Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar
Bisnis di Pendidikan Diploma Program Studi D3 Teknik Informatika
Departemen Teknik Komputer dan Informatika
oleh
Inda Nabila Maulida 141511012
Insan F Athoriq 141511013
M Muttabi Hudaya 141511022
Siska Seliani 141511029
Daftar Isi......................................................................................................................2
Daftar Tabel.................................................................................................................3
Daftar Gambar............................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...............................................................................................5
1.2. Tujuan............................................................................................................6
1.2.1. Tujuan Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis.......................................6
1.2.2. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1. Definisi Struktur Organisasi...........................................................................7
2.2. Menentukan Struktur Organisasi....................................................................8
2.3. Menetapkan Susunan/Hirarki Pengambilan Keputusan...............................14
2.4. Organisasi Tidak Resmi...............................................................................16
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................19
3.1. Simpulan......................................................................................................19
3.2. Saran.............................................................................................................19
BAB IV
STUDI KASUS..........................................................................................................21
4.1. Latar belakang..............................................................................................21
4.2. Permasalahan...............................................................................................22
4.3. Bukti Kasus..................................................................................................23
4.4. Analisis dan Pembahasan.............................................................................23
4.5. Kesimpulan..................................................................................................27
4.6. Saran.............................................................................................................28
Daftar Pustaka..........................................................................................................29
Daftar Tabel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap individu dalam perusahaan maupun organisasi lainnya tentu memiliki peranan,
tugas, tanggung jawab, serta hak dan kewajiban yang berbeda-beda. Setiap individu
tersebut juga saling berhubungan dalam berkoordinasi ataupun komunikasi guna
mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Dalam
perusahaan juga terdapat individu yang memonitoring dan mengontrol,
mengendalikan proses yang memerlukan hubungan antara individu dengan individu
lainnya, agar pekerjaan masing-masing individu jelas serta hak dan kewajibannya
terpenuhi, serta mengambil keputusan guna mencapai tujuan dari perusahaan.
Individu-individu ini akan membentuk suatu kelompok atau tim, departemen atau
divisi dalam perusahaan, dimana masing-masing memiliki tingkatan manajerial yang
berbeda.
Untuk mencapai rencana strategis agar perusahaan dapat mencapai tujuannya, maka
setiap perusahaan menetapkan struktur organisasi yang dapat mengidentifikasi
tanggung jawab untuk setiap posisi pekerjaan dan hubungan di antara posisi tersebut.
Struktur organisasi juga menunjukkan bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan
dapat bekerja sama. Struktur organisasi dari suatu perusahaan juga dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan dan penilaian terhadap perusahaan, karena dapat
menentukan organisasi lain yang sesuai dan mau bekerja sama dengan perusahaan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan penjelasan mengenai
konsep dari struktur organisasi, pembuatan struktur organisasi, penentuan-penentuan
tingkatan manajerial dalam struktur organisasi, tingkatan dan cara penentuan
keputusan dalam suatu perusahaan, dan organisasi informal, sehingga pembaca dapat
memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dijelaskan pada makalah ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. D
efinisi Struktur Organisasi
Struktur tergantung pada tujuan dan strategi organisasi. Dalam struktur terpusat
atau sentralisasi, lapisan atas manajemen memiliki sebagian besar kekuatan
dalam pengambilan keputusan dan memiliki kontrol ketat atas departemen dan
divisi. Dalam struktur desentralisasi, kekuasaan dalam pengambilan keputusan
didistribusikan dan departemen serta divisi mungkin memiliki tingkat kebebasan
yang berbeda.
Jadi dari keempat definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
merupakan susunan yang meliputi garis wewenang, komunikasi, hak dan
kewajiban yang ada pada suatu organisasi. Struktur ini mengidentifikasi, peran,
tanggung jawab, tugas maupun kekuasaan yang dikendalikan dan
dikoordinasikan oleh organisasi, serta menentukan tiap posisi pekerjaan,
hubungan dan aliran informasi antar posisi atau tiap tingkatan manajemen.
2.2. M
enentukan Struktur Organisasi
Pencapaian dari sebuah organisasi adalah hasil pekerjaan dari tiap individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Namun, pasti ada aspek penting yang dapat
membuat individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan yang ada di organisasi
tersebut. Sebuah manajemen organisasi yang baik adalah salah satu alasan
seorang individu dapat melakukan pencapaian dalam pekerjaannya. Manajemen
organisasi inilah yang dapat dijadikan berbagai macam blok-blok dalam suatu
struktur organisasi.
Division Of Labor
Organizational chart
Informal linkages
Vertical linkages
Horizontal linkages
Unity of Command
Diawali dari proses pembagian pekerjaan untuk setiap pegawai pastilah harus
dimulai dari memecah sebuah pekerjaan besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil
yang harus diselesaikan oleh seorang spesialis dibidang tersebut.
Pada hubungan garis horizontal , pegawai memiliki hubungan yang sama pada
organissainya. Hubungan ini lebih kita kenal dengan tim.
3. Informal Linkages
Adalah hubungan tidak resmi / informal yang biasanya akan memperketat tali
pertemanan, rival, ataupun politik antar pegawai. Adapun keuntungannya adalah
sebagai berikut :
Informasi tidak benar dapat berdampak kurang baik buat moral pekerja.
Dilihat dari berbagai macam aspek pada suatu keorganisasian, maka bagan
struktur organisasi dapat digambarkan menjadi sebagai berikut :
1. Chain of Command
2. Span of Control
Gambar 2 Span Of Control
3. Centralization
Gambar 3 Centralization
4. Specialization
Gambar 4 Specialization
5. Formalization
Gambar 5 Formalization
6. Departmentalization
Gambar 6 Departemenlization
Bagan ini merepresentasikan organisasi yang kaku dan yang tidak. Yang
dimaksud dengan kaku disini yaitu, organisasi yang membagi strukturnya
menjadi 2 team namun kedua team jarang atau sama sekali tidak melakukan
interaksi dan hanya focus dalam penyelesaian tugas yang diberikan kepada
timnya.
2.3. M
enetapkan Susunan/Hirarki Pengambilan Keputusan
Organisasi informal mengacu pada jaringan personil dan hubungan sosial yang
timbul secara spontan ketika orang bekerja bersama-sama berinteraksi sesuai
keinginan pribadi. Kelompok-kelompok informal dapat berjalan paralel dengan
yang formal. Hubungan informal tidak digambarkan pada grafik organisasi dan
manual. Sebuah organisasi informal memberikan kesempatan kepada pekerja
untuk datang dekat satu sama lain, mengembangkan kerjasama dan koordinasi di
antara mereka sendiri.
1. Struktur Rencana
Struktur ini tidak direncanakan. Hal ini muncul secara spontan dari
interaksi resmi antara orang-orang. Ketika orang-orang secara resmi
berinteraksi satu sama lain, mereka cenderung untuk membahas
kepentingan mereka, sikap, hobi, keyakinan, dll. Dalam proses
melakukannya, membentuk kelompok yang berbeda dari tujuan
organisasi formal. Hubungan informal secara bertahap mengembangkan
organisasi informal dengan organisasi formal.
2. Kebutuhan sosial
Tujuan dasar dari organisasi informal adalah pemenuhan kebutuhan
sosial dan pribadi. Orang berbagi pikiran, perasaan dan kepentingan yang
berbeda dari tujuan organisasi formal. Kebutuhan sosial mereka
persahabatan, cinta dan dukungan yang diperkuat oleh organisasi
informal.
3. Tidak ada struktur formal
Sebuah organisasi formal memiliki struktur yang pasti. Hal ini
digambarkan oleh garis dan kotak-kotak pada bagan organisasi (bagan
organisasi merupakan representasi visual dari struktur organisasi).
Organisasi informal tidak memiliki struktur formal. Hal ini tidak dapat
ditunjukkan pada bagan organisasi. Hubungan antara orang-orang
berubah sesuai dengan perubahan kepentingan mereka dan keinginan
untuk satu sama lain. Misalnya, pekerja bagian produksi dapat
berkonsultasi kepada manajer penjualan untuk memecahkan masalah
bagian produksi dan sebaliknya. Tidak ada atasan dan bawahan dalam
organisasi informal. Orang berkomunikasi satu sama lain dalam segala
bentuk yaitu, vertikal, horizontal dan diagonal.
4. Pemimpin informal
Pemimpin informal dipilih oleh anggota kelompok. Mereka sangat
mempengaruhi kegiatan kelompok dan berkontribusi untuk tujuan positif
atau negatif.
5. Sistem komunikasi informal
Sistem komunikasi informal tidak mengikuti rantai komando, atau garis
koordinasi. Komunikasi infomal beroperasi bersama dengan saluran
komunikasi formal dan bekerja lebih cepat dari saluran formal,
mentransmisikan pesan lebih cepat meskipun rumor juga bisa merebak
bersamaan dengan pesan formal. Komunikasi mengalir di setiap arah,
vertikal, horizontal, diagonal dan menghubungkan orang di seluruh
organisasi.
6. Tidak ada aturan dan peraturan
Tidak memiliki aturan dan peraturan yang mengatur fungsi organisasi
tetap. Aturan diubah oleh orang sesuai dengan kenyamanan mereka.
7. Masa tetap ada
Hal ini dibentuk pada kehendak orang dan larut di kehendak mereka,
tidak beroperasi untuk jangka waktu tertentu. Pembubaran organisasi
informal juga tidak mengikuti prosedur hukum.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Struktur organisasi perlu diterapkan pada perusahaan, agar setiap individu yang
ada dalam perusahaan dapat terorganisir dengan baik dalam pelaksanaan rencana
strategis perusahaan hingga mencapai tujuan dari perusahaan. Sebaiknya setiap
manajer mempunyai peran sendiri dan juga dibantu oleh subbagian, departemen
atau divisi bagiannya sehingga lebih mudah mengontrol dan mengelola
perusahaan. Pembagian kerja yang detail dapat membuat para manajer fokus
mengurusi masalah-masalah dengan tepat sesuai wilayah kerjanya.
3.2. Saran
STUDI KASUS
Rendell Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan
representasi kualitas tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin.
Rendell Company memiliki tujuh divisi operasi : yang terkecil mempunyai angka
penjualan per tahun sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang
terbesar sebanyak $500 juta. Masing-masing divisi bertanggung jawab kepada bagian
pembuatan dan pemasaran di sektor produksinya masing-masing. Sejumlah bagian
dan komponen di transfer di antara divisi, namun volume bisnis antar divisinya
tidaklah besar.
Fred Bevin adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan
Rendell. Pengontrol Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal,
auditing, dan analysis of capital budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak puas
karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya melaporkan pekerjaan kepada
atasaannya yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi membicarakan
budget divisinya dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta
untuk membicaraka hal-hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan
ketidakpuasaan akan tindakan General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins
untuk membuat perubahan dengan menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di
Martex Company yaitu menerapkan penggambaran tugas dan tanggung jawab
organisasi. Caranya adalah pengawas organisasi dibebani dengan tanggung jawab
dalam menetapkan standar biaya dan keuntungan perusahaan serta mengambil
tindakan yang tepat untuk melihat apakah standar ini sudah tercapai atau belum. Fred
Bevins sebagai seorang pengendali perusahaan Rendell Company sangat prihatin
terhadap status organisasi dari para pengendali divisi dalam perusahaan. Selama ini
para pengendali divisi memberikan laporan kepada manajer umum divisi mereka.
Bevins menginginkan perubahan struktur organisasi pengendali divisi, dengan
mengamati penerapan pengendalian di perusahaan lain yaitu perusahaan Martex.
Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab atas pencatatan keuangan,
auditing internal, dan analisis permintaan anggaran modal. Di perusahaan saat ini
telah terdapat system pengendalian anggaran, akan tetapi pelaporan dilakukan
langsung oleh divisi operasi kepada manajemen puncak tanpa melalui analisis yang
mendalam oleh pengendali perusahaan. Bevins menginginkan peran lebih aktif dan
lebih dalam dari organisasi control perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan
analisa kinerja.
4.2. Permasalahan
William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan
pengontrol senior di satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol
Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat berjalan
baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget periklanan? Apakah divisi
anda yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini realistis? Walaupun
pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan perusahaan
pengontrol, Harrigan tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada ketidakberesan
dalam divisi (budget berlebih) dan situasi yang buruk maka hal itu tidak akan di
jadikan berita di laporan operasional, sehingga hal ini membuat pekerjaan Harrigan
menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal ini sebagai masalah karena jika dia
menerapkan metode klaim (mengumumkan adanya ketidaksesuaian) dari Martex
maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi bagian dari kelompok manajemen itu
lagi.
4.5. Kesimpulan
Divisi pengendali Perusahaan Rendell tidak perlu mengadopsi filosofi Solid line
seperti Perusahaan Martex. Hal ini dikarenakan baik struktur lama maupun baru
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Struktur dan kondisi Rendell
juga tidak memungkinkan untuk penerapan filosofi baru ini karena dapat
menyebabkan konflik dan pengucilan fungi pengendali divisi yang menguncang
keharmonisan yang sudah ada hal ini lebih mahal daripada pembengkakan anggaran
biaya. Oleh karena itu, Rendell sebaiknya tetap pada filosofi Dotted line dan
pengendali pusat harus bekerja lebih aktif untuk mengawasi pengendali divisi dan
divisi yang ada.
4.6. Saran
Adapun rekomendasi yang dapat diberikan pada Perusahaan Rendell antara lain :
a. Pengendali perusahaan harus lebih aktif dalam mengawasi sistem pengendalian
yang ada.
b. Rendell dapat memcoba mengadopsi sistem profit sharing yang ada di Martex
dimana manajer divisi dan pengendali divisi mendapatkan pembagian laba.
Daftar Pustaka
American Marketing Association. Marketing Dictionary.
https://www.ama.org/resources/Pages/Dictionary.aspx?
dLetter=O#organization+structure [27 Februari 2017].