Disusun oleh :
Alya Diniya
Amalia Qurrotu’aini
Anaa Mardhiyyah
SURAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada
waktunya
Makalah ini ditulis dalam upaya mempelajari alternatif terhadap metode dan
pendekatan di dalam mempelajari islam yang mana kita terbiasa dalam masyarakat
menerima ajaran dalam satu jalur baik disekolah maupun di tempat tempat kajian yang
hal ini dapat dipahami yaitu untuk mempermudah pengamalan, dan efek dari metode
pengajaran ini adalah munculnya kegagapan dalam masyarakat dalam menerima
perbedaan sehingga muncul perselisihan di kalangan masyarakat.
Tentu saja makalah ini masih banyak kekurangan disana sini yang jauh dari kata
sempurna oleh karena itu bimbingan, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan untuk menambah wawasan dan menyempurnakan makalah ini.
Sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada ustadz Jiyanto, S.Pd.I., M.Pd.I selaku
dosen mata kuliah metodologi islam yang telah memberikan kami tugas ini sehingga
kami mendapatkan kesempatan untuk memperdalami pelajaran ini, kami ucapkan juga
terimakasih kepada semua pihak yang sudah mau membagi ilmu dan pengalamannya
dalam merancang makalah dan pembelajaran ini. Semoga makalah ini memberi kita
semua manfaat aamiinn
Solo, 14 september 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Studi Islam, sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam tentang Islam dan
segala seluk-beluk yang berhubungan dengan agama Islam, sudah tentu mempunyai
tujuan yang jelas, yang sekaligus menunjukkan kemana studi Islam tersebut
diarahkan. Dengan arah dan tujuan yang jelas itu, maka dengan sendirinya studi Islam
akan merupakan usaha sadar dan tersusun secara sistematis.
Adapun arah dan tujuan dalam studi islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama Islam yang
asli, dan bagaimana penjabaran serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama Islam yang
tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya.
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai - nilai dasar ajaran
agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan
serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman
modern ini.
- Definisi metode
Istilah motodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni methodos dan logos. Methodos
berarti cara, niat dan selukbeluk yang berkaitang dengan upaya menyelesaikan
sesuatu. Sementara logos berarti ilmu pengetahuan, Cakrawala dan wawasan.
Dengandemikian, metodologi adalah pengetahuan tantang cara-cara yang berlaku
dalam kajian atau penelitian. Selaian itu metodologi adalah pengetahuan tentang
berbagai metode yang dipergunakan dalam pengetahuan. Louay Safi
mendepenisikan metodologi sebagai bidang pengetahuan ilmiah yang berhubuangan
dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan dalam mengkaji
fenomena alam dan manusia, atau dengan redaksi yang lain, metedologi adalah
bidang pengetahuan ilmiah yang membenarkan mendeskripsikan dan menjelaskan
aturan-aturan, prosedur, metode ilmiah
Istilah studi islam sendiri dalam diskurus barat adalah islamologi klasik atau
ilmu keislaman pada dasarnya sama dengan Islamic studies atau kajian
keislaman yang dalam bahasa arab disebut dirosah islamiyah, istilah yamg
mirip dengan majlis ta’lim namun sebenarnya dua hal ini sangat bertolak
belakang, majlis ta’lim bersifat doktriner dengan tujuan meningkatkan
keagamaan seseorang dengan pemahaman dan praktik, sementara islamologi
tidak bertanggung jawab atas keagamaan individu,
Dengan kata lain, studi islam atau dikenal dengan kajian keislaman
tersebut diartikan dalam konteks Islamic studies yang berkembang dengan
akademi tradisi barat ia tidak sama dengan artian pendidikan islam atau
attarbiyah alislamiyah yang secara konvesional lebih merupakan proses
transmisi ajarn agama dari generasi ke generasi karena itu ia tidak saja
melibatkan aspek koknitif,pengetahuan tentang ajaran ajaran islam, tetapi juga
aspek afektif dan sikomotorik menyangkut bagaimana sikap atau pengalaman
atas ajaran ajaran islam ( adapun kajiann keislaman lebih merupakan usaha kritis
terhadap teks, sejarah, doktrin, pemikiran, dan institusi keislaman dengan
menggunakan pendekatan pendekatan tertentu yang secara popular dikalaangan
akademik dianggap ilmiyah, kajiann seperti ini pada dasarnya tidak selalu
diarahkan untuk menemukan keimanan atau mempertahankan ajaran yang
dikajinya artinya memiliki impliksasi untuk menolak atau mempercayainya.
Pada saat ini, umat Islam sedang menghdapi tantangan dari kehidupan dunia dan
budaya modern, studi keIslaman menjadi sangat urgen. Urgensi studi Islam dapat
dipahami dan diuraikan sebagai berikut:
Saat ini umat Islam masih berada dalam posisi marginal dan lemah dalam segala
bidang kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi ini, umat Islam harus bisa
melakukan gerakan pemikiran yang dapat menghasilkan konsep pemikiran yang
cemerlang dan operasional untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan
tersebut. Dalam posisi problematis ini, jika umat Islam hanya berpegang pada ajaran
ajaran Islam hasil penafsiran ulama‘ terdahulu yang merupakan warisan doktriner
turun temurun dan dianggapnya sebagai ajaran yang sudah mapan, sempurna, dan
sudah paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan pemikiran ulang, berarti
mereka mengalami kemandekan intelektual yang pada gilirannya akan menghadapi
masa depan yang suram. Di sisi lain, jika umat Islam melakukan usaha pembaruan
dan pemikiran kembali secara kritis dn rasional terhadap ajaran-ajaran agama Islam
guna menyesuaikan terhadap tuntutan perkembangan zaman dan kehidupan modern,
maka akan dituduh sebagai umat yang meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap
ajaran Islam warisan ulama‘ terdahulu yang dianggapnya sudah mapan dan
sempurna tersebut. Melalui pendekatan yang bersifat rasional-obyektif, studi Islam
diharapkan:
a) Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi
yang problematis tersebut
b) Dapat mengarah kepada dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha
pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran agama Islam agar mampu beradaptasi
dan menjawab tantangan zaman dan dunia modern denga tetap berpegang teguh
pada sumber ajaran agama Islam yang asli, yaitu Al-Qur‘an dan as-Sunnah;
c) Mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat Islam, agar tetap
menjadi seorang muslim sejati, yang mampu menjawab tantangan pada era
globalisasi ini
Pada suasana smacam ini tentunya umat manusia membutuhkan aturan-aturan, nilai-
nilai dan norma-norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal dan diakui
atau diterima oleh semua bangsa. Sementara itu tekhnologi modern jusru semakin
menjadikan manusia-manusia modern kehilangan identitas diri, menurunkan derajat
kemanusiaan, dan menyebabkan terjadinya proses dehumanisasi, yang menjadikan
manusia kehilangan sifat sifat manusiawinya.
Dengan demikian, manusia modern pun berada dalam kondisi yang serba
problematis. Jika ilmu pengetahuan dan tekhmologi modern dibiarkan berkembang
terus secara bebas tanpa kontrol dan pengarahan, maka akan menyebabkan
terjadinya kehancuran dan malapetaka yang mengancam kelangsungan hidupnya dan
peradaban manusia itu sendiri. Pengetahuan menjadi terpisah dari nilai; kekuatan
besar telah dicapai,tetapi tanpa kebikajsanaan Manusia telah menciptakan kekuatan
besar dalam bidang sains dan tehnologi, tetapi kekuatankekuatan itu sering digunakan
untuk merusak (destruktif).
Dewasa ini kehadiran agama semangkin dituntut agar ikut terlibat secara aktif dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidah boleh
hanya sekadar lambang kesalehan atau terhenti sekedar disampaikan didalam khutbah,
melainkan secara konsepsional harus menunjukan cara-cara yang palinh efektip dalam
memecahakan masalah.Tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab
manakala pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan
tiologisnormatif dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan
pendekatan secara operasional konseptual dan dapat memberikan jawaban terhadap
masalah yang timbul. Berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami
agama, yaitu :
1. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya. Sosiologi
mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara yang terbentuk dan tumbuh
serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya,
keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap
persekutuan hidup manusia.
Pendekatan sosiologis dibedakan dari pendekatan studi agama
lainnya karena fokus perhatiannya pada interaksi antara agama dan
masyarakat. Teori sosiologis tentang watak agama serta kedudukan
dan signifikansinya dalam dunia sosial, mendorong di tetapkannya
serangkaian kategori-kategori sosiologis, meliputi:
a. Stratifikasi sosial, seperti kelas dan etnisitas
b. Kategori bisosial, gender perkawinan, keluarga masa kanak-kanak dan usia
c. Pola organisasi sosial, meliputi politik, produksi ekonomis, sistem-sistem
pertukaran dan birokrasi.
d. Proses sosial, seperti formasi batas, relasi intergroup, interaksi personal,
penyimpangan, dan globalisasi. (Peter Conolly, 2002, 283).
Dalam al-Quran terdapat tuntunan yang banyak membicarakan realitas tertinggi yang
menunjukan bahwa ia, secara filosofis, tidak menerima selainnya. Namun disisi lain
(sosiologis), ia juga dengan sangat toleran menerima kehadiran keyakinan lain (lakum
dinukum waliyaddin)
2. Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa
tersebut. Menurut ilmu ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan
peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa
tersebut, dan lain sebagainya,
3. Pendekatan antropologis
Pendekatan ini dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahamai agama
dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Melalui perndekatan ini agama tamapak lebih akrab dan dekat dengan
masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan
jawabannya.
Melalui pendekatan antropologi sosok agama yang berada pada daratan empirik akan
dapat dilihat serat-seratnya dan latar belakang mengapa ajaran agama tersebut muncul
dan dirumuskan. Antropologi berupaya melihat hubungan antara agama dengan
berbagai pranata yang terjadi dimasyarakat. (Abuddin Nata: 2004, 391).
