Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANAJEMEN PROSES BISNIS:

ANALISIS WORKING KNOWLEDGE PADA PT. Gudang Garam Tbk

DOSEN PENGAMPU:
Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Rijal Faizin Amru 43218010017
Ghozian Nico Saputro 43218010044
Salsabila Ivana Surya Putri 43219010119
Cindy Oktafiani 43219010125
Adella Rizqy Andreyany 43219010142

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
ABSTRAK

Knowledge workers adalah kunci inovasi dan pertumbuhan dalam organisasi pada saat
ini, di mana mereka menemukan produk dan layanan, merancang program pemasaran, dan
membuat strategi. Seorang knowledge workers merupakan orang yang dipekerjakan
berdasarkan pengetahuannya tentang subyek tertentu, bukan berdasarkan keterampilannya
membuat atau mengerjakan sesuatu. Contohnya profesi seperti dosen, guru, ilmuwan,
peneliti, konsultan, programmer, system analyst, research and development, dokter dan lain
sebagainya. Artinya knowledge worker merupakan pekerja yang didedikasikan untuk
mencari, memproses dan menyebarkan pengetahuan baru bagi organisasi.

Berikut adalah karakteristik kunci dari Knowledge Worker :

Menurut Zurnali (2010), pengetahuan individual diciptakan ketika informasi berjalan


melalui proses internal yang mencakup interpretasi, refleksi dan menghubungkan informasi
baru dengan pengetahuan yang ada pada individu sehingga dapat diaplikasikan ke dalam
situasi atau konteks baru. Agar mendorong individu memproses informasi untuk menciptakan
pengetahuan, maka setiap proses pembelajaran harus punya arti. Sebuah sudut pandang yang
jelas dari pengetahuan untuk dikembangkan merupakan sebuah keharusan untuk
menstimulasi komitmen pada penciptaan dan pengoperasian pengetahuan tersebut.
Pandangan bersama bekerja sebagai sebuah “mental map” yang menuntun para individu
dalam tiga area yang berkorelasi, yaitu :

- The world in which they live (dunia tempat mereka hidup);


- The world in which they must live (dunia tempat mereka harus hidup);
- Knowledge that needs to be developed in order to follow the pathway between
these two worlds (pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan agar untuk
mengikuti lorong antara kedua tempat mereka hidup dan dunia tempat mereka
harus hidup).
Selanjutnya pada makalah ini akan dijelaskan Analisis Working Knowledge Pada PT.
Gudang Garam Tbk merupakan produsen rokok kretek terbesar di Indonesia, yang dalam
perkembangannya gudang garam mampu memadukan manajemen unik, yaitu konsep padat
karya dan padat modal disatu sisi pemakaian mesin yang canggih mampu memproduksi
batang rokok yang banyak di sisi lainnya PT. Gudang Garam masih mempekerjakan
karyawan yang banyak dengan peralatan yang tradisional.
PT. Gudang Garam Tbk. menggunakan berbagai sistem informasi untuk menunjang
operasi bisnis. Salah satu sistem informasi yang digunakan adalah dalam manajemen resiko.
Dimana di PT. Gudang Garam Tbk.

Kata kunci; Process, Management for Knowledge Work


PENDAHULUAN
 Latar Belakang
PT. Gudang Garam Tbk adalah salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia
yang mempunyai pangsa pasar paling besar. Menghasilkan lebih dari 70 miliar batang rokok
pada tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen rokok kretek berkualitas tinggi.

Dilihat dari aset yang dimiliki, nilai penjualan, pembayaran pita cukai dan pajak
kepada pemerintahan Indonesia, ditambah lagi dengan jumlah karyawannya, PT. Gudang
Garam Tbk merupakan perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di Indonesia. PT.
Gudang Garam telah mencatatkan sebagian sahamnya pada bursa saham.

Salah satu keunikkan yang dimiliki PT. Gudang Garam Tbk dalam hal sumber daya
manusianya. PT. Gudang Garam menerapkan prinsip padat karya sekaligus padat modal
secara bersama-sama. Untuk memproduksi rokok yang berkualitas tinggi PT. Gudang Garam
Tbk harus menggunakan peralatan dan mesin yang canggih, yang berarti butuh pengadaan
dengan modal besar. Disisi lain perusahaan mempunyai komitmen besar terhadap
pemberdayaan sumber daya manusia. PT. Gudang Garam Tbk memiliki jumlah karyawan
lebih dari 41.000 orang yang tersebar di berbagai sektor pekerjaan.
LITERATUR TEORI

 Pengertian Knowledge Worker


Knowledge workers adalah kunci inovasi dan pertumbuhan dalam organisasi pada saat
ini, di mana mereka menemukan produk dan layanan, merancang program pemasaran,
dan membuat strategi. Seorang knowledge workers merupakan orang yang dipekerjakan
berdasarkan pengetahuannya tentang subyek tertentu, bukan berdasarkan keterampilannya
membuat atau mengerjakan sesuatu. Contohnya profesi seperti dosen, guru, ilmuwan,
peneliti, konsultan, programmer, system analyst, research and development, dokter dan
lain sebagainya. Artinya knowledge worker merupakan pekerja yang didedikasikan untuk
mencari, memproses dan menyebarkan pengetahuan baru bagi organisasi.

Banyak knowledge workers akan melihat pendekatan proses formal sebagai gangguan
birokrasi dan prosedural. Kemungkinan yang jauh lebih menarik adalah bahwa orientasi
proses bermanfaat bagi mereka, mereka akan mendapat manfaat dari disiplin dan struktur
yang dibawa oleh suatu proses, sambil tetap bebas untuk menjadi kreatif dan
berimprovisasi bila perlu dan diinginkan. Dengan kata lain, suatu proses dapat dipandang
sebagai seni dari pada sains (Hall dan Johnson 2009).

 Karakteristik Knowledge Worker


Menurut Zurnali (2010), pengetahuan individual diciptakan ketika informasi berjalan
melalui proses internal yang mencakup interpretasi, refleksi dan menghubungkan
informasi baru dengan pengetahuan yang ada pada individu sehingga dapat diaplikasikan
ke dalam situasi atau konteks baru. Agar mendorong individu memproses informasi untuk
menciptakan pengetahuan, maka setiap proses pembelajaran harus punya arti. Sebuah
sudut pandang yang jelas dari pengetahuan untuk dikembangkan merupakan sebuah
keharusan untuk menstimulasi komitmen pada penciptaan dan pengoperasian
pengetahuan tersebut. Pandangan bersama bekerja sebagai sebuah “mental map” yang
menuntun para individu dalam tiga area yang berkorelasi, yaitu :

- The world in which they live (dunia tempat mereka hidup);


- The world in which they must live (dunia tempat mereka harus hidup);
- Knowledge that needs to be developed in order to follow the pathway between
these two worlds (pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan agar untuk
mengikuti lorong antara kedua tempat mereka hidup dan dunia tempat mereka
harus hidup).
Knowledge worker dapat memiliki (dan bahkan menciptkana dan memperbaharui)
Pengetahuan yang dimiliki organisasi (organizational knowledge), yaitu :

1. Know. How. Pengetahuan mengenai bagaimana mengaplikasikan knowledge


itu sendiri untuk menyelesaikan tugas yang kompleks yang membutuhkan
analisa dan strategi, seperti sebuah penelitian, testing, pengembangan dan
inovasi.
2. Know who. Pengetahuan mengenai individu, grup, maupun unit organisasi
yang dapat menjadi sumber pengetahuan, dan metode bagaimana berhubungan
dengan mereka.
3. Know what. Yaitu pengetahuan mengenai karakteristik, fitur dan kegunaan
sumber daya, sistem, maupun proses yang dapat ditemui dalam organisasi.
4. Know why. Kemampuan untuk mengevaluasi dan melakukan review terhadap
alternatif yang ada untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
5. Know where. Kemampuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan
mengakses sumber knowledge yang ada.
6. Know when. Pengetahuan untuk mengaplikasikan strategi yang dapat
menyeimbangkan aktivitas, permintaan dan kebutuhan dan project yang
beragam.
7. Know if. Pengetahuan untuk membayangkan, melakukan percobaan,
mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di masa mendatang terhadap suatu
opsi sebelum opsi tersebut diimplementasikan.
 Peran Knowledge Workers
Knowledge Workers membawa manfaat bagi organisasi dalam berbagai cara yang di
antaranya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Menganalisis untuk membangun hubungan


2. Menilai masukan untuk mengevaluasi prioritas kompleks atau bertentangan.
3. Mengidentifikasi dan memahami tren.
4. Membuat koneksi.
5. Pemahaman sebab dan akibat.
6. Kemampuan untuk melakukan brainstroming, berpikir luas (divergent thinking).
7. Kemampuan untuk menelusuri, menciptakan lebih fokus (convergent thinking).
8. Menghasilkan kemampuan baru.
9. Membuat atau memodifikasi strategi.
Suatu organisasi harus dapat memainkan peran dalam pengembangan lingkungan
kerja yang menjalankan perbaikan berkelanjutan dan pengembangan profesional para
pekerja mereka. Ada beberapa tanggungjawab manajerial yang harus senanriasa
dijalankan seperti memberi dukungan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan
mereka, memberikan penugasan khusus dengan tujuan untuk mempelajari hal-hal
baru dan melakukan rotasi pekerjaan dan tanggungjawab dengan tujuan untuk para
pekerja mengembangkan dan berlatih keterampilan baru, tentu semua ini harus
dimanajemen dengan baik oleh setiap organisasi.

 Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan (Knowledge Management) adalah kumpulan perangkat,
teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan
dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman smacam itu
terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujud dalam seorang individu atau yang
melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk
menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang
bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.

 Tujuan Manajemen Pengetahuan


Sasaran umum dari sistem knowledge management dalam praktik adalah sebagai
berikut:

1. Menciptakan pengetahuan: pengetahuan diciptakan seiring dengan manusia


menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan know-how.
Kadang-kadang pengetahuan eksternal dibawa ke dalam organisasi/institusi;
2. Menangkap pengetahuan: pengetahuan baru diidentifikasikan sebagai bernilai dan
direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal dan dapat dicerna;
3. Menjaring pengetahuan: pengetahuan baru harus ditempatkan dalam konteks agar
dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit)
yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit;
4. Menyimpan pengetahuan: pengetahuan yang bermanfaat harus dapat disimpan
dalam format yang baik dalam penyimpanan knowledge, sehingga orang lain
dalam organisasi dapat mengaksesnya atau menggunakannya;
5. Mengolah pengetahuan: Sebagaimana sebuah perpustakaan (library), pengetahuan
harus dibuat up-to-date. Hal tersebut harus di ulas untuk menjelaskan apakah
pengetahuan tersebut relevan atau akurat.
6. Menyebarluaskan pengetahuan: pengetahuan harus tersedia dalam format yang
bermanfaat untuk semua orang atau anggota dalam organisasi yang memerlukan
pengetahuan tersebut, di mana pun dan tersedia setiap saat.
Lebih Lanjut King, R. K (2009) menjelaskan bahwa manajemen pengetahuan
adalah perencanaan, pengorganisasian, memotivasi, dan mengendalikan orang, proses
dan sistem dalam organisasi untuk memastikan bahwa aset-pengetahuan terkait yang
ditingkatkan dan efektif digunakan. Aset-pengetahuan terkait termasuk pengetahuan
dalam bentuk dokumen tercetak seperti paten dan manual, pengetahuan disimpan
dalam repository elektronik seperti Database “praktek terbaik”, pengetahuan
karyawan tentang cara terbaik untuk melakukan pekerjaan mereka, pengetahuan yang
dimiliki oleh tim yang telah bekerja pada masalah fokus dan pengetahuan yang
tertanam dalam organisasi produk, proses dan hubungan. Selanjutnya Blake (1988)
menegaskan bahwa tujuan manajemen pengetahuan adalah untuk menangkap keahlian
kolektif perusahaan dan mendistribusikannya kemana pun untuk mencapai hasil
terbesar. Dengan kata lain sebuah perusahaan yang sukses adalah perusahaan
menciptakan pengetahuan.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen pengetahuan adalah untuk


mengetahui dan mengambil karyawan yang memiliki keahlian tertentu kemudian
didistribusikan sesuai bidang dan kebutuhan yang diperlukan.

 Pentingnya Manajemen Pengetahuan


Manajemen Pengetahuan dipandang penting, karena implementasinya memberi
manfaat pada bidang operasi dan pelayanan, dapat meningkatkan kompetensi personal,
memelihara ketersediaan knowledge dan inovasi serta pengembangan produk. Sebuah
contoh betapa pentingnya peran Manajemen Pengetahuan adalah apabila perusahaan
menghadapi kasus pengunduran diri dari karyawan yang memiliki knowledge menonjol,
sementara pada saat itu belum ada transfer knowledge bagi penggantinya. Bisa terjadi
kepindahan karyawan itu diikuti dengan kepindahan pelanggan. Bagi organisasi yang
ingin menerapkan manajemen pengetahuan dalam organisasinya perlu menyadari
pertama, bahwa pengetahuan ada pada orang dan bukan pada sistem, meskipun sistem
punya data dan informasi yang dapat membantu proses pengetahuan. Kedua, penciptaan
pengetahuan merupakan proses sosial, tercipta melalui interaksi antara individu-individu
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Penerapan Manajemen Pengetahuan akan
memberikan pengaruh terhadap proses bisnis organisasi:

1. Peningkatan aset pengetahuan


Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk
memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
organisasi akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.

2. Kemampuan beradaptasi
Organisasi akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan
bisnis yang terjadi.

3. Peningkatan produktfitas
Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang
akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari organisasi akan meningkat.

 Strategi Manajemen Pengetahuan


Dua pendekatan untuk strategi manajemen pengetahuan telah diidentifikasi oleh
Hansen, dkk (1999). Strategi kodifikasi: pengetahuan hati-hati dikodifikasikan dan
disimpan dalam database di tempat yang dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh
siapa saja dalam organisasi. Strategi personalisasi: pengetahuan terkait erat dengan orang
yang telah mengembangkan itu, dan dibagi terutama melalui kontak langsung orang-ke-
orang. Dari penjelasan tersebut, hanya terdapat dua pendekatan dalam strategi manajemen
pengetahuan yakni pengetahuan personal dan kodifikasi. Setiap pendekatan memiliki
kelemahan dan kelebihan masing-masing sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

 Sistem Manajemen Pengetahuan


Salah satu sistem dalam manajemen pengetahuan adalah sistem pakar (expert system)
yang mana salah satu teknologi andalan dalam manajemen pengetahuan, terutama melalui
empat alur skema penerapan atau aplikasi dalam suatu organisasi, yaitu:

1. Case-based reasoning (CBR) yang merupakan representasi pengetahuan berdasarkan


pengalaman, termasuk kasus dan solusinya;
2. Rule-based reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian aturan-aturan yang
merupakan representasi dari pengatahuan dan pengalaman karyawan/manusia dalam
memecahkan kasus-kasus yang rumit yang sedang dihadapi;
3. Model-based reasoning (MBR) melalui representasi pengatahuan dalam bentuk
atribut, perilaku, antar hubungan maupun simulasi proses terbentuknya pengetahuan;
4. Constraint-satisfaction reasoning (CSR) yang merupakan kombinasi antara Rule-
based reasoning (RBR) dan Model-based reasoning (MBR).
 Model Manajemen Pengetahuan
Manajemen Pengetahuan dilaksanakan dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau
Knowledge Management System (KMS). Sebagian besar organisasi yang menerapkan
KMS, menggunakan pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu-
Manusia (People), Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Penekanan terhadap
tiap-tiap elemen bisa berbeda di setiap bagian organisasi. Nonaka dan Takeuchi (1995)
menggambarkan 4 proses konversi pengetahuan: sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan
internalisasi. Masing-masing proses melibatkan perubahan satu bentuk pengetahuan (tacit
atau explicit) ke bentuk pengetahuan lain (tacit atau explicit). Tacit knowledge adalah
pengetahuan yang berbentuk know-how, berdasarkan pengalaman, kemampuan dan
pemahaman seseorang terhadap suatu masalah yang pernah dihadapi sedangkan explicit
knowledge adalah pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik)
dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain. Model ini
memfokuskan pada persoalan penting pada bagaimana pengetahuan dapat diciptakan
melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna untuk mengidentifikasi dan
menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemen pengetahuan. Model lain,
yang dikemukakan oleh Oluic-Vukovic (2001) menguraikan 5 langkah dalam rantai
pemrosesan pengetahuan: pengumpulan, penyusunan, penyaringan, penyampaian dan
penyebaran. Model ini melingkupi lebih lengkap lagi cakupan aktifitas yang dilibatkan
dalam aliran pengetahuan organisasi. Hampir menyerupai proses siklus hidup informasi
yang menyarankan sekali lagi aspek yang saling berhubungan dari Information
Management dan Knowledge Management.
KESIMPULAN
PT. Gudang Garam Tbk adalah salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia
yang mempunyai pangsa pasar paling besar. Menghasilkan lebih dari 70 miliar batang rokok
pada tahun 2001 dan dikenal sebagai produsen rokok kretek berkualitas tinggi.

Knowledge workers adalah kunci inovasi dan pertumbuhan dalam organisasi pada saat
ini, di mana mereka menemukan produk dan layanan, merancang program pemasaran, dan
membuat strategi. Seorang knowledge workers merupakan orang yang dipekerjakan
berdasarkan pengetahuannya tentang subyek tertentu, bukan berdasarkan keterampilannya
membuat atau mengerjakan sesuatu. Contohnya profesi seperti dosen, guru, ilmuwan,
peneliti, konsultan, programmer, system analyst, research and development, dokter dan lain
sebagainya. Artinya knowledge worker merupakan pekerja yang didedikasikan untuk
mencari, memproses dan menyebarkan pengetahuan baru bagi organisasi.

Banyak knowledge workers akan melihat pendekatan proses formal sebagai gangguan
birokrasi dan prosedural. Kemungkinan yang jauh lebih menarik adalah bahwa orientasi
proses bermanfaat bagi mereka, mereka akan mendapat manfaat dari disiplin dan struktur
yang dibawa oleh suatu proses, sambil tetap bebas untuk menjadi kreatif dan berimprovisasi
bila perlu dan diinginkan. Dengan kata lain, suatu proses dapat dipandang sebagai seni dari
pada sains (Hall dan Johnson 2009).
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2021). Working Knoledge. Modul Kuliah Manajemen Proses Bisnis.
Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.

Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small


and Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.

Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control untuk
Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi Wagyu dengan
Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1), 56-78.

Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project
Management: The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen
Bisnis, 10(1), 10-23.

Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve quality remanufacturing
welding and machining process in Indonesia using six sigma methods. J. Eur. SystèMes
Autom, 53, 377-384

Vidianto, A. S., & Haji, W. H. (2020). Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis
Kanban (Studi Kasus: PT. XYZ). Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
(JTIIK), 7(2).

LINK RESEARCHGATE:
https://www.researchgate.net/publication/355886340_MANAJEMEN_PROSES_BISNIS_A
NALISIS_WORKING_KNOWLEDGE_PADA_PT_Gudang_Garam_Tbk?
_sg=HM3DWxJfNSaeww5CxIqxMv_5tpbOPCH6YMPf0PgLxpo7kwFQHpTR_2pAK_n5ku
pz6EMxCaBMYcS5rPGJ8lEb3UaCmL39uNjz9Zkk7bEn.zfxY17IMVmQNSAOekdiaOk9K
EWgDwMJFIUjo7YiFi98VyHbwPQSqH9it41_90-L32nIFS6_T7_QcGJG0qmQsSw

Anda mungkin juga menyukai