Anda di halaman 1dari 38

FEASIBILITY STUDY

ASPEK MANAJEMEN
“ Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Feasibility Study“

DOSEN :
DIKKY NOPIANSAH, S.E., MM.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1) ALFI ALGHIFARI (1610631030020)
2) ANISA RAMADHANTY P.R (1610631030037)
3) INDAH PUSPITASARI (1610631030136)
4) ISMI HARTANTI (1610631030145)
5) KARTIKA RACHMADANTI (1610631030151)
6) MAHANI FITRI RUSDIANI (1610631030168)
7) NANO SUHENDAR (1610631030192)

SI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Aspek
Manajemen”.
Makalah ini berisikan tentang bagaimana suatu hukum asuransi . Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Karawang, 11 Oktober 2019

Kelompok 4

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3

2.1. Pengelolaan Manajemen ............................................................................... 3

2.2. Fungsi Manajemen ........................................................................................ 5

1. Planning/Perencanaan Usaha ....................................................................... 5

2. Organizing/Pengorganisasian ....................................................................... 9

3. Actuating/Penggerakkan............................................................................. 17

4. Controlling/Pengendalian ........................................................................... 19

2.3. Implikasi Pada SKB .................................................................................... 23

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 25

3.1. Kesimpulan ................................................................................................. 25

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata Manajemen berasal dari kuno mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. Misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal, dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan,
bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan
efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Berkaitan dengan study kelayakan bisnis "aspek manajemen" merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian. Keberhasilan suatu
proyek/kegiatan/bisnis yang telah di nyatakan feasible untuk di kembangkan,
sangat di pengaruhi oleh peranan manajemen dalam pencapain tujuan. Tujuan
study aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga rencana bisnis
dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu manajemen ?
2. Apa saja bagian-bagian pokok manajemen ?
3. Apa saja fungsi manajemen?
4. Bagaimana implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis?

1.3 Tujuan
1. Dapat memahami apa itu manajemen.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian pokok manajemen.
3. Dapat memahami macam-macam fungsi Manajemen.
4. Dapat mengetahui implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengelolaan Manajemen

Kata Manajemen berasal dari kuno mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
Sementara itu, Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal, dalam berbagai bidang seperti industri,
pendidikan, kesehatan, bisnis, finansial dan sebagainya. Dengan kata lain efektif
menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses
mencapai tujuan tersebut.
Tujuan study aspek manajemen ini adalah untuk mengetahui apakah
kegiatan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan sehingga
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya tidak layak. Dalam
menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting
karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.
Dalam menjalankan perusahaan ada beberapa aspek manajemen
(pengelolaan perusahaan) yang perlu menjadi perhatian para pebisnis yakni:
kebijakan dan target tahunan, sumber dan struktur organisasi,
produksi/operasi dan SDM, budaya perusahaan, lingkungan sekitar,
kemauan untuk berubah, restrukturisasi serta sistem kompensasi. Berikut
penjelasaan dari setiap point pengelolaan manajemen :

3
1. Annual Objective meliputi: Target perusahaan dalam setahun, mekanisme
evaluasi manajemen, prioritas pengembangan divisi/departemen atau unit
usaha. Yang penting dalam annual objective ini semua target harus
Measurable, Consistent, Reasonable, Challenging, Clear, Understood,
Timely dan verifable.
2. Recources allocation berarti aktivitas manajemen yang
memungkinkan untuk melakukan eksekusi strategi perusahaan.
Recources allocation terbagi 4 yaitu: financial resources, physical
resources, human resources, dan technological resources.
3. Production and operation berarti bagaimana perusahaan membangun
plant size, inventory, quality control, cost control, dan technological
innovation.
4. Suportive culture. Membangun nilai-nilai (filosofi) bagi perusahan agar
menjadi panduan dalam melakukan aktivitas.
5. Natural environment berarti aspek pengelolaan produksi dan operasional
harus benar-benar memperhatikan lingkungan alam.
6. Resistance to change berarti perusahaan harus
mampu menghingkan kecemasan, ketidakpastian, ketidaknyamanan bagi
karyawan dalam melakukan perubahan.
7. Restructuring berarti perusahaan diminta melakukan pengurangan
atau penambahan size (divisi, unit, level hierarki atau tenaga kerja).
8. Reward/incentive. Sistem ini sangat penting karena berhubungan langsung
dengan motivasi pekerja.

4
2.2. Fungsi Manajemen
Manajemen (management) merupakan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi.
Dalam rangka pencapaian sasaran atau tujuan suatu bisnis tentunya melalui suatu
proses manajemen yang meliputi 4 fungsi manajemen, yaitu:

1. Planning/Perencanaan Usaha
Suatu perencanaan usaha adalah unit kegiatan yang direncanakan dan
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang dan/jasa yang
diinginkan.

Pendekatan dalam Membuat Perencanaan


Proses pembuatan suatu rencana dapat dilakukan dengan beberapa alternative
pendekatan. Berikut adalah empat macam pendekatan utama dalam pembuatan
suatu perencanaan.
a) Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down). Perencanaan dengan
pedekatan ini dilakukan oleh pimpinan organisasi. Unit organisasi di bawahnya
hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan. Untuk perusahaan yang
menganut sistem desentralisasi (penyebaran kewenangan), pimpinan puncak
memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pemimpin cabang atau sejenisnya
untuk
menyususn rencana yang pada tahapannya akan ditinjau dan dikoreksi oleh
pimpinan puncak sebelum disetujui untuk direalisasikan.
b) Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up). Perencanaan dengan
pendekatan ini dilakukan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran
situasi dan kondisi yang dihadapoi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan,
sasaran, dan sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan
kewenangan kepada manajemen ditingkat bawahnya untuk menyusun
perencanaan.

5
c) Pendekatan Campuran. Dalam kenyataan, relative sulit menemukan
proses perencanaan yang murni Atas-Bawah atau Bawah-Atas. Yang sering
ditemukan adalah kombinasi (campuran) diantara keduanya walaupun dengan
persentase yang relative. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk
perencanaan organisasi secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya
diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan dibawahnya dengan tetap memenui
aturan yang ada.
d) Pendekatan kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan dibuat
oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan. Oleh karena itu di dalam
perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti Biro Perencanaan.
Contoh yang ada di pemerintahan adalah Bappenas (Badan Perencanaan dan
Pembangunan Nasional).

Macam-macam Perencanaan
Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencana-
rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka
waktu manfaat rencana serta dari sisi tingkatan manajemen, yaitu dari sisi
strategis dan operasional. Penjelasannya disajikan berikut ini.

1) Sisi Jangka Waktu


Jika dilihat dari waktu yang digunakan untuk pengaplikasian suatu rencana,
dikenal tiga bentuk perencanaan, yaitu :
a. Perencanaan jangka panjang. Perencanaan semacam ini menjangkau
waktu sekitar 20-30 tahun kedepan. Rencana-rencananya masih berbentuk garis-
garis besar yang bersifat sangat strategis dan umum. Perencanaan ini tidak dapat
langsung dipakai sebagai pedoman kerja, sehingga masih perlu dijabarkan dalam
bentuk perencanaan jangka menengah. Negara kita menggunakan waktu 25 tahun
untuk setiap tahap perencanaan jangka panjangnya.
b. Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu
sekitar 3-5 tahun kedepan. Perencanaan jangka panjang akan dipecah-pecah
menjadi beberapa kali pelaksanaan perencanaan jangka menengah, sehingga

6
setiap tahap hendaknya disesuaikan dengan prioritas. Sifat perencanaan ini lebih
konkret dengan kejelasan sasaran yang harus dicapai. Negara kita menggunakan
waktu 5 tahunan untuk setiap perencanaan jangka menengah, yang disebut
Pembangunan Lima Tahunan (PELITA).
c. Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan jenis ini biasanya akan
menjangkau waktu paling lama satu tahun. Bahkan perencanaan ini dapat dibuat
dalam jangka waktu bulanan, kwartalan atau tengah tahunan. Perencanaan ini
lebih konkret dan lebih rinci, lebih terukur dan lebih jelas sasaran yang harus
dicapai termasuk dalam hal penggunanaan sumber daya, metode pelaksanaan serta
waktu dimulai dan selesai tiap-tiap kegiatan yang masuk dalam rencana tersebut.
Negara kita menggunakan APBN dalam hal rencana belanja negara untuk
merealisasikan program-program tahunannya.

2) Sisi Tingkatan Manajemen


Pada umumnya perencanaan bila digolongkan kedalam tingkatan manajemen akan
terbagi dua, yaitu perencanaan startegi dan perencanaan fungsional. Penjelasannya
adalah berikut ini.
a. Perencanaan strategis. Perencanaan ini merupakan bagian dari
Manajemen Strategis. Jadi, perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana
manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah dan strategi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.
b. Perencanaan Operasional. Merupakan bagian dari Strategi
Operasional yang lebih mengarah pada bidang fungsional perusahaan.
Perencanaan ini juga berfungsi untuk memperjelas makna suatu strategi utama
dengan indikasi rincian yang sifatnya spesifik dan berjangka pendek, yang
memiliki program-program kerja yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan
usaha sehari-hari. Strategi ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai
aktivitas sehingga konsisten bukan hanya dengan strategi utama yang telah
ditentukan, tetapi juga strategi di bidang fungsional lainnya.

7
Tahap-Tahap Pengembangan Usaha
1. Konsep bisnis: inventarisasi kebutuhan yang diperlukan dalam aktivitas
bisnis, pemilihan cara, metode atau model yang efektif.
2. Perumusan konsep bisnis
Memuat uraian mengenai tujuan usaha serta cara atau metode yang hendak
dipilih untuk melaksanakan usaha tersebut. pemilihan cara atau metode
pelaksanaan usaha hendaknya didasarkan atas perbandingan yang optimal
antara biaya dan hasil yang hendak diperoleh.
3. Pemutusan ataupun pengesahan
Apabila perencanaan proyek usaha telah disahkan, berarti dapat
diputuskannya atau disahkan penggunaan sarana- sarana yang diperlukan
termasuk di dalamnya pembiayaan.
4. Persiapan: merupakan tahapan dari unsur-unsur pokok investasi yang
dilaksanakan guna mencapai tujuan proyek usaha yang telah direncanakan
dan disahkan.
5. Pelaksanaan usaha
Tahapan dari suatu usaha yang telah mulai menghasilkan barang dan atau
jasa.

8
2. Organizing/Pengorganisasian
Kata “ Organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pertama menandakan
suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti organisasi perusahaan, rumah
sakit, perwakilan pemerintah, dll. Kedua berkaitan dengan suatu kegiatan yang
dialokasikan dan ditugaskan di antara anggotanya agar tujuan suatu organisasi
dapat tercapai dengan efisien.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang
dan pendelegasian wewenang oleh pemimpin kepada staf untuk mencapai suatu
tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan dan mengatur
semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial, materil, dan tata
cara untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama.

Prosedur Dalam Pengorganisasian


a) Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi.
b) Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara
logic dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya
seimbang sehingga tidak terlalu berat maupun ringan agar tidak terjadi
noaya yang tidak diperlukan.
c) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi satu
kesatuan. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota
organisasi menjadi perhatian pada tujuan organisasi dan mengurangi
ketidakefisienan dan konflik yang merusak.

Asas Organisasi
Asas-asas organisasi adalah berbagai pedoman yang sejauh mungkin
hendaknya dilaksanakan agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas
organisasi dapat berjalan lancar.

9
Terdapat 7 (tujuh) asas pokok yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi.
Tujuh asas pokok tersebut adalah sebagai berikut:

1) Perumusan Tujuan dengan Jelas


Sesuatu yang hendak dicapai oleh organisasi hendaknya dirumuskan
dengan jelas, dan difahami oleh setiap anggota dan atau orang di dalam
organisasi. Sehingga dengan demikian di samping dapat menjiwai setiap orang
dalam melaksankan tugas, publik intern itu mungkin dapat menyumbangkan
idenya, kreasinya terhadap tindakan atau langkah yang diambil.
Yang selanjutnya akan menambah keyakinan, memberi motivasi dalam
menjalankan tugas. Karena mereka diikutsertakan, diberi wewenang, dan mereka
merasa mempunyai peranan, maka akan selalu tergugah hatinya untuk dapat
mempertanggungjawabkan tugas yang dilimpahkan dengan sebaik mungkin.

2) Pembagian Tugas Pekerjaan


Jikalau dikaji kembali tentang definisi organisasi, maka akan kita jumpai
salah satu unsurnya ialah adanya dua orang atau lebih yang bersepakat untuk
mengadakan kerjasama, untuk mencapai tujuan yang mereka kehendaki bersama.
Maka agar mereka dapat melakukan kegiatan dengan baik, dalam arti juga
untuk meringankan beban masing-masing pihak, maka perlu diadakan pembagian
tugas pekerjaan. Baik pembagian tugas ke dalam satuan-satuan organisasi, ke
dalam sub-sub unit, atau sampai ke dalam satuan-satuan pelaksana (operating
unit).
Sehingga di dalam organisasi akan terdapat satuan-satuan organisasi
dengan pejabat, tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan satu sama
lain, yang masing-masing pejabat mempunyai peranan tertentu dalam lingkungan
kesatuan yang utuh. Tetapi tidak merupakan pengkotakan tugas dan tanggung
jawab. Jadi dengan singkat dapat dikatakan, bahwa pembagian tugas pekerjaan
adalah aktivita untuk membagi-bagi tugas pekerjaan, ke dalam satuan-satuan
tertentu atau ke dalam bagian-bagian yang khusus.

10
Dan karena organisasi dalam arti filosofis adalah
manifestasi kemampuan manusia untuk bekerja secara kooperatif, maka tugas-
tugas yang terdapat di dalam organisasi harus dibagi-bagi sesuai dengan
kemampuan, keahlian dan bakat orang-orang di dalam organisasi.

3) Delegasi Kekuasaan
Adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang
diperlukan, dari pejabat yang lebih tinggi tingkatannya kepada pejabat yang lebih
rendah, atau dari pejabat yang satu kepada yang lain yang sederajat dalam suatu
organisasi.
Sebagai contoh A diberi tugas membersihkan ruang X yang jam kerja
dimulai pukul 08.00. Sebagai petugas yang bertanggung jawab bersihnya ruang X
tersebut, A harus diberi kekuasaan membawa kunci masuk kantor X. Sehingga
dapat dengan leluasa membersihkan ruang X sebelum jam 08.00, dengan tanpa
mengganggu pegawai kantor X yang bekerja.
Pelimpahan kekuasaan ini perlu dilaksanakan, mengingat bahwa
kemampuan seseorang itu terbatas. Dalam arti bahwa dengan predikatnya
seseorang mungkin tidak mampu untuk mengetahui semua hal dalam organisasi
sampai hal yang sekecil-kecilnya. Lebih-lebih kalau organisasi itu sudah
sedemikian besarnya dan kompleks tugas-tugas yang harus dilaksanakan guna
merealisir tujuan.
Dengan contoh di atas menunjukkan bahwa delegasi kekuasaan adalah
suatu asas yang esensiil, agar organisasi lancar jalannya. Kemudian dari pada itu,
hendaknya dalam memberikan tugas disertakan juga kekuasaan atau batas-batas
kewenangan yang sepadan dengan fungsi dan tanggung jawab yan akan diberikan.

4) Rentangan Kekuasaan
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa di dalam organisasi terdapat
beberapa orang yang mempunyai predikat pimpinan. Baik pimpinan tingkat atas,
tingkat menengah, ataupun tingkat bawah. Mereka dikatakan pimpinan, praktis
mereka ini mempunyai bawaha. Asas yang berkenaan dengan penentuan jumlah

11
bawahan atau tanggung jawab yang harus berada di bawah pengawasan seseorang
pejabat termasuk dalam pengertian rentangan kekuasaan.
Menentukan jumlah orang atau jenis tanggung jawab yang tepat yang
harus berada di bawah pengawasan seseorang pejabat supaya dapat dipimpin
dengan baik, adalah merupakan suatumasalah yang sulit dan harus dipecahkan
dalam organisasi.

5) Tingkatan Tata Jenjang


Adalah jumlah tingkatan menurut kedudukan dari atas ke bawah, yang
tiap-tiap tingkatan terdapat pejabat dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab
tertentu. Untuk menentukan jumlah tingkatan atau hirarki, hendaknya
diperhatikan benar-benar akan corak dari pada pekerjaan. Dan hendaknya
diusahakan jenjang organisasi sependek mungkin, sehingga dengan demikian
besar kemungkinan akan mengurangi hambatan dalam proses penyaluran
kekuasaan dan tanggung jawab. Suatu fakta menunjukkan, bahwa semakin banyak
jenjang berarti semakin banyak pula kemungkinan hambatan penyaluran setiap
kebijaksanaan. Jenjang atau hirarki ini sangat erat sekali hubungannya dengan
rentangan kekuasaan.

6) Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab


Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa di dalam organisasi
pasti kita jumpai adanya satuan-satuan tugas yang harus dilaksanakan oleh
pelaksana. Oleh karenanya, setiap pelaksana hendaknya hanya menerima perintah
dan tanggung jawab dari atasan, dan dilaksanakan dengan menggunakan saluran
komunikasi yang tegas.
Maksudnya agar semua pertugas dapat mengetahui dari siapa ia menerima
perintah dan kepada siapa ia harus mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.
Disamping itu asas ini dapat menghindarkan kemungkinan adanya kekembaran
dan atau kevakuman dalam pelaksanaan pekerjaan, yang disebabkan karena
adanya bawahan yang dapat menerima perintah lebih dari satu atasan.

12
7) Koordinasi
Adalah suatu kondisi dimana terkandung aspek-aspek tidak terjadinya
kekacauan, percekcokan, kekembaran atau kekosongan kerja, sebagai akibat dari
pada pekerjaan menghubug-hubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan
orang-orang dan pekerjaannya dalam suatu kerja sama yang diarahkan pada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Aktivia manajemen yang berupa menghubung-hubungkan,
menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya, sehingga
kesemuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju tercapainya tujuan
disebut dengan istilah pengkoordinasian (coordinating).
Karena untuk menciptakan hubungan yang harmonis atau koordinasi itu
melalui integrasi, simplifikasi dan sinkronisasi, maka asas yang ke 7 dari
oeganisasi ini lazim juga disebut KIIS (Koordinasi Integrasi Simplifikasi
Sinkronisasi). Ke 7 asas organisasi sebagaimana dikemukakan diatas, dapat
dipandang sebagai “Zine Que Non” untuk membina dan menjaga kelestarian
organisasi.

Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dapat diartikan sebagai mekanisme formal yang
menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola hubungan diantara fungsi,
bagian, posisi, tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang berbeda dalam suatu
organisasi. Struktur ini mengandung spesialis kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran suatu
kerja. Adapun unsur-unsur struktur organisasinya :
a) Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifilkasi tugas-tugas individual
dan kelompok kerja dalam organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersebut
menjadi satuan kerja.
b) Standarisasi kegiatan merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
c) Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang
mengintegrasikan fungsi satuan kerja.

13
d) Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang menunjukan
lokasi kekuasaan pembuatan keputusan.
e) Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja.

Faktor Penentu Struktur Organisasi


Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi,
yaitu :
a) Strategi Organisasi Untuk Mencapai Tujuan. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun
diantara para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi
strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasi juga
berubah.
b) Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa akan membedakan bentuk struktur
organisasi. Contoh, perusahaan mobil yang menggunakan teknologi
industri masal akan memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang
lebih tinggi dibanding perusahaan industri pakaian jadi yang
mengutamakan perubahan mode.
c) Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk
bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
d) Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi.
Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin
kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat

14
Bentuk Bagan Organisasi
a) Bentuk pyramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan karena
sederhana, jelas dan mudah di mengerti.
b) Bentuk vertical. Bentuk vertical agak menyerupai bentuk pyramid, yaitu
dalam pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah. Hanya saja bagan
vertical berwujud tegak sepenuhnya.
c) Bentuk horizontal, dimana wewenang dan tanggungjawab di gambarkan
dari kiri ke kanan.
d) Bentuk lingkaran, bagan ini menekankan pada hubungan antara satu
jabatan dengan jabatan lain.

Prestasi Organisasi
Organisasi merupakan kegiatan yang membutuhkan kerjasama dan
kesatuan visi antara satu orang dengan orang lain untuk mecapai satu tujuan
bersama. Organisasi di Indonesia sangat banyak dan beragam, mulai dari
organisasi masyarakat sampai organisasi di dalam pendidikan baik sekolah dasar
maupun bangku perkuliahan.

Berbicara mengenai berorganisasi berarti kita membicarakan bagaimana


memanajemen waktu kita untuk semua kegiatan kita, tak terkecuali pada
pendidikan kita. Banyak sekali pendapat pendapat yang mengganggap bahwa
dengan organisasi maka prestasi akademik akan terganggu, namun ada juga
pendapat yang mengenai bahwa organisasi tidak mempengaruhi pada prestasi
akademik siswa.

Sebagai civitas akademik, tentu kita dituntut untuk bisa mengukir prestasi
yang setinggi-tingginya, karena sejatinya prestasi itu sendiri merupakan amanah,
amanah dari orangtua yang telah membesarkan dan membiayai kita untuk
mengenyam pendidikan, amanah dari negara dan agama untuk menjadi generasi
penerus yang akan menerima estafet kepemimpinan di masa depan. Akan tetapi,
sebagai makhluk sosial tentu kita tidak bisa lepas dari peran orang lain. Lebih jauh

15
dari itu, sebagai mahasiswa, kita tau dari pengalaman bahwa kehidupan pacsa
kampus begitu kompleks dan penuh denga tantangan. Adapun prestasi organisasi
atau kelebihan nya :
1. Softskill
2. Pengalaman dan ilmu
3. Team work

Di sisi lain jika kita bertanya apa sih prestasi itu, jawaban normatif yang
mungkin muncul, prestasi yaitu ketika kita mendapatkan nilai A, menang
kompetisi-kompetisi ilmiah, dan lulus cepat. Lebih jauh dari itu, bahwa prestasi
itu jika kita selesei dengan tanggung jawab kita kemudian kita bisa berbuat lebih
dan merealisasikan mimpi-mimpi kita juga memberikan manfaat bagi orang lain.
paradigma bahwa organisasi atau prestasi itu terpisah menjadi suatu kesatuan
yang sulit untuk dipisahkan yaitu organisasi dan prestasi, atau singkatnya sebagai
aktivis yang prestatif. Adapun langkah – langkah untuk mengendalikan
organisasi dan prestasi :
1. Pahami antara kuliah dan organisasi
2. Disiplin dengan waktu
3. Membuat target / Timeline
4. Luruskan niat

16
3. Actuating/Penggerakkan

Aspek penggerakkan (actuating) merupakan bagian dari manajemen,


hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek maupun
manajemen implementasi bisnis, kelak dapat berjalan baik, sehingga ia dapat
dinyatakan layak. Menyusun agar penggerakan ini dapat berjalan dengan baik.
Hendaknya dibagi dari beberapa sisi, seperti: fungsi penggerakan yang harus
terpenuhi serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memenuhi
kriteria.

Fungsi Penggerakkan

a) Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi


pengikut

b) Melakukan daya tolak pada seseorang (orang-orang)

c) Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan


baik
d) Mendapat, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas
dan organisasi tempat mereka
bekerja
e) Menanamkan, memelihara, dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang
atau orang-orang terhadap Tuhannya, Negara, dan masyarakat.

Kepemimpinan
Untuk menggerakan karyawan, hendaknya seseorang penggerak (dalam
hal ini seorang pemimpin) memiliki jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan diartikan
oleh Stones sebagai suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok. Dari
pengertian diatas, dapat penulis jelaskan hal-hal sebagai berikut:
 Kepemimpinan harus melibatkan orang lain. Dengan kesediaan mereka
menerima pengarahan dari pemimpin, maka para anggota kelompok

17
membantu menentukan status pemimpinnya dan memungkinkan
terjadinya proses kepemimpinan.
 Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan
antara pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin mempunyai wewenang
mengarahkan bawahan, tetapi tidak sebaliknya.
 Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak
saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh. Artinya, pemimpin
tidak hanya dapat menyatakan apa yang harus dikerjakan bawahan akan
tetapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah
terebut.

Kepemimpinan yang efektif tergantung dari landasan manajerial yang


kokoh. Menurut Chapman yang dikutip Dale Timpe, lima landasan kepemimpinan
yang kokoh adalah:
- Cara berkomunikasi.
- Pemberian motivasi.
- Kemampuan memimpin.
- Pengambilan keputusan.
- Kekuasaan yang positif.

Selanjutnya, seorang pemidapat diketahui melalui cirri-cirinya. Untuk ciri


yang umum menurut Rodger D. Collons seperti yang dikutip Dale Timpe adalah
sebagai berikut:
 Kelancaran berbahasa
 Kemampuan untuk memecahkan masalah
 Kesadaran akan kebutuhan
 Keluwesan
 Kecerdasan
 Kesediaan menerima tanggung jawab.
 Keterampilan social.
 Kesadaran akan diri dan lingkungan.

18
4. Controlling/Pengendalian

Pengendalian, sebagai salah satu faktor manajemen, hendaknya juga


dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah dari sisi ini rencana manajemen
untuk pembangunan maupun pengimplementasian bisnis dinyatakan layak atau
sebaliknya. Seperti diketahui, bahwa pengendalian atau pengawasan didalam
manajemen memiliki berbagai fungsi pokok. Fungsi pokok pengendalian tersebut
adalah:
A. mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan
melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan
dalam pengawasan, yakni dengan pemberian sanksi yang semestinya
terhadap penyimpangan yang terjadi.
B. memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi. Jika penyimpangan
telah terjadi, hendaknya pengawasan/pengendalian dapat mengusahakan
cara- cara perbaikan.
C. mendinamiskan organisasi. Dengan adanya pengawasan diharapkan sedini
mungkin dapat dicegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sehingga
setiap unti organisasi selalu dalam keadaan bekerja secara efektif dan
efisien.
D. mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya pengendalian/
pengawasan yang rutin, setiap unit organisasi berikut karyawannya dapat
selalu mengerjakan semua tugas yang diberikan dengan benar sehingga,
kesalahan dalam pelaksanaan tugas akan kecil kemungkinannya untuk
muncul. Jika tindakan yang salah tidak dapat dihindari, laporan tertulis
penyimpangan itu wajib diberikan. Dengan caracara seperti ini, diharapkan
tanggung jawab terhadap pekerjaan makin lama makin mahal.

Agar fungsi pengendalian manajemen dapat berjalan dengan baik, perlu


diperhatikan prinsip-prinsipnya yang diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Pengendalian hendaknya direncanakan dengan baik agar paling tidak dapat
mengukur apakah proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau tidak.

19
B. Dapat merefleksikan sifat pengawasan yang unik dari bidang-bidang yang
diawasi.
C. Pelaporan penyimpangan dilaporkan dengan segera.
D. Pengawasan harus bersifat fleksibel, dinamis, dan ekonomis.
E. Dapat merefleksikan pola kerja unit organisasi, misalnya mengenaistandar
biaya. Jika suatu kegiatan telah menghabiskan biaya melebihi biaya
standar maka pola kerja unit ini sudah tidak wajar.
F. Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif, yaitu segera diketahui
apa yang salah, di mana terjadinya kesalahan itu, dan siapa yang
bertanggung jawab.

Jenis Pengendalian
Terdapat berbagai jenis pengendalian dalam manajemen. Salah satunya adalah
jenis pengendalian yang memfokuskan pada masukan-pengolahan-keluaran
(input-process-output) seperti dijelaskan berikut ini.
i. Metode Pengendalian Pendahuluan, memerlukan berbagai standar
kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan (input),
seperti material, keuangan, modal, dan sumber daya manusia.
Informasi membantu manajer dalam menentukan apakah berbagai
sumber daya tersebut memenuhi berbagai standar.
ii. Metode Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls), memerlukan
standar prilaku, kegiatan dan pelaksanaan dari kegiatan secara layak.
Sumber informasi utama bagi pengendalian ini adalah hasil observasi
penyelia. Tindakan korektif ditujukan kepada perbaikan kualitas dan
kuantitas sumber daya dan operasi.
iii. Metode Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls), memerlukan
standar kuantitas dan kualitas yang layak dari keluaran (output).
Informasi itu harus mencerminkan berbagai karkakteristik dari
keluaran (output). Namun tidak seperti pada Pengendalian
Pendahuluan dan Pengendalian Bersamaan, fokus dari tindakan
korektif adalah bukan pada standar keluaran yang diterapkan,

20
melainkan para manajer pengambil tindakan korektif untuk
memperbaiki masukan dan operasi.

Sistem Pengendalian yang Efektif


Sistem pengendalian yang dapat diandalkan dan efektif mempunyai karakteristik
tertentu yag sifatnya relatif. Akan tetapi sebagian besar dari sistem pengendalian
diperkuat oleh ciri-ciri seperti berikut ini.

1. Akurat.
Informasi tentang hasil prestasi kerja harus akurat. Mengevaluasi
ketepatan informasi yang diterima merupakan salah satu tugas pengendalian
paling penting yang dihadapi manajer.

2. Tepat waktu.
Informasi hendaknya segera dimanfaatkan untuk pengambil tindakan yang
tepat terhadap suatu masalah agar menghasilkan perbaikan.

3. Objektif dan komperhensif.


Informasi yang akan disajikan untuk pengawasan harus dapat dipahami
dan dianggap objektif. Sistem informasi yang sulit dipahami akan mengakibatkan
kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

4. Dipusatkan pada titik pengendalian strategis.


Pengendalian hendaknya dipusatkan pada area di mana kemungkinan
terjadinya penyimpangan relatif banyak, juga pada area di mana tindakan koreksi
dilaksanakan dalam waktu serta tempat yang tepat sehingga efektif.

5. Ekonomis.
Biaya pengeendalian hendaknya lebih sedikit atau paling banyak sama
dengan keuntungan yang diperoleh dalam sistem itu. Caranya ialah bahwa
pengeluaran hendaknya minimal dengan hasil yang hendaknya optimal.

21
6. Realistis dari sisi organisasi
Sistem pengendalian harus dapat digabungkan dengan realitas organisasi.

7. Fleksibel.
Dewasa ini hampir semua organisasi berada pada lingkungan yang tidak
stabil sehingga perubahan-perubahan yang terjadi perlu diantisipasi. Banyak
antisipasi ini perlu didampingi dengan pengawasan agar jalannya organisasi tetap
sesuai dengan harapan.

8. Perspektif dan operasional.


Sistem pengawasan yang efektif harus dapat mengidentifikasikan tindakan
korektif apakah yang perlu diambil. Informasi harus sampai dalam bentuk yang
biasa di tangan orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan
yang diperlukan itu.

9. Diterima oleh anggota organisasi.


Yang ideal ialah bahwa sistem pengendalian dapat menghasilkan prestasi
kerja yang tinggi di kalangan para anggota organisasi dengan membangkitkan
perasaan bahwa mereka memiliki otonomi, tanggung jawab, dan kesempatan
untuk mencapai kemajuan. Terlalu banyak pengendalian yang kerap kali
mengakibatkan berkurangnya kepuasan maupun motivasi para karyawan. Efek
negatif semacam ini harus diperhatikan jika efisiensi dalam sistem pengendaliaan
telah tercapai.

22
2.3. Implikasi Pada SKB
Hasil studi aspek manajemen hendaknya memberikan informasi dalam dua
kegiatan pokok, yaitu manajemen dalam pembangunan proyek bisnis dan
manajemen dalam implementasi bisnis rutin dalam hal :
a. Perencanaan

Hendaknya SKB dapat menilai perencanaan dari sisi pendekatan yang


digunakan, dari sisi jangka waktu dari sisi tingkatan manajemen. Perencanaan
juga hendaknya dapat dinilai dari sisi fungsinya. Program kerja yang tidak
terlepas dari anggaran merupakan suatu perencanaan juga, hendaknya dibuat
dengan teknik-teknik tertentu, sehingga dapat dinilai apakah program kerja
tersebut layak atau tidak waktu direalisasikan dalam kedua kegiaan pokok di atas.

b. Pengorganisasian

Hendaknya SKB dapat mengkaji apakah langkah-langkah


pengorganisasian di dalam dua kegiatan pokok di atas dapat direncanakan dan
diperkirakan akan berjalan dengan baik. Langkah-langkah pengorganisasian itu
yang utama adalah mampu membuat perencanaan berupa : rincian seluruh
pekerjaan yang akan dikerjakan, pembagian beban kerja ke dalam aktivitas-
aktivitas yang akan dikerjakan oleh para pekerja, pengkombinasian pekerjaan-
pekerjaan yang ada, penetapan mekanisme untuk pengkoordinasian pekerjaan, dan
pemantauan efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyusuaian
untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas. Pedoman untuk
memperoleh struktur organisasi dan aktivitas organisasi yang baik, dapat mengacu
pada asas organisasi. Struktur organisasi yang akan dibentuk, baik dalam
membangun proyek bisnis maupun dalam mengimplementasikan bisnis secara
rutin, perlu memperhatikan faktor-faktornya, bentuk-bentuknya, termasuk ukuran-
ukuran untuk menilai prestasinya, sehingga dapat dipilih struktur organisasi yang
pas.

23
c. Penggerakkan
Hendaknya SKB dapat mengkaji fungsi manajemen yang lain, yaitu
penggerakkan (actuating), apakah layak atau tidak layak. Pengkajiannya dapat
melalui beberapa aspek pokok, yaitu: bahawa manajemen hendaknya dapat
mempengaruhi orang-orang agar bersedia bekerja dengan baik bahkan lebih baik,
mampu melakukan daya tolak pada seseorang anggota perusahaan bala dianggap
perlu, mampu memupuk kesetiaan pada tugas, pimpinan dan perusahaan di mana
karyawan bekerja.

d. Pengendalian

Hendaknya SKB mampu mengkaji aspek pengendaliaan bagi kedua


kegitan pokok ini, sehingga dapat diambil keputusan layak atau tidak layaknya
atas aspek ini. Kajian dapat diarahkan pada fungsi pokok pengendaliaan, yaitu:
mencegah secara maksimal terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau
kesalahan-kesalahan, memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang
terjadi, mendinamisasikan organisasi kearah yang lebih efektif dan efisien, serta
mempertebal rasa tanggung jawab setiap unit organisasi dengan selalu bekerja
secar benar, sehingga penyimpangan-penyimpangan menjadi sulit muncul.

Hasil Analisis
Hasil analisis terhadap elemen-elemen di atas akan berupa suatu
pernyataan apakah rencana bisnis dianggap layak atau tidak layak. Jika, rencana
bisnis dinyatakan layak, maka studi akan dilanjutkan ke aspek yang lain. Jika,
rencana bisnis dinyatakan tidak layak, dapat dilakukan kajian ulang yang lebih
realistis dan positif sehingga kajian menjadi layak. Apabila, memang sulit untuk
menjadi layak, maka sebaiknya rencana bisnis ini diakhiri saja.

24
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen adalah sebuah proses perjalanan sebuah kegiatan yang di
dalamnya terdapat fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Seorang manajer hendaknya dapat menguasai
fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis
yang dijalani bisa berjalan dengan baik. Konsep yang disarankan oleh peter
drucker, salah seorang penulis manajemen yang sangat popular menyatakan
bahwa prestasi manajer dapat diukur dalam dua bentuk konsep yaitu: Efisiensi
dan Efektivitas.
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Fungsi perencanaan merupakan fungsi utama
dalam melaksanakan manajemen karena akan sangat berpengaruh pada fungsi-
fungsi yang lain. Dalam perencanaan biasanya menggunakan 2 system :
1. Top Down
2. Bottom Up

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu


kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Pengawasana dapat didefinisikan sebagai
proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai. Metode pengawasan terdiri atas dua kelompok, yaitu metode bukan
kuantitatif (non-quantitative) dan metode kuantitatif.

25
Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://helmyluthfi.fil
es.wordpress.com/2017/04/pertemuan-5_aspek-
manajemen.pdf&ved=2ahUKEwinmqWhjovlAhXFwI8KHWIaCRwQFjANegQI
ChAB&usg=AOvVaw3I8mPqa7vU9moRGsAnZLMV

http://unpam.wapsite.me/Materi%20IT/POB/8.%20Pengorganisasian

Dr. Hery Sawiji, M.Pd. dalam bukunya Fungsi Manajemen.

26
1
1
1
2
3
4
5
1
2

Anda mungkin juga menyukai