Anda di halaman 1dari 6

UAS MAKRO | ICHA DENISA D

Jawaban Nomor 1

Untuk menghitung PBD ada tiga pendekatan yang dapat digunakan :


A. Pendekatan produksi dalam Produk Domestik Bruto

Dibawah pendekatan produksi, PDB mewakili nilai semua barang dan jasa akhir dalam
perekonomian selama periode tertentu. PDB mengecualikan nilai akhir barang perantara. Itu
karena semua nilai tambah selama proses produksi terkandung dalam harga jual barang jadi
untuk menghitung PDB, kita dapat menambahkan nilai akhir dari semua barang dan jasa. Atau,
kita menjumlahkan nilai tambah pada setiap tahap proses produksi dan distribusi. Nilai tambah
sama dengan harga output dikurangi biaya input yang dikonsumsi dalam proses produksi.

Mari kita ambil contoh sederhana. Misalkan, PDB hanya terdiri dari produk pakaian.
Katakanlah untuk memproduksi pakaian, kita membutuhkan kapas, benang, dan kain untuk
inputnya. Berikut ini adalah nilai dari setiap item:

Item Nilai Akhir (USD) Nilai Tambah (USD)

Kapas 40 40

Benang 50 10

Kain 60 10

Pakaian 80 20

Total 230 80

Untuk menghitung PDB, kita hanya memasukkan nilai pasar pakaian, bukan nilai akhir dari
setiap input. Dalam hal ini, PDB sama dengan USD80. Atau, kita dapat menjumlahkan nilai
tambah dari setiap proses produksi = 40 + 10 + 10 + 20.

B. Pendekatan Pengeluaran

Dibawah pendekatan ini, PDB adalah jumlah uang yang dihabiskan untuk barang dan jasa akhir.
Pembeli berasal dari rumah tangga, bisnis, dan sektor pemerintah. Harap dicatat, PDB
mengukur total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu ekonomi. Oleh karena itu, untuk
ekonomi terbuka, kita juga harus memasukkan ekspor dan impor. Ekspor merupakan barang dan
jasa domestik yang dikonsumsi oleh orang asing. Sementara itu, impor merupakan barang dan
jasa asing yang dibeli oleh konsumen dalam negeri.

Mengapa ekspor harus dikurangi impor? Kita harus mengurangkan impor karena barang-
barang yang dipasok bukan berasal dari perekonomian domestik.

Formula PDB dalam pendekatan pengeluaran adalah:

GDP = C + I + G + NX

C = pengeluaran konsumsi akhir oleh rumah tangga. Ini terdiri dari pengeluaran untuk barang
tahan lama, barang tidak tahan lama, dan jasa.
UAS MAKRO | ICHA DENISA D

G = pengeluaran pemerintah. Pengeluaran tersebut mencakup konsumsi publik dan investasi
publik. Itu tidak termasuk pembayaran transfer. Pembayaran transfer bukanlah pengeluaran
untuk barang dan jasa, tetapi lebih pada pergerakan pendapatan.

I = pengeluaran investasi. Komponen-komponennya meliputi investasi kotor, investasi


residensial, dan perubahan inventaris.

NX = ekspor bersih (ekspor dikurangi impor).

C. Pendekatan pendapatan

Dibawah pendekatan pendapatan, kita menghitung PDB dengan menjumlahkan semua


pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi terdiri
dari tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan. Buruh menerima upah dan tunjangan.
Pemilik modal mendapat bunga, pemilik tanah menerima sewa. Akhirnya, pengusaha
memperoleh sebagian dari keuntungan.

Formula PDB dari pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:

PDB = Pendapatan nasional + Tunjangan konsumsi modal + Statistik diskrepansi

Pendapatan nasional sama dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh semua faktor produksi
yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, mencakup :
 Kompensasi karyawan, termasuk upah dan tunjangan seperti asuransi dan pensiun.
 Laba sebelum pajak yang diterima oleh perusahaan.
 Sewa
 Pendapatan bunga
 Penghasilan pemilik, yang merupakan jumlah yang diperoleh oleh pemilik dan operator
pertanian yang menjalankan bisnis mereka sendiri.
 Pajak bisnis tidak langsung dikurangi subsidi.

Jawaban No 2

1. Kenaikan Jumlah Uang Beredar

Injeksi Moneter
UAS MAKRO | ICHA DENISA D

Sebagaimana yang ditunjukkan oleh panel (a), peningkatan jumlah uang yang beredar akan
menggeser kurva jumlah uang yang beredar ke arah kanan, dari MS1 ke MS2. Karena kurva
permintaan uang tidak mengalami perubahan, maka suku bunga turun, dari r1 ke r2 untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan jumlah permintaan uang. Artinya, suku
bunga harus turun untuk mendorong masyarakat agar mau memegang tambahan uang yang
telah diciptakan oleh BI.

Sekali lagi, suku bunga memengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa, sebagaimana
ditunjukkan pada panel (b). Dengan suku bunga yang lebih rendah, maka akan mengurangi
biaya peminjaman dan tingkat pengembalian dari tabungan. Hal itu dapat terjadi karena
rumah tangga akan membeli lebih banyak rumah berukuran besar, sehingga mendorong
investasi perumahan.

Di samping itu, perusahaan juga akan membelanjakan lebih banyak uang untuk mendirikan
pabrik dan membeli peralatan baru, sehingga mendorong investasi bisnis. Akibatnya,
jumlah permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu, P-bar, naik dari Y1 ke Y2.
Tentu saja, tidak ada yang istimewa dengan P-bar: Injeksi moneter meningkatkan jumlah
permintaan barang dan jasa pada setiap tingkat harga. Jadi, seluruh kurva permintaan
agregat bergeser ke kanan.

2. Perubahan Pengeluaran Pemerintah

Misalnya adalah ketika pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan


insfrastruktur jalan yang memadai di setiap kabupaten/kota di Indonesia. Kebijakan ini
tentunya langsung berkaitan terjadinya peningkatan jumlah barang/jasa yang di minta
pada tangkat harga berapapun yang berlaku di pasar, sehingga akhirnya akan
mendorong pergeseran kurva permintaan agrerat ke kanan. Sebaliknya, apabila
pemerintah mengurangi belanja, maka kurva permintaan agrerat akan bergeser ke kiri.

3. Perubahan Ekspor Neto


UAS MAKRO | ICHA DENISA D

Akibat krisis ekonomi Amerika Serikat, permintaan Amerikan Serikat terhadap


produk-produk dari negara lain menurun, termasuk yang berasal dari Indonesia.
Implikasi dari hak ini untuk Indonesia adalah terjadinya penurunan volume ekspor
Indonesia ke negara Amerika Serikat. Penurunan ini tentu berkontribusi terhadap
terjadinya penurunan ekspor neto negara Indonesia sehingga akhirnya menyebabkan
terjadinya penurunan permintaan agrerat Indonesia. Dalam kurva permintaan agrerat,
penurunan ini ditandai dengan pergeseran kurva ke kiri.

4. Perubahan Tingkat Konsumsi


Contoh kasus terjadinya perubahan konsumsi adalah pemberlakuan pajak oleh
pemerintah. Dengan pajak, tingkat pendapatan masyarakat akan berkurang sehinggga
akan menurunkan kemampuan masyarakat untuk membeli barang/jasa pada tingkat
harga berapapun di pasar. Contoh tersebut memperlihatkan bahwa kejadian apapun
yang terjadi yang menyebabkan masyarakat mengubah jumlah barang/jasa yang ingin
dikonsumsi pada tingkat harga berapapun di pasar merupakan penyebab pergeseran
kurva permintaan agrerat melalui perubahan tingkat konsumsi.

5. Perubahan Tingkat Investasi


Kebijakan perpajakan pemerintah, misalnya merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat investasi yang terjadi di suatu perekonomian. Dikeluarkannya
kebijakan insentif pajak tentu akan membuat alokasi dana insvestor untuk investasi
menjadi meningkat, berapapun tingkat suku bunga yang berlaku. Kondisi ini akan
ditandai dengan terjadinya pergeseran kurva permintaan agrerat ke kanan, yang
menunjukkan bahwa pada tingkat harga berapa pun, jumlah permintaan agrerat
mengalami peningkatan.

Jawaban No 3
UAS MAKRO | ICHA DENISA D

Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang mengatur ukuran dan tingkat
pertumbuhan pasokan uang dalam suatu perekonomian negara. Ini adalah tindakan terukur
untuk mengatur variabel makroekonomi seperti inflasi dan pengangguran.

Kebijakan moneter dilaksanakan melalui cara, termasuk penyesuaian suku bunga, pembelian
atau penjualan sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang tunai yang beredar dalam
pasar.

Bank sentral atau badan negara pengatur yang bertanggung jawab atas hal ini yang berhak
merumuskan kebijakan ini. Untuk di Indonesia sendiri kebijakan moneter diatur tunggal oleh
Bank sentral yaitu Bank Indonesia.

Apa Perbedaan Kebijakan Moneter Dengan Kebijakan Fiskal?


Jika Anda sudah membaca artikel tentang kebijakan fiskal mungkin Anda berpikir tidak ada
perbedaan antara kebijakan moneter dengan kebijkakn fiskal. Jika Anda berpikir seperti itu,
Anda salah. Berikut adalah tabel perbedaan antara dua kebijakan ini:

DASAR
Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter
PERBANDINGAN

Pengertian Kebijakan yang Sebuah kebijakan yang digunakan oleh


dikeluarkan pemerintah bank sentral untuk mengatur jumlah
sebagai penerimaan dan uang beredar dalam pasar
pengeluaran pajak untuk
mempengaruhi ekonomi
sebuah negara,

Pelaksana Kementrian Keuangan Bank Indonesia

Sifat Kebijakan fiskal berubah Perubahan dalam kebijakan moneter


setiap tahun. tergantung pada status ekonomi bangsa.

Berhubungan Pendapatan dan Bank & Kontrol Kredit


Dengan Pengeluaran Negara

Berfokus Pada Pertumbuhan ekonomi Stabilitas Ekonomi

Instrument Kebijakan Tarif pajak dan Suku bunga dan rasio kredit
pengeluaran pemerintah

Pengaruh Politik Ya Tidak

Jawaban Nomor 4
UAS MAKRO | ICHA DENISA D

Dengan penggunaan instrumen BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan
baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan. Pertama, menguatnya sinyal kebijakan
moneter dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan. Kedua, meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya
pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan. Ketiga, terbentuknya pasar
keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di pasar
uang antarbank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan

.Kebijakan terbaru dari Bank Indonesia ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian
Indonsia dengan lebih cepat hingga ke taraf yang ditargetkan oleh Bank Indonesia. Dengan
adanya acuan lain selain BI Rate yang baru bisa dicairkan setelah satu tahun, bank-bank lain
lebih berani menurunkan suku bunga kredit ataupun menaikkan suku bunga deposito.

Hal ini akan mendorong masyarakat untuk lebih yakin saat mengambil kredit jangka panjang
karena tidak perlu khawatir lagi akan suku bunga fluktuatif yang bisa sangat berpengaruh pada
cicilan bulanan. Perlu diketahui bahwa kenaikan suku bungapertahun sebenarnya sangat
signifikan terhadap besaran cicilan yang harus dibayar saat mengambil kredit jangka panjang.
Banyak masyarakat yang masih enggan mengambil pinjaman pribadi maupun kredit pembelian
barang dengan harga tinggi seperti kendaraan atau properti.

Naiknya bunga deposito juga diharapkan dapat memacu jumlah nasabah yang menyimpan uang
di bank untuk jangka waktu tertentu. Banyaknya deposito yang masuk akan sangat berpengaruh
pada perputaran uang di bank sehingga diharapkan akan menambah anggaran kredit untuk
industri kecil dan menengah yang merupakan salah satu tonggak perekonomian penting suatu
negara.

====================================================================

Anda mungkin juga menyukai