Anda di halaman 1dari 29

Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis

Organizing The Business Enterprise

Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar
Bisnis di Pendidikan Diploma Program Studi D3 Teknik Informatika
Departemen Teknik Komputer dan Informatika

oleh
Inda Nabila Maulida 141511012
Insan F Athoriq 141511013
M Muttabi Hudaya 141511022
Siska Seliani 141511029

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2017
Daftar Isi

Daftar Isi......................................................................................................................2
Daftar Tabel.................................................................................................................3
Daftar Gambar............................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1. Latar Belakang...............................................................................................5
1.2. Tujuan............................................................................................................6
1.2.1. Tujuan Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis.......................................6
1.2.2. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1. Definisi Struktur Organisasi...........................................................................7
2.2. Menentukan Struktur Organisasi....................................................................8
2.3. Menetapkan Susunan/Hirarki Pengambilan Keputusan...............................14
2.4. Organisasi Tidak Resmi...............................................................................16
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................19
3.1. Simpulan......................................................................................................19
3.2. Saran.............................................................................................................19
BAB IV
STUDI KASUS..........................................................................................................21
4.1. Latar belakang..............................................................................................21
4.2. Permasalahan...............................................................................................22
4.3. Bukti Kasus..................................................................................................23
4.4. Analisis dan Pembahasan.............................................................................23
4.5. Kesimpulan..................................................................................................27
4.6. Saran.............................................................................................................28
Daftar Pustaka..........................................................................................................29
Daftar Tabel

Tabel 1 Basic Building Blocks of Organizational Structure................................8


Daftar Gambar

Gambar 1 Chain of Command...................................................................9


Gambar 2 Span Of Control.....................................................................10
Gambar 3 Centralization........................................................................10
Gambar 4 Specialization........................................................................11
Gambar 5 Formalization........................................................................12
Gambar 6 Departemenlization.................................................................13
Gambar 7 Logo Perusahaan Rendel...........................................................20
Gambar 8 Filosofi Struktur Organisasi Perusahaan Martex..............................22
Gambar 9 Struktur Organisasi Divisi Pengendali Perusahaan Martex.................23
Gambar 10 Filosofi Struktur Organisasi Perusahaan Rendell............................24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi


barang atau jasa, serta memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan
tersebut diantaranya ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya,
mempertahankan keberlangsungan usahanya, serta meningkatkan kesejahteraan
karyawannya. Dalam era ekonomi global, persaingan antarperusahaan menjadi
semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk memiliki rencana strategis yang
dapat mengidentifikasi arah masa depan bisnisnya, sehingga mampu memenangkan
persaingan.

Setiap individu dalam perusahaan maupun organisasi lainnya tentu memiliki peranan,
tugas, tanggung jawab, serta hak dan kewajiban yang berbeda-beda. Setiap individu
tersebut juga saling berhubungan dalam berkoordinasi ataupun komunikasi guna
mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Dalam
perusahaan juga terdapat individu yang memonitoring dan mengontrol,
mengendalikan proses yang memerlukan hubungan antara individu dengan individu
lainnya, agar pekerjaan masing-masing individu jelas serta hak dan kewajibannya
terpenuhi, serta mengambil keputusan guna mencapai tujuan dari perusahaan.
Individu-individu ini akan membentuk suatu kelompok atau tim, departemen atau
divisi dalam perusahaan, dimana masing-masing memiliki tingkatan manajerial yang
berbeda.

Untuk mencapai rencana strategis agar perusahaan dapat mencapai tujuannya, maka
setiap perusahaan menetapkan struktur organisasi yang dapat mengidentifikasi
tanggung jawab untuk setiap posisi pekerjaan dan hubungan di antara posisi tersebut.
Struktur organisasi juga menunjukkan bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan
dapat bekerja sama. Struktur organisasi dari suatu perusahaan juga dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan dan penilaian terhadap perusahaan, karena dapat
menentukan organisasi lain yang sesuai dan mau bekerja sama dengan perusahaan.

Berdasarkan kebutuhan tersebut, penting untuk mengetahui dan memahami konsep


dari struktur organisasi, pembuatan struktur organisasi, tingkatan dan cara penentuan
keputusan dalam suatu perusahaan, maka dibuatlah makalah yang berjudul
Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis yang menjelaskan tentang pengorganisasian
dalam suatu perusahaan.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis

Tujuan dari dilakukannya pengorganisasian di perusahaan bisnis adalah sebagai


berikut :

1. Tujuan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan berinteraksi dalam


kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan dari perusahaan itu
sendiri, pola penggunaan sumber daya, implementasi berbagai unsur
perancangan perusahaan seperti pola komunikasi, mekanisme pengawasan, serta
departementasi.
2. Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus dapat menjamin kejelasan
pembagian kerja antar divisi atau departemen dan pembagian tugas antar
individu. Setiap divisi harus jelas apa tujuan dan sasarannya, dan apa yang harus
dilakukan untuk pencapaianya, sehingga mempermudah perusahaan dalam
menjalankan rencana strategisnya sampai dengan mencapai tujuan.

3. Struktur organisasi dapat menggambarkan pembagian tugas, mekanisme kerja,


dan arus informasi yang jelas, sehingga dapat mencerminkan kejelasan
kewenangan dan tanggung jawab setiap divisi atau departemen dan individu,
serta memperlancar arus informasi.

1.2.2. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan penjelasan mengenai
konsep dari struktur organisasi, pembuatan struktur organisasi, penentuan-penentuan
tingkatan manajerial dalam struktur organisasi, tingkatan dan cara penentuan
keputusan dalam suatu perusahaan, dan organisasi informal, sehingga pembaca dapat
memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dijelaskan pada makalah ini.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. D
efinisi Struktur Organisasi

Dalam kamus American Marketing Association (AMA), struktur organisasi yaitu


susunan resmi dan tidak resmi di mana orang bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi. Struktur organisasi mencakup penetapan posisi beserta dengan
deskripsi dari tugas yang dilakukan, tanggung jawab, wewenang, hubungan
pelaporan, dan tugas kelompok. Bagan organisasi digunakan untuk menunjukkan
letak posisi yang sesuai dalam struktur organisasi.

Sedangkan dalam Business Dictionary online, struktur organisasi merupakan


susunan hirarkis dari garis wewenang, komunikasi, hak dan kewajiban dari suatu
organisasi. Struktur organisasi menentukan bagaimana peran, kekuasaan dan
tanggung jawab ditugaskan, dikendalikan, dan dikoordinasikan, dan bagaimana
informasi mengalir diantara berbagai tingkat manajemen.

Struktur tergantung pada tujuan dan strategi organisasi. Dalam struktur terpusat
atau sentralisasi, lapisan atas manajemen memiliki sebagian besar kekuatan
dalam pengambilan keputusan dan memiliki kontrol ketat atas departemen dan
divisi. Dalam struktur desentralisasi, kekuasaan dalam pengambilan keputusan
didistribusikan dan departemen serta divisi mungkin memiliki tingkat kebebasan
yang berbeda.

Dalam Madura (2007) mengatakan An organizational structure identifies


responsibilities for each job position and the relationships among those positions.
(Struktur organisasi mengidentifikasi tanggung jawab untuk setiap posisi
pekerjaan dan hubungan di antara posisi tersebut).

Ebert dan Griffin (2003) mendefinisikan organizational structure is specification


of the jobs to be done within an organization and how those jobs relate to one
another. (Spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu organisasi dan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan berhubungan satu sama lain).

Jadi dari keempat definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
merupakan susunan yang meliputi garis wewenang, komunikasi, hak dan
kewajiban yang ada pada suatu organisasi. Struktur ini mengidentifikasi, peran,
tanggung jawab, tugas maupun kekuasaan yang dikendalikan dan
dikoordinasikan oleh organisasi, serta menentukan tiap posisi pekerjaan,
hubungan dan aliran informasi antar posisi atau tiap tingkatan manajemen.

2.2. M
enentukan Struktur Organisasi

Pencapaian dari sebuah organisasi adalah hasil pekerjaan dari tiap individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Namun, pasti ada aspek penting yang dapat
membuat individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan yang ada di organisasi
tersebut. Sebuah manajemen organisasi yang baik adalah salah satu alasan
seorang individu dapat melakukan pencapaian dalam pekerjaannya. Manajemen
organisasi inilah yang dapat dijadikan berbagai macam blok-blok dalam suatu
struktur organisasi.

Tabel 1 Basic Building Blocks of Organizational Structure

Division Of Labor

Organizational chart

Informal linkages

Vertical linkages

Horizontal linkages

Unity of Command

(Sumber tabel : http://open.lib.umn.edu/strategicmanagement/chapter/9-2-the-basic-building-blocks-


of-organizational-structure/)

1. Pembagian Pekerjaan (Division of Labor)

Diawali dari proses pembagian pekerjaan untuk setiap pegawai pastilah harus
dimulai dari memecah sebuah pekerjaan besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil
yang harus diselesaikan oleh seorang spesialis dibidang tersebut.

Pembagian pekerjaan mungkin terlihat akan membutuhkan lebih banyaknya


pegawai dalam suatu perusahaan. Namun, sudah terbukti pada abad-18 yang
dilansir dari buku Adam Smith The Wealth of Nations yang menganalisis tentang
pembagian pekerjaan yang terdapat dalam sebuah perusahaan pin atau bros, yang
sebelumnya dilakukan oleh sepuluh pekerja yang mengikuti berbagai tahap
dalam pembuatan suatu bros akan menghasilkan sekitar dua puluh pin per hari.
Namun setelah dilakukan pengalokasian berbagai pekerjaan ke setiap pegawai,
hasil pin yang dibuat per hari menjadi sekitar 48 pin per hari.

Sebuah pembagian pekerjaan juga tidaklah mudah. Harus terdapat koordinasi


dari berbagai pekerjaan yang telah dipecah untuk mencapai suatu tujuan dari
berbagai pekerjaan tersebut. Solusi dari hal itu adalah struktur organisasi,
dimana diharuskan mendefinisikan bagaimana pekerjaan diberikan ke seorang
pegawai dan melakukan pengelompokan dari berbagai pekerjaan tersebut.
Semakin bagus struktur yang buat, semakin terkoordinasi pekerjaan yang
diberikan dan memberikan hasil positif kepada suatu organisasi.

2. Vertical and Horizontal Linkages

Pembuatan suatu struktur organisasi memiliki 2 arah pembuatan, melebar atau


menyempit. Dimana masing-masing memiliki keterkaitan tersendiri. Pada
struktur organisasi, pada garis vertical itu membentuk hubungan antara
supervisor dan subordinat nya. Setiap supervisor kecuali orang yang paling atas
pasti adalah seorang subordinat dari supervisornya. Inilah yang akan membentuk
suatu perintah dari atasan (unity of command) yang mengharuskan subordinat
untuk melaporkan hasil pekerjaannya ke supervisornya.

Pada hubungan garis horizontal , pegawai memiliki hubungan yang sama pada
organissainya. Hubungan ini lebih kita kenal dengan tim.

3. Informal Linkages

Adalah hubungan tidak resmi / informal yang biasanya akan memperketat tali
pertemanan, rival, ataupun politik antar pegawai. Adapun keuntungannya adalah
sebagai berikut :

Pekerja belajar dari panutan

Mengurangi keterlibatan manajerial

Dibalik keuntungan tersebut ada juga kerugian yaitu :


Karyawan memperoleh informasi tidak benar atau salah.

Informasi tidak benar dapat berdampak kurang baik buat moral pekerja.

Gambaran Block Organizational Structure

Dilihat dari berbagai macam aspek pada suatu keorganisasian, maka bagan
struktur organisasi dapat digambarkan menjadi sebagai berikut :

1. Chain of Command

Gambar 1 Chain of Command


(Sumber: http://open.lib.umn.edu/strategicmanagement/chapter/9-2-the-basic-building-blocks-of-
organizational-structure/)

Seperti namanya deretan perintah, bagan ini merepresentasikan siapa yang


membuat laporan pekerjaan dan diberikan kepada siapa.

2. Span of Control
Gambar 2 Span Of Control

Bagan ini merepresentasikan jumlah dari bawahan / subordinat yang dapat


ditangani dengan efektif oleh seorang atasan / superior. Makin banyak
subordinatnya maka bagan akan semakin lebar.

3. Centralization

Gambar 3 Centralization

Bagan ini akan merepresentaiskan sebuah organisasi yang melakukan


pengambilan keputusan yang terpusat pada satu titik ataupun yang tidak.
Organisasi yang melakukan pengambilan keputusan yang terpusat akan disebut
struktur organisasi yang memusat (Centralized). Dan sebaliknya, sebuah
organisasi yang pengambilan keputusannya menyebar akan memiliki struktur
organisasi yang menyebar (Decentrelized).

4. Specialization

Gambar 4 Specialization

Bagan organisasi ini merepresentasikan sebuah organisasi yang melakukan


pembagian pekerjaan (Division of labor). Pada gambar bagian kiri
merepresentasikan sebuah organisasi yang melakukan pengspesifikasian
pekerjaan pada organisasinya, sebaliknya dibagian kanan adalah yang sedikit
melakukan pengspesifikasian pekerjaan pada organisasinya.

5. Formalization
Gambar 5 Formalization

Seperti yang dijelaskan di penjelasannya sebelumnya, hubungan pegawai pada


organisasi akan terbagi menjadi 2 macam yaitu hubungan formal dan informal.
Dimana hubungan formal adalah komunikasi yang dilakukan antar individu yang
bersangkutan dengan pekerjaannya. Sedangkan hubungan informal lebih
melibatkan terhadap pertemanan, rival, bahkan politik.

6. Departmentalization
Gambar 6 Departemenlization

Bagan ini merepresentasikan organisasi yang kaku dan yang tidak. Yang
dimaksud dengan kaku disini yaitu, organisasi yang membagi strukturnya
menjadi 2 team namun kedua team jarang atau sama sekali tidak melakukan
interaksi dan hanya focus dalam penyelesaian tugas yang diberikan kepada
timnya.

2.3. M
enetapkan Susunan/Hirarki Pengambilan Keputusan

Decision making atau pengambilan keputusan adalah menentukan pilihan


diantara beberapa alternatif tindakan. Setiap individu pada suatu organisasi
menggunakan informasi yang dikumpulkan untuk menentukan atau mengambil
keputusan. Dimana keputusan yang diambil dapat mempengaruhi kehidupan
orang lain dan bagaimana jalannya suatu organisasi. Dikarenakan banyak
keputusan melibatkan komponen moral, salah satu pertimbangan terpenting
dalam manajemen adalah keetisan dari keputusan yang diambil ketika menjadi
pekerja atau manajer.
Dalam dunia bisnis dewasa ini, banyak perusahaan yang memiliki beberapa
lapisan hirarki yang dimana pengambilan keputusan dibuat di lapisan atas
kemudian diturunkan ke lapisan bawah. Hal ini menimbulkan sebuah pertanyaan
apakah keputusan yang dibuat pada lapisan atas hirarki benar benar
mempertimbangkan banyak lapisan lain yang berada di bawahnya. Namun, itu
kembali lagi kepada jenis organisasi dan bagaimana struktur birokrasi dari
organisasi tersebut.

Pada kenyataannya, banyak organisasi memastikan bahwa otoritas juga diberikan


kepada pekerja di lapisan tengah hirarki dan juga beberapa pekerja senior
sehingga pengambilan keputusan tidak harus selalu terpusat. Hal ini membatu
organisasi untuk lebih demokrasi terhadap pengambilan keputusan dimana hal ini
dapat dirasakan oleh manajer di lapisan tengah hirarki dan pekerja di lapisan
bawah memastikan bahwa mereka sepenuh hati berpartisipasi dalam
pengimplementasian dari suatu keputusan.

Sebagai contoh, perusahaan seperti Citigroup telah membagi operasi mereka


menjadi beberapa daerah dan divisi berdasarkan fungsional area. Dimana
keputusan yang dibuat pada setiap daerah berdasarkan pada basis keuntungan
yang didapatkan mereka relatif terhadap pengeluaran yang terjadi. Dikarenakan
setiap kepala daerah dan kepala divisi bertanggung jawab terhadap keuntungan
dan pengeluaran yang terjadi, mereka mengambil keputusan dengan cara memilih
keputusan yang menguntungkan bagi daerah atau divisi mereka. Tentu saja, hal
ini sangat efektif untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh daerah
atau divisi adalah keputusan yang benar dikarenakan tidak hanya menguntungkan
daerah atau divisi tertentu saja tetapi merupakan keuntungan untuk keseluruhan
organisasi.

Intinya adalah pembuatan keputusan harus menguntungkan setiap lapisan dari


suatu organisasi baik lapisan bawah maupun lapisan atas / manajemen tertinggi.
Karenanya pengambilan keputusan searah bukan merupakan solusi terbaik bagi
suatu organisasi. Pengambilan keputusan harus seimbang, berdasar kepada
kebutuhan, situasi, dan harus melibatkan seluruh pekerja.
2.4. O
rganisasi Tidak Resmi

Organisasi informal mengacu pada jaringan personil dan hubungan sosial yang
timbul secara spontan ketika orang bekerja bersama-sama berinteraksi sesuai
keinginan pribadi. Kelompok-kelompok informal dapat berjalan paralel dengan
yang formal. Hubungan informal tidak digambarkan pada grafik organisasi dan
manual. Sebuah organisasi informal memberikan kesempatan kepada pekerja
untuk datang dekat satu sama lain, mengembangkan kerjasama dan koordinasi di
antara mereka sendiri.

Menurut Chester I. Barnard, "organisasi informal adalah kegiatan pribadi


bersama tanpa tujuan bersama yang sadar, meskipun mungkin berkontribusi
terhadap hasil bersama. Dalam setiap organisasi itu ditemukan bahwa individu-
individu melakukan kontak dengan satu sama lain meskipun hubungan mereka
tidak diharuskan atau diatur oleh organisasi formal. Kontak mungkin disengaja
atau insidentil untuk mengatur kegiatan atau mungkin timbul dari beberapa
keinginan pribadi.

Fungsi utama Organisasi Informal yaitu sebagai berikut :

1. Membantu untuk menjaga integritas dari kelompok secara keseluruhan.


2. Menyediakan kepuasan sosial, ikatan pribadi dan status sosial. Semua ini
pada akhirnya menyebabkan kepuasan kerja.
3. Bertindak sebagai saluran komunikasi yang efektif.
4. Mengontrol perilaku sosial, mempengaruhi dan mengatur organisasi lebih
efektif.

Organisasi informal memiliki beberapa karakteristik berikut:

1. Struktur Rencana
Struktur ini tidak direncanakan. Hal ini muncul secara spontan dari
interaksi resmi antara orang-orang. Ketika orang-orang secara resmi
berinteraksi satu sama lain, mereka cenderung untuk membahas
kepentingan mereka, sikap, hobi, keyakinan, dll. Dalam proses
melakukannya, membentuk kelompok yang berbeda dari tujuan
organisasi formal. Hubungan informal secara bertahap mengembangkan
organisasi informal dengan organisasi formal.
2. Kebutuhan sosial
Tujuan dasar dari organisasi informal adalah pemenuhan kebutuhan
sosial dan pribadi. Orang berbagi pikiran, perasaan dan kepentingan yang
berbeda dari tujuan organisasi formal. Kebutuhan sosial mereka
persahabatan, cinta dan dukungan yang diperkuat oleh organisasi
informal.
3. Tidak ada struktur formal
Sebuah organisasi formal memiliki struktur yang pasti. Hal ini
digambarkan oleh garis dan kotak-kotak pada bagan organisasi (bagan
organisasi merupakan representasi visual dari struktur organisasi).
Organisasi informal tidak memiliki struktur formal. Hal ini tidak dapat
ditunjukkan pada bagan organisasi. Hubungan antara orang-orang
berubah sesuai dengan perubahan kepentingan mereka dan keinginan
untuk satu sama lain. Misalnya, pekerja bagian produksi dapat
berkonsultasi kepada manajer penjualan untuk memecahkan masalah
bagian produksi dan sebaliknya. Tidak ada atasan dan bawahan dalam
organisasi informal. Orang berkomunikasi satu sama lain dalam segala
bentuk yaitu, vertikal, horizontal dan diagonal.
4. Pemimpin informal
Pemimpin informal dipilih oleh anggota kelompok. Mereka sangat
mempengaruhi kegiatan kelompok dan berkontribusi untuk tujuan positif
atau negatif.
5. Sistem komunikasi informal
Sistem komunikasi informal tidak mengikuti rantai komando, atau garis
koordinasi. Komunikasi infomal beroperasi bersama dengan saluran
komunikasi formal dan bekerja lebih cepat dari saluran formal,
mentransmisikan pesan lebih cepat meskipun rumor juga bisa merebak
bersamaan dengan pesan formal. Komunikasi mengalir di setiap arah,
vertikal, horizontal, diagonal dan menghubungkan orang di seluruh
organisasi.
6. Tidak ada aturan dan peraturan
Tidak memiliki aturan dan peraturan yang mengatur fungsi organisasi
tetap. Aturan diubah oleh orang sesuai dengan kenyamanan mereka.
7. Masa tetap ada
Hal ini dibentuk pada kehendak orang dan larut di kehendak mereka,
tidak beroperasi untuk jangka waktu tertentu. Pembubaran organisasi
informal juga tidak mengikuti prosedur hukum.

Bahaya yang ditimbulkan dengan adanya organisasi informal yaitu :


1. Manajer dapat membentuk kelompok dan kelompok. Hal ini pada akhirnya
akan menimbulkan konflik dan bahkan kerusuhan dalam industri.
2. Pembentukan kelompok bahkan mungkin mengambil karyawan jauh dari
tujuan organisasi.
3. Organisasi informal memiliki efek menyebarkan rumor. Rumor tidak hanya
akan merusak semangat tim dan moral tetapi dapat juga menyebabkan
kerugian yang banyak.
4. Jika organisasi informal tidak digunakan secara positif, kontrol atas karyawan
juga dapat menjadi tidak efektif.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan
Struktur organisasi perlu diterapkan pada perusahaan, agar setiap individu yang
ada dalam perusahaan dapat terorganisir dengan baik dalam pelaksanaan rencana
strategis perusahaan hingga mencapai tujuan dari perusahaan. Sebaiknya setiap
manajer mempunyai peran sendiri dan juga dibantu oleh subbagian, departemen
atau divisi bagiannya sehingga lebih mudah mengontrol dan mengelola
perusahaan. Pembagian kerja yang detail dapat membuat para manajer fokus
mengurusi masalah-masalah dengan tepat sesuai wilayah kerjanya.

Keberhasilan perusahaan salah satunya karena peran organisasinya yang berjalan


dengan baik. Kinerja dari para karyawan yang tinggi juga menyokong perusahaan
tersebut menjadi perusahaan besar. Di dalamnya termasuk peran manajer-
manajernya dalam mengelola perusahaan, untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan, selain strategi dibutuhkan pula struktur organisasi yang tepat dan
baik.

3.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan bisnis yaitu :

1. Perusahaan hendaknya menyusun dan menerapkan struktur organisasi di


perusahaannya yang terdiri dari pembagian tugas, kejelasan garis wewenang,
arus atau aliran informasi, dan pertanggungjawaban yang ada pada
perusahaan.
2. Perusahaan dapat menyusun struktur organisasi dengan memperhatikan
kondisi perusahaannya, meliputi model kerja, karakteristik individu-individu
yang ada di perusahaan, dan tujuan dari perusahaan itu sendiri.
3. Struktur organisasi juga baik dalam menetukan tingkatan dalam pengambilan
keputusan, sehingga akan mempermudah bagi perusahaan untuk menyusun
rencana stategis guna mencapai tujuan perusahaan.

4. Organisasi informal dalam suatu perusahaan dapat dilakukan untuk lebih


meningkatkan aktivitas sosial setiap individu yang ada di perusahaan, selama
tidak bertentangan dengan organisasi formal perusahaan dan memberikan
pengaruh positif kepada perusahaan.
BAB IV

STUDI KASUS

Studi kasus : Pengorganisasian pada perusahaan Rendell


Gambar 7 Logo Perusahaan Rendel

4.1. Latar belakang

Rendell Company ini didirikan pada tahun 1968 dengan tujuan memberikan
representasi kualitas tinggi untuk pasar elektronik di Illinois dan Wisconsin.

Rendell Company memiliki tujuh divisi operasi : yang terkecil mempunyai angka
penjualan per tahun sebesar $ 50 juta, sementara angka penjualan per tahun yang
terbesar sebanyak $500 juta. Masing-masing divisi bertanggung jawab kepada bagian
pembuatan dan pemasaran di sektor produksinya masing-masing. Sejumlah bagian
dan komponen di transfer di antara divisi, namun volume bisnis antar divisinya
tidaklah besar.

Fred Bevin adalah seorang pengontrol pada Pengontrol Divisi dari Perusahaan
Rendell. Pengontrol Divisi bertanggung jawab pada financial accounting internal,
auditing, dan analysis of capital budgeting requests. Fred Bevins merasa tidak puas
karena selama ini Pengontrol Divisinya hanya melaporkan pekerjaan kepada
atasaannya yaitu General Manager Divisi. General Manager Divisi membicarakan
budget divisinya dengan manajemen puncak dan Pengontrol Divisi hanya diminta
untuk membicaraka hal-hal teknis dan dia diberlakukan sebagai staff. Dengan
ketidakpuasaan akan tindakan General Manager Divisi ini menginspirasi Bevins
untuk membuat perubahan dengan menerapkan cara baru yang pernah dipelajari di
Martex Company yaitu menerapkan penggambaran tugas dan tanggung jawab
organisasi. Caranya adalah pengawas organisasi dibebani dengan tanggung jawab
dalam menetapkan standar biaya dan keuntungan perusahaan serta mengambil
tindakan yang tepat untuk melihat apakah standar ini sudah tercapai atau belum. Fred
Bevins sebagai seorang pengendali perusahaan Rendell Company sangat prihatin
terhadap status organisasi dari para pengendali divisi dalam perusahaan. Selama ini
para pengendali divisi memberikan laporan kepada manajer umum divisi mereka.
Bevins menginginkan perubahan struktur organisasi pengendali divisi, dengan
mengamati penerapan pengendalian di perusahaan lain yaitu perusahaan Martex.
Organisasi pengendali perusahaan bertanggung jawab atas pencatatan keuangan,
auditing internal, dan analisis permintaan anggaran modal. Di perusahaan saat ini
telah terdapat system pengendalian anggaran, akan tetapi pelaporan dilakukan
langsung oleh divisi operasi kepada manajemen puncak tanpa melalui analisis yang
mendalam oleh pengendali perusahaan. Bevins menginginkan peran lebih aktif dan
lebih dalam dari organisasi control perusahaan dalam proses penentuan anggaran dan
analisa kinerja.

4.2. Permasalahan

Dari latar belakang ang telah diuraikan sebelumnya, terdapat permasalahan di


perusahaan Rendell, yaitu sebagai berikut :

1. Rendell ternyata mengalami kesulitan melaksanakan teknik pengendalian yang


lebih modern, dikarenakan adanya hubungan yang kurang baik atau tidak saling
mendukung antara pengendali korporat dan divisi, yang mengakibatkan
terjadinya tambahan biaya anggaran perusahaan untuk memperbaiki hal tersebut.
2. Randell memiliki permasalahan peran pengendali korporasi dan pengendali
divisi yang mana hubungan informasi antar keduanya kurang transparan.

3. Randell ingin mengubah peran organisasi pengendali perusahaan agar dapat


mengikuti seperti peran pengendali perusahaan di perusahaan lain, yakni :
Martex Company.

4.3. Bukti Kasus

William Harrigan adalah manager di kantor pusat Rendell Company dan dia mantan
pengontrol senior di satu divisi perusahaan Rendell selama 25 tahun. Pengontrol
Perusahaan sering menanyakan kepada divisinya : Apakah divisi anda dapat berjalan
baik jika perusahaan memotong sekian $x diluar budget periklanan? Apakah divisi
anda yakin perkiraan penghematan biaya pada peralatan ini realistis? Walaupun
pengontrol tahu kondisi sebenarnya dan dia tidak setuju dengan perusahaan
pengontrol, Harrigan tidak boleh mengatakan demikian. Bila ada ketidakberesan
dalam divisi (budget berlebih) dan situasi yang buruk maka hal itu tidak akan di
jadikan berita di laporan operasional, sehingga hal ini membuat pekerjaan Harrigan
menjadi sulit. Tapi Harrigan tidak menjadikan hal ini sebagai masalah karena jika dia
menerapkan metode klaim (mengumumkan adanya ketidaksesuaian) dari Martex
maka Pengontrol Divisi tidak akan menjadi bagian dari kelompok manajemen itu
lagi.

4.4. Analisis dan Pembahasan


1. Filosofi organisasional dari fungsi pengendali dari Perusahaan Martex adalah
Solid Line yaitu kategori hubungan garis padat atau langsung. Pengendali
divisional bekerja dan melapor langsung pada pengendali perusahaan.
Pengendali divisional merupakan pembantu dan utusan dari pengendali pusat ke
divisi-divisi yang ada.

Gambar 8 Filosofi Struktur Organisasi Perusahaan Martex

Hubungan garis padat ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihannya


adalah laporan keuangan divisi dan laporan kinerja akan lebih akurat dan tidak
bias sehingga mempermudahkan proses pengendalian dari pusat dan
kekurangannya adalah pengendali divisi akan dianggap sebagai mata-mata dari
pusat sehingga akan dikucilkan dan tidak lagi menjadi anggota dari tim.
Hubungan ini dapat kita lihat dari struktur organisasi divisi pengendali
Perusahaan Martex pada 1 Januari 1985 :

Gambar 9 Struktur Organisasi Divisi Pengendali Perusahaan Martex

Sedangkan filosofi dari divisi pengendali Perusahaan Rendell dapat


dikategorikan sebagai hubungan garis titik-titik atau putus-putus (dotted line).
Pengendali divisi bekerja di bawah manajer divisi. Pengendali perusahaan hanya
diajak konsultasi saat perekrutan dan kenaikan gaji pengendali divisi.
Gambar 10 Filosofi Struktur Organisasi Perusahaan Rendell

Hubungan ini juga memiliki kekurangan dan kelebihannya. Kelebihannya adalah


pengendali divisional akan dianggap asisten yang dapat dipercaya oleh manajer
divisi sehingga menjadi anggota dari tim. Kekurangannya adalah laporan kinerja
dan keuangan divisi dapat tidak akurat karena pengendali divisi hanya membuat
dan manajer divisi yang memutuskan dan menyetujuinya.
Maka, Fred Bevins sebaiknya tidak mengadopsi filosofi Perusahaan Martex.
Adapun hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan adalah :
a. Struktur organisasi Martex berbeda dengan Rendell. Di Perusahaan Martex,
manajer divisi tidak memiliki staf sendiri dan asisten pribadi. Manajer
menerima bantuan staf dari dua sumber yaitu :
- Staf umum yang ditugaskan untuk manajer divisi. Terdiri dari
pengendali, insinyur (engineer) dan agen pembelian. Staf ini tetap
ditempatkan secara fisik pada divisinya dan tidak dekat dengan manajer
divisi.
- Staf dari divisi jasa staf umum seperti akuntansi, periklanan, keuangan,
dan sebagainya. Jadi kebanyakan staf tidak bekerja langsung dibawah
manajer divisi yang ia layani sehingga tidak mungkin muncul tindakan
diskriminasi atau pengucilan. Sedangkan di Perusahaan Rendell, manajer
divisi memiliki staf masing-masing sehingga jika hanya pengendali
divisi bekerja dibawah pengendali perusahaan maka akan dianggap
sebagai mata-mata pusat dan dikucilkan.
b. Para manajer divisi dan pengendali dari Perusahaan Martex telah menerima
filosofi hubungan langsung sebelum mereka menjabat di posisi manajerial.
Hal ini berbeda di Perusahaan Rendell dimana ingin melakukan perubahan
ke filosofi tersebut setelah sekian tahun para manajer divisi dan pengendali
sudah terbiasa dengan filosofi hubungan garis putus-putus. Tingkat
penolakan mereka akan lebih tinggi.
Asisten pengendali, William Harringan juga menyarankan agar Fred Bevins
tidak mengadopsi filosofi Martex. Berdasarkan pengalamannya sebagai
pengendali di Perusahaan Rendell selama 25 tahun dan 5 tahun sebagai
pengendali divisi, ia menganggap rencana Martex tidak sesuai untuk Rendell
karena dapat menyebabkan pengucilan fungsi pengendali di divisi. Dengan
filosofi lama, antara pengendali divisi dan manajer divisi terjalin hubungan
baik dan kekompakan kerja.
c. Filosofi Martex memiliki kelebihan seperti pengendali divisi akan
memberikan informasi yang tidak bias dan akurat sehingga memudahkan
kerja pengendali perusahaan, mengurangi penipuan dalam anggaran biaya
dan lebih mudah menerapkan program pengendalian baru. Tetapi juga ada
kelemahan dimana sulit mengimplementasikan perubahan struktur
organisasi, manajer divisi mungkin akan mengucilkan fungsi pengendali
divisi yang bisa menyebabkan ketidakefisienan dan konflik antara manajer
dan pengendalinya. Hubungan yang baik antara manajer dan stafnya
diperlukan agar terciptanya keselarasan tujuan dan mencapai tujuan
perusahaan.
Jadi meskipun struktur saat ini akan menyebabkan beberapa pembengkakan
anggaran, mengubah struktur organisasi akan menyebabkan perbedaan
antara manajer divisi dan pengendali divisi sehingga menghancurkan
ketertiban dan kepercayaan dalam lingkungan kerja mereka yang terlalu
mahal dibandingkan dengan mempertahankan struktur saat ini.
2. Pengendali divisi tetap melapor dan bekerja di bawah manajer divisi karena
manajer divisi yang memegang tanggungjawab penuh atas divisinya. Selain itu,
jika kita ingin mengubah struktur yang ada akan menyebabkan disfungsi dalam
divisi atau unit bisnis dimana pengendali divisi akan dianggap mata-mata dan
dapat merusak keharmonisan lingkungan kerja.
3. Hubungan garis putus-putus antara pengendali pusat dan pengendali divisi juga
dipertahankan seperti sebelumnya. Namun ada beberapa hal yang dapat kita
lakukan untuk memperatkan hubungan tersebut seperti :
a. Pengendali perusahaan tidak hanya diajak berkonsultasi dalam kenaikan gaji
dan penunjukan pengendali divisi baru tapi juga ikut menentukan dimana
pengendali divisi hanya boleh ditunjuk dari daftar kandidat yang telah
disepakati pengendali perusahaan.
b. Pengendali perusahaan juga memiliki hak tanpa syarat untuk
memberhentikan pengendali divisi yang tidak layak.
4. Tidak perlu adanya perubahan dari tanggungjawab dasar pengendali perusahaan
dan pengendali divisi. Pengendali perusahaan sudah merincikan sistem akuntansi
yang harus diikuti divisi dan prosedur dalam penganggaran dan pelaporan
kinerja. Hanya pengendali perusahaan harus bekerja lebih giat lagi untuk
mengawasi divisi dan terlibat lebih aktif dalam penyusunan anggaran.
Pengendali divisi juga tidak diharapkan berperan dalam menyampaikan
informasi yang menyesatkan.

4.5. Kesimpulan

Divisi pengendali Perusahaan Rendell tidak perlu mengadopsi filosofi Solid line
seperti Perusahaan Martex. Hal ini dikarenakan baik struktur lama maupun baru
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Struktur dan kondisi Rendell
juga tidak memungkinkan untuk penerapan filosofi baru ini karena dapat
menyebabkan konflik dan pengucilan fungi pengendali divisi yang menguncang
keharmonisan yang sudah ada hal ini lebih mahal daripada pembengkakan anggaran
biaya. Oleh karena itu, Rendell sebaiknya tetap pada filosofi Dotted line dan
pengendali pusat harus bekerja lebih aktif untuk mengawasi pengendali divisi dan
divisi yang ada.

4.6. Saran

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan pada Perusahaan Rendell antara lain :
a. Pengendali perusahaan harus lebih aktif dalam mengawasi sistem pengendalian
yang ada.
b. Rendell dapat memcoba mengadopsi sistem profit sharing yang ada di Martex
dimana manajer divisi dan pengendali divisi mendapatkan pembagian laba.

Daftar Pustaka
American Marketing Association. Marketing Dictionary.
https://www.ama.org/resources/Pages/Dictionary.aspx?
dLetter=O#organization+structure [27 Februari 2017].

Devaney, E. The 6 Building of Organizational Structure [Diagrams].


https://blog.hubspot.com/marketing/organizationalstructurebuildingblocks#s
m.000101c62jka2ercx212hb0pgi42w [28 Februari 2017].

Madura, J.(2007). Introduction to Business 4e. South-Western : Thomson Higher


Education .

Sharmaa, G. Informal Organisation: its Meaning, Functions and Advantages!.


http://www.publishyourarticles.net/knowledge-hub/articles/informal-
organisation-its-meaning-functions-and-advantages/5934/ [28 Februari
2017].

Tanuja, A. Informal Organisation: Meaning, Features and Limitations.


http://www.businessmanagementideas.com/management/organisation-
management/informal-organisation-meaning-features-and-limitations/4883
[28 Februari 2017]

The Basic Building Blocks of Organizational Structure.


http://open.lib.umn.edu/strategicmanagement/chapter/9-2-the-basic-
building-blocks-of-organizational-structure/ [28 Februari 2017].

WebFinance Inc. Business Dictionary : Organizational Structure Definition.


http://www.businessdictionary.com/definition/organizational-structure.html
[27 Februari 2017].

Anda mungkin juga menyukai