Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

POLA ORGANISASI
Dosen Pengampu : Endah Kurniawati, SE MM

Di susun oleh :

Ananda Dimas Kurniawan (21130210122)

M. Bintang Alkindi Z (21130210082)

Wisnu Adi Saputra (21130210107)

Roydhotul Andreanto (21130210125)

Ramadhani Alfitto (21130210126)

Muhammad Rafid (21130210429)

Kelas : 2A3

Matkul : Perilaku Organisasi

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS


ISLAM KADIRI 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Pola Organisasi. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Kediri, 23 Mei 2022


DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3. Tujuan penulisan.................................................................................................5
BAB 2............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI....................................................................................................6
2.1. Pengertian Pola Organisasi.................................................................................6
2.2. Pengertian Organisasi Formal.............................................................................6
2.3. Pengertian Organisasi Informal..........................................................................6
2.4. Pengertian Organisasi Primer.............................................................................7
2.5. Pengertian Organisasi Sekunder.........................................................................7
2.6. Pola Komunikasi Organisasi...............................................................................7
2.7. Lingkup kerja dan kaitan kerja...........................................................................8
BAB III........................................................................................................................10
STUDY KASUS..........................................................................................................10
3.1. Pemaparan Kasus..............................................................................................10
3.2 Analisa kasus.....................................................................................................11
3.3 Pemecahan kasus...............................................................................................12
PENUTUP...................................................................................................................13
BAB 4..........................................................................................................................13
2.9. Kesimpulan.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pola organisasi adalah bentuk susunan dari sekelompok orang dalam


mencapai tujuan bersama. Pola Organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu organisasi
formal dan organisasi informal. Organisasi Formal, adalah organisasi yang dibentuk
secara sadar dan mempunyai tujuan tertentu yang disadari pula dengan menggunakan
sistem tugas. hubungan wewenang, tanggung jawab maupun penanggung jawaban
dirancang oleh manajer agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang telah disepakati bersama. Dalam organisasi formal semua hubungan
kewenangan maupun responsibility akan terlihat dalam bagan struktur organisasi
perusahaan, di mana pada bagan tersebut akan diperlihatkan seberapa besar
wewenang maupun tanggung jawab yang harus dipikul untuk masing-masing
pekerjaan yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih besar dengan (sasaran
yang tercapainya tujuan organisasi yang lelah ditetapkan). Organisasi Informal
merupakan Organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang
secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan wewenang
formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Proses
organisasi Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan.
Sedangkan proses dalam buku organisasi karangan Gibso Invancevich Donnelly
adalah berkenaan dengan aktifitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi
tersebut. Proses organisasi merupakan jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses
tersebut tidak berjalan dan berfungsi dengan baik, maka masalah yang tidak pernah
diharapkan akan timbul dalam sebuah organisasi. Terdapat empat proses yaitu
komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi, sosialisasi dan karir.
1.2.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari pola organisasi ?


2.Apa pengertian dari organisasi formal dan informal ?
3.Apa pengertian dari organisasi primer dan sekunder ?
4.Apa pengertian dari pola komunikasi ?
5.Apa itu lingkup kerja dan kaitan kerja ?
6.Dan apa itu desain jajaran kerja ?

1.3. Tujuan penulisan

1. Mahasiswa mampu menejelaskan pola organisasi


2. Mahasiswa mampu memahamai organisasi formal dan informal
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan organisasi primer dan sekunder
4. Mahasiswa mampu memehami dan menjelaskan tentang pola komunikasi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang lingjup kerja dan kaitan kerja
6. Mahasiswa mampu menejlaska tentang desain jajajran kerja
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN POLA ORGANISASI

Pola organisasi adalah bentuk susunan dari sekelompok orang dalam


mencapai tujuan bersama. Pola organisasi dibagi menjadi dua : Organisasi formal dan
informal.

2.2. PENGERTIAN ORGANISASI FORMAL

Ada beberapa pendapat para ahli yang dapat dijadikan acuan dalam
mendefinisikan organisasi formal. Akan tetapi, kali ini kita akan menggunakan
definisi organisasi formal menurut Theodorson. Organisasi formal adalah suatu
perkumpulan yang sangat terorganisir secara objektif, memiliki peraturan dan
regulasi tertulis yang jelas dan sebuah sistem dimana setiap tugas, wewenang dan hak
diberikan secara terstruktur dan berkesinambungan

CIRI-CIRI ORGANISASI FORMAL

Dengan membedah definisi yang diberikan diatas, akan dapat diketahui berbagai
macam-macam ciri dari organisasi formal, termasuk di dalamnya bentuk komunikasi
dalam organisasi tersebut.

Ciri-ciri organisasi formal adalah:

 Memiliki perincian pekerjaan yang jelas bagi tiap anggota


 Memiliki tujuan organisasi yang jelas
 Terdapat pengaturan yang tegas mengenai status, gaji, pangkat dan
penghasilan
 Memiliki perencanaan yang matang sehingga tahan lama
 Memiliki aturan baku, sehingga tidak bisa fleksibel
 Keanggotaan diperoleh secara sadar, untuk waktu tertentu dan biasanya
bersifat terbuka

CONTOH DARI ORGANISASI FORMAL

Jika ada pertanyaan atau soal yang berbunyi: sebutkan contoh organisasi formal? Apa
yang ada di benak pembaca? Sebetulnya dengan melihat ciri-ciri organisasi formal,
ada beberapa organisasi di sekeliling kita yang bisa dikategorikan sebagai organisasi
formal. Daftar contoh-contoh organisasi formal adalah:

 Pemerintahan Daerah (Pemda)


 Perusahaan besar (swasta, private company)
 Universitas
 Angkatan bersenjata
 Koperasi
 BUMN/BUMD
 LSM
 Organisasi Non-profit (Seperti Walhi, Greenpeace, Indonesia Mengajar,
Remaja Masjid, dll)
 Partai Politik
 Organisasi profesi (Ikatan Dokter Indonesia, Peradi, Himpunan Artis
Pengusaha Seluruh Indonesia, dll)

2.3. PENGERTIAN ORGANISASI INFORMAL

menurut pendapat Theodorson, organisasi informal adalah sebuah sistem


hubungan personal yang terbentuk secara spontan antar individu yang berinteraksi
dalam ruang lingkup organisasi formal. Organisasi informal dibentuk bukan atas
suatu peraturan hukum tertentu, tetapi lebih merupakan kesepakatan secara spontan
antar anggota dalam sebuah organisasi. Organisasi informal adalah stempat dimana
individu mencurahkan kekecewaannya terhadap kebijakan yang terdapat pada
organisasi formal. Bisa dikatakan bahwa jika individu-individu yang kecewa pada
keputusan organisasi formal, maka mereka akan cenderung membentuk organisasi
informal yang terdiri dari anggota-anggota yang memiliki perasaan atau sikap sama-
sama kecewa.

KARAKTERISTIK ATAU SIFAT ORGANISASI INFORMAL

Melihat acuan dari ciri-ciri organisasi formal, maka sifat organisasi non formal adalah
kebalikan atau negasi dari semua ciri-ciri yang terdapat pada organisasi formal. Ciri
ciri tersebut adalah:

 Tidak memiliki perincian tugas yang jelas

 Bersifat bebas, fleksibel

 Tidak mengikat

 Bersifat tidak pasti, spontanitas

 Keanggotaan bersifat terbuka dan bebas (tidak bisa dipastikan kapan menjadi
anggota, dan kapan tidak menjadi anggota)

 Memiliki ketentuan tidak formal, bisa berubah-ubah dan tidak tertulis yang
bersifat kesepakatan Bersama

CONTOH-CONTOH ORGANISASI INFORMAL


Setelah mengetahui definisi dan ciri-ciri organisasi informal, berikut ini adalah daftar
dari contoh organisasi informal yang teman-teman dapat ketahui:

 Klub motor, klub baca, klub skate board

 Perkumpulan bridge

 Persahabatan, brotherhood, dll

2.4. PENGERTIAN ORGANISASI PRIMER

Organisasi primer dapat diartikan sebagai kelompok yang membangun


interaksi dengan anggotanya. Dimana setiap anggota saling mengenal secara
personal dan memiliki keakraban terhadap anggota kelompok. Karena sudah akrab
dan kenal secara personal, maka hubungan sosial mereka ada yang melibatkan
hubungan fisik, dan ada juga yang tidak. Kelompok primer dapat pula diartikan
sebagai kelompok yang melakukan interaksi sosialnya penuh kebersamaan, hangat
dan melibatkan interaksi yang intensif.

