Oleh :
4. ZAHRITA 211011200678
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang,
Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan paper
Pengantar Manajemen yang berjudul Pengorganisasian (Organizing) pada tepat
waktu.
Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik bagi segi bahasa,dan aspek lainnya. Oleh karena
itu,dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca
yang ingin saran ataupun kritik untuk memperbaiki paper ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari Paper sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapt menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain pada paper selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam paper ini adalah :
1. 3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari perorganisasian
2. Mengetahui Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi
3. Mengetahui apa saja ciri-ciri organisasi
4. Mengetahui unsur-unsur organisasi
5. Mengetahui langkah-langkah dalam perorganisasian
6. Mengetahui Perkembangan Struktur Organisasi
7. Memahami struktur organisasi
8. Mengatahui bagan organisasi formal
9. Memahami fungsi perorganisasian
10. Memahami tujuan perorganisasian
11. Mengetahui perilaku peroganisasian
12. Memahami faktor penyebab gagalnya sebuah organisasi.
2
1. 4 Lingkup Pembahasan
Berdasarkan permasalahan dan tujuan tersebut, maka pembahasan dalam paper ini
meliputi :
1. Pengertian perorganisasian
2. Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi
3. Ciri-ciri organisasi
4. Unsur-unsur organisasi
5. Langkah-langkah perorganisasian
6. Perkembangan Struktur Organisasi
7. Struktur organisasi
8. Bagan organisasi formal
9. Fungsi perorganisasian
10. Tujuan perorganisasian
11. Perilaku peroganisasian
12. Faktor penyebab gagalnya organisasi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Perbedaan Pengorganisasian dan Organisasi
Sedangkan organisasi, sesuai asal katanya organum (yang berarti alat, bagian,
atau badan), secara umum sering diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem
kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.Ada yang mengatakan berasal
dari organizare yang berarti mengatur atau menyusun.Organisasi dalam bahasa
Inggrisnya “Organization” yang berarti “hal yang mengatur” dan kata kerjanya
“organizing” berasal dari bahasa latin “organizare” yang mengatur atau
menyusun.Sedangkan menurut istilah, terdapat berbagai definisi yang
dikemukakan oleh ahli, antara lain: James D. Mooney: bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai sutu tujuan bersama. Sedangkan Sutarto, sebagaimana
yang dikutip Husaini Usman, mendefinisikan organisasi adalah kumpulan orang,
proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial.
Hal yang sama nampaknya juga dikemukakan oleh Waldo, sebagaimana yang
dikutip Sulistiyorini, organisasi struktur hubungan-hubungan diantara orang-orang
berdasarkan wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi.
5
Dari berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah
suatu wadah atau setiap bentuk perserikatan kerja sama manusia (didalamnya) ada
struktur organisasi, pembagian tugas, hak dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan bersama. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pada intinya
organisasi adalah wadah kerjasama manusia yang terstruktur untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
6
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai tujuan merupakan titik
akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
4. Peralatan, terdiri dari semua sarana berupa materi mesin-mesin,uang,dan
modal.
5. Lingkungan,faktor lingkungan misalnya keadaan
sosial,budaya,ekonomi,dan teknologi yang termasuk unsur lingkungan
yaitu; kondisi atau situasi, tempat atau lokasi, wilayah operasi yang
dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
7
Dapat dilihat juga pada gambar berikut :
Gambar 2.1
Tahapan Pengorganisasian
Dari gambar tersebut, ,aka kita dapat menyimpulkan bahwa manajer harus secara
terus-menerus melakukan pengulangan proses atau tahapan pengorganisasian. Hal
ini dilakukan mengingat melalui kegiatan penguangan ini para manajer akan
mendapatkan umpan balik yang akan membantunya dalam menyempurnakan
sistem organisasiyang sedang berjalan.
Dalam Taylor (1911) dalam Soetjipto (2004) yang memuncul ide awal mengenai
Scientific Management dalam hal bertujuan untuk mengoptimalkan produktivitas
pekerja maka yang harus dilakukan agar seseorang pekerja akan menjadi amat
produktif apabila mengerjakan tugas-tugas tertentu dan sama secara berulang-
ulang.
8
Produktivitasnya menjadi optimal, karena ia menjadi mahir dalam mengerjakan
tugas-tugas tersebut. Fayol (1949) dalam Soejito (2004) berargumentasi bahwa
spesialisasi hanya dapat tercipta melalui pembagian kerja (diferensiasi horisontal)
yang jelas. Diferensiasi sebagai pembagian kerja dapat dilihat secara horisontal
dan secara vertikal.
9
2.7 Struktur organisasi
10
Menurut Robbins dan Coulter (2007) struktur organisasi diartikan sebagai
kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas
pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi
yang baik berusaha mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja. Struktur
organisasi merupakan sistem yang harus dilaksanakan oleh manajer untuk
menggerakkan aktivitas untuk mewujudkan kesatuan tujuan. Struktur organisasi
harus selalu dievaluasi untuk memastikan konsistensinya dalam pelaksanaan
operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang.
11
Bentuk-bentuk organisasi menurut hubungan kerja, lalu lintas kerja, dan tanggung
jawab yang diemban masing-masing komponen dapat dibagi menjadi sebagai
berikut :
1. Organisasi garis
Organisasi garis merupakan bentuk tertua organisasi dan paling sederhana.
Biasanya terdapat dalam organisasi yang relatif kecil. Struktur ini tidak cocok
digunakan dalam organisasi yang besar karena kompleks dan luasnya bidang
garapan yang harus ditagani organisasi sehingga memerlukan adanya
pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Dalam struktur organisasi garis
anggotany arelatif sedikit dan sebagai pimpinan puncak organisasi biasanya
adalah pemiliknya atau pemegang saham yang paling besar. Struktur organisasi
garis disebut juga struktur organisasi militer. Ciri-cirinya adalah satu orang
bawahan hanya memiliki seorang atasan, jadi dia hanya menerima perintah
kerja dari satu orang saja, yaitu pimpinanya.
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Garis
12
2. Organisasi Garis dan Staf
Organisasi ini terdiri atas dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam
menjalankan roda organisasi. Kelompok pertama menjalankan tugas-tugas
pokok organisasi untuk mencapai tujuan, yang ditempatkan dalam kotak-kotak
garis (line), sedangkan kelompok kedua, melakukan tugas-tugas berdasarkan
keahliannya yang disebut staf. Staf dapat membertikan saran-sarannya kepada
unit oprasional. Staf juga memberikan pengaruh dalam pelaksanaan. Ciri-
cirinya sama dengan organisasi garis hanya ditambah adanya staf yang
berfungsi memberikan nasehat dan pertimbangan-pertimbangan kepada
pimpinan.
Kelebihan dari Organisasi garis dan staf adalah ada pembagian tugas yang
jelas, bakat yang berbeda dari para anggota dapat dikembangkan menjadi suatu
spesialisasi, koordinasi mudah dijalankan dalam setiap kelompok dari kedua
golongan karyawan, disiplin serta moral yang tinggi karena tugas yang
dilaksanakan sesuai dengan keahlian, pendidikan, dan pengalamannya
Kekurangan dari Organisasi garis dan staf adalah bagi para pelaksana tingkat
operasional tidak selalu jelas yang mana perintah, yang mana nasehat, dan
perintah dari hierarkhi lini tidak selalu seirama dengan nasehat dari hierarkhi
staf, karena belum tentu kedua macam hierarkhi memandang suatu hal dari
kaca mata yang sama.
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Garis dan Staf
13
3. Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang pembagian tugas atas para
penjabatnya disesuaikan dengan bidang keahliannya. Organisasi ini tidak
terlalu menekankan pada hierarki struktural, namun lebih menekankan pada
sifat dan macam fungsi yang akan dilaksanakan. Ciri-ciri adalah seorang
bawahan dapat menerima perintah dari banyak atasan. Contohnya organisasi
bengkel. Seorang tukang las, dapat menerima perintah dari bannyak
departemen yang memerlukan jasa mengelas.
Gambar 2.4
Struktur Organisasi Fungsional
14
4. Organisasi Matriks
Organisasi Matriks merupakan penyempurnaan dari organisasi fungsional.
Orang-orang yang ditugaskan dalam setiap sel tidak hanya termasuk dalam
organisasi fungsional, tetapi juga dalam organisasi produk. Ciri-cirinya adalah
dalam organisasi itu terjadi kontak koordinasi antar bagian yang ada dalam
organisasi. Organisasi matrik menggunakan pendekatan struktural dan
fungsional sekaligus (kombinasi).
Gambar 2.5
Struktur Organisasi Matriks
15
5. Organisasi Proyek
Cirinya adalah apabila tujuan proyek sudah selesai, maka organisasi ini
akan segera dibubarkan. Jadi sifat organisasinya hanya sementara saja,
yaitu selama proyeknya berjalan. Dalam sudut formalitas, ada dua bentuk
organisasi, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
a. Dalam organisasi formal terdapat pembagian tugas yang jelas
terumuskan, sedangkan organisasi informal tidak memiliki pembagian
tugas yang jelas.
b. Dalam organisasi formal terdapat mata rantai perintah yang tegas,
sebaliknya dalam organisasi informal tidak terdapat mata rantai
perintah yang tegas.
c. Organisasi formal memiliki rencana kerja yang jelas, organisasi
informal tidak memiliki rencana kerja yang jelas.
Gambar 2.6
Struktur Organisasi Proyek
16
2.8 Bagan organisasi formal
Organisasi formal memiliki definisi yaitu sebagai organisasi yang terdiri dari
struktur yang jelas dengan pembagian kerja yang jelas serta adanya tujuan dan
sasaran yang disusun dengan jelas.
Struktur organisasi formal sendiri memiliki arti sebagai sistem formal yang mana
organisasi diatur sedemikian rupa. Struktur organisasi formal menggambarkan
rangkaian pola hubungan diantara fungsi-fungsi, unit-unit, kedudukan-kedudukan
maupun posisi setiap orang yang menunjukkan tugas, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing.
17
Gambar 2.7
Struktur Organisasi Formal
Dari tabel tersebut adalah salah satu struktur organisasi formal, gambaran struktur
organisasi tersebut biasanya di gunakan di perusahaan aagar mempermudahkan
suatu perusahaan dalam bekerja dan mempercepat penjualan barang ke
konsumenbagai mana pun juga struktur itu meliputi sekitar kewajiban
kewajibannya dalam bertugas yang aktual dari suatu posisi, pengawas tanggung
jawab terhadap pekerjaan. Kemampuan dan kepentingan dari struktur organisasi
yang di banyak membutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaannya dan posisi
lainnya yang dengan mana para pemegang tugas harus mengadakan kontak kontak
untuk melaksanakan pekerjaan itu untuk kedepannya lebih bagus lagi.
18
c. Kegiatan perekrutan,penyelesaian,pelatihan dan pengembangan SDM.
d. Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang tepat.
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya
terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber
daya manusia dan pesikolog industri.
19
Prilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang jurusan studi
organisasi pada umumnya ditempatkan disekolah-sekolah bisnis, meskipun
banayak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan
ekonomi industri pula. Bidang ini sangat berpengaruh dalamdunia bisnis dengan
para praktisi seperti peter ducker dan peter senge yang mengubah penelitian
akademik menjadi praktik bisnis.
Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang
dengar berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama
secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikeriktik sebagai suatu
bidang studi karena asumi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis (lihat
studi manajemen kritis).
Penilitian menunjukan bahwa prilaku masa lalu adalah indikator terbaik dari
prilaku masa depan, bukti menunjukkan bahwa pada masa jabatan sebelumnya
karyawan adalah predikator yang kuat dari perputaran masa depan yang
karyawan. Bukti menunjukkan bahwa masa jabatan dan kepuasan kerja secara
positif berhubungan. Individu menggunakan panca indra untuk mengenal
lingkungan, seperti pandangan, sentuhan, pendengaran, pengecapan, dan
pembauan. Berikut ini terdapat beberapa contoh yang menunjukkan bagaimana
persepsi memengaruhi perilaku :
20
2.12 Faktor Penyebab Gagalnya Organisasi
Terdapat 10 faktor yang menyebabkan Manajemen Organisasi di perusahaan
dikatakan tidak berhasil atau gagal yaitu :
1. Manajer tidak mampu memposisikan produk secara efektif
Tanda mudah terjadinya kegagalan adalah menurunya keuntungan yang
dapat berujung pada pengurangan pendapatan, meningkatnya biaya atau
kombinasi keduanya. Dalam kondisi ini penjualan umumnya akan
menurun karena manajer gagal memposisikan produk usaha secara
efektif atau terlambat mengembangkan produk baru. Naiknya biaya
produksi dapat disebabkan longgarnya pengawasan, stok berlebihan dan
kegagalan mengantisipasi perubahan kebutuhan konsumen.
2. Ketidakpuasan karyawan
Tingginya angka karyawan yang berhenti bekerja di perusahaan
merupakan pertanda akan gagalnya manajemen. Karyawan umumnya
tidak ingin terlalu lama tanpa jenjang karir yang jelas.
3. Turunnya moral karyawan
Penyebab kegagalan manajemen selanjutnya adalah penurunan moral
karyawan. Hal ini dapat terjadi jika manajer gagal memotivasi karyawan.
Sebagai dampaknya, manajer mempekerjakan karyawan yang kurang pas
atau tidak mempromosikan karyawan berprestasi. Kondisi ini membawa
pada munculnya masalah moral karyawan. Merosotnya moral karyawan
akan berujung pada ketidakpuasan karyawan dan menurunnya
produktivitas.
4. Terlalu percaya diri
Beberapa manajer mungkin akan bingung membedakan keberuntungan
usaha dengan rencana strategisnya. Hal ini bisa membuat pengusaha
menjadi terlalu percaya diri. Jika Anda ada di posisi ini Anda akan mulai
mengambil resiko yang membuat bisnis Anda ada dalam kondisi krisis.
Misalkan, Anda memesan terlalu banyak stok persediaan didasarkan pada
perkiraan penjualan yang optimis. Saat penjualan tidak berjalan mulus,
Anda mungkin harus menghapuskan stok barang dengan menjual rugi.
21
5. Kontrol kualitas yang tidak layak
Rendahnya kontrol kualitas merupakan penyebab kegagalan manajemen
lainnya. Contoh dari kondisi ini adalah barang rusak, tingginya tingkat
pengembalian barang cacat, dan komplain konsumen.
6. Layanan konsumen yang buruk
Kontrol kualitas dan layanan konsumen merupakan dua hal yang tidak
terpisahkan dalam menjamin suksesnya manajemen. Jika usaha kecil
menjual produk berkualitas rendah atau memberikan layanan dibawah
standar, jumlah keluhan pada layanan konsumen akan meningkat. Jika
Anda tidak bisa mengantisipasi meningkatnya keluhan bisa
meningkatkan kemarahan konsumen.
7. Barang habis stok
Saat konsumen tidak dapat menemukan produk yang dicari, ini berarti
adanya kegagalan dalam manajemen stok barang. Usaha yang memiliki
manajemen stok cukup buruk sangat mungkin disebabkan oleh tenaga
kurang terampil untuk memenuhi produk yang dicari konsumen.
8. Komunikasi tidak efektif
Kerahasiaan, konflik dan kebingungan menerima kenyataan merupakan
penyebab kegagalan manajemen. Hasil dari kondisi ini adalah
kebingungan manajemen untuk menentukan arah usaha sampai tidak
adanya rasa percaya dalam manajemen mereka.
9. Panduan tidak konsisten
Manajer yang tidak memberikan panduan konsisten merupakan penyebab
gagalnya manajemen berikutnya. Arahan yang diberikan bisa terlalu
optimis atas suatu perkiraan. Jika perkiraan gagal diwujudkan, pemangku
kepentingan akan kehilangan kepercayaan pada manajemen mereka.
Untuk perusahaan publik ini dapat berarti turunnya harga saham.
10. Hubungan buruk dengan media
Sebuah organisasi yang salah manajemen mungkin tidak akan mendapat
liputan media. Jikapun mendapat liputan, biasanya bersifat negatif.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kesimpulan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting
Pengorganisasian (Organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari
manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan, maka peran pengorganisasian
sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.
Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua arti yaitu, dalam arti dinamis
disebut pengorganisasian dan dalam arti statis disebut organisasi.
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai
dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya. Keberhasilan manajer mengelola organisasi tergantung pada
kemampuannya menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
anggota organisasi untuk mencapai tujuan.
23
3.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini
diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Agar suatu organisasi berhasil manajer
dan para anggotanya harus saling bekerja sama dengan baik dan menjaga
kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik
tanpa harus menggangu proses organisasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25