Anda di halaman 1dari 28

PAPER PENGORGNISASIAN (ORGANIZING)

TUGAS PENGANTAR MANAJEMEN


DOSEN : JULI ISMANTO S.KM.,M.M

Oleh :

1. ANISA FITRI 211011200263

2. DINI ROSA R 211011200728

3. FARADINA JULIA P 211011200974

4. ZAHRITA 211011200678

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan paper
Pengantar Manajemen yang berjudul Pengorganisasian (Organizing) pada tepat
waktu.

Penyusunan paper ini semaksimal mungkin kami upayakan dan di dukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancak penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan paper ini.

Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik bagi segi bahasa,dan aspek lainnya. Oleh karena
itu,dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin saran ataupun kritik untuk memperbaiki paper ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari Paper sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapt menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain pada paper selanjutnya.

Jakarta, 20 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................... 2
1.4 Lingkup Pembahasan .................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perorganisasian ......................................................... 4
2.2 Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi .............................. 5
2.3 Ciri-ciri organisasi ....................................................................... 6
2.4 Unsur-unsur organisasi ............................................................... 6
2.5 Langkah-langkah pengorganisasian ............................................ 7
2.6 Perkembangan Struktur Organisasi ............................................. 8
2.7 Struktur organisasi ...................................................................... 10
2.8 Bagan organisasi formal .............................................................. 17
2.9 Fungsi pengorganisasian ............................................................. 18
2.10 Tujuan pengorganisasian ............................................................. 19
2.11 Perilaku pengorganisasian ........................................................... 19
2.12 Faktor penyebab gagalnya organisasi ......................................... 21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 23
3.2 Saran ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur


formal,mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisas,agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan
efisien.

Manusia merupakan unsur terpenting dalam pengorganisasian karena manusia


terdapat didalam tugas-tugas yang saling berhubungan. Struktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola.

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap


hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi atau orang-orang yang menunjukkan
kedudukan,tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam
organisasi.

Pengorganisasian dalam konteks perubahan sosial menjadi titik strategis yang


harus menjadi perhatian dan seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan
akan sangat ditentukan oleh pengorganisasian.

Tanpa suatu pengorganisasian yang kuat,memadai dan sistematis maka perubahan


sosial hanya akan bergantung pada niat baik kekuasaan,pasar politik atau situasi
yang lain yang tidak pasti. Satu-satunya faktor yang menentukan bahwa sebuah
gerakan akan tetap berjalan pada relnya dan dapat mencapai tujuannya adalah
pengorganisasian yang dipandu oleh kepemimpinan yang baik.

1
1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam paper ini adalah :

1. Apa pengertian perorganisasian?


2. Apa perbedaan pengorganisasian dan organisasi?
3. Bagaimana ciri-ciri organisasi?
4. Apa unsur-unsur organisasi?
5. Bagaimana langkah-langkah perorganisasian?
6. Bagaimana Perkembangan Struktur Organisasi?
7. Bagaimana struktur organisasi?
8. Bagaimana bagan organisasi formal?
9. Apa fungsi perorganisasian?
10. Apa tujuan perorganisasian?
11. Bagaimana perilaku peroganisasian?
12. Apa faktor penyebab gagalnya organisasi?

1. 3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari perorganisasian
2. Mengetahui Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi
3. Mengetahui apa saja ciri-ciri organisasi
4. Mengetahui unsur-unsur organisasi
5. Mengetahui langkah-langkah dalam perorganisasian
6. Mengetahui Perkembangan Struktur Organisasi
7. Memahami struktur organisasi
8. Mengatahui bagan organisasi formal
9. Memahami fungsi perorganisasian
10. Memahami tujuan perorganisasian
11. Mengetahui perilaku peroganisasian
12. Memahami faktor penyebab gagalnya sebuah organisasi.

2
1. 4 Lingkup Pembahasan
Berdasarkan permasalahan dan tujuan tersebut, maka pembahasan dalam paper ini
meliputi :
1. Pengertian perorganisasian
2. Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi
3. Ciri-ciri organisasi
4. Unsur-unsur organisasi
5. Langkah-langkah perorganisasian
6. Perkembangan Struktur Organisasi
7. Struktur organisasi
8. Bagan organisasi formal
9. Fungsi perorganisasian
10. Tujuan perorganisasian
11. Perilaku peroganisasian
12. Faktor penyebab gagalnya organisasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai tidakan pengaturan sumber daya


manusia dan sumber daya lainnya, agar secara efektif dan efisien dapat
mengeksekusikan perencanaan yang sudah ditetapkan dalam rencana. Karena
dengan adanya pengorganisasian berarti manejer akan memadukan seluruh
sumber daya untuk pencapaikan tujuan yang baik. Dengan melaksanakan fungsi
pengorganisasian berarti manejer menetapkan :

1. orang orang yang akan melaksanakan tugas


2. menetapkan pembagian pekerjaan
3. menetapkan kedudukan setiap sumber daya manusia
4. harus ada hubungan
5. menetapkan wewenang dan pendelegasian

Pengertian pengorganisasian adalah proses merancang struktur formal,


mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara
anggota organisasi agar tujuan organsasi dapat dicapai.

Pengertian pengorganisasian menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2011 : him.


118) adalah: "Suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan
bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut".

4
2.2 Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi

Istilah “pengorganisasian” sering dikaburkan dengan istilah “organisasi”. Sebab,


ketika mendengar istilah “organisasi”, maka akan muncul dua pengertian umum;
pertama, organisasi yang diartikan sebagai lembaga atau kelompok fungsional
seperti perusahaan, lembaga, sekolah, sebuah perkumpulan, dan lain-lain.
Kedua, pengorganisasian yang diartikan sebagai proses mengatur pekerjaan,
pengalokasian sumber daya dan pembagiannya kepada anggota agar tujuan
organisasi tercapai dengan efektif. Oleh karena, itu selain pengertian
pengorganisasian yang telah dikemukakan di atas, pengorganisasian merupakan
langkah selanjutnya setelah perencanaan yang mencerminkan langkah bagaimana
suatu organisasi menyelesaikan rencana tersebut.Sehingga pengorganisasian
mencerminkan fungsi manajemen yang berkaitan dengan penetapan dan
pengelompokan tugas-tugas ke dalam departemen dan pengalokasian sumber daya
ke berbagai departemen.

Sedangkan organisasi, sesuai asal katanya organum (yang berarti alat, bagian,
atau badan), secara umum sering diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem
kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.Ada yang mengatakan berasal
dari organizare yang berarti mengatur atau menyusun.Organisasi dalam bahasa
Inggrisnya “Organization” yang berarti “hal yang mengatur” dan kata kerjanya
“organizing” berasal dari bahasa latin “organizare” yang mengatur atau
menyusun.Sedangkan menurut istilah, terdapat berbagai definisi yang
dikemukakan oleh ahli, antara lain: James D. Mooney: bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai sutu tujuan bersama. Sedangkan Sutarto, sebagaimana
yang dikutip Husaini Usman, mendefinisikan organisasi adalah kumpulan orang,
proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial.
Hal yang sama nampaknya juga dikemukakan oleh Waldo, sebagaimana yang
dikutip Sulistiyorini, organisasi struktur hubungan-hubungan diantara orang-orang
berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi.

5
Dari berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah
suatu wadah atau setiap bentuk perserikatan kerja sama manusia (didalamnya) ada
struktur organisasi, pembagian tugas, hak dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan bersama. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pada intinya
organisasi adalah wadah kerjasama manusia yang terstruktur untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.

2.3 Ciri-Ciri organisasi

Ciri-ciri dari sebuah organisasi, yaitu :

1 Sebagai wadah atau tempat kerja


2 Merupakan proses kerjasama
3 Adanya kelompok orang (lebih dari dua orang)
4 Adanya pekerjaan
5 Terdapat hak, kewajiban, dan tanggung jawab
6 Terdapat tujuan

Dalam kegiatannya organisasi dapat berbentuk :

a) Badan : merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai


tujuan.
b) Bagan : merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan
kerjasama dari orang-orang dalam rangka mecapai tujuan.

2.4 Unsur-Unsur Organisasi

Secara sederhana organisasi memiliki 3 unsur yang saling berkaitan yaitu;


1. Man (orang-orang)
Dalam kehidupan organisasi sering disebut dengan pegawai atau personil
yang terdiri dari semua anggota organisasi.

6
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai tujuan merupakan titik
akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
4. Peralatan, terdiri dari semua sarana berupa materi mesin-mesin,uang,dan
modal.
5. Lingkungan,faktor lingkungan misalnya keadaan
sosial,budaya,ekonomi,dan teknologi yang termasuk unsur lingkungan
yaitu; kondisi atau situasi, tempat atau lokasi, wilayah operasi yang
dijadikan sasaran kegiatan organisasi.

2.5 Langkah-langkah pengorganisasian

Proses pengorganisasian dalam manajemen dapat dilakukan melalui enam


tahapan, yaitu :

1. Menetapkan tujuan pengorganisasian


2. Menetapkan tugas-tugas pokok anggota organisasi
3. Melakukan pembagian tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas yang lebih
kecil
4. Mengalokasikan sumber daya yang tersedia
5. Memberikan arahan-arahan untuk tugas-tugas
6. Melakukan evaluasi atas hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang
telah dilakukan

7
Dapat dilihat juga pada gambar berikut :

Gambar 2.1
Tahapan Pengorganisasian

Dari gambar tersebut, ,aka kita dapat menyimpulkan bahwa manajer harus secara
terus-menerus melakukan pengulangan proses atau tahapan pengorganisasian. Hal
ini dilakukan mengingat melalui kegiatan penguangan ini para manajer akan
mendapatkan umpan balik yang akan membantunya dalam menyempurnakan
sistem organisasiyang sedang berjalan.

2.6 Perkembangan Struktur Organisasi

Dalam Taylor (1911) dalam Soetjipto (2004) yang memuncul ide awal mengenai
Scientific Management dalam hal bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas
pekerja maka yang harus dilakukan agar seseorang pekerja akan menjadi amat
produktif apabila mengerjakan tugas-tugas tertentu dan sama secara berulang-
ulang.

8
Produktivitasnya menjadi optimal, karena ia menjadi mahir dalam mengerjakan
tugas-tugas tersebut. Fayol (1949) dalam Soejito (2004) berargumentasi bahwa
spesialisasi hanya dapat tercipta melalui pembagian kerja (diferensiasi horisontal)
yang jelas. Diferensiasi sebagai pembagian kerja dapat dilihat secara horisontal
dan secara vertikal.

Ostroff (1999) menganalogikan struktur organisasi horisontal mengingat rentang


kendali setiap posisi yang lebih lebar dibandingkan dengan struktur organisasi
mekanistik, sejalan dengan terdesentrasinya kewenangan sehingga struktur
tampak mendatar (flat).

Diferensiasi horisontal mengindikasikan pembagian kerja yang jelas antara posisi-


posisi yang sejajar, namundemikian harus perlu suatu integrasi yang baik dan
solid untuk mempercepat gerak langkah organisasi. Mengapa? Karena struktur
organisasi horisontal ini mempunyai beberapa tugas yang menjadi tanggungjawab
bersama, kewenangan terdistribusi pada posisi di level bawah (terdesentralisasi)
Hal ini membawa konsekwensi mekanisme integrasi yang lebih rumit karena
melalui komite atau kelompok kerja. Pembentukan komite atau kelompok
pengintegrasi ini sebagai upaya mempercepat langkah organisasi.

Diferensiasi vertikal menggambarkan posisi-posisi yang berkedudukan tidak


sejajar. Dalam diferensiasi vertikal ini lebih tepat disebut pembagian wewenang.
Banyak pakar yang organisasi yang mengidentifikasikan struktur organisasi
mekanistik sebagai struktur organisasi vertikal mengingat rentang kendali yang
sempit sebagai akibat tidak ada desentralisasi kewenangan sehingga struktur
terlihat meninggi.

Dalam struktur organisasi mekanistik, pekerjaan terdiferensi dengan baik,


kewenangan terpusat pada posisi di tingkat atas (tidak terdesentralisasi), hal ini
menjadikan mekanisme integrasinya secara hirarkis.

9
2.7 Struktur organisasi

Definisi Struktur Organisasi

Perkembangan dalam berbagai bidang pada beberapa tahun terakhir menjadikan


organisasi-organisasi mengadakan perubahan ataupun pembaruan terhadap bentuk
struktur organisasinya. Berbagai desain struktur organisasi dimaksudkan untuk
memberikan solusi yang paling mendukung dan mempermudah secara efektif dan
efisien bagi anggotanya untuk melakukan kegiatan organisasinya dalam mencapai
sasaran organisasi. Berkaitan dengan hal di atas maka yang dimaksud struktur
adalah “Structure is the arrangement or interrelation of all the parts of a whole;
manner of organization or construction.”, struktur organisasi adalah bagaimana
tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan di koordinasi secara formal, dan lebih
lanjud dapat pula dikatakan bahwa “Organization structure defines how taks are
to be allocated, who reports to whom, and the formal cordinating mechanisms
and interaction patters that will be followed. Namun demikian, perlu diberikan
batasan yang dimaksud dengan struktur, struktur adalah pola interaksi yang
ditetapkan dalam suatu organisasi dan yang mengoordinasikan teknologi dan
manusia. dalam organisasi. Sedangkan struktur dalam konteks group adalah:
standar perilaku yang diterapkan oleh kelompok, sistem komunikas, dan imbalan
serta mekanisme sanksi kelompok. Sehingga dapat disimpulakan bahwa struktur
organisasi adalah pola formal untuk mengelompokkan orang-orang dan pekerjaan,
pola formal aktivitas dan hubungan antara berbagai subunit organisasi, yang
sering digambarkan melalui bagan. Sedangkan organisasi adalah pemberian
struktur, susunan dan garis kekuasaaan dan tanggung jawab dalam penempatan
personel. Susunan dan garis-garis kekuasaan serta tanggung jawab itu menentukan
bentuk dan sifat organisasi itu secara keseluruhan. Dimana hubungan structural
yang mengikat dan kerangka dasar tepat individu-individu dikoordinasi yang di
dalamnya dilakukan pembagian kerja, karena adanya bidang kerja yang harus
diselesaikan dan adanya orang-orang yang wajib menunaikan tugas tertentu.

10
Menurut Robbins dan Coulter (2007) struktur organisasi diartikan sebagai
kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi
yang baik berusaha mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja. Struktur
organisasi merupakan sistem yang harus dilaksanakan oleh manajer untuk
menggerakkan aktivitas untuk mewujudkan kesatuan tujuan. Struktur organisasi
harus selalu dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam pelaksanaan
operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang.

Sruktur organisasi merupakan suatu cara pembagian tugas pekerjaan yang


kemudian dikelompokkan serta dikoordinasikan secara formal. Robbins dan
Coulter (2007) mengemukakan 5 (lima) faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi, yaitu:

1. Pembagian pekerjaan, adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah


organisasi dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda.
2. Departementalisasi, merupakan dasar yang digunakan untuk
mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok. Setiap
organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi kerja).
3. Hierarki, adalah garis wewenang yang tidah terputus yang membentang
dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan
menjelaskan hubungan si pelapor kepada si penerima laporan.
4. Koordinasi, adalah proses menyatukan aktivitas dari departemen yang
terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif.
5. Rentang manajemen, adalah jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh
seorang pimpinan secara efektif dan efisien.

11
Bentuk-bentuk organisasi menurut hubungan kerja, lalu lintas kerja, dan tanggung
jawab yang diemban masing-masing komponen dapat dibagi menjadi sebagai
berikut :

1. Organisasi garis
Organisasi garis merupakan bentuk tertua organisasi dan paling sederhana.
Biasanya terdapat dalam organisasi yang relatif kecil. Struktur ini tidak cocok
digunakan dalam organisasi yang besar karena kompleks dan luasnya bidang
garapan yang harus ditagani organisasi sehingga memerlukan adanya
pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Dalam struktur organisasi garis
anggotany arelatif sedikit dan sebagai pimpinan puncak organisasi biasanya
adalah pemiliknya atau pemegang saham yang paling besar. Struktur organisasi
garis disebut juga struktur organisasi militer. Ciri-cirinya adalah satu orang
bawahan hanya memiliki seorang atasan, jadi dia hanya menerima perintah
kerja dari satu orang saja, yaitu pimpinanya.

Kelebihan dari Organisasi garis ini adalah proses pengambilan keputusan


dapat berjalan dengan cepat, rasa solidaritas para anggota pada umumnya
masih besar, dan rasa disiplinnya masih tinggi.
Kekurangan dari Organisasi garis ini adalah tujuan organisasi sama,
kecenderungan bagi pimpinan organisasi untuk bertindak diktatoris atau
otokratis cukup besar, seluru organisasi terlalu bergantung pada seseorang atau
atasan, dan kesempatan karyawan untuk mengembangkan spesialisasi sangat
terbatas.

