BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah latar
belakang masalah, “Bagaimanakah gambaran perekonomian Indonesia?”
1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah tujuan
penulisan makalah, “Untuk gambaran perekonomian Indonesia?”
1.4 Kegunaan Makalah
1. Secara Teoretis
a) sebagai dasar pemikiran dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan ekonomi.
b) sebagai acuan dalam memahami perkembangan perekonomian Indonesia.
2. Secara Praktis
a) sebagai pengetahuan penulis dalam memahami fenomena perekonomian Indonesia.
b) sebagai pijakan penulis dalam belajar ilmu ekonomi terutama yang berkaitan dengan
perkembangan perekonomian Indonesia.
1.5 Prosedur Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas dengan jelas komperhensif. Data teoretis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengapilkasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya.
Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang;kedua, teknologi maju
merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan
kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan
teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan
dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat
dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang,
dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan
atau perkembangan itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam
pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori
mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan,
maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah
pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu
yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat
(Boediono, 1992:1-2).
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-Domar,
dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
a. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
b. Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
c. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan
sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga
naik, dan sebaliknya.
d. Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output
disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan begitu,
maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1992: 81-82).
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu
Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi yaitu:
a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang
modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
c. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,
berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap,
demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan
modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR).
Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP (Gross National Product)
dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal ini
menyangkut efektivitas dari tingkat investasi dalam maupun luar negeri.Selama dekade 10
tahun terakhir (periode 2000 – 2010) terlihat perubahan yang fluktuatif. Laju pertumbuhan
terbesar tercatat pada tahun 2000 dengan nilai GDP sebesar Rp. 1.389,8Triliundengan laju
pertumbuhan sebesar 4,89% dari tahun sebelumnya. Angka laju tersebut ternyata mengalami
peningkatan hingga pada klimaks peningkatanmaksimal pada tahun 2007 hingga mencapai
kondisi sebesar 6,35 % dengan nilai nominal Rp. 1964,0 Triliun.Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada tabel di bawah ini.
Mengapa suatu perekonomian dapat berkembang dengan cepat, tetapi terkadang tidak
mengalami perkembangan? Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
adakalanya bergerak dengan cepat, namun terkadang bergerak dengan lambat. Hal ini
dikarenakan ada faktor-faktor yang me- mengaruhinya. Berikut ini faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
2) Teknologi
Hingga saat ini, khususnya di negara yang sedang berkembang, tenaga kerja masih
merupakan faktor produksi yang dominan. Penduduk yang banyak akan memperbesar jumlah
tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan suatu negara itu menambah jumlah
produksi. Dengan demikian akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Apabila tenaga
kerja tersebut didukung dengan kualitas (pendidikan) tenaga kerja yang lebih baik, maka
akan lebih meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Dengan demikian,
peningkatan tersebut akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam, seperti tanah,
iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam
usahanya mencapai kemakmuran. Sumber daya alam akan dapat mempermudah usaha untuk
membangun perekonomian suatu negara.
Menurut Jhingan bahwa tersedianya sumber daya alam secara melimpah belum cukup
bagi pertumbuhan ekonomi, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya
alam tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian sumber daya alam yang tersedia
yang dimanfaatkan secara optimal akan membantu dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Walaupun kekayaan alam mempunyai peran yang penting, hal ini tidaklah berarti
bahwa perkembangan ekonomi sangat tergantung pada banyaknya kekayaan alam suatu
negara. Perkembangan ekonomi di negara Belanda, Jepang, dan Korea Selatan membuktikan
bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti, perkembangan ekonomi
negara-negara tersebut pun berkembang pesat.
5) Manajemen
Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat apabila dikelola dengan
baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan manajemen. Seperti halnya bangsa
Indonesia, memiliki potensi sumber daya alam yang beragam dan melimpah serta jumlah
penduduk yang besar, apabila potensi yang ada dikelola dengan baik maka dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi.
6) Kewirausahaan
7) Informasi
Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang
efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang. Informasi sangat menunjang
pertumbuhan ekonomi karena pelaku-pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.
2.4 TEORI-TEORI PERTUMBUHAN AHLI EKONOMI KLASIK
Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis pada bagia kedua abad ke 18 dan
permulaan abad ke 20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik. Kaum klasik dibedakan
menjadi dua golongan: (i) yang disebut golongan klasik saja-dan merupakan ahli-ahli
ekonomi yang mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870;dan (ii) kaum Neo-Klasik
yang merupakan ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sesudah tahun tersebut.
Termasuk golongan pertama adalah Adam Smith,David Ricardo,Robert Malthus,dan John
Stuart Mill. Sedangkan golongan yang kedua adalah Carl Menger Wicksel. Dari kedua
golongan ekonomi klasik tersebut,kaum Neo-Klasik merupakan ahli yang banyak
mencurahkan perhatian kepada sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pensek dan
sedikit sekali menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi. Dari pandangan ini selanjutnya
mereka berpendapat bahwa pembangunan ekonomi,walaupun berjalan dengan lancer dan
teratur.
Ahli-ahli ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah
pembangunan,terutama ingin mengetahui tentang sebab-sebab perkembangan ekonomi
dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Dalam membahas kedua persoalan
ini mereka mempunyai pandangan yang agak berbeda antara satu dengan lainnya.
1. Pada permulaanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative cukup banyak.
2. Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan bertambah, maka
upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk.
3. Sesudah tahap tersebut,tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada
tingkat yang minimal
Beberapa Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum Klasik dalam
garis besarnya mengemukakan pandangan berikut:
1. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat factor,yaitu jumlah
penduduk,jumlah stock barang-barang modal,luas tanah,dan tingkat teknologi yang dicapai.
2. Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis
pendapatan,yaitu:upah para pekerja,keuntungan para pengusaha,dan sewa tanah yang
diterima pemilik tanah.
3. Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk.
4. Tingkat keuntungan merupakan factor yang menentukan besarnya pembentukan
modal;apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan
perekonomian akan mencapai tingkatstationary state.
5. Hukum hasil yang lebih makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga
mengakibatkan,tanpa adanya kemajuan teknologi,pertambahan penduduk akan menurunkan
tingkat upah,menurunkan tingkat keuntungan,akan tetapi menaikan tingkat sewa tanah.
Proses pembangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 11.1 dapat pula
dilihatmenggunakan Gambar 11.2. dalam Gambar 11.2 garis MR menunjukan nilai produksi
tambahan yang diciptakan oleh seorang pekerja yang baru. Berlakunya hukum hasil lebih
yang makin berkurang menyebabkan nilai MR bertambah rendah apabila jumlah tenaga kerja
yang digunakan bertambah besar. Garis AR menunjukan nilai pendapatan rata-rata.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Scuhmpeter tidak sependapat dengan pandangan ahli – ahli ekonomi klasik yang
menganggap bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual da
berjalan secara harmonis. Menurt pendapatnya, pertambahan pendapatan Negara dari masa ke
masa, perkembangananya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan oleh besarnaya
kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang menguntukngkan yang akan
dilakukan oleh para pengusaha. Pandangan Scumhpeter ini sangat sama dengan Marx, yang
juga berpendapat bahwa perkembangan ekonomi tidak selalu harmonis dan lancar, melaikan
selalu mengalami kemunduran – kemunduran ditengah – tengah kemajuan yang dicapai.
Perubahan – perubahan yang sangat mengurangi peranan para pengusaha dapat dibedakan:
dalam tiga golongan.
1. Perkembangan ekonomi akan menyebabkan kegiatan pembaharuan dan pengembangan
teknologi menjadi peristiwa yang rutin
2. Pembangunan ekonomi yang akan menghancurkan rangka dasar institusional system
kapitalisme yaitu mordenisasi akan menciptakan perusahaan raksaa yang dipimpin oleh
pimpinan perusahaan professional
3. Pembangunan ekonomi akan menyebabkan system politik dan pemerintah yang menjadi
dasar system kapitalisme yaitu system kerajaan dan tuan tanah mengalami kehancuran dan
digantiakan oleh system pemerintahan dan politik yang dikuasai oleh saudagar, pemilik
modal, dan industrialis.
BEBERAPA KESIMPULAN
Sumbangan Pemikiran Teori Pertumbuhan
Dari analisis faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan
bahwa tingkat dan laju pertumbuhan suatu perekonomian ditentukan oleh empat faktor:
1. luas tanah (termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya),
2. jumlah dan perkembangan penduduk,
3. jumlah stok modal dan perkembangannya dari tahun ke tahun,dan
4. tingkat teknologi dan perbaikannya dari tahun ke tahun.
Relevansinya untuk Negara Berkembang
Di dalam hubungannya dengan memahami masalah pembangunan dan bentuk kebijakan
pembangunan di negara berkembang, teori-teori pertumbuhan memberikan sumbangan
berikut:
1. Usaha-usaha untuk mempercepat pembangunan ekonomi di negara berkembang akan
dihambat oleh adanya jumlah penduduk yang sangat banyak dan perkembangnnya yang
sangat pesat.
2. Perbaikan pada tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk dalam suatu negara
memberikan berbagai sumbangan positif dalam menciptakan dan mengusahakan
pembangunan ekonomi.
3. Peningkatan dalam pembentukan modal akan dapat mempercepat proses pembangunan.
Begitu juga kemajuan teknologi yang digunakan dapat mempercepat pembangunan ekonomi.
4. Perbaikan teknologi yang digunakan biasanya hanya dapat dilakukan dengan mengadakan
penanaman modal.
5. Teori pertumbuhan klasik menyadari bahwa tanah dan kekayaan alam dapat juga
menentukan tingkat dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
6. Para pengusaha yang inovatif sangat penting peranannya dalam menentukan laju
pertumbuhan ekonomi suatu negar
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi pada
suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat
bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.Tekanannya
pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Menurut teori Solow-Swan garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori
Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
a. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
b. Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
c. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan
sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga
naik, dan sebaliknya.
d. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ΔK.
ARTIKEL 1
PembangunanEkonomiDiIndonesia salah satu masalah ekonomi di indonesia yang sering kita
jumpai adalah pengangguran yang tiap tahun semakin meningkat.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung”
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi
yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan
produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali
lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomiadalahadalahlebihlambatdaripotensinya.
1. Adam Smith
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran
suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya
sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan
pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith
percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua
unsur, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja
dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika
sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum
apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal
yang cukup.
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1,2,3,4,5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah
menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup
untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan
perekonomian mengalami kemandegan.
1. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output.
Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja
dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang
tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang.
Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam
berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q= Jumlah output yang dihasilkan
f=Fungsi
C= Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga
kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal
dan tenaga kerja.
1. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para
pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan
teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor nonekonomi.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.
Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari
alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar
produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Pembangunan ekonomi
Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya.
Memperhatikan pertambahan penduduk.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan –
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir setiap hari
beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh pemerintah. Indicator
adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah misalnya,
secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan
dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-indikator ini,
pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui secara pasti.
Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu
kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu
instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.
Indikator Moneter
Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh
masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni :
Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya, Indikator
memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini
dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode
pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Indikator Campuran
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan ekonomi
suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata tinggi dengan
TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat memperhatikan tingkat
pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang berkembang, pendidikan di
NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti tingkat melek huruf dan TPAk
serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari perbandingan tersebut, indicator
yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan
tingkat partisipasi pendidikan.
2.Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya kehidupan
bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit dan
ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup
yang tinggi.
3.Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing penduduk.
Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni sumber air
bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4.Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.
5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga
kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.
7.Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan
sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini
berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu
sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan
jumlah pemerkosaan per tahun.
Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlahlapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Baca Selanjutnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dankeluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"
di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai: perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasabarang faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan
dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi
yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat
perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan
mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah
adalah lebih lambat dari potensinya.
Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran
suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya
sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan
pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith
percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua
unsur, yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk.
2. Pertumbuhan output total.
Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.
Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja
dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika
sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum
apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal
yang cukup.
Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah
tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf
ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.
TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk
bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan
tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat
subsistence dan perekonomian mengalami kemandegan.
a. Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow
berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output.
Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja
dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang
tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang.
Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam
berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)
Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga
kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal
dan tenaga kerja.
Harrod dan Domar mengemukakan perlunya pembentukan modal sebagai syarat untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady growth). Menurut mereka, bila
pembentukan modal telah dilakukan pada suatu masa, maka pada masa berikutnya
perekonomian akan sanggup memproduksi barang-barang dalam jumlah lebih besar.
Keinginan masyarakat dalam pembentukan modal (berinvestasi) ditentukan oleh permintaan
agregat (keseluruhan) dari masyarakat dan oleh MEC (Marginal Efficiency of Capital), yakni
perbandingan antara pertambahan modal terhadap pertambahan output.
c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada inovasi dari para
pengusaha (wiraswasta). Dalam hal ini, inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan
teknologi yang baru di dunia usaha. Inovasi memiliki pengaruh sebagai berikut:
Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha
meningkatkan produk per kapita.
Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya.
Memperhatikan pertambahan penduduk.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan –
perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.
Indikator merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif yang hampir
setiap hari beberapa surat kabar menulis statistic yang baru dikeluarkan oleh pemerintah.
Indicator adalah sebuah instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal. Pemerintah
misalnya, secara regular mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari
aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indicator-
indikator ini, pola atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui
secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah ataupun lembaga yang
berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk mengawasi dan merumuskan suatu
kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa indicator pembangunan ekonomi adalah suatu
instrument untuk mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.
Indikator Non-Moneter
Indikator ini merupakan indicator yang diambil dari beberapa hal pokok yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan indicator sebelumnya,
Indikator memiliki beberapa macam-macam sub- Indikator. Berikut ini adalah uraiannya.
1. Indikator Sosial
Ahli Pembangunan Ekonomi yang bernama Beckerman membedakan berbagai penelitian
tentang cara-cara membandingkan tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok.
Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan
yang terjadi dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa Negara dengan cara
memperbaiki pelaksanaan dalam perhitungan pendapatan nasional biasa. Usaha ini dipelopori
oleh Colin Clark yang selanjutnya disempurnakan oleh Gilbert dan Kravis.
Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat
yang dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga disetiap Negara.
Kelompok ketiga, adalah usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari
setiap Negara berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter seperti, jumlah kendaraan
bermotor, konsumsi minyak, jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan, dan usaha ini
dipelopori oleh tokoh yang bernama Bennet.
Menurut Beckerman, dari tiga cara diatas, cara yang dirasa paling tepat adalah cara yang
dilakukan oleh Gilbert dan Kravis. Cara ini merupakan usaha untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan dan pembangunan di berbagai Negara dengan memperbaiki metode
pembanding dengan menggunakan data pendapatan nasional dari masing-masing Negara.
Indikator Campuran
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu indicator yang digunakan dalam mengukur pembangunan
ekonomi suatu Negara. Pada umumnya, dalam Negara maju tingkat pendidikan rata-rata
tinggi dengan TPAK dari tahun ketahun selalu meningkat. Negara maju sangat
memperhatikan tingkat pendidikan para penduduknya. Berbeda dengan Negara sedang
berkembang, pendidikan di NSB masih rendah jika dibandingkan Negara maju. Terbukti
tingkat melek huruf dan TPAk serta angka partisipasi sekolah masih rendah. Sehingga, dari
perbandingan tersebut, indicator yang dapat diukur dalam pendidikan yakni ; tingkat
pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat partisipasi pendidikan.
2. Kesehatan
Kesehatan merupakan hak asasi yang harus dipenuhi demi keberlangsungannya
kehidupan bermasyarakat. Indikator tingkat kesehatan dapat dilihat dari rata-rata hari sakit
dan ketersediaannya fasilitas kesehatan. Ketika terpenuhinya pembangunan ekonomi berupa
kesejahteraan dalam bidang kesehatan, dapat dilihat dari beberapa indikasi berupa tingkat
mortalitas yang rendah, angka pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan angka harapan hidup
yang tinggi.
3. Perumahan
Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi oleh masing-masing
penduduk. Indicator perumahan yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan penduduk yakni
sumber air bersih dan listrik, sanitasi, dan mutu rumah tinggal.
4. Angkatan Kerja
Penduduk yang dikatakan angkatan kerja adalah orang yang telah berumur 15-64 tahun.
Angkatan kerja ini juga dibagi lagi menjadi dua yakni bekerja dan sedang mencari pekerjaan
(Menganggur). Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan angkatan kerja
adalah, partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, dan status
pekerjaan.
5. KB dan Fertilitas
Indikator yang dapat digunakan yakni, penggunaan asi, tingkat imunisasi, kehadiran
tenaga kesehatan pada kelahiran, dan penggunaan alat kontrasepsi.
6. Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya di ikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat Indikator ekonomi itu sendiri, yakni tingkat
pendapatan dan konsumsi per kapita.
7. Kriminalitas
Pada dasarnya Negara maju memiliki tingkat kriminalitas yang rendah, hal ini disebabkan
sudah lengkapnya alat keamanan Negara yang digunakan oleh Negara tersebut. Hal ini
berbeda dengan keadaan di Negara sedang berkembang. Di NSB, banyak terjadi kriminalitas
yang disebabkan beberapa factor seperti adanya cultural shock, ketidak mampuan dalam
memenuhi kebutuhan, dan adanya kepentingan dari suatu pihan. Indicator kriminalitas itu
sendiri diantaranya adalah, jumlah pencurian per tahun, jumlah pembunuhan per tahun, dan
jumlah pemerkosaan per tahun.
8. Perjalanan Wisata
Indikatornya adalah frekuensi perjalanan wisata per tahun.
9. Akses Media Massa
Akses media bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam masyarakat itu
sendiri. Indikatornya antara lain : jumlah surat kabar, jumlah radio, dan jumlah televisi.
a. Kemiskinan
b. Keterbelakangan
c. Lapangan Kerja
d. Pemerataan Pembangunan
ARTIKEL 3
Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak
pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan
tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan
terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu
melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun
terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan
sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang
secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat.
4.1 Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan
dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara
global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak
seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2) Politik ekonomi yang tidak sehat.
3) Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4) Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5) Beban hutang
6) Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang