Anda di halaman 1dari 15

Cover, btw modul ini di buat karena aku gemes ro makesta PAC Kartasura + lagi gabut.

1
Rundown Acara

No kegiatan waktu Tempat (?)

2
Keaswajaan
Sumber : https://jombang.nu.or.id/opini/membaca-aswaja-an-nahdliyah-N2072

Islam adalah agama moderat, sehingga Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) sebagai duta utama Islam
tentu berkarakter moderat.
Sebagai agama penuh rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil'alamin), Islam menuntun
penganutnya agar bisa senantiasa bersikap proposional atau moderat terhadap siapapun dan apapun.
Dalam hal ini, Islam Ahlussunnah wal Jamaah memerankan sebagai penengah di antara banyaknya
aliran yang ada, dan mengemban amanah kerahmatan alam.
Aswaja itu moderat. Moderat itu proporsional dan bukan reaksional. Menjadi moderat itu dengan
meluaskan pengetahuan dan melueskan (fleksibel) sikap, termasuk dalam merespon pandangan orang
lain yang berbeda.
Perbedaan pandangan manusia merupakan keniscayaan. Setuju atau tidak setuju atas suatu
pandangan merupakan hak setiap orang. Tetapi perbedaan pendapat itu harus direspons secara wajar,
proposional ilmiah, agar tidak terjebak dalam sikap ekstrem. Perbedaan itu biasa. Itulah rahmat,
sebagaimana ada riwayat, "Ikhtilafu ummati rahmatun" (Perbedaan pendapat umatku adalah
rahmat).
Aswaja sebagai faham moderat itu antara lain karena menjadi penengah di antara aliran-aliran yang
ada, baik itu ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Di antara praktik bersikap moderat itu adalah tidak
melakukan sikap berlebihan atau mudah merespons segala sesuatu dengan sikap negatif destruktif.
Aswaja itu bisa dibaca sebagai mazhab Qauly, juga bisa dibaca sebagai mazhab Manhajy.
Bermazhab secara qauly adalah mengikuti pendapat-pendapat yang sudah jadi dalam lingkup Mazhab
tertentu. Sebagai kumpulan tulisan, pemahaman dan praktek tindak dari para ulama Ahlussunah wal
Jamaah, yang tercatat rapi dalam buku-buku dan kitab, maka inilah yang dimaksud dengan
bermazhab qauly (mengikuti pola apa yang dituturkan, dipraktekkan, dan dituliskan). Orang biasanya
merujuk pada teks-teks fikih, walau sebenarnya mazhab Qauly ini juga menyangkut teks aqidah, dan
tasawuf.
Dalam Nahdlatul Ulama, dikenal mengikuti tiga mazhab, yaitu dalam fikih mengikuti salah satu
empat mazhab fikih, terutama Imam Syafi'i (w. 204 H). Dalam aqidah mengikuti Mazhab Imam Abul
Hasan al-Asy'ari (w. 324 H) dan Imam Abu Manshur al-Maturidy (w. 333 H). Dalam tasawuf mengikuti
Mazhab Imam Junaid al-Baghdadi (w. 297 H), Imam Abu Hamid Al-Ghazali (w. 505 H), dan yang searah.

Aswaja dapat pula dipahami sebagai manhaj fikr atau metode berpikir. Ini yang disebut
dengan bermazhab manhajy. Atau bermazhab dengan mengikuti jalan pikiran dan kaedah penetapan
hukum yang disusun oleh imam mazhab.

3
Manhaj Fikr ini bisa dibaca dengan tiga pendekatan. Pertama, memahami Ahlussunah wal
Jamaah dengan filosofi dan kaidah-kaidah fikih (Ushul Fikih dan Qawaid Fikih). Kedua, memahaminya
dengan kaedah universal keselamatan umat Nabi Muhammad yaitu faham Ahlussunah wal Jamaah,
yang dipandukan oleh Rasulullah, yaitu dengan mengikuti "ma ana alaihi wa ashhaby"
(mengikuti manhaj Rasulullah dan manhaj para sahabat). Ketiga, dengan mengikuti
elaborasi manhaj fikr yang selama ini dikenal, antara lain bersikap tawasuth atau moderat,
dan tasamuh (toleran).
Untuk para muda, atau kepentingan pergerakan progresif, bisa ditambahkan
nilai syaja'ah atau keberanian. Dengan nilai keberanian, gerakan anak-anak muda seharusnya
independen; netral. Keberanian yang benar, dalam membela yang benar. Tentu tantangannya besar,
karena mengaplikasikan manhaj fikr tersebut dalam gerakan, dengan tanpa terjebak pada
kepentingan pragmatis.
Bahtsul Masail ad-Diniyah al-Maudhuiyah (Pembahasan Masalah-Masalah Keagamaan
Tematik) dalam Musyawarah Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) pada 2006 mengenalkan metode
berfikir ini dengan istilah Fikrah Nahdliyah (Metode Berfikir Nahdlatul Ulama), sebuah kerangka
berpikir yang didasarkan pada ajaran Ahlussunah wal Jamaah.
NU dalam Fikrah Nahdliyah juga mengenalkan Khasaish Fikrah Nahdliyah,
yaitu fikrah tawassuthiyah (pola pikir moderat), fikrah tasamuhiyah (pola pikir
toleran), fikrah Ishlahiyah (pola pikir reformatif), fikrah tathawwuriyah (pola pikir dinamis),
dan fikrah manhajiyah (pola pikir metodologis).
Ahlussunah wal Jamaah yang kita anut ini adalah paham keislaman yang dianut mayoritas
muslim dunia, termasuk masyarakat Nusantara. Aswaja dalam bentuk yang kita saksikan bersama ini
adalah kelanjutan tradisi amaliyah atau pengalaman kaum Muslimin dari generasi ke generasi.
Amaliyah tradisi Aswaja itu seperti tahlilan, istighatsah, ziarah kubur, maulid, qunut, dan
seterusnya. Tentu, yang biasa dipraktekkan itu ada yang asalnya terkategori fardhu seperti shalat lima
waktu, zakat fitrah, haji, dan seterusnya. Nah yang asalnya fardhu ini kemudian dikembangkan
menjadi tradisi, misalnya ada walimah haji. Ada juga tradisi yang asalnya bukan kategori fardhu, dan
merupakan pengembangan anjuran dalil umum agama, yang terkategori sunnah, sebagaimana telah
disebutkan.
Dalam organisasi, mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti Nahdlatul Ulama yang didirikan
Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri, dan para alim lainnya.
Kita ber-NU, memilih jalur NU, bersanad melalui para guru dan Kiai kita. Ada sandaran, ada
rujukan, dan ada pertanggungjawabannya.

4
Ke Nahdatul Ulama an (Ke NU-an)
Sumber : http://ansorkarangpuri.blogspot.com/2014/04/ke-nahdlatul-ulama-ke-nu-an.html

Ke-NU-an adalah segala sesuatu yang ada kaitannya dengan NU. Materi ke-NU-an
dimaksudkan sebagai suatu materi yang membahas tentang masalah yang ada hubungannya dengan
Nahdlatul Ulama’.
Baik mengenai pengertiannya, dasar dan tujuannya, sejarah perjuangannya maupun struktur
organisasi.
NU adalah kepanjangan dari Nahdlatul Ulama yang secara harfiah artinya Kebangkitan Ulama.
Pada hakekatnya Nahdlatul Ulama adalah organisasi umat Islam Indonesia yang berhaluan
Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan yang tetap teguh setia mengikuti dan memegang
teguh segala apa yang datang dari Nabi Muhammad Saw baik berupa sabda, tindakan maupun
ketetapan nabi, dan memegang teguh kepada segala yang datang dari sahabat-sahabatnya.
Ahlussunnah Wal Jama’ah landasan dasar/hukum berpedoman kepada Kitabullah AL-qur’an, Sunnah
Nabi ( Hadis ), Ijma’ dan Qiyas.
Dalam masalah aqidah, Ahlussunnah Wal Jama’ah mengikuti Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan
Imam Abu Mansur Al Maturidi, dibidang Fiqh mengikuti salah satu Madzhab empat yaitu : Imam
Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, sedang dibidang tasawuf mengikuti Imam Abul
Qosim Al Junaidi dan Imam Ghozali.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA NU


Secara formal NU lahir pada Tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan Tanggal 31 Januari
1926 M di Surabaya. Namun pada hakekatnya ajaran yang dianut dan diperjuangkan oleh NU ini telah
bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia.
Jika KH. Hasyim Asy’ari dikatakan sebagai pendiri NU, maka KH. Abdul Wahab Hasbullah
adalah sebagai orang yang mewujudkan gerakan tersebut menjadi suatu organisasi. Sepulang dari
belajar di Makkah, KH. Abdul Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Wathon (1916) di Surabaya.
Organisasi ini bergerak pada bidang kepemudaan dan pada tahun 1924 di Surabaya sedang bergejolak
perjuangan politik melawan Belanda, disamping iti disana sini sedang membaranya masalah khilafiyah
dikalangan umat. KH. Abdul Wahab Hasbullah sering terlibat dalam perdebatan sengit dengan ulama
islam yang terkenal pada waktu itu untuk mencapai titik penyelesaiannya.
Sehubungan dengan pergolakan di Arab Saudi, maka KH. Abdul Wahab Hasbullah membentuk
komite Hijaz yang merupakan delegasi untuk menghadap Raja Ibnu Sa’ud guna membicarakan
masalah tersebut. Komite Hijaz inilah yang mengilhami berdirinya NU karena pertemuan yang
diadakan pada tanggal 16 Rajab 1344 itu memutuskan dua macam keputusan :
1. Mengirim utusan ulama Indonesia ke Kongres dunia islam dengan memperjuangkan hukum
ibadah berdasarkan madzhab empat.
2. Membentuk organisasi (Jam’iyyah) yang akan mengirimkan utusan tersebut atas usul KH.
AlwiAbdul Azis yang diberi nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Adapun nama ulama yang hadir
pada waktu itu antara lain :
i. KH. Hasyim Asy’ari : Jombang.
ii. KH. Bisyri Samsyuri : Jombang.
iii. KH. Ridlwan : Semarang.
iv. KH. Abdul Wahab Hasbullah : Surabaya.
v. KH. Nahrowi : Malang.
vi. KH. Raden Asnawi : Kudus.
vii. KH. Raden Hambali : Kudus.
viii. KH. Nawawi : Pasuruan.
ix. KH. Kholil : Bangkalan.

5
SEJARAH PERJUANGAN NAHDLATUL ULAMA
1. Pada masa penjajahan Belanda sikap NU adalah tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Untuk
menanamkan rasa benci terhadap penjajah, maka para Ulama mengharamkan sesuatu yang berbau
Belanda (Contoh : Pakai Celana, Dasi dll)
2. Meskipun pada zaman Belanda tidak merupakan partai politik akan tetapi lapangan usahanya yang
tidak hanya di bidang sosial keagamaan saja, namun international.
3. Dalam melaksanakan dan mencerdaskan bangsa, sejak berdirinya NU telah mendirikan Pondok
Pesantren, Madrasah yang tersebar luas diseluruh cabang-cabang di Indonesia.
4. Dalam melaksanakan usahyanya, NU selalu menempuh cara-cara ayang lazim dalam ajaran Islam
yaitu : Musyawarah, Demokrasi.
5. Setiap usaha untuk mempersatukan umat Islam, NU aktif mempelopori acara tersebut dengan
segala upaya untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah.
6. Pada zaman penjajahan Jepang karena gigihnya melawan penjajah, NU termasuk organisasi yang
dibubarkan oleh facisme Jepang.
7. Menjelang masa Kemerdekaan, NU ikut aktif dalam BPUPKI, bahkan KH.Wahid Hasyim ikut aktif
dalam mempelopori sebagai panitia perumus UUD1945 dan Pancasila.
8. Setelah proklamasi kemerdekaan, Belanda masih tetap aktif ingin menjajah kembali bangsa
Indonesia, waktu itu Belanda mendaratkan tentaranya di Surabaya dengan berkedok sekutu maka
NU tampil kedepan dengan pandangan Resolusi Jihadnya pada tanggal 22 Oktober 1945 yang
menyatakan Fardlu ‘ain hukumnya jihad melawan kafir Belanda, sehingga mampu menggerakkan
arek-arek Surabaya itu pada tanggal 10 Nopember 1945 melawan Belanda.
9. Sejak terbentuknya kabinat Syahrir Ketia ( 1946 ) sampai dengan kabinet Pembangunan Pertama
1973, NU selalu diberi kepercayaan jabatan sebagai Menteri – menteri.
10. Ketika terjadiaffair Madiun (PKI) 1948, dengan laskar Hizbullah dan dibawah pimpinan Zaenul Arifin
dan Sabilillah dipimpin KH. Masykur turut aktif menumpas PKI.
11. Sejak tahun 1952 NU menjelma sebagai partai politik dan peranan NU semakin nyata dalam segala
aktifitasnya yang bersifat politis kenegaraan maupun sosial kemasyarakatan.
12. Pada waktu terjadi G.30 S PKI, NU tampil sebagai pelopor yang pertama untuk menuntut pada
pemerintah/presiden agar PKI dan Banomnya dibubarkan (oktober1965)
13. Didalam menumpas PKI dan penumbangan ORLA, manunggalnya ABRI bersama rakyat NU sangat
menentukan. Pada waktu itu H. Subhan ZE menjadi ketua aksi penggayangan gestapu.
GP.Ansor/Banser tampil terdepan dalam penggayangan tersebut.
14. Pelajar dan mahasiswa NU turut ambil bagian terdepan dalam melaksanakan aksi penumbangan
Orla dan Menegakkan Orba.
15. Setelah adanya penyederhanaan partai 1975 dimana partai-partai Islam berfusi ke dalam wadah
Partai Persatuan Pembangunan maka NU menyatakan menjadi Jam’iyyah sebagai kelahirannya
1926.
16. Didalam masa pembangunan ini, partisipasi NU dalam negara dan bangsa digarap melalui bidang-
bidang pokok :
a. Bidang da’wah dan penyiaran agama.
b. Bidang ekonomi dan pembangunan.
c. Bidang sosial dan kesejahteraan ( Mabarot )

6
Materi Ke Ipnu-Ippnu an {Sejarah, Tujuan, Fungsi, dan Lambang Ipnu Ippnu}
Sumber : http://pelajarnutropodo.blogspot.com/2017/10/materi-ke-ipnu-ippnu-an.html

I. Sejarah lahirnya IPNU


Berawal dari ide para putra Nahdlatul Ulama, yakni pelajar dan santri pondok pesantren untuk
mendirikan suatu kelompok atau perkumpulan .
· Pada tahun 1939 lahir PERSANO (Persatoean Santri Nahdlatoel Oelama).
· Pada tahun 1947 Lahir IMNU (Ikatan Murid Nahdlatul Ulama) di Malang.
· Pada tahun 1950 berdiri IMNU (Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama di Semarang.
· PARPENO (Persatoean Pelajar Nahdlatoel Oelama) di Kediri.
· Di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Ulama.
Namun organisasi-organisasi yang telah berdiri di atas masih berjuang sendiri-sendiri dan
tidak mengenal di antara satu sama lain.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka Almarhum Tholcha Mansyur (Malang), Sofyan
Cholil (Jombang), H. Mustamal (Solo) bermusyawarah untuk mempersatukan organisasi-organisasi
tersebut dalam satu wadah, satu nama dan satu faham dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama) saat berlangsung kongres LP Ma’arif di Semarang pada tanggal 24 Februari 1954/20 Jumadil
akhir 1373 Hijriyah.
Pada kongres ke VI di Surabaya IPNU menjadi badan otonom NU (Nahdlatul Ulama). Sehingga
IPNU Berhak mengatur rumah tangganya sendiri baik ke luar maupun ke dalam, tidak lagi tergantung
kepada kebijakan LP Ma’arif.
Pada perkembangan selanjutnya IPNU berubah nama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama
saat kongres ke X di Jombang disebabkan organisasi pelajar yang diakui pemerintah hanya OSIS
sebagai organisasi intra sekolah dan Pramuka sebagai organisasi ekstra sekolah. Sehingga ladang garap
IPNU tidak hanya pelajar dan santri saja, tetapi juga pemuda, remaja dan mahasiswa.
Di dalam kongres XIV tanggal 18 – 24 Juni 2003 di Surabaya IPNU sepakat untuk kembali ke
habitatnya semula dengan berganti nama menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dengan orientasi
pelajar, santri dan mahasiswa.
Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan wadah
pengkaderan bagi generasi muda NU yang bersumber dari kalangan pesantren dan pendidikan umum,
yang diharapkan dapat berkiprah di berbagai bidang, baik politik (kebangsaan), birokrasi, maupun
bidang-bidang profesi lainnya. Pada awalnya embrio organisasi ini adalah berbagai organisasi atau
asosiasi pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial.
II. Fungsi & Tujuan Organisasi :
Ø Fungsi
a. Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran.
b. Wadah pengkaderan pelajar Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa dan
kepemimpinan Nahdlatul Ulama

7
c. Wadah penguatan pelajar Nahdlatul Ulama dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam
ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah
Ø Tujuan
Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu,
berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya
syari’at Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Usaha, Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka IPNU melaksanakan usaha-usaha:
1. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi.
2. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.
3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan sesuai
dengan perkembangan masyarakat guna terwujudnya khaira ummah
4. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak merugikan
organisasi.

III. Lambang Organisasi Gambar Logo IPNU

Makna Logo

Ø Bulat yang berarti kontinyu/istiqomah

Ø Bertuliskan I.P.N.U tiga titik bermakna Iman, Islam dan Ihsan

Ø Tulisan IPNU diapit tiga garis sejajar yang melambangkan rukun


iman

Ø Sudut bintang lima melambangkan rukun islam

Ø Bintang melambangkan cita-cita yang tinggi

Ø Bintang besar di bawah tulisan IPNU melambangkan Nabi


Muhammad SAW.

Ø Empat bintang sebelah kanan melambangkan khulafaurrosyidin

Ø Empat bintang sebelah kiri melambangkan empat madzhab

Ø Dua buah kitab artinya Alqur’an dan Hadits

Ø Bulu melambangkan ilmu

Ø Dua bulu angsa bersilang melambangkan sintesa menuntut ilmu


umum dan ilmu agama

8
Ø Warna hijau berarti kesuburan, warna kuning berarti kejayaan (
hikmah dan cita-cita yang tinggi) serta warna putih berarti suci

IV. Struktur Organisasi IPNU


1. Pimpinan tertinggi IPNU di ibu kota Negara disebut Pimpinan Pusat IPNU (PP IPNU)
2. Pimpinan IPNU di provinsi disebut Pimpinan Wilayah IPNU (PW IPNU)
3. Pimpinan IPNU di kabupaten/kota disebut Pimpinan Cabang IPNU (PC IPNU)
4. Pimpinan IPNU di kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang IPNU (PAC IPNU)
5. Pimpinan IPNU di desa/kelurahan disebut Pimpinan Ranting IPNU (PR IPNU)
6. Pimpinan IPNU di Lembaga Pendidikan perguruan tinggi, pondok pesantren, SLTP/MTs, SLTA/MA dan
yang sederajat disebut Pimpinan Komisariat IPNU (PK IPNU)
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama disingkat IPPNU adalh organisasi pelajar yang
menghimpun pelajar dan santri perempuan Nahdlatul Ulama. Organisasi ini didirikan pada tanggal 8
rajab 1374/ 2 maret 1955 di Solo, Jawa Tengah. Salah seorang pendirinya bernama Hj. UMRAH
MAHFUDHAH.
Semula IPPNU merupakan bagian dari lembaga Pendidikan ma’arif, tetapi sejak kongres di
Surabaya tahun 1966, IPPNU mellepaskan diri dari LP. Maarif dan menjadi salah satu badan otonom
Nahdlatul Ulama.
IPPNU pernah beralih dari organisasi pelajar kepada organisasi remaja. Pada saat konggres ke-
9 di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar Jombang tanggal 28 Januari – 1 Pebruari 1988, kepanjangan
IPPNU berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama.
Baru pada konggres IPPNU ke-13 di Surabaya tahun 2003 kepanjangan IPPNU kembali menjadi
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

V. TUJUAN IPPNU
Sebagai bagian dari badan otonom Nahdlatul Ulama, IPPNU mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai wadah berhimpun pelajar dan santri putri NU untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-
nilai nahdliyin.
2. Sebagai wadah komunikasi pelajar dan santri putri NU untuk menggalang ukhuwah Islamiyah dan Syiar
Islam.
3. Sebagai wadah kaderisasi pelajar dan santri putri NU untuk mempersiapkan Kaderisasi bangsa.

VI. LAMBANG IPPNU

9
Ø Warna Dasar Hijau melambangkan Kesuburan, Kebesaran

Ø Warna Putih bermakna suci

Ø Warna Kuning bermakna Hikmah yang tinggi

Ø Bentuk Segitiga melambangkan Istiqomah, kokoh dan iman,


Islam, Ikhsan

Ø Lima Titik Dalam Kata IPPNU bermakna Rukun Islam

Ø Dua Kuncup Bunga Melati melambangkan Perempuan dengan


Kebersihan Fikiran dan Kesucian Hati

Ø Dua Garis Putih mengapit Garis Kuning bermakna Dua Kalimat


Syahadat

Ø Bintang bermakna Ketinggian Cita-Cita

Ø Sembilan Bintang melambangkan Lambang Keluarga NU, yaitu


: Satu Bintang Besar di tengah : Nabi Muhammad SAW,
Empat Bintang Kanan : Khulafaur Rasyidin, Empat Bintang Kiri
: Madzhabb Empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali)

Ø Dua Kitab bermakna Al-Qur’an dan Hadist

Ø Dua Bulu Angsa Bersilang melambangkan Sintesa antara Ilmu


Agama dan Ilmu Umum

10
VII Mars Ipnu dan Mars IPPNU

MARS IPNU MARS IPPNU

Wahai pelajar Indonesia Sirnalah gelap terbitlah terang

Siapkanlah barisanmu Mentari timur sudah bercahya

Bertekad bulat bersatu di bawah kibaran Ayunkan langkah pukul genderang


panji IPNU
S’gala rintangan mundur semua
Ayohai pelajar islam yang setia
Tiada laut sedalam iman
Kembangkanlah agamamu
Tiada gunung setinggi cita
Dalam Negara Indonesia
Sujud kepala kepada tuhan
Tanah air yang kucinta
Tegak kepala lawan derita
Dengan berpedoman kita belajar, berjuang
Di malam yang sepi di pagi yang terang
serta bertaqwa
Hatiku teguh bagimu ikatan
Kita bina watak nusa dan bangsa
Di malam yang hening di hati membakar
Tuk kejayaan masa depan
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Bersatu wahai pelajar islam jaya tunaikanlah
kewajiban yang mulia Mekar seribu bunga di taman

Ayo maju…. pantang mundur…. Mekar cintaku pada ikatan

Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan Ilmu kucari amal kuberi

Ayo maju…. Pantang mundur…. Untuk agama bangsa negeri

Pasti tercapai adil makmur

11
Keorganisasian
Sumber : http://ipnuippnubumiayu.blogspot.com/2015/08/materi-makesta-keorganisasian.html

Pengertian Organisasi
Organisasi adalah suatu sistem kerja sama antar dua orang atau lebih yang secara sadar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi secara sederhana juga dapat didefinisikan
sebagai kumpulan orang-orang yang ingin melakukan hal-hal tertentu, dengan cara-cara tertentu guna
mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama. Jadi apabila orang-orang berkumpul menjadi satu,
dan kemudian mereka berkumpul secara formal mencapai persetujuan untuk mengkombinasi upaya
mereka untuk mencapai tujuan bersama, maka hasilnya berupa sebuah organisasi.
Dengan pengertian ini maka yang dapat dikategorikan sebagi organisasi adalah suatu bentuk yang
memenuhi komponen sebagai berikut:
1. Adanya dua orang atau lebih;
2. Adanya tujuan yang ingin dicapai secara bersama;
3. Individu yang terikat dalam organisasi tersebut meiliki kemauan dan kemampuan untuk saling
bekerja sama;
4. Terjadi komunikasi antara individu yang terikat dalam kerja sama

Setiap organisasi berlandaskan sejumlah manusia; tiada organisasi dapat eksis tanpa
manusia.Organisasi-organisasi memiliki suatu tujuan, yang mengarahkan upaya-upaya orang-orang di
dalam organisasi demikian, menuju ke arah tujuan tertentu, walaupun tujuan-tujuan para individu
pada organisasi tersebut mungkin berbeda.Organisasi secara sadar menstruktur aktivitas-aktivitas
anggotanya dengan jalan membagi tugas-tugas antara mereka, dan mengembangkan sebuah sistem
untuk mengkoordinasi mereka.Akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap organisasi meiliki suatu batas
yang jelas, yang menyatakan siapa saja berada di dalamnya dan siapa saja berada di luarnya.
Jika kita ingin membangun sebuah organisasi seperti sebuah klub sepak bola yang selalu menang,
pertama-tama kita harus mencari tahu apa yang membuat mereka bisa berhasil. Klub-klub sepak bola
yang berhasil, memiliki prinsip seperti berikut:
1. Kohesi, berarti kepaduan. Itu berarti para anggota menempatkan kepentingan kelompok di atas
kepentingan mereka sendiri.
2. Kerjasama kelompok, berarti bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan kekuatan individu para
anggota kelompok dan meminimalkan kelemahan mereka.
3. Semangat juang tinggi, merupakan sebuah perasaan terdalam tentang kesejahteraan yang tidak
bergantung pada faktor luar.
4. Semangat korp, berasal dari sebuah kata Perancis yang berhubungan dengan semangat juang
organisasi sebagai sebuah kesatuan.
Ciri-ciri umum organisasi
Edgar H. Schein, seorang psikolog keorganisasian terkenal berpendapat bahwa semua organisasi
memiliki empat macam ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1. Koordinasi upaya;
2. Tujuan umum bersama;

12
3. Pembagian kerja;
4. Hirarki otoritas

Koordinasi
Seringkali kita mendengar pernyataan bahwa : dua “kepala” lebih baik dibandingklan dengan
satu “kepala”. Para individu yang bekerja sama dan mengkoordinasi uapaya mental atau fiskal mereka
dapat mencapai banyak hal yang hebat, dan yang menakjubkan. Perhatikan saja piramida-piramida di
Mesir, tembok besar di R.R.C sebagai contoh.Seluruh karya tersebut jauh melampaui bakat dan
kemampuan seorang individu tunggal.Koordinasi upaya memperbesar kontribusi-kontribusi
individual.
Tujuan umum bersama
Koordinasi upaya tidak mungkin terjadi, kecuali apabila pihak yang telah bersatu, mencapai
persetujuan untuk berupaya mencapai sesuatu yang merupakan kepentingan bersama.Sebuah tujuan
umum bersama, memberikan kepada anggota sesuatu organisasi sebuah rangsangan untuk bertindak.
Pembagian kerja
Dengan jalan membagi-bagi tugas-tugas kompleks menjadi pekerjaan yang terspesialisasi,
maka suatu organisasi dapat memanfaatkan sumber-sumber daya manusianya secara
efisien.Pembagian kerja memungkinkan para anggota organisasi-organisasi menjadi lebih terampil
dan mampu karena tugas-tugas terspesialisasi dilaksanakan berulang-ulang. (Catatan : ingat bahwa
over-spesialisasi dapat menyebabkan timbulnya perasaan bosan dan sikap menentang).
Hirarki otoritas
Menurut teori organisasi tradisional, apabila ingin dicapai sesuatu hasil melalui upaya kolektif
formal, maka harus ada orang yang diberi otoritas untuk melaksanakan kegiatan agar tujuan-tujuan
yang diinginkan dilaksanakan secara efektif dan efisisen.
Para teoritisi organisasi telah merumuskan otoritas sebagai hak untuk mengarahkan dan
memimpin kegiatan-kegiatan pihak lain. Tanpa hirarki otoritas yang jelas, koordinasi upaya akan
mengalami kesulitan bahkan kadang-kadang tidak mungkin dilaksanakan. Akuntabilitas juga dibantu,
apabila orang-orang bekerja dalam apa yang seringkali dinamakan rantai komando (The Chain of
Command).
Mengapa Organisasi Penting?
Dalam sebuah organisasi kita diajarkan bagaimana menjadi pemimpin. Dalam organisasi kita
belajar bagaimana membuat rencana atau program agar tercapai maksud dan tujuan kita dengan cara
yang efektif dan efisien. Disini kita diajarkan bukan hanya mewujudkan nilai-nilai ajaran
agama seperti jujur dan ikhlas, tapi lebih dari itu kita diajarkan bagaimana agar memiliki sikap berani,
tegas, adil dan arif serta bijaksana. Melalui organisasi kita dilatih untuk dapat memberikan manfaat
kepada orang lain. Kita diajarkan bagaimana kita bisa menolong orang, membantu mereka yang
berada dalam kesulitan dan kesusahan, dan lain sebagainya.Bukankah nabi katakan bahwa “sebaik-
baik manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada manusia yang lainnya”. Dengan
organisasi, baik tujuan agama, negara, bangsa maupun pribadi akan lebih mudah diwujudkan.
Bagi pelajar sendiri, berorganisasi menjadi suatu hal sangat penting dan berharga agar nilai-nilai
agama ataupun sikap-sikap yang baik dapat tumbuh dan berkembang sejak di bangku sekolah. Pada

13
usia pelajarlah sesungguhnya saat yang sangat tepat untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai
tersebut. Jadi kalau di bangku sekolah diajarkan pelajaran Matematika dan ilmu-ilmu eksakta yang
hakikatnya mengajarkan kejujuran pada kita, pelajaran PPKN mengajarkan bagaimana kita hidup
bermasyarakat, pelajaran agama mengajarkan kepada kita untuk patuh kepada Allah SWT, