Anda di halaman 1dari 4

RESENSI BUKU STUDI ISLAM

PENDEKATAN DAN METODE

KARYA

Dr. ZAKIYUDDIN BAIDHAWY M. Ag

( Resensi ini disusun guna memenuhi tugas ujian tengah semester ganjil )

Dosen Pengampu: Dr. Zakiyuddin Baidhawy M. Ag

Oleh:

ABDUL GHOFUR

N I M : 12010160003

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2016
1. PENDAHULUAN
Judul Buku : Studi Islam Pendekatan dan Metode
Penulis : Dr. Zakiyuddin Baidhawy M. Ag
Penerbit : Insan Madani
Cetakan Pertama : Juli 2011
Tebal buku : 314 halaman
Jumlah bab : 15 bab
2. Biografi Penulis
Dr. Zakiyuddin Baidhawy lahir di Indramayu Jawa Barat, beliau sekarang tinggal di
Salatiga. Menyelesaikan s1 Fakultas Agama Islam (Perbandingan Agama) Universitas
Muhammadiyah Surakarta pada tahun 1994, pernah menjadi santri di Pondok
Pesantren Hujjah Nuruyah Shabran selama 4 tahun tepatnya pada tahun 1990-1994.
Kemudian melanjutkan pendidikan S-2 pada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta pada tahun 1999 dan s-3 pada Universitas yang sama pada tahun 2007.
Beliau pernah menjadi staf Edukatif pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, aktif juga diberbagai Media dan Jurnal Ilmiah, aktifitas dan pengalaman
Internasional.
3. Tujuan Penulis
Indonesia merupakan suatu negara yang umat muslimnya terbesar di seluruh dunia,
oleh karena itu mereka jangan sampai menjadi penonton di pinggir lapangan saja
tetapi harus ada yang berkiprah dan mencurahkan pikirannya untuk mengembangkan
islam ini melalui penelitian-penelitian.
4. Synopsis
Studi Islam sebagai suatu disiplin dengan metodologi, materi dan tek-teks
kuncinya didefinisikan sebagai studi tentang tradisi keagamaan klasik dan ilmu
keagamaan klasik, karena ada di jantung kebudayaan yang dipelajari dalam peradapan
islam dan agama Islam.1metodologi Studi Islam, Dimensi Keilmuan dan Keagamaan,
Kajian Islam di Barat enggunakan metodologi pengajaran yang dilandaskan pada
obyektifitas dan integritas, pandangan akaeik Barat tentang Isla seperti Orientalism,
ilu sosial atau antropologi kontemporer.
Tidak semua kritik yang datang dari barat itu bersifat negatif atau kritik
radikal, namun juga terdapat kritik yang seimbang. Pandangan dunia Islam berbeda
dari pendekatan Barat terhadap pengetahuan ilmiah. Faruqi memaparkan bahwa ilmu-
ilmu sosial memperoleh posisi mandiri di unuversitas-universitas satu abad yang lalu,
padahal akal yang telah membawa pada penemuan dan keberhasilan pada dua abad
lebih.
Ruang lingkup kajian tentang Studi Islam ini menghendaki adanya obyek
sebagai kajian utama dan menuntut adanya kejelasan obyek agar para pengkaji mudah
dalam menentukan batasan-batasan akan ruang lingkup suatu studi. Joachi Wach
menjelaskan beberapa kriteria mengenai pengalaman keagamaan, diantaranya

1
Zakiyuddin Baidhawy. Studi Islam:: Pendekatan dan Metode (Yogyakarta: Insan Madani. 2011). Hlm 2
Pengalaman keagamaan merupakan suatu respon terhadap apa yang dialami sebagai
realitas ultim.
Studi Islam muncul pertama kali pada abad ke-9 di Irak, dan bukan hanya
berkembang pada diri internal Islam saja, namun juga telah menjadi obyek kajian-
kajian utama di dunia Barat. Bahkan sejak abad ke-7 sebelum adanya Islam bangsa
arab sudah dikenal oleh yahudi dan Yunani kuno dan para pendiri gereja. Studi Islam
untuk tujuan-tujuan misionaris dimulai pada abad ke-12 pada masa Peter Agung
(1092-1156), seorang biarawan Clunny di Prancis.2
Pada awal abad ke-20 studi Islam tela menjadi suatu disiplin yang mandiri
yang satupun wakil-wakil terkemuka dari disiplin baru ini berasal dari teolog
terkemuka protestan. Disiplin ini mencari oreintasi di bidang ilmu pengetahuan yang
para wakilnya mencari pertukaran dengan para spesialis di bidang ini, sehingga tidak
menjadikan Kebudayaan Timur sebagai obyek kajian kebudayaan asing yang
dipelajari dengan maksud untuk menguasainya.
Menurut margaralith dan Buruma Oksidentalisme adalah suatu perang
melawan gagasan tertentu dari Barat yang bukan merupakan hal baru atau unik bagi
kaum ekstrimis islamis. Kaum jihadi kini melihat Barat sebagai sesuatu yang tidak
manusiawi, harus dihancurkan seperti halnya penyakit kanker. Adapaun gagasan
Oksidentalisme ini memiliki akar sejara panjang menedahului berbagai bentuk apapun
dari imperalisme Amerika.3 Menurut Baruna Oksidentalisme bukan bicara tentang
kebencian terhadap kebijakan barat, namun kebencian terhadap ide-ide barat yang
sangat merugikan.
Dalam model-model pendekatan Islam, studi Islam dalam pengertiannya
merupakan disiplin intelektuail yang mana kajiannya membentuk inti dari studi Islam,
beberapa contoh pendekatan yaitu pendekatan secara i’jaz klasik atau lebih dikenal
dengan Qur’ani yang masih menggunakan metode-metode yang digunakan para
ulama zaman dahulu. Sedangkan metode pendekatan sastra modern menggunakan
sisten kesastraan Qur’an yang lebih kompleks dari pendekatan-pendekatan yang
sudah ada. Kemudian pada abad ke-20 muncul 4 pendekatan yaitu :
a. Pendekatan secara tajdid sebagaimana yang telah dipelajari oleh para pelajar dan
mahasiswa di zaman sekarang ini.
b. Pendekatan Ijma’i atau juz’i yaitu metode kajian Qur’an secara kronologis dan
memaparkan apa yang terkandung dalam Qur’an sesuai urutan bacaan pada
mushaf Ustmani.
c. Pendekatan Seumatik yaitu suatu pendekatan untuk mengukur ketepatan dan
struktur dalam Al-Qur’an.
d. Pendekatan tematik atau ayat per ayat yaitu suatu pendekatan yang digunakan
untuk mengambil tema tertentu berbagai ajaran yang terkandung dalam Al-
Qur’an.
Hadits merupakan sumber utama Islam kedua setelah Al-Qur’an. Ada 3
metodologi baru yang berkembang dalam studi hadits, yaitu:

2
Zakiyuddin Baidhawy. Studi Islam:: Pendekatan dan Metode (Yogyakarta: Insan Madani. 2011). hlm 41
3
Zakiyuddin Baidhawy. Studi Islam:: Pendekatan dan Metode (Yogyakarta: Insan Madani. 2011). hlm 56
1) Analisis Isnad terhadap hadits-hadits ahad, metodologi ini secara luas tela
diterapkan oleh sarjana Belanda GHA. Juynboll (1989)
2) Analisis teks (matn) hadits yang dikembangkan melalui penyelidikan varian teks-
teks hadits,
3) Kombinasi pendekatan analisis teks dan analisis isnad, yang menggunakan
pendekatan ini adalah Gregor Schoeler dan Motzki (1992).4
Kajian hadits yang pertama yaitu pandangan orientasi terhadap hadits,
kemudian kajian hadits menurut sarjana barat dan muslim, dan ada juga dari kajian
sarjana muslim modern yang muncul pada abad 20-an, kemudian muncul pendekatan
hadits revolusioner yang digagas oleh Al-Albani yang merupakan muhadits
kontemporer.
Model kajian berikutnya yaitu model kajian ilmu kalam, yang dapat diartikan
sebagai diskusi, argumen, atau perdebatan. Ilmu ini merupakan bahasan tentang
keimanan islam atau ushuluddin yang menjawab berbagai keraguan didalamnya. Kaum
muslimin berbeda-beda dalam masalah hukum fikih mengikuti berbagai madzhab yang
terbagi menjadi beberapa kelompok, seperti Ja’fari, Zaidi, Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali, yang mana masing-masing memiliki fikih sendiri.5
Model kajian selanjutnya yaitu model kajian tasawuf atau mistisme yaitu
fenomena universal yang menggambarkan upaya manusia untuk meraih kebenaran.
Ada juga model kajian fikih dan Ushul Fikih yang mempunyai hubungan yang sangat
erat.
5. Kekurangan
Kekurangan dari buku ini adalah tentang penggunaan bahasa yang tidak mudah untuk
dicerna oleh masyarakat yang SDM nya kurang memadai jadi harus ada penafsiran
atau mungkin bisa dipertebal lagi sehingga muncul jilid 2 atau bahkan jilid 3 sehingga
buku ini memang benar-benar dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
6. Kelebihan
Dengan membaca karya beliau bapak Dr. Zakiyuddin Baidhawy,M.Ag ini kita semua
bisa terbuka wawasan kita dan bisa mengetahui kapasitas penulis dan dengan
banyaknya argumen yang telah dipaparkan dalam bukunya menunjukkan kedalam
wawasan dan pengetauan penulis.

4
Zakiyuddin Baidhawy. Studi Islam:: Pendekatan dan Metode (Yogyakarta: Insan Madani. 2011). hlm 100
5
Zakiyuddin Baidhawy. Studi Islam:: Pendekatan dan Metode (Yogyakarta: Insan Madani. 2011)., hlm 128

Anda mungkin juga menyukai