Anda di halaman 1dari 10

PERTUMBUHAN EKONOMI I: AKUMULASI

MODAL DAN PERTUMBUHAN POPULASI

Disusun Oleh:
Devi Aprilia Ningsih (0503182135)
Ananda Rezeki Isnaini (0503181072)
Dalam pembahasan Bab ini yaitu dengan mengembangkan
teori pertumbuhan ekonomi model pertumbuhan solow
(Solow geowth model ). Model pertumbuhan Solow
menunjukkan bagaimana tabungan, pertumbuhan populasi,
dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output
perekonomian serta pertumbuhannya sepanjang waktu.

A. Akumulasi Modal
Model pertumbuhan solow di rancang untuk menunjukkan
bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan
angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam
perekonomian, serta bagaimana pengaruh terhadap output
barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan.
 Penawaran dan Permintaan terhadap Barang
Penawaran barang dalam model solow didasari pada
fungsi produksi yang sudah dikenal, yang menyatakan
bahwa output bergantung pada persediaan dan angkatan
kerja:
Y= F (K,L)

Model pertumbuhan Solow mengasumsikan bahwa


fungsi produksi memiliki skala pengembalian konstan
atau skala hasil konstan (constant returns to scale).
Permintaan terhadap barang dalam model Solow
berasal dari konsumsu dan investasi. Dengan kata lain,
output per perkerjaan y merupakan konsumsi per
perkerja c dan investasi per pekerja i:
y= c + i
Persamaan itu adalah versi per perkerja dan identitas
perhitungan pendapatan nasional untuk suatu perekonomian.
 Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan
Persediaan modal adalah determinan output perekonomian
yang penting karena persediaan modal bisa berubah sepanjang
waktu, dan pertumbuhan itu bisa mengarah kepertumbahan
ekonomi. Biasanya, terdapat dua kekuatan yang
mempengaruhi persediaan modal: investasi dan depresiasi.
Investasi mengacu pada pengeluaran untuk peluasan usaha
dan peralatan baru, dan hal itu menyebabkan persediaan
modal bertambah. Depresiasi (depreciation) mengacu pada
penggunaan modal, dan hal itu menyebabkan persediaan
modal berkurang.
 Bagaimana Tabungan Mempengaruhi
Pertumbuhan
Apabila tingkat tabungan meningkat, secara otomatis
investasi menjadi lebih tinggi, tetapi persediaan modal dan
depresiasi tidak berubah. Model Solow menunjukkan
bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting dari
persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tingkat
tabungan tinggi, perekonomian akan mempunyai
persediaan modal yang besar dan tingkat output yang
tinggi. Jika tingkat tabungan reendah, perekonomian akan
memiliki persediaan modal yang kecil dan tingkat output
yang rendah. Konsekuensi jangka-panjang dari penurunan
tingkat tabungan adalah persediaan modal dan pendapatan
nasional yang lebih rendah. Ini sebabnya banyak ekonomi
bersikap kritis terhadap defisit angkaran yang terjadi secara
terus-menerus.
B. Tingkat Modal Kaidah Emas
Ketika memilih kondisi mapan, tujuan pembuat kebijakan
adalah memaksimalkan kesejahteraan individu yang
membentuk masyarakat. Individu itu sendiri tidak perduli
pada jumlah modal dalam perekonomian, atau bahkan
jumlah output. Mereka hanya perduli pada jumlah barang
dan jasa yang mereka konsumsi. Jadi , seorang pembuat
kebijakan jeli akan memilih kondisi mapan dengan tingkat
konsumsi yang tertinggi. Nilai kondisi mapan yang
mememaksimalkan konsumsi disebut tingkat modal kaidah
emas (Golden rule level of capital). Konsumsi pada kondisi
mapan adalah sisa dari output kondisi mapan setelah
dikurangi depresiasi pada kondisi mapan. Sedangkan, pada
tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal sama
dengan tingkat depresiasi. Pada tingkat modal Kaidah Emas,
produk marjinal modal setelah depresiasi sama dengan nol.
Ingatlah bahwa perekonomian tidak secara otomatis
terdorong ke arah kondisi mapan kaidah emas. Jika kita
menginginkan persediaan modal pada kondisi mapan
tertentu, sebagimana kaidah emas, kita membutuhkan
tingkat tabungan tertentu untuk mendukung . Jika tingkat
tabungan lebih tinggi maka pada persediaam modal pada
kondisi mapan akan lebih tinggi. Jika tingkat tabungan
lebih rendah , maka persediaan modal pada kondisi
mapan akan terlalu rendah. Demikian pual, konsumsi
pada kondisi mapan juga akan lebih rendah ketimbang
konsumsi pada kondisi mapan Kaidah Emas.
C. Pertumbuhan Populasi
Model Solow dasar menunjukkan bahwa akumulasi modal, dengan
sendirinya, tidak bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjuta: tingkat tabungan yang tinggi menyebabkan pertumbuhan
yang tinggi secara temporer, tetapi perekonomian pada akhirnya
mendekati kondisi mapan dimana modal dan output konstan.
Pertumbuhan populasi membedakan model solow dalam 3 cara..
Pertama pertumbuhan populasi kian mempermudah kita dalam
menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dalam kondisi
mapan dengan pertumbuhan populasi , modal per pekerja dan output
per pekerja konstan. Namun, karena jumlah pekerja bertambah pada
tingkat n, modal total dan output total juga harus bertambah pada
tingkat n. Dengan demikian, meskipun tidak dapat menjelaskan
pertumbuhan yang berkelanjutan dalam standar kehidupan (karena
output per pekrja adalah konstan dalam kondisi mapan), pertumbuhan
populasi akan membantu menjelaskan pertumbuhan output total yang
berkelanjutan. Pertumbuhan populasi yang tinggi cenderung mempunyai
tingkat pendapatan perkapita yang rendah.
Pertumbuhan populasi yang tinggi mengurangi output per
pekerja karena pertumbuhan jumlah pekerja yang sangat cepat
akan membuat persediaan modal lebih banyak , sehingga pada
kondisi mapan, setiap pekerjadilengkapi dengan modal yang
lebih sedikit . Ada 2 model yang pertama menekankan
interaksi antara populasi dengan sumber daya alam dan yang
lainnya menekankan interaksi populasi dengan teknologi.
 Model Malthusian , pada bukunya yang berjudul An Essay on
the Principle of Population as it Effects the future
Improvement of Society, ekonomi terdahulu Thomas Robert
Malthus (1766- 1834) memperlihatkan apa yang mungkin
dapat disebut ramalan paling mengerikan sepanjang sejarah.
Malthus memperkirakan bahwa semakin meningkatnya
populasi akan secara terus- menerus membebani kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Menurut
prediksinya umat manusia selamanya akan hidup dalam
kemiskinan.
 Model Kremerian, disaat Melthus melihat pertumbuhan
populasi sebagai ancaman bagi peningkatan standar
hidup, ekonom Michael Kremer memberikan pendapat
bahwa pertumbuhan populasi adalah kunci dalam
memajukan kesejahteraan ekonomi. Menurut kremer,
dengan semakin banyak penduduk, maka akan semakin
banyak pula ilmuwan, penemuan, dan ahli mesin yang
akan memberikan kontribusi pada inovasi dan
kemajuan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai