Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGORGANISASIAN BISNIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bisnis
Syariah

Dosen Pengampu : Ruly Priantilianingtiasari, M.Sy.

Disusun oleh kelompok 8 :

1. Amelia Dwi Nur Azizah (1860405222093)


2. Bagas Satria Wicaksono (1860405222106)

3. Yhuda Rendi Prastiya (1860405222119)


4. Maura Faridatul Lutfia (1860405222127)

5. Amanda Crisnia Pradista (1860405222140)

KELAS 3B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengorganisasian Bisnis”
dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT., karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun
melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Tulungagung, 16 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN .................................................. 3

B. BAGAN ORGANISASI BISNIS............................................................... 4

C. STRUKTUR ORGANISASI ..................................................................... 5

D. RANTAI KOMANDO ............................................................................ 12

E. WEWENANG......................................................................................... 12

F. TANGGUNG JAWAB ............................................................................ 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengorganisasian bisnis adalah unsur kunci dalam keberhasilan setiap
keberadaan bisnis, baik itu perusahaan besar dengan ribuan karyawan atau usaha
kecil yang baru dimulai. Dalam era yang terus berubah ini, kemampuan untuk
mengatur sumber daya, mengkoordinasikan aktivitas, dan mencapai tujuan adalah
aspek yang sangat penting. Pengorganisasian bisnis adalah inti dari strategi
manajemen yang efektif, yang menjadi landasan bagi pertumbuhan dan
keberlanjutan perusahaan.
Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi konsep pengorganisasian bisnis
secara mendalam. Kami akan membahas berbagai aspek terkait, seperti struktur
organisasi, manajemen sumber daya manusia, pengambilan keputusan, dan
budaya organisasi. Selain itu, kami akan menyelidiki strategi-strategi yang
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam operasi
mereka.
Tidak dapat diabaikan bahwa peran teknologi dan inovasi sangat penting
dalam mengubah lanskap organisasi bisnis saat ini. Dalam era digital ini, bisnis
harus beradaptasi dengan cepat dengan perkembangan teknologi untuk tetap
relevan dan bersaing. Kami akan merinci bagaimana teknologi informasi dan
sistem manajemen dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan
memberikan keunggulan kompetitif.
Selain itu, kita akan membahas beberapa tantangan utama yang dihadapi
oleh organisasi bisnis dalam mengatur diri mereka sendiri untuk mencapai
kesuksesan jangka panjang. Termasuk di dalamnya adalah perubahan lingkungan
bisnis yang cepat, persaingan global, dan perubahan harapan pelanggan.
Memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini adalah kunci untuk
kelangsungan hidup bisnis dalam jangka panjang.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang topik ini, kita dapat lebih
siap menghadapi perubahan yang terus-menerus dalam dunia bisnis dan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk tetap bersaing dan

1
berkembang. Mari kita mulai dengan menjelajahi konsep pengorganisasian
bisnis dan semua aspek yang terkait dengan topik penting ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaskud dengan pengorganisasian bisnis?
2. Bagaimanakah bagan organisasi didalam sebuah bisnis?
3. Bagaimanakan Struktur organisasi bisnis?
4. Apa yang dimaksud dengan rantau komando?
5. Apa yang dimaksud dengan wewenang dalam organisasi atau bisnis?
6. Apa arti dari sebuah tanggung jawab dalam organisasi atau bisnis?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian pengorganisasian bisnis
2. Mendeskripsikan bagan organisasi didalam sebuah bisnis
3. Mendeskripsikan struktur organisasi bisnis
4. Memaparkan pengertian rantai komando
5. Menjelaskan pengertian wewenang dalam organisasi atau bisnis
6. Memaparkan pengertian tanggung jawab dalam sebuah organisasi atau
bisnis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Pengorganisasiaan merupakan fungsi kedua dalam manajemen.
“Pengorganisasian” merupakan kata yang berasal dari kata “organisasi” yang
mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama organisasi merupakan
lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit,
perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga Pengertian kedua
berkenaan dengan proses pengorganisasian yang merupakan suatu cara yang mana
kegiataan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar
tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Pengertian organisasi menurut Stoner, organisasi merupakan suatu pola
hubungan-hubungan melalui orang-orang di bawah pengarahan manajer untuk
mengejar tujuan bersama. Dalam pengorganisasian ada dua batasan, yaitu
“organization” sebagai kata benda, “organizing”sebagai kata kerja yang menunjuk
pada serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis.
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi dan
pelaksanaaan struktur tersebut dimana kedua hal itu sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya. Pengertian pengorganisasian menurut Terry pengorganisasian
merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh
sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan sukses.1
Jadi dapat disimpulkan Pengertian Pengorganisasian adalah penentuan
struktur organisasi yang paling cocok dengan tujuan dan strategi organisasi, sumber
daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya. Pola hubungan khusus
yang diciptakan manajer dalam proses ini disebut struktur organisasi yang
didalamnya berisi cara-cara yang dipakai untuk membagi, mengorganisasi kan dan
mengkoordinasikan kegiatan organisasi.

1
Ashhabul Kahfi, Pengantar Manajemen (Karawang: STEI BCM, 2020) hal.1

3
B. BAGAN ORGANISASI BISNIS
Menurut Henry G. Hodges, terdapat empat bentuk bagan organisasi, yaitu:
a. Bentuk piramid. Sederhana, jelas, dan mudah dipahami.
b. Bentuk vertikal. Berwujud tegak dan hampir sama dengan bentuk
piramid dalam hal aliran kekuasaan dari atasan ke bawahan.
c. Bentuk horizontal. Aliran wewenang dan tanggung jawab
digambarkan dari kiri ke kanan dan berbentuk mendatar.
d. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara
jabatn satu dengan jabatan yang lain, bentuk ini jarang digunakan.2

Berikut bentuk-bentuk bagan organisasi


1. Bentuk bagan piramid

2. Bentuk bagan vertikal

2
Aditya Rechandy Christian dan Tina Sulistiyani, Pengantar Manajemen Bisnis (Yogyakarta:
UAD PRESS, 2021) hal. 106

4
3. Bentuk bagan horizontal

1. Bentuk bagan lingkaran

C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah suatu sistem hubungan antar pekerjaan yang
bersifat formal yang menggambarkan pemilahan tugas yang berbeda-beda dan
mengintegrasikan pelaksanaan tugas-tugas tersebut. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penyusunan sebuah struktur organisasi, diantaranya adalah:3
1. Penyesuaian Struktur dengan Lingkungan
Struktur organisasi sebaiknya mengikuti strategi organisasi, mengikuti
perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi desain organisasi (lingkungan).
Berkaitan dengan hal tersebut, ada 2 aspek yang menjadi acuan bagi rancangan
struktur sebuah organisasi, yaitu :
a. Struktur Mekanistik vs Struktur Organik
Struktur Mekanistik

3
Rusliaman, Pengantar Bisnis Edisi Pertama (Medan: Universitas HKBP Nommensen, 2012) hal
101

5
Aktifitas organisasi dibagi kedalam tugas-tugas spesialisasi dan
pengambilan keputusan dipusatkan (sentralisasi) pada di pucuk hirarki.
Struktur Organik
Menekankan kerja kelompok, komunikasi terbuka serta desentralisasi
dalam pengambilan keputusan.
b. Struktur Diferensiasi vs Struktur Integrasi
Struktur Diferensiasi
Ukuran perbedaan yang terjadi antar departemen yang disebabkan oleh
adanya orientasi yang berbeda dari masing-masing departemen mengenai
struktur, tugas dan aktifitas pimpinan lainnya. Struktur Integrasi Ukuran
kesamaan antar berbagai departemen di dalam suatu organisasi yang
selaras dengan sasaran serta struktur menyeluruh dari organisasi.

2. Tujuan dilakukannya struktur keorganisasian dalam suatu organisasi,


Yaitu:
 Menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya material
organisasi pada tugas dan tempat yang sesuai.
 Memperjelas tanggung jawab (job description) pegawai, standar
kinerja pegawai melalui implementasi peraturan dan prosedur
operasional.
 Memilahkan prosedur dalam pengumpulan informasi untuk proses
evaluasi, sehingga hasilnya dapat digunakan oleh para pimpinan dalam
pengambilan keputusan serta pemecahan suatu permasalahan.

3. Elemen Dasar Struktur Keorganisasian.


A. Departementalisasi (Spesialisasi & Standarisasi)
Departementalisasi adalah pembagian atau pemilahan sekelompok pekerjaan
yang dianggap sejenis di dalam suatu organisasi dengan menetapkan suatu ukuran
standar kerja dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekelompok spesialis
(ahli). Misalnya semua pekerjaan yang menyangkut pencairan tenaga kerja,
pengangkatan, pelatihan, penggajian dan promosi dikelompokkan ke dalam
departemen personalia.

6
Pembagian kerja sesungguhnya hanya merupakan langkah awal
departementalisasi, tetapi bagaimana manajemen mengelompokkan manusia dan
tugasnya sangat tergantung kepada prioritas sasaran utama yang dijabarkan ke
dalam pilihan departementalisasi. Penjelasan mengenai keunggulan dan kelemahan
tipe-tipe departementalisasi akan ditekankan pada aspek spesialisasi dan
standarisasi yang merupakan esensi dari departementalisasi. 4
Spesialisasi
Proses mengidentifikasi bidang-bidang tugas tertentu dan memberikan penugasan
kepada pegawai (individu/kelompok) pada bidang yang sesuai dengan
keterampilannya.
Standarisasi
Suatu proses pembentukkan atau pengembangan sistem dan prosedur kerja
sehingga kinerja pegawai dapat diukur secara konsisten.

Beberapa tipe departementalisasi, diantaranya :


1. Departementalisasi Fungsional
Pengelompokan berdasarkan bidang keahlian dan sumber daya yang diperlukan
untuk menjalankan seperangkat penugasan sejenis.

4
Malayu S. P Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah Edisi Revisi (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011) hal 151

8
Keunggulan :
 Meningkatkan ketrampilan spesialisasi
 Mengurangi duplikasi sumber daya dan meningkatkan koordinasi dalam
bidang fungsional.
 Menyediakan pengembangan karir dan pelatihan dalam bidang fungsinya.
 Memungkinkan pimpinan dan staf berbagi keahlian dalam bidang yang
sama.
 Meningkatkan kemampuan pemecahan persoalan teknis dengan mutu
tinggi.
 Sentralisasi pengambilan keputusan.

Kelemahan :
 Menekankan pelaksanaan tugas-tugas rutin.
 Mengurangi komunikasi antar departemen fungsi.
 Dapat menimbulkan konflik karena prioritas produk.
 Dapat mempersulit jadwal antar departemen.
 Memfokuskan pada persoalan dan sasaran departemen, bukan pada
organisasi keseluruhan.
 Mengembangkan keterampilan pimpinan dengan keahlian sempit

2. Departementalisasi Geografis.
Mengelompokkan semua fungsi pada satu area geografi tertentu, di bawah kendali
seorang pimpinan.

8
Keunggulan:
 Peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk berada di suatu
tempat, berarti menghemat waktu dan biaya.
 Pimpinan dapat mengembangkan pengalamannya melalui pemecahan
masalah secara unik sesuai dengan kondisi wilayah setempat.
 Para manager memahami persoalan pelanggan setempat.
 Metoda sesuai dengan keorganisasian multinasional.

Kelemahan :
 Semua fungsi (akunting, pembelian, manufaktur, pemasaran, dan lain-lain)
terduplikasi disetiap lokasi.
 Dapat menyebabkan konflik antar sasaran setiap lokasi dengan sasaran
korporasi.
 Membutuhkan peraturan dan regulasi ekstensif untuk mengkoordinasi dan
menjamin keragaman mutu antar lokasi.

3. Departementalisasi Produk (Barang/Jasa).


Pembagian sebuah organisasi menjadi unit mandiri, dimana setiap unit mampu
mendesain dan memproduksi barang/jasa yang menjadi kompetensinya.

9
Keunggulan :
 Sesuai untuk perubahan produk/jasa yang cepat.
 Memungkinkan visi cakupan produk/jasa yang lebih luas.
 Perhatian utama terhadap kebutuhan pelanggan.
 Tanggung jawab yang menyeluruh dan jelas.
 Mengembangkan para manager yang dapat berfikir lintas fungsional.

Kelemahan:
 Tidak efektifnya pemanfaatan keterampilan dan sumber daya.
 Tidak mendorong koordinasi aktifitas antar lini produk.
 Mendorong politisasi dalam alokasi sumber daya.
 Membatasi pemecahan persoalan hanya pada produk tunggal.
 Membatasi mobilitas karir bagi pegawai diluar lini produknya

4. Departementalisasi Matriks.
Disusun berdasarkan kewenangan ganda dengan sistem penunjang.

10
Keunggulan :
 Fleksibilitas pimpinan dalam memberi penugasan kepada pegawai untuk
suatu proyek tertentu.
 Mendorong kerjasama antar departemen.
 Mengembangkan keterampilan pimpinan bagi peran-peran antar pribadi,
informasional dan pengambilan keputusan.
 Memberi tantangan baru bagi pegawai.
 Berdampak tersedianya spesialisasi pengetahuan melalui beragam jenis
proyek.

Kelemahan :
 Implementasinya mahal.
 Membutuhkan keterampilan antar pribadi yang sangat tinggi.
 Cenderung menghasilkan keterampilan ‘berpolitik’ dan bukan
ketermpilan pimpinanial.

11
 Potensi membuat pegawai frustasi, karena menerima perintah lebih dari
satu pimpinan.

Diantara 4 tipe pilihan departementalisasi, tidak bisa dikatakan pilihan mana yang
paling baik, pimpinan harus melakukan seleksi, struktur keorganisasian mana yang
paling tepat dan sesuai dengan kondisi spesifik organisasi, bahkan sangat
dimungkinkan memanfaatkan kombinasi keempatnya.

D. RANTAI KOMANDO
Rantai Komando merupakan konsep penting untuk membangun suatu
struktur organisasi yang kuat. Rantai Komando atau Chain of Command dapat
diartikan sebagai garis kewenangan tanpa putus yang membentang dari puncak
manajemen ke karyawan level terendah serta mejelaskan siapa yang harus
bertanggung jawab dan melapor kepada siapa. Jadi pada dasarnya dapat dikatakan
bahwa Rantai Komando adalah aliran pelaporan. Misalnya seorang Operator
produksi harus melapor ke Leader Produksi, Leader produksi harus melapor ke
Supervisor produksi, kemudian Supervisor produksi harus melapor ke Manajer dan
Manajer Produksi harus melapor ke Direktur Operasional. (Rusliaman, 2012)
(Hasibuan, 2011) (Winardi, 1981)
Tanggung jawab dan garis kewenangan tanpa putus ini berdasarkan dua
prinsip penting yaitu Unity of Command (Kesatuan Komando) dan Scalar Chain
(Jenjang berangkai). Berdasarkan Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan
seharusnya hanya menerima perintah dari seorang atasan saja dan juga bertanggung
jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak Atasan yang memberikan
perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk membedakan prioritasnya.
Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan dan tidak fokus pada tugas yang
diberikannya. Sedangkan Scalar Chain adalah garis vertikal wewenang dari atas
sampai ke bawah. Setiap karyawan harus menyadari posisi mereka di dalam Hirarki
Organisasi. Garis wewenang ini akan menunjukan apa yang menjadi wewenang dan
tanggung jawabnya.

E. WEWENANG
Wewenang (authority) dalam organisasi (termasuk bisnis) merupakan hak

12
yang formal dan sah dari seorang manajer untuk mengambil keputusan,
mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya agar tercapai hasil yang
diharapkan oleh organisasi. 5 Disuatu Perusahaan untuk mendapatkan hak
wewenang yang lebih besar dapat ditentukan dari status jabatan yang lebih tinggi.
Seperti hal nya manajer yang memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan,
memerintah, dan melimpahkan tanggung jawab kepada bawahannya agar
memudahkan jalannya kinerja perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sebuah organisasi dapat memberikan kepemilikan wewenang kepada
seseorang yang dipercayai mampu bertanggung jawab mengelola tugas dengan
baik. Indikator wewenang dapat diukur dari (1) kepercayaan perusahaan dan (2)
kemampuan dalam menggunakan wewenang. Wewenang ditentukan oleh tiga
kategori berikut :
a. Wewenang berada diposisi organisasi, bukan pada orangnya.
Jadi, seperti halnya manajer yang mempunyai wewenang itu karena ia berada
diposisi atau status jabatan yang ia pegang.
b. Wewenang diterima oleh bawahan.
Wewenang berasal dari atas ke bawah. Maksutnya wewenang yang diperintahkan
oleh seorang manajer ke bawahan, akan dipatuhi dan dilaksanakan karena seorang
bawahan percaya bahwa manajer memiliki hak yang sah untuk mengeluarkan
perintah.
c. Wewenang mengalir kebawah pada hierarki vertical.
Posisi ditingkat atas Perusahaan akan memberikan posisi wewenang yang lebih
formal dibandingkan dengan posisi dibawah.

F. TANGGUNG JAWAB
Tanggung Jawab (Responsibility) merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh karyawan untuk memenuhi amanah atau tugas yang telah
dibebankan kepada dirinya. Indikator tanggung jawab dapat diukur dari (1) tugas
yang dibebankan dan (2) usaha untuk memajukan Perusahaan. Dalam organisasi
ataupun bisnis seorang manajer memiliki tanggung jawab dan wewenang yang
seimbang.

5
Ma’aruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah (Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2014) hal 146-
147

13
Jika seorang manajer berat sebelah antara pemberian wewenang dan tanggung
jawab, maka akan menghambat kinerja seorang manajer untuk mencapai tujuan
organisasi. Agar manajer disatu sisi tidak kesulitan dalam menjalankan tugas dan
pekerjaan organisasi, dan disisi lain agar manajer tidak berlebihan dalam
melaksanakan wewenangnya, maka pemberian wewenang dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan organisasi, harus seimbang.
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab itu secara administratif harus
dibuktikan dengan membuat pelaporan tertulis kepada atasan sesuai dengan uraian
tugas dan rantai komando dalam organisasi. 6

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengorganisasian dalam manajemen adalah proses penting dalam
menentukan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, sumber daya,
dan lingkungan organisasi. Ini melibatkan pengaturan sumber daya,
termasuk manusia, untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan
pekerjaan. Terdapat beberapa bentuk bagan organisasi yang dapat
digunakan, seperti bentuk piramid, vertikal, horizontal, dan lingkaran,
masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
2. Menurut Henry G. Hodges, terdapat empat bentuk bagan organisasi, yaitu:
Bentuk piramid, bentuk vertikal, bentuk horizontal, bentuk lingkaran.
3. Struktur organisasi adalah suatu sistem hubungan antar pekerjaan yang
bersifat formal yang menggambarkan pemilahan tugas yang berbeda-beda
dan mengintegrasikan pelaksanaan tugas-tugas tersebut.
 Penyesuaian Struktur dengan Lingkungan ada 2 aspek yang menjadi
acuan bagi rancangan struktur sebuah organisasi, yaitu :
a. Struktur Mekanistik vs Struktur Organik

6
Ma’aruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah (Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2014) hal 147-
148

14
b. Struktur Diferensiasi vs Struktur Integrasi
 Elemen Dasar Struktur Keorganisasian.
a. Departementalisasi (Spesialisasi & Standarisasi). beberapa tipe
departementalisasi, diantaranya :
 Departementalisasi Fungsional
 Departementalisasi Geografis
 Departementalisasi Produk (Barang/Jasa)
 Departementalisasi Matriks.
4. Rantai Komando merupakan konsep penting untuk membangun suatu
struktur organisasi yang kuat. Rantai Komando atau Chain of Command
dapat diartikan sebagai garis kewenangan tanpa putus yang membentang
dari puncak manajemen ke karyawan level terendah serta mejelaskan siapa
yang harus bertanggung jawab dan melapor kepada siapa. Jadi pada
dasarnya dapat dikatakan bahwa Rantai Komando adalah aliran pelaporan.
5. Wewenang merupakan hak yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki
status jabatan tinggi disebuah organisasi untuk memberikan perintah,
membuat keputusan dan melimpahkan tanggung jawab kepada bawahannya
guna mencapai tujuan organisasi.
6. Tanggung Jawab merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seseorang
atas segala sesuatu yang diberikannya. Tanggung jawab harus dilakukan
guna menumbuhkan rasa kepercayaan orang lain terhadap diri kita.
7. Tanggung Jawab dan wewenang harus seimbang didalam sebuah organisasi
untuk menciptakan aktivitas Perusahaan yang maksimal dan mengurangi
resiko hambatan dalam melaksanakan tujuan organisas

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2014). Manajemen Bisnis Syariah. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.


Hasibuan, M. S. (2011). Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah Edisis Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kahfi, A. (2020). Pengantar Manajemen. STEI BCM.
Rusliaman. (2012). Pengantar Bisnis. Medan: Universitas HKBP Nommensen.
Sulistiyani, A. R. (2021). Pengantar Manajemen Bisnis. Yogyakarta: UAD PRESS.
Suparjo Adi Suwarno, S. d. (2021). MANAJEMEN BISNIS SYARIAH (Konsep dan
Aplikasinya dalam Bisnis Syariah). Jawa Barat: Penerbit Adab.

16

Anda mungkin juga menyukai