Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA

“PEJUANG ISLAM DIBELAKANG LAHIRNYA


PANCASILA”

DOSEN PEMBIMBING

USTADZ YUSDI HAQ, L.c, M.H

Disusun Oleh :

1. Suha Nafisa
2. Tiara Syafira
3. Tri Setyaningrum

PENDIDIKAN ISLAM MABAIS - IMM

MAHAD ALY’ BAHASA ARAB DAN PENDIDIKAN ISLAM

SURAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’alaa, yang


telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah Pancasila “Pejuang Islam dibelakang Lahirnya
Pancasila” ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami
buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Yang meliputi nilai tugas, nilai kelompok, nilai individu, dan nilai
keaktifan.

Pembuatan makalah ini menggunakan metode study pustaka, yaitu


mengumpulkan dan mengkaji materi Pendidikan Pancasila dari berbagai referensi
di internet.

Karya ini kami persembahkan khususnya kepada Dosen kami, dan


umumnya kepada semua pembaca. Kritik dan Saran selalu kami nantikan, demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Karena tak ada manusia yang sempurna.
Kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Penyusun Makalah

Suha Nafisa

Tiara Syafira

Tri Setyaningrum
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. ii


Daftar Isi ................................................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

Latar Belakang ................................................................................. 1


Rumusan Masalah ................................................................................. 2
Tujuan ................................................................................. 2
Manfaat ................................................................................. 2
Metode Penulisan ................................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pejuang Islam dalam ................................................................................. 3


sejarah indonesia
B. Lahirnya Pancasila di ................................................................................. 5
Indonesia
C. Pejuang Islam ................................................................................. 6
dibelakang Lahirnya
Pancasila

BAB III. PENUTUP ................................................................................. 7

A. Kesimpulan ................................................................................. 7
B. Saran ................................................................................. 7

Daftar Pustaka ................................................................................. 8

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan Ideologi negara Indonesia yang dianggap mewakili
keseluruhan nilai-nilai masyarakat. Perumusan Pancasila mengalami proses yang
lama dan dilakukan oleh mayoritas pejuang nasionalis yang beragama Islam.
Adanya dikotomi golongan sekuler dan Islam menjadikan pewacanaan Pancasila
mengalami permasalahan hingga saat ini. Pemahaman sejarah Pancasila yang
salah dengan beranggapan bahwa umat Islam dipolitisasi oleh golongan nasionalis
sekuler menyebabkan gerakan anti-Pancasila dan muncul keinginan penegakan
syariat Islam di Indonesia. Perumusan Ideologi negara ini terjadi dalam sidang-
sidang BPUPKI dan PPKI yang menghendaki adanya dasar negara yang
berdasarkan Islam dengan asumsi sosiologis bahwa masyarakat Indonesia
mayoritas beragama Islam. Dan diperkuat dengan perjuangan umat Islam masa
lalu, Namun tidak diterima oleh kalangan nasionalis karena kalangan nasionalis
menghendaki negara bangsa yang mengakomodasi seluruh potensi bangsa-bangsa
yang plural. Pada sidang BPUPKI tanggal 22 Juni 1945 disusun “Piagam
Jakarta” yang menegaskan sila pertama dari rumusan dasar negara tersebut adalah
“ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.” Selanjutnya pada
18 Agustus 1945 mengalami perubahan dikarenakan alasan politik persatuan
bangsa yaitu pengahapusan “Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Yang maha Esa” atas usulan Mohamad
Hatta. Alasan pejuang Islam menyetujui penghapusan kalimat “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” adalah pertama, pejuang
Islam mempercayai integritas Mohammad Hatta. Kedua, pejuang Islam menyadari
sepenuhnya situasi yang gawat yang dihadapi oleh negara Indonesia yaitu
menjelang kemerdekaan sehingga pejuang Islam lebih mementingkan persatuan
bangsa daripada memaksakan konsep syariat dan memilih pendekatan
substansialis daripada pendekatan skripturalis, atau lebih mementingakan nilai-
nilai keislaman daripada simbol-simbol keislaman.
Dari fenomena besarnya kontribusi pejuang Islam dalam perumusan
Pancasila , menjadi latar belakang penulis untuk membahas “Sejarah Pejuang
Islam Dibelakang Lahirnya Pancasila”.

Manfaat pembuatan Makalah ini agar pembaca mengetahui:

1. Pejuang Islam dalam sejarah Indonesia,


2. Lahirnya Pancasila di Indonesia,
3. Hubungan Pejuang Islam Dibelakang Lahirnya Pancasila.\

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini


kami memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai penyusun
mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:

1. Bagaimana Pejuang Islam dalam sejarah Indonesia ?


2. Bagaimana Lahirnya Pancasila di Indonesia ?
3. Bagaimana hubungan Pejuang Islam Dibelakang Lahirnya Pancasila ?

B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini pada umumnya untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan untuk menambah wawasan kita tentang Pejuang
Islam dibelakang Lahirnya Pancasila.

C. Manfaat

Manfaat pembuatan Makalah ini agar pembaca mengetahui:

1.Pejuang Islam dalam sejarah Indonesia,

2.Lahirnya Pancasila di Indonesia,

3.Hubungan Pejuang Islam Dibelakang Lahirnya Pancasila.

D. Metode Penulisan
Dalam makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran materi, adapun
teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan browsing internet dan sumber
lain untuk mendapatkan materi untuk pembuatan makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pejuang Islam dalam Sejarah Indonesia

Salah satu sejarah Indonesia yang sangat penting adalah bahasan tokoh Islam
dalam merumuskan ideologi negara. Diskurus tokoh Islam dalam proses
perumusan Pancasila ini melewati beberapa tahapan dan merupakan pertimbangan
penting tokoh nasionalis sekuler.

Perumusan Ideologi negara ini terjadi dalam sidang-sidang BPUPKI dan


PPKI yang menghendaki adanya dasar negara yang berdasarkan Islam dengan
asumsi sosiologis bahwa masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam. Dan
diperkuat dengan perjuangan umat Islam masa lalu, namun tidak diterima oleh
kalangan nasionalis karena kalangan nasionalis menghendaki negara bangsa yang
mengakomodasi seluruh potensi bangsa-bangsa yang plural. Bahasan tokoh Islam
terjadi sejak 29 Mei 1945 sampai 18 Agustus 1945. Pada sidang BPUPKI tanggal
22 Juni 1945 disusun “Piagam Jakarta” yang menegaskan sila pertama dari
rumusan dasar negara tersebut adalah “ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya berdasarkan kemanusiaan yang adil dan
beradab.1 Selanjutnya pada 18 Agustus 1945 mengalami perubahan dikarenakan
alasan politik persatuan bangsa yaitu pengahapusan “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “yang maha
Esa” atas usulan Mohamad Hatta.

Bahasan tokoh Islam mengenai ideologi apa yang akan dijadikan sebagai
dasar negara berakhir pada rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Alasan tokoh
Islam menyetujui penghapusan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” adalah pertama, tokoh Islam mempercayai
integritas Mohammad Hatta. Kedua, tokoh Islam menyadari sepenuhnya situasi
yang gawat yang dihadapi oleh negara Indonesia yaitu menjelang kemerdekaan
sehingga tokoh Islam lebih mementingkan persatuan bangsa daripada
memaksakan konsep syariat dan memilih pendekatan substansialis daripada
pendekatan skripturalis, atau lebih mementingakan nilai-nilai keislaman daripada
simbol-simbol keislaman.

B. Lahirnya Pancasila

Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai rumusan dasar


Negara Indonesia. Kemudian Soekarno memberi istilah dasar Negara dengan
nama “Pancasila”. Menurut prof. Mr Muhammad Yamin, perkataan pancasila
berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua
macam arti, yaitu: Panca artinya “lima” dan Syila artinya “batu sendi, alas, atau
dasar”. Sedangkan menurut huruf Dewanagari “Syiila” yang artinya peraturan
tingkah laku yang penting/baik/senonoh. Dari kata “Syiila” ini dalam bahasa
Indonesia menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik.1 Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar Negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, pancasila mengandung nilai-
nilai luhur yang berada, tumbuh dan berkembang bersama dengan bangsa
Indonesia sejak dahulu kala. Oleh karena keluhuran sifat nilai-nilai pancasila
tersebut, dia merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam hidup masyarakat
pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan begitu, kedudukan nilai-nilai
pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya atau benar-salahnya sikap warga
Negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai pancasila merupakan tolok ukur,
penyaring, atau alat penimbang, bagi semua nilai yang ada, baik dari dalam
maupun luar negeri.2 Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum
disahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah
diimplementasikan dan mereka pada jiwa bangsa Indonesia sejak zaman dahulu
sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat-
istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religious. Nilai-nilai tersebut sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai
tersebut kemudian Soekarno memberi istilah dasar Negara dengan nama
“Pancasila”. Menurut prof. Mr Muhammad Yamin, perkataan pancasila berasal
dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua macam
arti, yaitu: Panca artinya “lima” dan Syila artinya “batu sendi, alas, atau dasar”.
Sedangkan menurut huruf Dewanagari “Syiila” yang artinya peraturan tingkah
laku yang penting/baik/senonoh. Dari kata “Syiila” ini dalam bahasa Indonesia
menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik.

1.Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar Negara


dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa,
pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang berada, tumbuh dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Oleh karena keluhuran sifat
nilai-nilai pancasila tersebut, dia merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam
hidup masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan begitu,
kedudukan nilai-nilai pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya atau benar-
salahnya sikap warga Negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai pancasila
merupakan tolak ukur, penyaring, atau alat penimbang, bagi semua nilai yang ada,
baik dari dalam maupun luar negeri.

2. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum


disahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah
diimplementasikan dan mereka pada jiwa bangsa Indonesia sejak zaman dahulu
sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat-
istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religious. Nilai-nilai tersebut sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai
tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
Negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan
materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidangsidang BPUPKI
pertama sidang panitia Sembilan, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan
sebagai dasar filsafat maupun ideology Negara kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan pada tanggal 29Mei-1Juni 1945,
sedangkan siding kedua dilaksanakan pada tanggal 10-16Juli 1945. Pada tahun
1947 Ir. Soekarno mempublikasikan bahwa pada tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya pancasila. Pidato Prof. Muhammad Yamin berisikan lima
asas dasar Negara, yaitu: peri kebangsaan, peri kemanusiaan , peri ketahanan,
peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Selanjutnya Soepomo menyatakan
gagasannya tentang rumusan lima dasar Negara yaitu: persatuan, kekeluargaan,
keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat. Pada tanggal 1
Juni 1945 Soekarno menyampaikan pidatonya pada sidang BPUPKI. Isi pidato
nya terdapat beberapa susunan terkait lima asas sebagai dasar Negara Indonesia,
yaitu: Nasionalisme atau kebangkitan nasional, Internasionalisme atau peri
kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan social, dan Ketuhanan
yang berkebudayaan.

3. Setelah Undang-Undang Dasar 1945 berlaku kebali sebagai konstitusi di


Indonesia sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan dasar Negara Republik Indonesia
termuat di dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang
dinamakan dengan Pancasila. Adapun tata urutan dan rumusan pancasila yang
termuat di dalam pembukaan UUD 1945 adalah:

1. Ketuhanan yang maha Esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Basis pancasila adalah ketuhanan yang maha esa dan puncaknya adalah
keadilan social yang merupakan ttujuan dari empat sila yang lainnya, yaitu untuk
mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
C. Pejuang Islam dalam Lahirnya Pancasila

Bahasan pejuang Islam dalam Lahinya Pancasila sebagai ideologi negara


mengalami beberapa tahapan bahasan. Tahapan ini dikarenakan kondisi politik
dan pemikiran pejuang Islam yang sulit untuk berkompromi dengan pemegang
kekuasaan yaitu pejuang nasionalis sekuler. Bahasan pejuang Islam yang pertama
terjadi dalam sidang BPUPKI yang mayoritas mempunyai corak pemikiran
Idealistik-Skriptual-Formalistik. Terbukti dengan keinginan pejuang Islam akan
negara berdasarkan Islam sebagai wujud dari identitas Umat Islam.

Pemikiran dan Nilai-nilai yang dijadikan pijakan pejuang Islam dalam


bahasan mengenai dasar negara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Pemikiran pejuang Islam yang semula Idealistik-Skriptual-Formalistik


dengan pijakan nilai-nilai persatuan Umat Islam dan persatuan Bangsa
Indonesia. Pemikiran ini sangat lentur, terbukti dapat berkompromi
dengan mudah ketika dihadapkan pada kepentingan persatuan bangsa
dan persatuan umat Islam sehingga pemikirannya berubah menjadi
universal-kosmopolit. Dalam hal ini terwakili oleh KH. Abdul Wahid
Hasyim.

2. Pemikiran pejuang Islam yang Idealistik-Skriptual-Formalistik dengan


mengacu pada nilai-nilai Keislaman, persatuan Umat Islam, budaya dan
perjuangan Umat Islam. Dalam hal ini terwakili oleh Ki Bagus
Hadikusumo. Dikarenakan pijakanya nilai-nilainya adalah persatuan
umat Islan dan Keislaman maka cenderung sulit berkompromi dengan
kepentingan kebangsaan sehingga lobi politik melalui pemikiran yang
sejalan diperlukan, terbukti Mohammad Hatta bekerjasama dengan
Kasman Singodimedjo yang satu pemikiran dengan Ki Bagus
Hadikusumo untuk menyetujui Pancasila.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasan Pejuang Islam dalam lahirnya Pancasila sebagai Ideologi negara


dilandasi dengan nilai-nilai persatuan, kemaslahatan Umat Islam dan
kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga kepentingan politik merupakan
hal nomer dua yang diperjuangakan tokoh Islam yaitu negara berdasarkan Islam.
Persatuan Indonesia jauh didahulukan karena menyangkut kepentingan bersama.

B. Saran

Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa peran


Pejuang Islam dibelakang Lahirnya Pancasila sangat banyak, maka kita harus
menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan
setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=makalah+lahirnya+pancasila&ei

http://eprints.umpo.ac.id/2665/2/BAB%20I.pdf

file:///D:/FILE%20TYA/TUGAS%20MAKALAH/PANCASILA/ISLAM
%20DAN%20PANCASILA.pdf

Anda mungkin juga menyukai