Gambar 2.2
Struktur Organisasi Garis

12
2. Organisasi Garis dan Staf
Organisasi ini terdiri atas dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam
menjalankan roda organisasi. Kelompok pertama menjalankan tugas-tugas
pokok organisasi untuk mencapai tujuan, yang ditempatkan dalam kotak-kotak
garis (line), sedangkan kelompok kedua, melakukan tugas-tugas berdasarkan
keahliannya yang disebut staf. Staf dapat membertikan saran-sarannya kepada
unit oprasional. Staf juga memberikan pengaruh dalam pelaksanaan. Ciri-
cirinya sama dengan organisasi garis hanya ditambah adanya staf yang
berfungsi memberikan nasehat dan pertimbangan-pertimbangan kepada
pimpinan.
Kelebihan dari Organisasi garis dan staf adalah ada pembagian tugas yang
jelas, bakat yang berbeda dari para anggota dapat dikembangkan menjadi suatu
spesialisasi, koordinasi mudah dijalankan dalam setiap kelompok dari kedua
golongan karyawan, disiplin serta moral yang tinggi karena tugas yang
dilaksanakan sesuai dengan keahlian, pendidikan, dan pengalamannya
Kekurangan dari Organisasi garis dan staf adalah bagi para pelaksana tingkat
operasional tidak selalu jelas yang mana perintah, yang mana nasehat, dan
perintah dari hierarkhi lini tidak selalu seirama dengan nasehat dari hierarkhi
staf, karena belum tentu kedua macam hierarkhi memandang suatu hal dari
kaca mata yang sama.

Gambar 2.3
Struktur Organisasi Garis dan Staf

13
3. Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang pembagian tugas atas para
penjabatnya disesuaikan dengan bidang keahliannya. Organisasi ini tidak
terlalu menekankan pada hierarki struktural, namun lebih menekankan pada
sifat dan macam fungsi yang akan dilaksanakan. Ciri-ciri adalah seorang
bawahan dapat menerima perintah dari banyak atasan. Contohnya organisasi
bengkel. Seorang tukang las, dapat menerima perintah dari bannyak
departemen yang memerlukan jasa mengelas.

Kelebihan dari Organisasi Fungsional adalah spesialisasi para karyawannya


dipergunakan semaksimal mungkin, solidaritas antara orang-orang yang
menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi, disiplin dan moral yang
tinggi, koordinasi mudah dijalankan. Kekurangan dari Organisasi Fungsional
adalah orang menspesialisasikan diri dalam suatu bidang kegiatan tertentu, dan
orang-orang yang bergerak dalam suatu bidang fungsi tertentu terlalu
mementingkan fungsinya saja sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh
sukar untuk dijalankan.

Gambar 2.4
Struktur Organisasi Fungsional

Bentuk oraganisasi fungsional adalah bentuk di mana pimpinan dan para


pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia, artinya pada
tingkatan pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para
pelaksana dibagi-bagi dalam kelompok-kelompok yang bersifat task force.

14
4. Organisasi Matriks
Organisasi Matriks merupakan penyempurnaan dari organisasi fungsional.
Orang-orang yang ditugaskan dalam setiap sel tidak hanya termasuk dalam
organisasi fungsional, tetapi juga dalam organisasi produk. Ciri-cirinya adalah
dalam organisasi itu terjadi kontak koordinasi antar bagian yang ada dalam
organisasi. Organisasi matrik menggunakan pendekatan struktural dan
fungsional sekaligus (kombinasi).

Kelebihan dari Organisasi Matriks adalah efisiensi pengunaan manajer-


manajer fungsional, luwes dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian,
keunggulan teknis, meningkatkan motivasi kerja, dan pengembangan diri.
Kekurangan dari Organisasi Matriks adalah terjadinya konflik karena adanya
pertanggungjawaban ganda yang dapat menimbulkan kebingungan, dan
memerlukan koordinasi vertikal dan horozontal, memerlukan lebih banyak
keterampilan antarpribadi, sangat mahal diterapkan, dan mengandung risiko
timbulnya anarki.

Gambar 2.5
Struktur Organisasi Matriks

15
5. Organisasi Proyek
Cirinya adalah apabila tujuan proyek sudah selesai, maka organisasi ini
akan segera dibubarkan. Jadi sifat organisasinya hanya sementara saja,
yaitu selama proyeknya berjalan. Dalam sudut formalitas, ada dua bentuk
organisasi, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
a. Dalam organisasi formal terdapat pembagian tugas yang jelas
terumuskan, sedangkan organisasi informal tidak memiliki pembagian
tugas yang jelas.
b. Dalam organisasi formal terdapat mata rantai perintah yang tegas,
sebaliknya dalam organisasi informal tidak terdapat mata rantai
perintah yang tegas.
c. Organisasi formal memiliki rencana kerja yang jelas, organisasi
informal tidak memiliki rencana kerja yang jelas.

Gambar 2.6
Struktur Organisasi Proyek

16
2.8 Bagan organisasi formal

Organisasi formal memiliki definisi yaitu sebagai organisasi yang terdiri dari
struktur yang jelas dengan pembagian kerja yang jelas serta adanya tujuan dan
sasaran yang disusun dengan jelas.

Struktur organisasi formal sendiri memiliki arti sebagai sistem formal yang mana
organisasi diatur sedemikian rupa. Struktur organisasi formal menggambarkan
rangkaian pola hubungan diantara fungsi-fungsi, unit-unit, kedudukan-kedudukan
maupun posisi setiap orang yang menunjukkan tugas, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing.

Pada struktur organisasi formal ini tergambarkan spesialisasi/spesifikasi setiap


pekerjaan yang diamanahkan pada tiap individu ataupun tiap departemen/bagian.
Organisasi memiliki unsur dan dasar yang melekat pada keberjalanan organisasi.
Berikut unsur di dalam organisasi formal :

1. Sistem yang saling terintegrasi dan terkoordinasi.


2. Adanya kelompok orang.
3. Kejasama dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi

Dasar pada teori organisasi formal :

1. Pembagian tugas/kerja/tanggung jawab di antara individu maupun


unit/departemen.
2. Adanya hirarki organisasi dan fungsional
3. Terdapat struktur organisasi perusahaan.
4. Rentang kendali

17
Gambar 2.7
Struktur Organisasi Formal

Dari tabel tersebut adalah salah satu struktur organisasi formal, gambaran struktur
organisasi tersebut biasanya di gunakan di perusahaan aagar mempermudahkan
suatu perusahaan dalam bekerja dan mempercepat penjualan barang ke
konsumenbagai mana pun juga struktur itu meliputi sekitar kewajiban
kewajibannya dalam bertugas yang aktual dari suatu posisi, pengawas tanggung
jawab terhadap pekerjaan. Kemampuan dan kepentingan dari struktur organisasi
yang di banyak membutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaannya dan posisi
lainnya yang dengan mana para pemegang tugas harus mengadakan kontak kontak
untuk melaksanakan pekerjaan itu untuk kedepannya lebih bagus lagi.

2.9 Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan


taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dapat bekerja secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Kegiatan dalam fungsi, yaitu:

a. Mengalokasikan sumber daya merumuskan dan menetapkan tugas dan


prosedur yang diperlukan.
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab.

18
c. Kegiatan perekrutan,penyelesaian,pelatihan dan pengembangan SDM.
d. Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang tepat.

2.10 Tujuan Pengorganisasian

Tujuan organisasi dikelompokkan dalam 2 jenis,yaitu;

1. Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan (Profit Oriented)


Organisasi ini juga dikenal dengan istilah organisasi komersial yang
tujuan utamanya untuk mencari keuntungan.Keuntungan tersebut tentu
nya untuk kemakmuran organisasi dan orang-orang yang terlibat
didalamanya.Pemilik dan para pegawai yang terlibat didalamnya
mendapatkan keuntungan sesuai dengan dedikasinya terhadap organisasi.
2. Organisasi Sosial (Non Profit Oriented)
Organisasi sosial ini dikenal juga dengan organisasi kemasyarakatan
karena dibentuk oleh perkumpulan masyarakat.Organisasi ini ada yang
berbadan hukum dan ada juga yang tidak berbadan hukum.Namun
demikian,dari organisasi sosial yang berbadan hukum atau tidak,sama-
sama memiliki tujuan sebagai wadah masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan bangsa dan negara serta mencapai tujuan-tujuan yang tidak
dapat diupayakan dengan jalan sendiri.

2.11 Perilaku Pengorganisasian

Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber
daya manusia dan pesikolog industri.

19
Prilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang jurusan studi
organisasi pada umumnya ditempatkan disekolah-sekolah bisnis, meskipun
banayak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan
ekonomi industri pula. Bidang ini sangat berpengaruh dalamdunia bisnis dengan
para praktisi seperti peter ducker dan peter senge yang mengubah penelitian
akademik menjadi praktik bisnis.

Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang
dengar berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama
secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikeriktik sebagai suatu
bidang studi karena asumi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis (lihat
studi manajemen kritis).

Penilitian menunjukan bahwa prilaku masa lalu adalah indikator terbaik dari
prilaku masa depan, bukti menunjukkan bahwa pada masa jabatan sebelumnya
karyawan adalah predikator yang kuat dari perputaran masa depan yang
karyawan. Bukti menunjukkan bahwa masa jabatan dan kepuasan kerja secara
positif berhubungan. Individu menggunakan panca indra untuk mengenal
lingkungan, seperti pandangan, sentuhan, pendengaran, pengecapan, dan
pembauan. Berikut ini terdapat beberapa contoh yang menunjukkan bagaimana
persepsi memengaruhi perilaku :

1. Manajer yakin bahwa seseorang pekerja telah diberi kesempatan untuk


menggunakan penilaiannya mengenai bagaimana mengerjakan pekerjaan,
sementara pekerja sama sekali tidak ada kebebasan untuk melakukan
penilaian.
2. Manajer mengira produk yang sudah dijual bermutu tinggi, tetapi
pelanggan mengeluh produknya bermutu rendah.

20
2.12 Faktor Penyebab Gagalnya Organisasi
Terdapat 10 faktor yang menyebabkan Manajemen Organisasi di perusahaan
dikatakan tidak berhasil atau gagal yaitu :
1. Manajer tidak mampu memposisikan produk secara efektif
Tanda mudah terjadinya kegagalan adalah menurunya keuntungan yang
dapat berujung pada pengurangan pendapatan, meningkatnya biaya atau
kombinasi keduanya. Dalam kondisi ini penjualan umumnya akan
menurun karena manajer gagal memposisikan produk usaha secara
efektif atau terlambat mengembangkan produk baru. Naiknya biaya
produksi dapat disebabkan longgarnya pengawasan, stok berlebihan dan
kegagalan mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen.
2. Ketidakpuasan karyawan
Tingginya angka karyawan yang berhenti bekerja di perusahaan
merupakan pertanda akan gagalnya manajemen. Karyawan umumnya
tidak ingin terlalu lama tanpa jenjang karir yang jelas.
3. Turunnya moral karyawan
Penyebab kegagalan manajemen selanjutnya adalah penurunan moral
karyawan. Hal ini dapat terjadi jika manajer gagal memotivasi karyawan.
Sebagai dampaknya, manajer mempekerjakan karyawan yang kurang pas
atau tidak mempromosikan karyawan berprestasi. Kondisi ini membawa
pada munculnya masalah moral karyawan. Merosotnya moral karyawan
akan berujung pada ketidakpuasan karyawan dan menurunnya
produktivitas.
4. Terlalu percaya diri
Beberapa manajer mungkin akan bingung membedakan keberuntungan
usaha dengan rencana strategisnya. Hal ini bisa membuat pengusaha
menjadi terlalu percaya diri. Jika Anda ada di posisi ini Anda akan mulai
mengambil resiko yang membuat bisnis Anda ada dalam kondisi krisis.
Misalkan, Anda memesan terlalu banyak stok persediaan didasarkan pada
perkiraan penjualan yang optimis. Saat penjualan tidak berjalan mulus,
Anda mungkin harus menghapuskan stok barang dengan menjual rugi.

21
5. Kontrol kualitas yang tidak layak
Rendahnya kontrol kualitas merupakan penyebab kegagalan manajemen
lainnya. Contoh dari kondisi ini adalah barang rusak, tingginya tingkat
pengembalian barang cacat, dan komplain konsumen.
6. Layanan konsumen yang buruk
Kontrol kualitas dan layanan konsumen merupakan dua hal yang tidak
terpisahkan dalam menjamin suksesnya manajemen. Jika usaha kecil
menjual produk berkualitas rendah atau memberikan layanan dibawah
standar, jumlah keluhan pada layanan konsumen akan meningkat. Jika
Anda tidak bisa mengantisipasi meningkatnya keluhan bisa
meningkatkan kemarahan konsumen.
7. Barang habis stok
Saat konsumen tidak dapat menemukan produk yang dicari, ini berarti
adanya kegagalan dalam manajemen stok barang. Usaha yang memiliki
manajemen stok cukup buruk sangat mungkin disebabkan oleh tenaga
kurang terampil untuk memenuhi produk yang dicari konsumen.
8. Komunikasi tidak efektif
Kerahasiaan, konflik dan kebingungan menerima kenyataan merupakan
penyebab kegagalan manajemen. Hasil dari kondisi ini adalah
kebingungan manajemen untuk menentukan arah usaha sampai tidak
adanya rasa percaya dalam manajemen mereka.
9. Panduan tidak konsisten
Manajer yang tidak memberikan panduan konsisten merupakan penyebab
gagalnya manajemen berikutnya. Arahan yang diberikan bisa terlalu
optimis atas suatu perkiraan. Jika perkiraan gagal diwujudkan, pemangku
kepentingan akan kehilangan kepercayaan pada manajemen mereka.
Untuk perusahaan publik ini dapat berarti turunnya harga saham.
10. Hubungan buruk dengan media
Sebuah organisasi yang salah manajemen mungkin tidak akan mendapat
liputan media. Jikapun mendapat liputan, biasanya bersifat negatif.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari kesimpulan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
Pengorganisasian (Organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari
manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan, maka peran pengorganisasian
sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.
Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua arti yaitu, dalam arti dinamis
disebut pengorganisasian dan dalam arti statis disebut organisasi.
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola organisasi tergantung pada
kemampuannya menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
anggota organisasi untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi merupakan sistem yang harus dilaksanakan oleh manajer


untuk menggerakkan aktivitas untuk mewujudkan kesatuan tujuan. Struktur
organisasi harus selalu dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam
pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan
sekarang. Sruktur organisasi merupakan suatu cara pembagian tugas pekerjaan
yang kemudian dikelompokkan serta dikoordinasikan secara formal. Fungsi
pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dapat bekerja secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

23
3.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini
diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Agar suatu organisasi berhasil manajer
dan para anggotanya harus saling bekerja sama dengan baik dan menjaga
kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik
tanpa harus menggangu proses organisasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Abd. 2017. Dasar-Dasar ManajemenI. Malang : Inteligensia Media.


Sudiro, Achmad. 2018. Perilaku Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Astuti, An Ras Try. 2019. Manajemen Organisasi (Teori dan Kasus). Parepare :
IAIN Nusantara Press.
Muhfizar, dkk. 2021. Pengantar Manajemen (Teori Dan Konsep). Hartini, editor.
Bandung : Media Sains Indonesia.
Saefudin. (2017). Pengorganisasian Dalam Manajemen. Jurnal al–Hikmah, 5(2),
60-63.
Rohmah, Nurruli Fatur. (2019). Struktur dan Desain Organisasi. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 3(1), 3-4.
Tampubolon, Paruhuman. (2018). Pengorganisasian dan Kepemimpinan. Jurnal
Stindo Profesional, 4(3), 27-29.
Suryaningsum, Sri. (2008). Perspektif Struktur Organisasi (Tinjauan Sebagai
Pengubah Perilaku). Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 6(1), 70.
Rachman, Fathor. (2015). Manajemen Organisasi dan Pengorganisasian Dalam
Perspektif Al-Qur’an dan Hadist. Jurnal Studi Keislaman, 1(2), 299-300.
Fadlan Amul Husni & Jumaidar. (2021). Konsep Organisasi dan
Pengorganisasian Dalam Islam. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 177.
Saputra, Wahid Eka. (2020). Pengaruh Pengorganisasian dan Koordinasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kementerian Agama Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur Timur.Edunomika,4(2), 3.

25

Anda mungkin juga menyukai