
Sesudah proses perkembangan pada masa berikutnya akan muncul kekuatan –
kekuatan yang akan menimbulkan depresi dalam perekonomian tersebut. Kekuataan –
kekuatan tersebut antara lain adalah, pertama, bersumber dari kegagalan beberapa pengusaha
lama untuk bersaing danag perusahan – perusahan yang mengadakan pembaruan, dan
menyebabkan mereka kehilangan pasaran.
Proses Pertumbuhan Dalam Jangka Panjang
Alasan yang dikemukakan oleh Scuhmpetr untuk menjelaskan terjadinya keadaan
tersebut dapat dibedakan dalam dua aspek.dalam bukunya business Cycle , ia sependapat
dengan pandangan Hansen yang berkenyakina bahwa:
1.    Adalah tidak terbukanya kesempatan untuk menanam modal yang menguntuk ngakan
sebagai akibat perkembangan penduduk yang lambat
2.    Makin terbatsanya daerah fromtiers
3.    Berkembangnya pembaharuan – pemabaharuan yang  bersifat menghemat modal,
merupakan actor – faktor penting yang menimbulkan keadaan  stagnasi dalam
perekonomian   

Perubahan – perubahan yang sangat mengurangi peranan para pengusaha dapat dibedakan:
dalam tiga golongan.
1.      Perkembangan ekonomi akan menyebabkan kegiatan pembaharuan dan pengembangan
teknologi menjadi peristiwa yang rutin
2.      Pembangunan ekonomi yang akan menghancurkan rangka dasar institusional system
kapitalisme yaitu mordenisasi akan menciptakan perusahaan raksaa yang dipimpin oleh
pimpinan perusahaan professional
3.      Pembangunan ekonomi akan menyebabkan system politik dan pemerintah yang menjadi
dasar system kapitalisme yaitu system kerajaan dan tuan tanah mengalami kehancuran dan
digantiakan oleh system pemerintahan dan politik yang dikuasai oleh saudagar, pemilik
modal, dan industrialis.

2.6    TEORI HARROD-DOMAR: SYARAT UNTUK MENCAPAI  PERTUMBUHAN


MANTAP ( STEADY GROWTH)
Teori tersebut pada intinya menganalisis persoalan berikut syarat apakah atau
keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta daalm perekonomian untuk menjamin agar
dari tahun   ketahun kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari
penanaman modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.
Peranan Investasi Dalam Perekonomian
Menurut pendapat kaum Klasik, pembentukan modal merupakan suatu pengeluaran
yang akan menanbah kesanggupan suatu masayarakat untuk meningkatkan produksi.
Keadaan yang sebaliknya terdapat dalam analis Keynes, yaitu ia mengabaikan sama sekali
peranan pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi kesanggupan
sektor perusahaan untuk menghasilkan barang – barang yang diperlukana masyarakat.
Teori  Harrod-Donar memperhatiakn kedua fungsi dari pembentukan modal tersebut dalam
kegiatan ekonomi. Sesuaia dengan pendapat Keynes teori Harrod-Domar menganggap pula
bahwa pertambahan dalam kesanggupan memperodukasi ini tidak secara sendiriya akan
menciptakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapata nasional.

Pemisalan – Pemisalan Yang Digunakan


Teori Harrod-Domar menggunakan beberapa pemisalan:
1.      Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tinggkat kesempatan kerja penuh dan
barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
2.      Perekonomian tersebut terdiri dari dua sektor yaitu, sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
3.      Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,
dan  keadaan ini berarti bahwa fungsi tabuangan dimulai dari titik nol.
4.      Kecondongan menabung marjianl besarnya tetap, dan begitu juga perbandingan antara
modal dengan jumlah produksi.

Syarat Untuk Mencapai Steady Growth


            Penanaman modal yang dilakuakan masyarakat dalam suatu waktu tertentu digunakan
untuk dua tujuan: untuk mengangti barang – barang modal yang tidak dapat digunakan lagi
dan untuk memperbesar jumlah barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat.
Dalam memperbandingkan jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang
dilakukan, akan diperoleh dua macam nilai. Nilai pertama adalah perbandingan antara
seluruh tambahan produksi yang diciptakan dalam suatu tahun tertentu oleh sejumlah
penanaman modal. Nilai kedua dari perbandingan antara jumlah produksi dengan penanaman
modal yang dilakuakan. Pertambahan kesanggupan barang – barang modal untuk
menghasilkan barang – barang tidak secara otomatis mencipatakan pertambahan produksi dan
kenaikan pendapatan nasional.akan terdapat jurang antara penanaman modal yang dilakukan
dan penanaman modal yang diperlukan untuk menjamin terapainya tingkat kapasitas penuh
dari barang -  barang modal. Dengan demikian pandangan lain dari teori Harrod-Domar dapat
dirumuskan secara berikut:
1.      Apabila penanaman modal le bih rendah dari yang seharusnya, maka pereekonomian
tersebut akan mengalami depresi, dan sebaliknya
2.      Apabila penanaman modal yang sebenarnya dilakukan adalah lebih besar dari pada
penanaman yang diperlukan untuk menjamin tercapainya kapasitas penuh dalam penggunaan
barang – barang modal yang tersedia.

Dapatkah Steady Growth Tetap Diwujudkan ?


Hipotesis terpenting yang menjelaskan mengenai sebab- sebab timbulnya stagnasi
abadi dalam perekonomian yang usdah sangat maju juga dikemuakan oleh Hansen. Ia
berpendapat bahwa tingkat penanaman modal yang selalu berada di bawah tingkat tabungan
pada tingkat kapasitas barang – barang modal yang maksimal, timbul sebagai akibat dari
beberapa faktor:
1.      Berlakunya perkembangan tekologi yang bersifat menghemat modal ( capital saving
innovation)
2.      Pertambhan penduduk yang sangat lambat
3.      Berkurangnya “ forntiner spirit, yaitu keinginan untuk mengembangkan daerah dan
kekayaan alam yang baru.

2.7 PERTUMBUHAN NEO-KLASIK: MENENTUKAN PERANAN BERBAGAI


SUMBER PERTUMBUHAN
Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang serangkaian analisis mengenai
pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan ahli – ahli ekonomi kalsik.

Perbedaan antara Teori Neo – Klasik dan Teori Harrod-Domar.


Dalam analisis Neo – Klasik, permintaan masyarakat tidak menentukan laju pertumbuhan.
Sampai dimana perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor –
faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi.
Salah satu perbedaan lain  antara teori Harrod-Damor dan teori pertumbuhan Neo-Klasik
adalah pemisalannya mengenai rasio modal. Sedangkan dalam teori Neo-Klasik rasio modal
produksi dapat dengan mudah mengalami perubahan.

Penemuan Teori Neo-Klasik


Teori Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, tetapi kepada kemungkinan menggunakan teori tersebut untuk
mengadakan penyelidikan empiris dan menentukan peranan dari berbagai faktor dalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi.

BEBERAPA KESIMPULAN
Sumbangan Pemikiran Teori Pertumbuhan
Dari analisis faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan
bahwa tingkat dan laju pertumbuhan suatu perekonomian ditentukan oleh empat faktor:
1.      luas tanah (termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya),
2.      jumlah dan perkembangan penduduk,
3.      jumlah stok modal dan perkembangannya dari tahun ke tahun,dan
4.      tingkat teknologi dan perbaikannya dari tahun ke tahun.
Relevansinya untuk Negara Berkembang
Di dalam hubungannya dengan memahami masalah pembangunan dan bentuk kebijakan
pembangunan di negara berkembang, teori-teori pertumbuhan memberikan sumbangan
berikut:
1.      Usaha-usaha untuk mempercepat pembangunan ekonomi di negara berkembang akan
dihambat oleh adanya jumlah penduduk yang sangat banyak dan perkembangnnya yang
sangat pesat.
2.      Perbaikan pada tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk dalam suatu negara
memberikan berbagai sumbangan positif dalam menciptakan dan mengusahakan
pembangunan ekonomi.
3.      Peningkatan dalam pembentukan modal akan dapat mempercepat proses pembangunan.
Begitu juga kemajuan teknologi yang digunakan dapat mempercepat pembangunan ekonomi.
4.      Perbaikan teknologi yang digunakan biasanya hanya dapat dilakukan dengan mengadakan
penanaman modal.
5.      Teori pertumbuhan klasik menyadari bahwa tanah dan kekayaan alam dapat juga
menentukan tingkat dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
6.      Para pengusaha yang inovatif sangat penting peranannya dalam menentukan laju
pertumbuhan ekonomi suatu negar

BAB III
KESIMPULAN

3.1  Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada
suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat
bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.Tekanannya
pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Menurut teori Solow-Swan garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori
Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
a.       Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
b.      Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
c.       Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan
sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga
naik, dan sebaliknya.
d.      Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ΔK.

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang
rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-
investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan
istilah rasio modal-output (COR).
berikut contoh makalah Perkembangan Ekonomi di masa yang sudah lalu.. untuk
melakukan pembaruan anda bisa melakukan posting data terbaru pada table yang tersedia
untuk memberikan data terkini.
sebelum dan sesudah kami ucapkan terima kasih

ARTIKEL 1
PembangunanEkonomiDiIndonesia salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita
jumpai adalah pengangguran yang tiap tahun semakin meningkat.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung”
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah.  Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi
yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan
produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali
lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomiadalahadalahlebihlambatdaripotensinya.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik


Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini akan
diuraikan satu per satu.

1. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran
suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya
sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan
pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith
percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua
unsur, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja
dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika
sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum
apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal
yang cukup.

1. David Ricardo dan TR Malthus


Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka
mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan
penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga
kerja.
Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah
tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf
ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.

TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1,2,3,4,5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah
menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup
untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan
perekonomian mengalami kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik


Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph
Schumpeter.

1. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output.
Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja
dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang
tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang.
Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam
berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)
Keterangan:
Q= Jumlah output yang dihasilkan
f=Fungsi
C= Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga
kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal
dan tenaga kerja.

1. Harrod dan Domar


Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila
pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya
perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar.
Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan
agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni
perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.

1. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para
pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan
teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:

1. Diperkenalkannya teknologi baru.


2. Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-
pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi
Faktor-faktor pembangunan ekonomi
Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya


adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari
alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Pembangunan ekonomi
 Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
 Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya.
 Memperhatikan pertambahan penduduk.
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
 Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan –
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap hari
beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator
adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya,
secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan
dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini,
pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti.
Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu
kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu
instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.

Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :

1. Memantau perilaku perekonomian


2. Kepentingan analisis ekonomi
3. Dasar pengambilan keputusan
4. Dasar perbandingan internasional
Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :

Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh
masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :

Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator
memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.

1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.

Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan


yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori
oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.

Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.

Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini
dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.

Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode
pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Indikator Campuran
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi
suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan
TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat
pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di
NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk
serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator
yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan
tingkat partisipasi pendidikan.

2.Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan
bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan
ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup
yang tinggi.

3.Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk. 
Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air
bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.

4.Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.

5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.

6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.

     7.Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan
sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut.  Hal ini
berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu
sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan
jumlah pemerkosaan per tahun.

       8.Perjalanan Wisata


Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wisata per tahun.

     9.Akses Media Massa


Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu sendiri.
Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.
ARTIKEL 2
Pembangunan Ekonomi Di Indonesia
salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita jumpai adalah pengangguran yang
tiap tahun semakin meningkat.

Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Baca Selanjutnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah.  Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi
yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah
adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004.  Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik


Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan TR. Malthus. Berikut ini akan
diuraikan satu per satu.
a. Adam Smith

Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran
suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya
sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan
pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith
percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua
unsur, yaitu:

1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.

Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja
dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika
sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum
apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal
yang cukup.

b. David Ricardo dan TR Malthus


Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka
mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan
penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga
kerja.

Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah
tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf
ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.

TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk
bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan
tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat
subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik


Ada tiga tokoh Neoklasik yang akan dibahas, yakni Robert Slow, Harrod Domar serta Joseph
Schumpeter.

a. Robert Solow

Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output.
Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja
dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang
tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang.
Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam
berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga
kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal
dan tenaga kerja.

b. Harrod dan Domar

Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila
pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya
perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar.
Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan
agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni
perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.

c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para
pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan
teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:

1. Diperkenalkannya teknologi baru.


2. Menimbulkan keuntungan yang lebih tinggi.
3. Menimbulkan imitasi inovasi, yaitu peniruan teknologi baru oleh pengusaha-
pengusaha lain yang dapat meningkatkan hasil produksi

Faktor-faktor pembangunan ekonomi

Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.


Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya
adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari
alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Pembangunan ekonomi

 Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
 Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya.
 Memperhatikan pertambahan penduduk.
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
 Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan –
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir
setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh pemerintah.
Indicator adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah
misalnya, secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari
aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-
indikator ini, pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui
secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu
kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu
instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.

Adapun pentingnya indicator-indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut


:
1.   Memantau perilaku perekonomian
2.   Kepentingan analisis ekonomi
3.   Dasar pengambilan keputusan
4.   Dasar perbandingan internasional

Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok, berikut ini adalah penjelasan


dari masing-masing Indikator Pembangunan Ekonomi :
    Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima
oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :

Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya,
Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1.      Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori
oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat
yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini
dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode
pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.

Indikator Campuran
1.   Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan
ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata
tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat
memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang
berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti
tingkat melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari
perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2.      Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya
kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit
dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup
yang tinggi.
3.      Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing
penduduk.  Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni
sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4.      Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.
5.      KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran
tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6.      Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.
7.      Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan
sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut.  Hal ini
berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu
sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan
jumlah pemerkosaan per tahun.

8.      Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wisata per tahun.
9.      Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu
sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.

Masalah Pembangunan Ekonomi Indonesia


Secara umum, ada empat masalah yang harus dihadapi dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia. Keempat masalah tersebut dari tahun ke tahun selalu mendapat perhatian serius.
Masalah yang paling serius diperhatikan pemerintah adalah masalah kemiskinan, apalagi
menurut data PROPENAS terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dari 22, 5 juta pada
tahun 1996 menjadi 37,5 juta pada pertengahan tahun 1999. Keempat masalah tersebut
adalah:

a. Kemiskinan

b. Keterbelakangan

c. Lapangan Kerja

d. Pemerataan Pembangunan
ARTIKEL 3

Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak
pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan
tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan
terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu
melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun
terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan
sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang
secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat.
4.1  Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan
dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A.   Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara                                                      
       global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1)      Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      Politik ekonomi yang tidak sehat.
3)      Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)       Beban hutang
6)       Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang

B.   Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.


Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk
menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM
yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan
dengan maksimal
C.   Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya
keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi
logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan
banyaknya pengangguran.
D.  Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk
para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan
di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara

Anda mungkin juga menyukai