Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Aqidah menurut bahasa (etimologi) berasal dari kata ( ‫ )العقد‬yang bermakna
‫ الربط والشد بقوة‬atau ikatan dan simpul yang kuat, juga dapat bermakna sumpah
yang tegas dan perjanjian yang kuat.aqidah pada jaman nabi adalah aqidah
paling bersih karena belum tercampur oleh kepentingan apapun selain hanya
karena Allah SWT.Ini disebabkan karena nabi adalah penafsir al-quran satu
satunya sehingga umat dibimbing langsung oleh nabi.
Kemudian , aqidah pada masa sahabat masi sama dengan masa nabi belum.
Membentuk disiplin ilmu apalagi membentuk suatu nama tertentu , atau aliran
dalam islam berrarti berbicara tentang ilmu kalam . Kalam secara harfiah berarti
“kata-kata”.  Ilmu “kalam” juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin,
yaitu ilmu yang membahas ajaran dasar dari agama.
Perbedaan yang muncul pertama kali dalam Islam bukanlah masalah teologi,
melainkan bidang politik. yang berkembang meningkat menjadi persoalan
teologi yaitu perbedaan aliran ilmu kalam. Diantara sekian banyak ilmu kalam
yang bermunculan ialah Syi’ah, Khawarij, Murji’ah, Qadiriyah, Jabariyah, dan
Mu’tazilah yang berakhir dengan peristiwa mihnah yang menjadi sebab awal
terbentuknya aliran Ahlussunnah wal Jama’ah.
Ulama dan pemikir Islam mengatakan, bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah itu
merupakan golongan mayoritas umat Islam di dunia sampai sekarang, yang
secara konsisten mengikuti ajaran dan amalan (sunnah) nabi dan para sahabat-
sahabatnya, serta memperjuangkan berlakunya di tengah-tengah kehidupan
masyarakat Islam.
Definisi ahlus sunnah wal jama’ah, Ahlu berarti shahib atau pemilik, As
sunnah bermakna ‫ الطريقة و السيرة محمودة كانت أو مذمومة‬yaitu : metode, kebiasaan,
perjalanan hidup atau perilaku baik terpuji maupun tercela.

‫من سن سنة في اإلسالم سنة‬:‫قال‬-‫صلىاهلل عليه وسلم‬-‫ عن النبي‬-‫عن جبير بن عبد هللا –رضي هللا عنه‬
)‫ شيئ (رواه مسلم في صحيحه‬d‫حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أو زارهم‬

Artinya : Barang siapa yang melakukan didalam islam jalan/contoh (sunnah)


yang baik maka baginya pahala dan pahal orang yang mengamalkannya
sesudahnya tanpa mengurangi pahala dari orang-orang tersebut sedikit pun. Dan
barang siapa yang melakukan didalam islam jalan/contoh (sunnah) yang tidak
baik maka atasnya dosa dan dosa orang-orang yang mengamalkannya
sesudahnya tanpa mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun. Al-jama’ah;
1. Secara bahasa:
Secara etimologi Al-Jama’ah bermakna
‫هم القوم الذين اجتمعوا إلى أمر ما‬

: Suatu kaum yang berkumpul/bersepakat atas suatu perkara.


2.Secara istilah :
‫جماعة المسلمين وهو سلف هذه األمة من الصحابة والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين الذين‬
‫ على ما كان عليه رسول هللا صلى هللا‬d‫اجتمعوا على الحق الصريح من كتاب هللا وسنة رسوله وساروا‬
‫عليه وسلم ظاهرا و باطنا سواء كان فردا أو جمعا‬.

Yaitu jamaah kaum muslimin yakni pendahulu (salaf) umat ini dari kalangan
para sahabat, tabi’in dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan jalan yang
baik hingga hari kiamat yang semuanya berkumpul diatas kebenaran yang jelas
yaitu kitabullah dan sunnah Rasulullah r serta mereka berjalan diatas jalan
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam secara zhahir dan bathin baik secara
individu maupun kolektif.Jadi ahlus sunnah wal jamaah adalah Mereka yang
berpegang teguh dengan sunnah Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan sunnah
para sahabatnya yang mengikuti jalan dan jejak mereka dalam keyakinan,
perkataan dan perbuatan serta beristiqamah (komitmen) diatas ittiba’ (mengikuti
sunnah) dan menjauhi ibtida’ (perkara-perkara bid’ah) dan mereka akan
senantiasa eksis dan tertolong hingga hari kiamat, maka siapa yang mengikuti
mereka akan mendapatkan petunjuk dan siapa yang menyelisihinya akan
tersesat .
• Penamaan ‘Aqidah Menurut Ahlus Sunnah: Di antara nama-nama ‘aqidah
menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:

1. Al-Iman ‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang


disebutkan dalam Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, karena ‘aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang
berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits
yang masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus
Sunnah sering menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab
mereka.
2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id) Para ulama Ahlus Sunnah sering
menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf: ‘Aqidah Ahlul Atsar dan
al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.
3. Tauhid ‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya
berkisar seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah,
Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu ‘aqidah
yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini
disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf.

4. As-Sunnah As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah


karena para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam
masalah ‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga
generasi pertama.

5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-


rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-hal yang telah menjadi
kesepakatan para ulama.

6. Al-Fiqhul Akbar Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-
Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan hukum-hukum ijtihadi.
7. Asy-Syari’ah Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh
Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan
yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah).

Itulah beberapa nama lain dari ilmu ‘Aqidah yang paling terkenal, dan
adakalanya kelompok selain Ahlus Sunnah menamakan ‘aqidah mereka dengan
nama-nama yang dipakai oleh Ahlus Sunnah, seperti sebagian aliran Asyaa’irah
(Asy’ariyyah), terutama para ahli hadits dari kalangan mereka.

• Penamaan ‘Aqidah Menurut Firqah (Sekte) Lain:


Ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh firqah (sekte) selain Ahlus
Sunnah sebagai nama dari ilmu ‘aqidah, dan yang paling terkenal di antaranya
adalah:

1. Ilmu Kalam Penamaan ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mu-
takallimin (pengagung ilmu kalam), seperti aliran Mu’tazilah, Asyaa’irah dan
kelompok yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak boleh dipakai, karena
ilmu Kalam itu sendiri merupa-kan suatu hal yang baru lagi diada-adakan dan
mempunyai prinsip taqawwul (mengatakan sesuatu) atas Nama Allah dengan
tidak dilandasi ilmu. Dan larangan tidak bolehnya nama tersebut dipakai karena
bertentangan dengan metodologi ulama Salaf dalam menetapkan masalah-
masalah ‘aqidah.

2. Filsafat Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan
mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena dasar
filsafat itu adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan pandangan-pandangan
khurafat tentang hal-hal yang ghaib.

3. Tashawwuf Istilah ini dipakai oleh sebagian kaum Shufi, filosof, orientalis
serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak
boleh dipakai dalam ‘aqidah, karena merupakan pe-namaan yang baru lagi
diada-adakan. Di dalamnya terkandung igauan kaum Shufi, klaim-klaim dan
pengakuan-pengakuan khurafat mereka yang dijadikan sebagai rujukan dalam
‘aqidah. Sahabat beliau Radhiyallahu anhum, yang mereka adalah (sebaik-baik)
pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala dari para hamba-Nya (setelah para Nabi dan
Rasul). Sebaliknya, kita bisa melihat bahwa ajaran Tashawwuf diambil dari para
pendeta Kristen, Brahmana, Hindu, Yahudi, serta ke-zuhudan Budha, konsep
asy-Syu’ubi di Iran yang merupakan Majusi di periode awal kaum Shufi,
Ghanusiyah, Yunani, dan pemikiran Neo-Platonisme, yang dilakukan oleh
orang-orang Shufi belakangan.”Syaikh ‘Abdurrahman al-Wakil rahimahullah
berkata di dalam kitabnya, Mashra’ut Tashawwuf: “Sesungguhnya Tashawwuf
itu adalah tipuan (makar) paling hina dan tercela. Syaithan telah membuat
hamba Allah tertipu dengannya dan memerangi Allah Azza wa Jalla dan Rasul-
Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya Tashawwuf adalah (sebagai)
kedok Majusi agar ia terlihat sebagai seorang yang ahli ibadah, bahkan juga
kedok semua musuh agama Islam ini. Bila diteliti lebih mendalam, akan ditemui
bahwa di dalam ajaran Shufi terdapat ajaran Brahmanisme, Budhisme,
Zoroasterisme, Platoisme, Yahudi, Nasrani dan Paganisme.”

4. Ilaahiyyat (Teologi) Illahiyat adalah kajian ‘aqidah dengan metodologi


filsafat. Ini adalah nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para
orientalis dan para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan yang salah
sehingga nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah
filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimin tentang
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurut persepsi mereka.

5. Kekuatan di Balik Alam Metafisik Sebutan ini dipakai oleh para filosof
dan para penulis Barat serta orang-orang yang sejalan dengan mereka. Nama ini
tidak boleh dipakai, karena hanya berdasar pada pemikiran manusia semata dan
bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah.

Melalui makalah ini nantinya akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan
dengan Ahlussunnah wal Jama’ah, baik tentang riwayat asal mula munculnya
aliran ini, perkembangannya, doktrin-doktrinnya dan yang terpenting
adalah kepercayaannya. Semoga makalah ini dapat memberikan gambaran dan
penjelasan yang baik terhadap Ahlussunnah wal Jama’ah.

Anda mungkin juga menyukai