Oleh :
Rohmatul Kamilah (230302110003)
M. Hidayatullah (230302110007)
Nishfi Rohmatun N. (230302110008)
Diva Chintia Bella (230302110010)
Faizatul Prita Hanifah (
Nisa Alif Fatonah (
Adapun di dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun untuk penyusunan makalah lain di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi kami, tetapi juga bagi pembaca sekalian.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu ahlussunnah wal jama’ah dan aliran sunni.
2. Mempelajari sejarah terbentuknya paham ahlussunnah wal jama’ah.
3. Mempelajari konsep dasar paham ahlussunnah wal jama’ah sebagai ideologi
sunni dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memperluas pengetahuan tentang ajaran keagamaan dalam prinsip
ahlussunnah wal jama’ah.
5. Mengenal tokoh-tokoh yang berperan penting dalam ruang lingkup
ahlussunnah wal jama’ah.
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan yang lebih luas tentang ahlussunnah wal jama’ah.
2. Memberikan pemahaman lebih luas tentang ajaran Islam yang berideologi
ahlussunnah wal jama’ah.
3. Bagi penulis, dapat membantu mengembangkan teori-teori yang sudah
dipelajari.
4. Sebagai bahan informasi tambahan untuk pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
1. Sunni Ahlu Al-Hadist jalur Ibnu Hanbal dan Ibnu Taimiyyah yang
cenderung puritan dan pada titik tertentu memunculkan umat Islam
garis keras yang intoleran.
2. Sunni moderat yang membuka ruang bagi madzhab fiqih selain Ibnu
Hanbal dan memilih merujuk pada pemikir Islam moderat seperti Asy-
Syafi’I dalam hukum Islam, Al-Asy’ari dalam kalam, dan Al-Ghazali
dalam tasawuf.
1. Aqidah
Dalam bidang aqidah, hukum Islam mengelompokkannya menjadi 6
pembahasan, yaitu :
a. Ketuhanan (Tauhid)
Paham Aswaja meyakini bahwasannya Tuhan Maha Esa dan
memiliki banyak sifat.
b. Malaikat
Paham Aswaja meyakini bahwa adanya ciptaan Allah yakni
makhluk yang tidak bisa dilihat oleh mata manusia. Ia diciptakan dari
cahaya dan terhindar dari perbuatan maksiat. Makhluk tersebut
bernama malaikat yang Allah perintahkan untuk mengatur jagat raya
dengan tugas yang sudah diberikan kepada masing-masing dari
mereka.
c. Kitab Allah
Paham Aswaja meyakini bahwa Allah telah menurunkan
mukjizat kepada sebagian nabi berupa wahyu-Nya yang kemudian
dibubukan sehingga menjadi sebuah pedoman dan petunjuk umat
manusia.
d. Nabi dan Rasul
Paham Aswaja meyakini bahwa Allah telah memilih rasul-Nya
untuk memberikan kabar gembira dan mengajak umat manusia agar
melaksanakan syari’at agama yang dibawanya. Adapun seorang nabi
yang mendapatkan wahyu dari Allah, tetapi ia tidak diperintahkan
untuk menyampaikan syari’at tersebut kepada manusia.
e. Hari Kiamat
Paham Aswaja meyakini adanya kehidupan lain setelah
kehidupan dunia, yaitu akhirat. Akan datang masa dimana dunia
beserta isinya hancur dan semua makhluk hidup akan mati, kemudian
mereka dihidupkan kembali untuk dimintai pertanggungjawaban atas
segala perbuatannya selama hidup di dunia dan mendapatkan balasan
yang setimpal berupa neraka atau surga.
f. Qadha dan Qadar
Paham Aswaja memaknai qadha sebagai rencana Allah yang
telah ditetapkan terhadap sesuatu sebelum menciptakannya, sedangkan
qadar adalah pelaksanaan dari ketetapan tersebut.
2. Fiqih
Dalam bidang fiqih dan amaliyah, paham Aswaja menganut pola
bermadzhab dengan mengikuti salah satu dari madzhab fiqih yang
dideklarasikan oleh para ulama yang telah mencapai tingkatan mujtahid
mutlaq. Empat madzhab yang banyak digunakan dan diikuti oleh umat
muslim, terutama bagi mereka yang berpaham Aswaja, yaitu Imam Hanafi,
Imam Maliki, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali.
3. Tasawuf
Dalam masalah akidah dan fiqih, Aswaja mengambil posisi yang
moderat, tasawuf Aswaja juga demikian adanya. Dasar tasawuf Aswaja tidak
lain adalah Al-Qur’an dan sunnah. Manusia diciptakan Allah semata-mata
untuk beribadah, tetapi bukan berarti meninggalkan urusan dunia sepenuhnya.
Dalam konsep memenuhi urusan dunia dan akhirat haruslah seimbang dan
proposional.
KH. Bisri Mustofa menerangkan bahwa definisi Aswaja yaitu paham yang
menganut empat madzhab fiqih, antara lain Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam
Syafi’I, dan Imam Hambali. Aswaja juga disebut sebagai paham yang menganut Al-
Asy’ari dan Al-Maturidi dalam bidang akidah, sementara bidang tasawuf paham ini
menganut pada Imam Al-Junaid Al-Baghdadi dan Al-Ghazali.
Di sisi lain, banyak yang menyepakati bahwa yang menyebarkan agama Islam
ke Nusantara khususnya di Pulau Jawa adalah Walisongo. Oleh karena itu, dapat
diatakan bahwa Walisongo adalah penganut Aswaja.
Prof. KH. Abdullah bin Nuh mengatakan bahwa “Sunan” adalah sebutan mulia
kepada para raja dan dai Islam di Jawa. Nasab mereka bersambung kepada Al-Imam
Ahmad Al-Muhajir. Adapun berdasarkan ajaran yang disampaikan oleh mereka, dapat
dikatakan bahwa mereka adalah ulama pengikut Madzhab Syafi’I dan Sunni dalam
dasar dan akidah keagamaannya. Di Indonesia, mereka kemudian dikenal sebagai
Walisongo. (Al Imam Al Muhajir, hal 174).