Anda di halaman 1dari 94

Pendekatan Produksi

Jenis Barang Harga Nilai Tambah Jumlah Barang Pendapatan

1. Kapas Rp. 6.000 Rp. 6.000 30000 180.000.000


2. Benang Rp. 8.000 Rp. 2.000 25000 50.000.000
3. Kain Rp. 13.000 Rp. 5.000 15000 75.000.000
4. Baju Rp. 25.000 Rp. 12.000 10000 120.000.000
Jumlah Rp. 52.000 Rp. 25.000 80000 425.000.000

Jadi, Perkiraan Pendapatan Nasionalnya adalah Rp. 425.000.000


Pendapatan
GNP / Tahun Penduduk
No. Negara Perkapita
(juta US$) (juta orang)
(US$)
1 Malaysia 328.640,00 31,6 10.400,00
2 China 7.844.240,00 1.265,2 6.200,00
3 Filipina 378.930,00 74,3 5.100,00
4 Indonesia 800.680,00 216,4 3.700,00
5 India 3.393.540,00 998,1 3.400,00

Rumus :
Pendapatan Perkapita = GNP : Jumlah Penduduk
Contoh :
Dik : GNP Filipina US$ 378.930,00
Jumlah Penduduk 74,3 juta
Jawab :
IPC = GNP : Jumlah Penduduk
= US$ 378.930,00 : 74.300.000
= US$ 5.100
Investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak
dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah
suatu komponen dari PDB (Produk Domestik Bruto) dengan rumus:

PDB = C + I + G + (X-M)
Dimana:
C = Consume/ Konsumsi
I = Investasi
G = Goverment/ Pemerintah
X = Export = Ekspor
M = Import = Impor
Peran Investasi dalam Ekonomi Makro
a. Investasi merupakan komponen pengeluaran yang
cukup besar dan tidak mudah habis,maka perubahan
besar dalam investasi akan sangat mempengaruhi permintaan.

b. Investasi mendorong terjadinya akumulasi modal,


penambahan stok bangunan gedung dan peralatan lainnya,
akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan
merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang.
Investasi akan mempengaruhi jumlah barang modal yang tersedia pada satu periode tertentu.
Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.

1. Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan


Merupakan pengeluaran – pengeluaran untuk membeli pabrik – pabrik, mesin – mesin,
peralatan – peralatan produksi dan bangunan gedung yang baru.
Karena umurnya biasanya diatas setahun biasanya disebut investasi dalam bentuk harga tetap
(fixed investment)

2. Investasi Persediaan
Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk
persediaan bahan baku dan barang setengah jadi / sedang dalam proses penyelesaian.
Tujuan kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan
atau keuntungan di masa depan.
1. Rumus Nilai Masa Depan
FV = Po (1 + r) ^n
Keteragan :
FV = Future Value / Nilai Mendatang
Po = Arus Kas Awal
r = Rate / Tingkat Bunga
^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n)
Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat :
FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1
FV = 1.100.000 rupiah
Kriteria untuk menentukan kelayakan suatu investasi adalah :
1. Payback Period (PP)
Teknik penilaian terhadap jangka waktu (period) pengembalian investasi proyek atau usaha.

2. Average Rate of Return (ARR)


Mengukur rata – rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata –
rata laba setelah pajak (EAT) dengan rata – rata investasi.

3. Net Present Value (NPV)


Nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV Kas Bersih (PV of proceed)
dengan PV investasi (capital outlays) selama investasi. Selisih antara kedua PV
tersebutlah yang kita kenal Net Present Value (NPV)

NPV positif, maka investasi diterima


NPV negatif,sebaiknya investasi ditolak
4. Internal Rate of Return (IRR)
Alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
Rumus = P1 – C1 X P2 – P1
C2 – C1
Dimana: P1 tingkat bunga 1
P2 tingkat bunga 2
C1 = NPV1
C2 = NPV2
Apabila IRR lebih besar dari bunga pinjaman maka diterima
Apabila IRR lebih kecil dari bunga pinjaman maka ditolak
5. Profitability Index (PI)
Profitability index atau benefit and cost ratio merupakan rasio aktifitas
dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang penerimaan bersih
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
Rumus :
PI = ∑ PV kas bersih X 100 %
∑ PV investasi
Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie,
ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda,
baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Konsumsi juga dapat di artikan suatu proses tindakan atau kegiatan pemakaian suatu barang
atau jasa guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan dasar, untuk mencapai
suatu kepuasan.

Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa.

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption)


dan konsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption).
Pada dasarnya faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat adalah
pendapatan,
di mana korelasi keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi pendapatan (Y)
maka konsumsinya (C) juga semakin tinggi:

C = f(Y)
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI
Terdapat hubungan antara konsumsi, tabungan, dan investasi. Apabila tingkat
konsumsi tinggi maka tingkat tabungan akan rendah.
Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama lembaga keuangan
(bank/nonbank) dalam melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya
jumlah pinjaman yang disalurkan kepada nasabah. Hal ini akan menyulitkan
para pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untuk melakukan investasi.
Hubungan antara konsumsi, tabungan, dan investasi dapat dilihat dari
persamaan berikut ini.
Y= C +S
Y= C +I
C+S = C +I
S=I
S = Tabungan
Y = Pendapatan nasional
C = Tingkat konsumsi
Indikator ekonomi adalah statistik yang mencerminkan aktivitas dan
kondisi ekonomi dari waktu ke waktu. Statistik-statistik tersebut
digunakan untuk menilai, mengukur, dan mengevaluasi kondisi
kesehatan ekonomi secara keseluruhan.
44
Macam inflasi

Cost Push Inflation (dari sisi supply) : yaitu inflasi yang terjadi
akibat kenaikan biaya di sektor produksi yang pada akhirnya akan
menaikkan harga secara umum

Demand Pull Inflation : yaitu inflasi yang disebabkan karena


kenaikan permintaan masyarakat yang berlebihan, sedangkan
persediaan/penawaran tidak mengalami perubahan. Akibatnya
terjadi kenaikan harga secara umum

1. Inflasi dalam negeri : yaitu inflasi yang memang bersumber dari


dalam negeri
2. Imported inflation : yaitu inflasi yang terjadi karena adanya
kenaikan harga di luar negeri yang kebetulan menjadi mitra
dagang negara ybs. Sehingga barang-barang yang diimpor akan
mengandung inflasi sehingga menaikkan harga di dalam negeri
55
Macam inflasi

Ekspektasi inflasi : Inflasi juga dapat disebabkan oleh ekspektasi para pelaku
ekonomi atau yang sering disebut inflasi ekspektasi (Gordon, 2007). Inflasi
ekspektasi sangat berperan dalam pembentukan harga dan juga upah tenaga kerja.

Apabila para pelaku ekonomi, baik individu, lembaga atau dunia


usaha, berpikir bahwa laju inflasi yang terjadi di waktu-waktu yang lalu masih akan
terjadi di waktu yang akan datang, maka para pelaku ekonomi akan melakukan
antisipasi untuk mengurangi kerugian yang mungkin timbul. Demikian juga pelaku
usaha akan memperhitungkan biaya produksi dengan kenaikan tingkat harga seperti
pada waktu yang lalu. Contoh : apabila pada waktu-waktu yang lalu rata-rata inflasi
sebesar 7%, maka seorang pengusaha akan menaikkan harga jual produknya
sebesar 7% pada tahun yang akan datang, meskipun laju inflasi yang akan terjadi
mungkin tidak sebesar 7%.
56
Berita Resmi Statistik dari BPS, Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2020
Berita Resmi Statistik dari BPS, Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2020
Berita Resmi Statistik dari BPS, Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2020
Berita Resmi Statistik dari BPS, Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2020
Berita Resmi Statistik dari BPS, Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2020
71
76
77
2. Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )

Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah
tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank
sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah
melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman ( tingkat diskonto ).
Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk
meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang
beredar bertambah dan sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai