Anda di halaman 1dari 23

ASPEK ORGANISASI DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pembimbing : Dr. Harini M.Pd

Kelompok 6
Alvin Gilang Prasetyo (K7617005)
Eva Amalia Hanif (K7617028)
Kelas A

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis
sangat berbahagia karena dapat menulis dan menyelesaikan makalah tentang
“Aspek Organisasi Dalam Studi Kelayakan Bisnis ”. Hal ini tidak lain karena
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Harini. M.Pd, sebagai pembimbing dalam Mata Kuliah Studi
Kelayakan Bisnis serta semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu.

Kami berharap makalah ini dapat digunakan oleh pembaca sebagai bahan
acuan untuk mengetahui tentang aspek teknis apa saja yang ada pada studi
kelayakan bisnis. Penulisan makalah ini juga dapat dijadikan rujukan untuk
mengadakan penulisan lanjut yang lebih detail mengenai Aspek Organisasi
Dalam Studi Kelayakan Bisnis

Terlepas dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Kritik dan saran dari
pembaca akan diterima dengan tangan terbuka karena dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah tentang “Aspek Organisasi dalam Study


Kelayakan Bisnis“ dapat memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi semua.

Surakarta, 7 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.......................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II Pembahasan......................................................................................................3

A. Pengertian organisasi.....................................................................................3

B. Desain struktur organisasi formal...................................................................4

C. Proses desain organisasi.................................................................................6

D. Elemen-elemen umum dalam struktur organisasi dan struktur organisasi


7

E. Bentuk-bentuk organisasi.............................................................................10

BAB III Penutup..........................................................................................................18

A. Simpulan......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam menjalankan sebuah bisnis terdapat banyak hal yang harus


diperhatikan untuk menentukan keberhasilan bisnis, salah satunya adalah
aspek organisasi. Aspek organisasi berkaitan dengan aspek manajemen,
dimana organisasi merupakan bagian dari kegiatan manajemen. Manajemen
sebagai alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan tersebut memerlukan wadah
atau tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kemudian wadah
tersebut dikenal dengan nama organisasi yang biasa ada dalam perusahaan-
perusahaan.

Aspek organisasi dalam studi kelayakan bisnis ini mempelajari


mengenai hal-hal yang berkaitan dengan organisasi, yaitu bagaimana
merancang organisasi yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi
perlu di rencanakan dan didesain karena masing-masing fungsi tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berkesinambungan karena antara fungsi
yang satu dengan yang lain saling berkaitan erat. Tujuan organisasi akan
tercapai dengan maksimal bila organisasi dirancang sebaik mungkin sehingga
meminimalisir adanya kesalahan atau masalah dalam kegiatannya.

Dalam membahas organisasi tidak jauh dari hal kekuasaan, dimana


kekuasaan berada di tangan pemimpin yang mengatur, dan anggota lainnya
yang tersusun dalam struktur organisasi. Tujuan organisasi akan menentukan
strukrut organisasinya, yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan
antar tugas, batas wewenang, dan tanggung jawab tugas masing-masing. Atas
dasar kegiatan tersebut dapat disusun hubungan-hubungan diantara bidang-
bidang keputusan maupun pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang,
dan tanggung jawab tertentu. Oleh karena itu perlu untuk memahami berbagai
hal terkait organisasi agar lebih mudah dalam menjalankan organisasi,
sehingga tidak hanya dapat mencapai tujuan tetapi juga meguntungkan orang

1
banyak. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin mempelajari lebih
mendalam mengenai aspek organisasi dalam studi kelayakan bisnis.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari aspek organisasi dalam studi kelayakan bisnis?
2. Bagaimana desain struktur organisasi formal?
3. Bagaimana proses desain organisasi dalam studi kelayakan bisnis?
4. Bagaimana elemen-elemen umum dalam organisasi dan struktur
organisasi?
5. Bagaimana bentuk-bentuk organisasi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari aspek organisasi dalam studi kelayakan bisnis.
2. Mengetahui desain struktur organisasi formal.
3. Mengetahui proses desain organisasi dalam studi kelayakan bisnis.
4. Mengetahui elemen-elemen umum dalam organisasi dan struktur
organisasi.
5. Mengetahui bentuk-bentuk organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang
berarti alat, tools. Organisasi secara statis dapat diartikan suatu wadah atau
tempat kerjasama untuk melaksanakan tugas sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Organisasi secara dinamis diartikan sebagai suatu proses
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Organisasi didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
1. Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk suatu tujuan
bersama dan terikat secara formal.
2. Menurut Chester I. Barnard, Organisasi adalah suatu system aktivitas
kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.Menurut Stoner,
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian
(orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia). Jadi, paling tidak definisi
organisasi terdiri dari :
1. Orang orang/sekumpulan orang
2. Kerjasama
3. Tujuan bersama
Salah satu bagian penting organisasi adalah pengelompokkan informal
dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding
dengan hubungan formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan

3
4

hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah,


Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd,
kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.

B. Desain Struktur Organisasi Formal


Struktur organisasi formal disusun untuk membantu pencapaian tujuan
organisasi dengan lebih efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan dan
sasaran supaya tahu bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapainya.
Desain struktur organisasi formal adalah sebagai berikut:
1. Strategi Organisasi
Hubungan erat antara strategi dan struktur organisasional pertama
kali dijelaskan oleh Chandler dalam studinya pada beberapa perusahaan
besar. Dia menyatakan bahwa “struktur mengikuti strategi”.
Dalam pemilihan suatu strategi dan struktur untuk
mengiimplementasikan para manajer harus mempertimbangkan pengaruh
lingkungan eksternal terhadap organisasi. Hubungan antara strategi,
struktur, dan lingkungan dapat dipandang dari dua perspektif utama.
Dalam pandangan pertama, organisasi adalah reaktif terhadap lingkungan :
proses perumusan strategi harus memperhatikan lingkungan dimana
organisasi beroperasi pada saat sekarang dan akan beroperasi di waktu
yang akan dating. Dalam pandangan kedua, organisasi proaktif karena
proses perumusan strategi mencakup pemilihan lingkungan dimana
organisasi akan beroperasi dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Strategi pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi
dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang
merupakan basis pokok bagi desain organisasi.
5

b. Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang


tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut,
c. Strategi menentukan lingkungan spesifik di mana organisasi akan
beroperasi ini juga akan mempengaruhi struktur.
2. Lingkungan
Dalam pembahasan pengaruh lingkungan pada desain organisasi
secara terperinci, perlu membedakan dan mengenal tiga tipe lingkungan
sebagai berikut :
a. Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa
perubahan yang tidak diperkirakan atau tiba-tiba.
b. Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan
dimana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang –
produk, pasar, hokum, teknologi.
c. Lingkungan bergejolak (turbulent environment). Bila para pesaing
melempar produk baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering
diganti, kemajuan teknologi merubah secara drastic desain produk dan
metoda-metoda produksi, organisasi ada dalam lingkungan bergejolak.
Setelah melakukan study terhadap berbagai macam perusahaan,
Burns dan Salter mengemukakan bahwa system mekanistik adalah paling
sesuai untuk lingkungan stabil, sedangkan system organic adalah paling
sesuai untuk lingkungan bergejolak.
Sistem mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi
diperinci menjadi tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi. Berbagai
sasaran dan wewenang untuk setiap individu dan sub unit ditentuka
sepenuhnya oleh para manajer atas.
Dalam system organic, individu-individu lebih cenderung bekerja
dalam suatu kelompok daripada bekerja sendiri. Para anggota
berkomunikasi dengan semua tingkatan organisasi untuk mendapatkan
informasi dan saran.
3. Teknologi
Terdapat sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur
organisasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
6

a. Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan


tingkatan manajemen. Dengan     kata lain teknologi yang kompleks
menyebabkan struktur organisasi berbentuk “tall” dan memerlukan
derajat supervise dan koordinasi yang lebih besar.
b. Rentang menajemen para manajer lini pertama meningkat dalam
produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi massa ke
proses.
c. Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar
jumlah staf administrative dan klerikal. Semakin besar jumlah para
manajer dalam perusahaan yang kompleks secara tekhnologis
memerlukan jasa-jasa pendukung.  
Makna dari hal tersebut adalah bahwa setiap tipe teknologi ada
aspek-aspek struktur organisasional spesifik yang berkaitan dengan
perusahaan kerja yang lebih berhasil.
4. Orang yang terlibat dalam organisasi
Manajer dan struktur, nilai-nilai manajerial merupakan faktor
penting dalam penentuan strategi organisasi. Para manajer organisasi
terutama para manajer puncak (direktur) mempengaruhi pemilihan strategi
secara langsung melalui preferensi mereka. Selanjutnya pemilihan strategi
ini akan mempengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam organisasi.
Karyawan dan struktur, faktor-faktor seperti tingkat pendidikan,
latar belakang, derajat minat pada pekerjaan para karyawan, dan
ketersediaan berbagai alternative fi luar organisasi merupakan penentuan
penting struktur organisasi.

C. Proses Desain Organisasi


Dalam teori, proses desain organisasi dapat di mulai dari bawah ke atas
(bottom up) atau dari atas ke bawah (top down). Dengan prosedur ke atas ke
bawah, tujuan organisasional umum diterjemahkan menjadi tujuan khusus
sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang diinginkan. Tujuan ini kemudian
menjadi dasar dengan mana serangkaian departemen dapat diorganisasi.
7

Dengan pendekatan bawah ke atas, proses dasar organisasi akan


ditetapkan terlebih dulu, di mana hal ini berarti merumuskan dan menentukan
secara simultan teknologi inti yang digunakan. Setelah itu, posisi untuk
mengoprasikan proses tersebut dirumuskan, dan kebutuhan akan struktur awal
mulai muncul posisi manajerial tingkatan bawah dibutuhkan, untuk
menkoordinasikan kegiatan, dan ini selanjutnya memerlukan koordinasi oleh
tingkatan lebih atas bila proses adalah kompleks.
Meskipun secara teoritis dapat dijelaskan secara terpisah, kedua
prosedur tersebut kenyataannya saling bergantung. Tujuan-tujuan umum harus
ditetapkan bahkan sebelum proses dasar ditentukan dan teknologi inti dipilih.
Manajer lebih sering dihadapkan dengan situasi-situasi dimana semua atau
banyak aspek struktur telah ditetapkan, sehingga istilah perancangan kembali
(redesign) lebih tepat debanding desain organisasi. Usaha-usaha perancangan
kembali biasanya hanya menyangkut beberapa bagian struktur, seperti suatu
departemen dipindahkan dari wakil direktur ke lain, kelompok-kelompok
diatur kembali, prosedur-prosedur pelaporan dimodifikasi dan sebagainya.

D. Elemen-Elemen Umum dalam Organisasi dan Struktur Organisasi


Elemen-elemen umum organisasi
Semetara tidak ada kerangka kerja yang diterima secara umum untuk
mengklarisikasi organsasi karya Henry Mintzberg mungkin merupakan yang
paling mendekati. Mintzberg menyatakan bahwa setiap organisasi mempunyai
lima bagian dasar. Menurut Primyastanto (2011: 43) elemen-elemen umum
dalam organisasi didefinisikan sebagai berikut :
1. The operating core. Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar
yang berhubungan dengan produksi dan produk dan jasa.

2. The strategic apex. Manajer tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab
keseluruhan untuk organisasi itu.
3. The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operative core
dengan strategic apex
4. The technostructure. Para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organsasi.
8

5. The support staff. Orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa
pendukung tidak langsung kepada organisasi.

Struktur organisasi

Dalam Primyastanto (2011: 43-44) dijelaskan bahwa terdapat beberapa jenis


atau bentuk struktur organisasi, yaitu:

1. Struktur Sederhana
Struktur sederhana dikarakterisasikan oleh hal-hal yang bukan
sebenarnya ketimbang yang sebenarnya. Struktur sederhana tidak rumit,
kompleksitas rendah, cepat, fleksibel dan biaya rendah. Lapisan struktur
tidak rumit, pertanggung jawaban mudah dan ketidakastian minim.
Kelemahan struktur sederhana adalah penggunaannya yang
terbatas, mempunyai risiko tinggi karena bergantung pada seseorang.
Penggunaan struktur sederhana yaitu pada organisasi kecil atau berada
pada tahap permulaan pengembangannya. Struktur ini efektif jika jumlah
pegawai sedikit.
2. Birokrasi Mesin
Birokrasi mesin mempunyai konsep utama yaitu standardisasi,
yang mempunyai tugas operasi rutin yang sangat tinggi, peraturan yang
sangat formal, wewenang yang desentralisasi, pengambilan keputusan
mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama struktur ini adalah kemampuan untuk melakukan
aktivitas yang distandardisasi secara efisien. Kelemahan birokrasi mesin
adalah spesialisasi dapat menciptakan konflik antar unit, tujuan antar unit
dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Contoh perusahaan
yang mengguanakan birokrasi mesih adalah perusahaan telepon, asuransi,
kantor pos, kantor pajak.
3. Birokasi Profesional
Birokrasi profesional merupakan birokrasi yang menggambarkan
standardisasi dengan desentralisasi, membutuhkan tingkat keahlian yang
9

tinggi yang terspesialisasi. Spesialisasi didasarkan atas kemampuan


individual bukan atas dasar pembagian kerja.
Kelemahan struktur ini adalah kecenderungan berkembangnya
konflik antar subunit, bersifat paksaat, kompulsif, dan mengikuti aturan.
Contoh penggunaan birokrasi profesional adalah pada rumah sakit,
universitas dan akuntan publik.
4. Struktur Divisional
Struktur divisional yaitu struktur yang memiliki sejumlah unit yang
otonom, masing-masing secara khas adalah birokrasi mesin yang
dikoordinasi secara terputus oleh kantor pusat. Control yang sangat besar
diberikan kepada manajemen menengah dan para manajemen divisi.
Kekuatan pada struktur ini adalah menempatkan tanggung jawab
yang penuh bagi sebuah produk barang/jasa ditangan manajer divisi.
Kelemahan struktur divisi ini adalah duplikasi kegiatan dan sumber daya.
Kecenderungan yang dapat mendorong terjadinya konflik dan
menimbulkan masalah koordinasi. Biasanya struktur ini digunakan untuk
organisasi yang mempunyai keanekaragaman produk dan pasar.
5. Adhocracy
Adhocracy dicirikan oleh diferensiasi (perbedaan) horizontal yang
tinggi, diferensiasi vertical yang rendah, desentralisasi, fleksibelitas, dan
daya tanggap yang tinggi. diferensiasi horizontal besar karena adhocracy
pada umumnya diisi oleh profesional dengan tingkat keahlian yang tinggi.
peraturan hanya sedikit, pengambilan keputusan desentralisasi,
technostructur-nya hampir tidak ada.
Kelemahannya adalah konflik merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan, tidak ada hubungan atasan bawahan yang jelas, dapat
menciptakan telanan sosial dan ketegangan psikologis pada anggotanya.
Struktur ini digunakan pada organisasi yang mempunyai strategi yang
beraneka ragam, yang berisiko tinggi, teknologi yang tidak rutin, dan
lungkungannya dinamis maupun kompleks.
10

Hubungan Elemen Umum Organisasi dan Struktur Organisasi

Dalam Primyastanto (2011: 44), Kasmir dan Jakfar (2012) dijelaskan


bahwa salah satu dari kelima bagian tersebut dapat mendominasi sebuah
organisasi. Di samping itu, bergantung pada bagian mana yang dikontrol, ada
konfigurasi tertentu yang digunakan. Jadi, terdapat lima buah desain
konfigurasi tertentu, dan masing-masing dihubungkan dengan dominasi salah
satu dari kelima bagian dasar tersebut. Jika control berada di operative core,
maka keputusan akan disentralisasi. Hal ini menciptakan birokrasi
professional. Jika strategic apex yang dominan, maka control disentralisasi
dan organsasi tersebut merupakan struktur yang sederhana. Jika middle
management yang mengontrol, maka anda akan menemukan kelompok dari
unit otonomi yang bekerja dalam sebuah struktur divisional. Jika para analis
dalam technostructure yang dominan, kontrol akan dilakukan melalui
standarisasi, dan struktur yang dihasilkan adalah sebuah birokrasi mesin.
Akhirnya, dalam situasi dimana staf pendukung yang mengatur, maka control
akan dilakukan melalui penyesuaian bersama (mutual adjustment) dan
timbullah adhoracy.

E. Bentuk-Bentuk Organisasi
Salah satu usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka
pengembangan organisasi, maka bentuk organisasi harus diusahakan
sesederhana mungkin. Bentuk dari organisasi tentu harus disesuaikan dengan
bidang usahanya dan juga disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam Primyastanto
(2011: 44-45) dan Purnomo, Riawan, Sugianto (2017: 183-188) dijelaskan
mengenai beberapa jenis bentuk organisasi, yaitu:
1. Bentuk organisasi yang ditinjau dari jumlah pimpinan puncak, dibedakan
lagi menjadi dua:

a. Organisasi yang memiliki pimpinan puncak satu orang. Contoh:


pimpinan perusahaan perseorangan.

b. Organisasi yang mempunyai pimpinan puncak lebih dari satu orang.


Contoh: pimpinan di PT atau firma.
11

2. Bentuk organisasi berdasarkan hubungan-hubungan wewenangnya, baik


itu organisasi lini, staf fungsional, maupun gabungan sebagai berikut:
a. Organisasi Garis/Lini

DIREKTUR

MANAJER A MANAJER B

PEKERJA PEKERJA PEKERJA PEKERJA


MANAJER A MANAJER A MANAJER A MANAJER A

Organisasi lini adalah bentuk organisasi yang didalamnya


terdapat garis wewenang yang berhubungan langsung secara vertikal
antara atasan dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai
tanggung jawab untuk melaporkan kepada kepala unit satu tingkat
diatasnya. Disebut sebagai organisasi lini (line/command organization)
jika dalam pembagian tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang
nyata antara satuan organisasi pimpinan dengan satuan organisasi
pelaksana.
Ciri-cirinya antara lain :
1) Jumlah karyawannya sedikit,
2) Pimpinan dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan
setiap hari kerja.
3) Sarana dan prasarananya terbatas,
4) Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung,
5) Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan
adalah sebagai top manajer.
Kebaikan / keuntungan organisasi lini antara lain :
1) Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando,
2) Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar,
3) Proses decision making (pengambilan keputusan) berjalan cepat,
4) Disiplin dan loyalitas tinggi, biaya rendah
5) Rasa saling pengertian antar anggota tinggi,
12

6) Kesatuan arah dan perintah lebih terjamin serta pengawasan dan


koordinasi lebih mudah.
7) Kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
Keburukan / kelemahan organisasi lini antara lain :
1) Ada tendensi gaya kepemimpinan otokratis,
2) Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat,
3) Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedaka dengan tujuan
organisasi,
4) Karyawan tegantung pada satu orang dalam organisasi,
5) Keputusan diambil oleh satu orang maka keputusan tersebut sering
kurang sempurna serta dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan
berpengetahuan luas, yang tidak mudah ditemukan.
b. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi lini dan staf adalah suatu bentuk organisasi dimana
pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical dan sepenuhnya
dari pucuk pimpinan ke kepala bagian dibawahnya serta masing-
masing pejabat, manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staf yang
tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai
penasihat, misalnya mengenai masalah kearsipan, keuangan, personel
dan sebagainya.
Pada bentuk organisasi ini peranan staf tidak hanya terbatas
pada pemberian nasehat tetapi juga diberikan tanggung jawab
melaksanakan kegiatan tertentu. Bantuan yang diharapkan dari staf
tidak hanya berupa pemikiran saja, tetapi juga telah menyangkut
pelaksanaannya.
Organisasi ini banyak digunakan oleh perusahaan besar yang
daerah operasionalnya luas serta memilki bidang tugas yang kompleks.
Di sini kesatuan perintah juga dipertahankan, atasan memiliki bawahan
tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan.
Kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung-jawab atas
pelaksanaan pekerjaannya.
13

DIREKTUR

STAF

MANAJER A MANAJER A

STAF STAF

UNIT A UNIT B UNIT C UNIT D

Dalam organisasi lini dan staf ini, wewenang staf dibagi kedalam dua
kategori, yakni :
1) Staf Ahli (specialist staff)
a) Staf Penasehat, tugasnya memberikan petunjuk dan bukan
untuk mendapat petunjuk dari atasannya mengenai suatu
permasalahan.
b) Staf Pelayan (service staff),vmelaksanakan suatu aktivitas atau
kegiatan yang terpisah dari kegiatan lini.
c) Staf Pengendali (control staff), memiliki wewenang
melaksanakan kontrol baik secara langsung maupun tidak
langsung atas unit – unit pada struktur organisasi.
d) Staf Fungsional (functional staff), memiliki fungsi – funsi
tertentu dalam organisasi. Misal wewenang staf pengendali
hanya sebatas berhubungan dengan fungsi – fungsi tertentu
saja.
2) Personal Staf, meliputi :
a) Pembantu (assistant), terdiri dari seorang atau beberapa orang
yang bertujuan untuk memperluas kapasitas manajer lini untuk
menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
b) Staf Umum (general staff), merupakan golongan yang
dikoordinasikan dan bertindak melalui atasannya. Staf umum
14

merupakan penasehat, pelayan, pengendali, atau staf


fungsional.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf antara lain :
1) Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung,
2) Karyawan banyak, dimana pimpinan dan karyawan tidak saling
mengenal.
3) Organisasi besar, bersifat kompleks.
4) Ada dua kelompok kerja dalam organisasi yaitu personel lini dan
personel staf sehingga ditekankan adanya spesialisasi. Personel lini
membuat keputusan yang menghasilkan sasaran bisnis spesifik.
Sedangkan personel staf mendukung usaha-usaha dari jabatan lini.
5) Adanya spesialisasi
Kebaikan organisasi lini dan staf :
1) Ada pembagian tugas yang jelas,
2) Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas,
3) Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin,
sehingga mendorong disiplin dan tanggung jawab kerja yang
tinggi,
4) Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the right man on the
right place,
5) Organisasi ini fleksibel untuk diterapkan,
6) Keputusan yang diambil lebih baik karena telah dipikirkan oleh
sejumlah orang,
7) Tanggung jawab pimpinan berkurang dan karena itu lebih
memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting,
Keburukan organisasi lini dan staf, yaitu :
1) Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan,
2) Proses decision making berliku-liku, lebih lama serta jika staf tidak
mengetahui batas-batas wewenangnya dapat menimbulkan
kebingungan pelaksana,
15

3) Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan


nepotism spoil-system patronage (persaingan tidak sehat antara
pejabat yang satu dengan pejabat yang lainnya.)
4) Organisainya rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta
membutuhkan biaya tinggi. Solidaritas sesama karyawan
berkurang karena jumlahnya yang banyak sehingga memungkinkan
mereka untuk tidak lagi saling mengenal.

c. Organisasi Fungsional

DIREKTUR
UTAMA

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


PERENCANAAN TEKNIK PERALATAN

PROYEK A PROYEK B PROYEK C

Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana


wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian
yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Dengan kata lain,
organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang
harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang
menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak
mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai
wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai
pengawas lebih dari satu orang atasan yang berbeda-beda. Didalam
lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya
menggunakan struktur organisasi fungsional Struktur organisasi ini
16

sangat cocok diterapkan karena dapat memudahkan melakukan


pengawasan.
Ciri-cirinya dari organisasi fungsional yaitu :
1) Organisasi kecil,
2) Didalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli,
3) Spesialisasi dalam pelaksaan tugas,
4) Target yang hendak dicapai jelas dan pasti,
5) Pengawasan dilakukan secara ketat,
6) Tidak menjamin adanya kesatuan perintah,
7) Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama
Kebaikan organisasi fungsional yaitu :
1) Program terarah, jelas, dan cepat,
2) Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai,
3) Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat.
Keburukan organisasi fungsional :
1) Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur
administrasi.
2) Pekerjaan terkadang menjadi membosankan.
3) Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit
sehingga inspeksi sulit dilaksanakan.
4) Para karyawan terlalu mementingkkan bidangnya saja, sehingga
koordinasi sulit dilaksanakan.

d. Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional


PRESIDEN DIREKTUR

STAF

MANAJER A MANAJER B MANAJER C

KARYAWAN PELAKSANA
17

Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari


organisasi berbentuk lini, staf dan fungsional. Tipe ini biasanya
diterapkan pada organisasi besar dan kompleks. Pada tingkat dewan
direksi diterapkan organisasi  lini dan staf, sedangkan pada madya
diterapkan tipe organisasi fungsional.

Ciri-ciri organisasi lini, staf dan fungsional yaitu:


1) Organisasi besar dan kadang sangat ruwet.
2) Jumlah karyawan banyak.
3) Mempunyai 3 unsur karyawan pokok.
4) Karyawan dengan tugas pokok (line personal).
5) Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal).
6) Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group).

e. Organisasi Flat
Organisasi jenis ini lebih fleksibel dalam menghadapi perkembangan
dan perubahan lingkungan, sehingga dewasa ini bentuk organisasi ini
semakin banyak digunakan.
Ciri – ciri organisasi flat :
1) Tingkat birokrasinya rendah, lincah, cepat dan fleksibel, berbeda
dengan organisasi yang lebih tradisional yang tingkat birokrasinya
lebih tinggi, lamban, dan kaku.
2) Orientasi bukan keatas, tetapi kebawah dan kesamping.
3) Struktur organisasi hanya terdiri dari satu jenjang saja.
4) Komunikasi antar anggota organisasi dilakukan melalui sistem
teknologi informasi.
5) Peranan middle manager sebagai saluran komunikasi dari atas
kebawah dan sebaliknya relatif tidak diperlukan lagi dan diganti
dengan teknologi informasi yang berupa internat dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Aspek organisasi menjadi bagian penting dalam studi kelayakan bisnis.
Analisis organisasi diperlukan dalam menjalankan suatu bisnis untuk dapat
bekerjasama antar anggota bisnis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam penjelasan diatas sudah dijelaskan secara rinci mengenai hal-
hal yang berkaitan dalam aspek organisasi studi kelayakan bisnis. Dari
penjelasan tersebut dapat ditarik simpulan mengenai aspek organisasi dalam
studi kelayakan bisnis, yaitu:
1. Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat yang didalamnya terdiri
dari dua orang atau lebih yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama, dalam hal bisnis tujuan yang ingin dicapai adalah keuntungan.
2. Desain struktur organisasi formal disusun adalah untuk membantu
pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif, desain tersebut terdiri
dari struktur organisasi, lingkungan, telnologi, dan orang yang terlibat
dalam organisasi.
3. Dalam teori proses , desain organisasi dapat dimulai dari bawah keatas
(bottom up) atau dari atas ke bawah (top down).
4. Elemen-elemen umun dalam organisasi terdiri dari the operating core, the
strategic apex, the middle line, the technostructure, the support staff,
sedangkat struktur organisasi terdiri dari struktur sederhana, birokrasi
mesin, birokrasi professional, struktur divisional, dan adhocracy. Kedua
hal tersebut saling berhubungan bahwa salah satu dari kelima bagian
tersebut dapat mendominasi sebuah organisasi.
5. Bentuk bentuk organisasi dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan jumlah
pimpinan puncak yang terdiri dari pimpinan puncak satu orang dan
pimpinan puncak lebih dari satu orang, dan berdasarkan hubungan
wewenang yang terdiri dari organisasi garis/lini, organisasi lini dan staf,
organisasi fungsional, organisasi lini, staf dan fungsional, dan organisasi
flat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.


Primyastanto, M. 2011. Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)
Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Aplikasi dari Teori Study
Kelayakan Usaha Perikanan). Malang: UB Press.

Purnomo, R. A., Riawan, Sugianto, L. A. 2017. Studi Kelayakan Bisnis.


Ponorogo: UNMUH Ponorogo.

19

Anda mungkin juga menyukai