Dalam pendekatan ini kita melihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan etos
kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan ini, jika ingin
mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang maka dapat dilakukan dengan
cara mengubah pandangan keagamaan. Selanjutnya melalui pendekatan antropologis
ini, kita dapat melihat agama dalam hubungannya dengan mekanisme
pengorganisasian. Salah satu konsep kunci terpenting dalam antropologi adalah
modern adalah holisme, yakni pandangan bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti
dalam konteks dan secara esensial dilihat sebagai praktik yang berkaitan dengan yang
lain dalam masyarakat yang sedang diteliti. Para antropologis harus melihat agama
dan praktikpraktik pertanian, kekeluargaan dan politik, magic dan pengobatan (secara
bersama-sama maka agama tidak bisa dilihat sebagai system otonom yang tidak
terpengaruh oleh praktik-praktik sosial lainnya.
4. Pendekatan Psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah jiwa yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala
perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Daradjat, perilaku seseorang yang
tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Ilmu jiwa
agama sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Daradjat, tidak akan mempersoalkan
benar tidaknya suatu agama yang dianut seseorang, melainkan yang dipentingkan
adalah bagaimana keyakinan agama tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku
penganutnya. Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat
keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan
sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan
tingkatan uasianya. Dengan ilmu agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok
untuk menanamkannya. Label psikologi agama seolah menunjukan bahwa bidang ini
merupakan cabang psikologi yang concern dengan subjek agama, sejajar dengan
psikologi pendidkan, atau psikologi olahraga, atau psikologi klinis. Akan tetapi
kenyataanya, psikologi agama berada di bagian luar mainstream psikologi.
C. Sejarah dalam perkembangan studi islam
studi islam pada era kejayaan islam,studi islam dipusatkan di ibu kota Negara
yaitu Baghdad, istana dinasti bani abbas pada zaman al makmum ( 513 – 533 H)
putra harun ar rasyid, didrikan bait alhikmah yang dipelopori oleh khalifah
sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan denga wajah ganda, sebagai
perpustakaan dan sebagai lembaga pendidikan sekolah dan penerjemahan karya
karya yunani kuno sebagai akslerasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan
studi islam sekarang ini berkembang hampir diseluruh Negara di dunia, baik
didunia islam maupun non islam di dunia islam terdapat pusat pusat studi islam
seperti universitas alazhar kairo mesir, universitas ummul qura makkah, dan
universitas madinah, di teheran juga terdapat universitas Teheran di universitas
ini studi islam dilakukakan difakultas kulliyat ilahiyyat atau fakultas agama, di
universitas damaskus atau syiria studi islam ditampung pada fakultas syariah
yang di dalamnya terdapat program studi syariah ushuluddin dan sejenisnya
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Dengan demikian dapat dipahami, Metodologi Studi Islam adalah prosedur yang
ditempuh dalam mempelajari Islam dengan cepat, tepat dan menyeluruh, yakni dari
berbagai aspeknya dan berbagai alirannya. Karenanya Metodologi Studi Islam
mempunyai arti penting dalam menempuh prosedur studi Islam yang dapat
mengubah pemahaman masyarakat Muslim Indonesia dari pemahaman semula yang
sempit menjadi pemahaman yang luas. Dari sikap yang ekstrim menjadi sikap yang
toleran, bijaksana. Sikap toleran tidak berarti akidahnya lemah. Posisi akidah seperti
dikatakan Ahmad Tafsir7 bahwa dalam keseluruhan ajaran Islam sangat penting.
Akidah adalah bagian dari ajaran Islam yang mengatur cara berkeyakinan. Pusatnya
ialah keyakinan kepada Tuhan. Akidah merupakan fondasi ajaran Islam secara
keseluruhan, di atas akidah itulah keseluruhan ajaran Islam berdiri dan didirikan.
Karena kedudukan akidah demikian penting, maka akidah seseorang muslim harus
kuat. Dengan kuat akidahnya akan kuat pula keislamannya secara keseluruhan. Untuk
memperkuat akidah perlu dilakukan sekurang-kurangnya dua hal:
1. Mengamalkan keseluruhan ajaran Islam sesuai kemampuan secara sungguh
sungguh.
2. Mempertajam dan memperluas pengertian tentang ajaran Islam. Jadi akidah dapat
diperkuat dengan pengamalan, pengalaman dan pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurhasanah bakhtiar Marwan, Metodologi studi islam, cahaya firdaus, pekanbaru 2016
2. Dr. Fathurrahman muhtar, M.Ag. Metodologi studi islam, PIU IsDB, mataram
3. Nurliana damanik,prof. Dr H hasan bakti nasution, MA. Metodologi studi islam, medan 2018
4. Drs. Abuy sodikin badrussalam, S.Ag. Metodologi studi islam,atunas nusantara, bandung 2000
5. Dr. faisar ananda arfa, MA, Dr. syariffudin syam, M.Ag, Dr Muhammad syukri albani nasution
MA, Metode studi islam: jalan tengah memahami islam, charisma putra utama offset, Jakarta 2015
6. Dr siti nurjannah M.Ag, sri handayana M.Hum, Metodologi islam, idea press, Yogyakarta 2019