CIRI CIRI ORGANISASI PRIMER

Jika kamu masih merasa kebingungan mengidentifikasi yang termasuk ke dalam


kelompok primer. Kamu bisa mengidentifikasi lewat beberapa ciri lebih spesifik di
bawah ini.

 Umumnya dalam satu kelompok diikuti sedikit orang. Karena jumlah yang
sedikit inilah yang menjadikan hubungan sosial mereka saling mengenal
dengan baik dan personal.

 Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sesama anggota. Tidak hanya itu,
ternyata sesama anggota saling bergantung sama lain karena mereka
memiliki prinsip atau nilai yang sema.
 Memiliki perasaan yang sama. Kesamaan yang muncul ini pulalah yang
dapat mendorong terbentuk hubungan sosial yang dekat.

 Jika ada sebuah kegiatan, kelompok primer dilakukan secara informal atau
tidak resmi, sehingga terkesan lebih bebas.
 Sebagai tempat untuk mencurahkan hati dan pikiran, karena kelompok
primer sebagai tempat mencari kehangatan secara fisik dan emosional.

CONTOH ORGANISASI PRIMER

Contoh kelompok primer sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita selalu


berinteraksi dan selalu bertemu.

1. Kelompok Persahabatan

Saya yakin setiap orang pasti punya teman. Berbicara tentang pertemanan, pasti ada
teman yang tulus dan teman yang modus. Kelompok teman yang tulus dan selalu
ada saat sedih dan senang, mau menerima apa adanya, maka termasuk kelompok
persahabatan. Jumlah sahabat yang benar-benar akrab dengan kamu memang tidak
banyak. Karena tidak banyak, kamu memiliki hubungan dan interaksi yang cukup
intens satu sama lain. Sifatnya pun intens dan mendalam.
2. Keluarga

Selain Kelomopok persahabatan, ternyata keluarga termasuk ke dalam Organisasi


primer. Sudah pasti keluarga orang terdekat dan orang yang paling mengenal kita
dengan baik. Saat kita dikucilkan atau ditinggalkan dunia luar, keluarlah tempat
kembali pulang. Tempat ngobrol paling nyaman. Yah, walaupun ada juga beberapa
kasus justru keluarga seperti orang asing. Setidaknya kehadiran keluarga secara
umum adalah kelompok paling aman, nyaman dan hangat. Karena mereka sebagai
tempat berpulang.

3. Kerabat
Contoh Organisasi primer yang ketiga adalah kelompok kerabat. Jumlah kerabat
jelas dari orang-orang dalam. Orang yang masih memiliki tali darah dan memiliki
persaudaraan yang dekat. Pasti masih ada hubungan personal yang intens satu sama
lain.

2.5. Pengertian Organisasi Sekunder

Organisasi sekunder dapat pula diartikan sebagai hubungan yang bersifat


impersonal, yang mana kelompok ini berfokus pada tujuan tugas. Adapun nama lain
dari Organisasi sekunder yaitu special interest groups (kelompok kepentingan
khusus) atau self interest groups (kelompok kepentingan umum). Karena kelompok
sekunder berorientasi pada tugas atau tujuan, maka anggota yang tergabung di
dalamnya bersifat sukarela dengan alasan memiliki tujuan yang sama. Hal yang
menariknya, keanggotan kelompok sekunder tidak memiliki peran yang paling
dominan. Rata-rata anggota memainkan tugasnya dan perannya secara pasif.

CIRI ORGANISASI SEKUNDER

 Umumnya memiliki jumlah keanggotaan yang banyak, tidak terbatas pada


satu daerah saja, kadang ada juga yang dari luar daerah, lintas agama, lintas
budaya dan masih banyak lagi.
 Setiap anggota yang tergabung mungkin tidak saling mengenal, mungkin
juga ada yang kenal, itupun hanya beberapa saja.
 Setiap anggota yang melakukan komunikasi dengan sesama anggota bersifat
sementara dan impersonal saja, jadi tidak bersifat intens.
 Secara umum, antar anggota tidak memberikan pengaruh yang dominan.
Dan masing-masing anggota menjalankan tugasnya ala kadarnya.

CONTOH ORGANISASI SEKUNDER

1. Partai Politik

Ternyata partai politik termasuk kelompok sosial sekunder. Dimana anggota yang
tergabung di dalamnya memiliki tujuan utama yang sama, yaitu mendapatkan
kekuatan politik dan memiliki tujuan internal yang sama.

Partai politik terbentuk dari berbagai kelompok, komunitas, ras, profesi dan etnis.
Jumlah anggotanya tersebar di berbagai belahan kota, dan mereka juga tidak selalu
bertemu. Jadi wajar jika secara personal antar anggota tidak saling mengenal satu
sama lain.

2. Serikat Pekerja

Contoh kelompok sekunder selain partai politik ada yang nama nya kelompok serikat
pekerja. Dimana kelompok ini anggotanya diikuti dari berbagai daerah yang bekerja
di perusahaan ataupun di luar perusahaan. Organisasi ini terbuka untuk masyarakat
umum, tanpa terkecuali. Sifatnya sukarela, mandiri, bebas dan terbuka.

3. Koperasi

Jika kamu ikut koperasi, itu juga termasuk dalam kelompok sekunder. Anggota
koperasi juga terbuka oleh siapa saja yang ingin bergabung. Asal cocok dan satu
tujuan, semua bisa menjadi bagian keluarga koperasi. Tentu saja setiap koperasi
memiliki aturannya sendiri-sendiri.

2.6. Pola Komunikasi Organisasi 

Menurut William V. Hanney dalam Efendi (1984 : 146). “Organisasi terdiri


dari sejumlah orang, ia melibatkan keadaan saling tergantung, ketergantungan
memerlukan koordinasi, koordinasi mensyaratkan komunikasi” Pengertian
Komunikasi Organisasi Pearson dkk dalam bukunya Human Communication (2011 :
206) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai berikut : komunikasi merupakan
alat utama untuk mempengaruhi organisasi dan untuk memperoleh akses ke dalam
sumber daya organisasi. Masing-masing organisasi memiliki ciri-ciri komunikasi
yang berbeda dan dipengaruhi oleh tipe atau bentuk organisasi serta jaringan
komunikasi organisasi.
1. Komunikasi Formal
Jaringan komunikasi formal adalah sistem yang dirancang oleh manajemen untuk
menentukan “siapa seharusnya berbicara kepada siapa” agar pekerjaan dapat
diselesaikan. Jaringan komunikasi formal organisasi skala kecil lebih sederhana
dibandingkan dengan jaringan komunikasi formal organisasi skala besar.

2. Komunikasi Informal
Selain memiliki jaringan komunikasi formal, setiap organisasi juga memiliki jaringan
komunikasi informal. Komunikasi informal adalah pola interaksi yang didasarkan
pada pertemanan, kedekatan antar karyawan, dan saling berbagi dalam hal minat karir
dan masalah pribadi. Komunikasi informal dalam sebuah organisasi memiliki
beberapa fungsi, yaitu conforming, expanding, expediting, contradicting,
circumventing, dan supplementing.

2.7. Lingkup kerja dan kaitan kerja

Lingkup kerja mengkaji masalah perilaku organisasi yang meliputi


pembahasan mengenai perilaku individu. Ruang lingkup hanya terbatas pada dimensi
internal dari suatu organisasi. Lingkup kerja dirancang agar pekerjaan berjalan
dengan lancar sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan.
Kaitan kerja adalah hubungan antara pekerja dan pengusaha, terjadi setelah diadakan
perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha, dimana pekerja menyatakan
kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah dan di mana
pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan
membayar upah
Lingkup kerja merupakan lokasi dimana orang-orang yang mempunyai visi & misi
yang sama, guna mencapai tujuan bersama.
2.8. Desain Jajaran Kerja

Menurut Stewart and Stewart, (1983:53) keadaan kerja sebagai serangkaian


kondisi lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para
karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut.
Menurut Newstrom (1996:469) bahwa keadaan kerja berhubungan dengan
penjadwalan dari pekerjaan, lamanya bekerja dalam hari dan dalam waktu sehari atau
malam selama orang-orang bekerja.
Dalam mendesain organisasi ada empat keputusan dasar yang perlu diambil
1.Pembagian pekerjaan (division of labor)
2.Pendelegasian wewenang (authority delegation)
3.Pengelompokan tugas (departmentalization)
4.Dan yang terkait dengan span of control
BAB III
STUDY KASUS

3.1. Pemaparan Kasus

Dalam kehidupan, manusia pasti memerlukan komunikasi, baik


berkomunikasi dengan individu lain maupun dengan kelompok atau masyarakat.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil. Sebaliknya tidak adanya komunikasi akan menimbulkan konflik antara
anggota organisasi dan dampaknya mengganggu komunikasi dalam organisasi
tersebut. Seiring berjalannya waktu dalam organisasi pasti muncul dinamika
didalamnya. Salah satu bentuk dinamika yang terjadi adalah konflik. Dalam
organisasi PAVESA konflik terjadi sekitar tahun 2003, konflik tersebut dapat
dikatakan sebagai konflik besar. Kepentingan pribadi menjadi salah satu penyebab.
konflik yang terjadi. Kepentingan yang dimaksud adalah pada saat itu organisasi
berafiliasi dengan salah satu partai politik karena salah satu saudara dari pengurus
PAVESA berkecimpung di dunia politik dan membutuhkan basis.. Pada masa ini
PAVESA dipimpin oleh JT. Aktor inilah yang memasukkan PAVESA ke dalam
organisasi politik pada saat itu. Hal ini menyebabkan anggota PAVESA terpecah
belah , ada anggota yang tidak mempersoalkan hal ini, namun ada juga yang tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kepentingan pribadi dapat merusak iklim sebuah
organisasi. Dalam organisasi PAVESA pada tahun 2003, organisasi yang awalnya
merupakan organisasi otomotif kemudian berafiliasi dengan salah satu partai politik
yang membuat anggota organisasi terpecah belah. Afiliasi organisasi PAVESA
dengan salah satu partai politik pada dasarnya disebabkan oleh kepentingan ketua
PAVESA pada saat itu. Hal ini dalam tataran teoritis dapat dikatakan sebagai sebuah
konflik internal dalam organisasi Namun seiring berkembangnya organisasi ini
masuklah beberapa anggota baru. Setelah
bergabungnya anggota baru ini perpecahan mulai terjadi. Perpecahan tersebut
disebabkan adanya ketidakcocokkan anggota baru dengan kebiasaan anggota lama
PAVESA yang suka meminum minuman keras.. Hal inilah yang menyebabkan
konflik internal dalam organisasi PAVESA. konflik yang terjadi dalam konteksini
adalah konflik interpersonal. Himbauan para anggota baru. PAVESA juga sebenarnya
tidak salah, tujuan hal ini dilakukan agar organisasi ini tetap bisa berjalan dengan
sehat dan
memberikan bukti pada masyarakat bahwa organisasi otomotif sebenarnya bersih
dari MIRAS. Namun, hal ini nampaknya yang tidak bisa diterima anggota lama
PAVESA yang merasa terganggu dengan larangan ini. perbedaan pandangan dan
persepsi ini membuat para anggota yang merasa terusik untuk membuat organisasi
baru yang dapat mengakomodir mereka. Dengan adanya hal ini kemudian anggota
PAVESA yang memutuskan keluar akhirnya membentuk organisasi baru yang diberi
nama VOG.Namun ada hal menarik dalam hubungan antara PAVESA dengan VOG.
Bahwa kedua organisasi ini justru hingga saat ini tidak pernah terjadi konflik.
Ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim informasi akan
menimbulkan kegagalan berkomunikasi. Konflik organisasi dalam pavesa merupakan
satu bentuk perjalanan yang dinamis dari sekumpulan anggotanya. Konflik organisasi
tidak dapat dihindari karena seriap anggotanya memiliki pola pikir serta kepentingan
yang berbedabeda. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam
kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan
bergelut dengan konflik.
3.2 Analisa kasus

Kepentingan pribadi menjadi salah satu penyebab. konflik yang terjadi.


Kepentingan yang dimaksud adalah pada saat itu organisasi berafiliasi dengan salah
satu partai politik karena salah satu saudara dari pengurus PAVESA berkecimpung di
dunia politik dan membutuhkan basis massa pada akhirnya PAVESA “dikorbankan”
untuk memobilisasi massa pada saat itu. salah satu faktor yang menyebabkan konflik
dalam organisasi PAVESA pada tahun 2003 adalah organisasi PAVESA berafiliasi
dengan salah satu partai politik di Kota Salatiga.

Faktor yang berikutnya adalah kebiasaan anggota-anggota meminum


minuman keras. Pada dasarnya para anggota PAVESA merupakan peminum dan
hal ini sudah menjadi kebiasaan para anggota dikarenakan pada awal atau masa
PAVESA berdiri latar belakang anggota PAVESA itu sendiri dari bermacam macam
kalangan ada juga yang pengganguran ada juga pegawai

3.3 Pemecahan kasus

Untuk menyelesaikan konflik di atas dengan pola komunikasi roda dan pola
bintang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya proses musyawarah mufakat dalam
pengambilan keputusan, dalam pola roda pemimpin (ketua) menjadi pusat
pengambilan keputusan dan dalam konteks pola bintang menunjukkan bahwa para
anggota dapat saling bermusyawarah kemudian memberikan masukan kepada ketua
yang pada akhirnya ketua mengambil sebuah keputusan. Dengan adanya hal ini
kemudian anggota PAVESA yang memutuskan keluar akhirnya membentuk
organisasi baru yang diberi nama VOG. Dalam hal ini keputusan yang diambil tidak
ada lagi permusuhan antara anggota PAVESA dengan anggota VOG sehingga konflik
teratasi.
PENUTUP
BAB 4
4.1 Saran

4.2. Kesimpulan

Pola organisasi adalah bentuk susunan dari sekelompok orang dalam


mencapai tujuan bersama. Pola organisasi dibagi menjadi dua : Organisasi formal dan
informal. Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan
penciptaan struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil
dari proses desain. Adapun dimensi-dimensi dalam organisasi terdiri dari Ukuran,
Komponen administratif, Rentang kendali, Spesialisasi, Standardiasasi, Formalisasi,
Sentralisasi, Kompleksitas, Delegasi wewenang, Integrasi, Diferensiasi. faktor ketika
mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah teknologi, sifat kerja
itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan organisasi,
keperluan untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut, dan
keseluruhan strategi yang di pilih organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Kriwul, Cak. 2019. “Organisasi Formal Dan Organisasi Informal Beserta Contohnya” ,
administrasi negara universitas terbuka (admnegara-ut.com) , diakses pada 23 mei 2022
pukul 08.30

Destiana, Nisa. 2022. “Kelompok Primer Dan Sekunder: Perbedaan , Ciri-ciri Dan
Contohnya”, Kelompok Primer dan Sekunder: Perbedaan, Ciri, dan Contohnya (majoo.id) ,
diakses pada 23 mei 2022 pukul 08.45

Sintia Permata,“Pola Komunikasi Jarak Jauh antara Orang Tua dengan Anak”, Acta Diurna, 1
(2013), 3.

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 17.

Firdiansyah, Abrar. 2021. “Dianggap Pengaruhi Kinerja, Memangnya Apa Itu Lingkungan
Kerja?”, Lingkungan Kerja: Pengertian, Jenis, dan Faktor-faktornya (glints.com) , diakses
pada 23 mei 2022 pukul 09.00

DuniaPengertian. 2017. “Pengertian Desain Pekerjaan Serta Jenis dan Tekniknya


”Pengertian Desain Pekerjaan Serta Jenis dan Tekniknya - Dunia Pengertian , diakses pada
23 mei 2022 pukul 09.15

Abdhul, yusuf. 2022. “Penjelasan Kelompok Primer Dan Sekunder”, Penjelasan Kelompok
Primer dan Sekunder - Buku Deepublish (penerbitbukudeepublish.com), diakses pada 26 Mei
2022 pukul 10.45

Anda mungkin juga menyukai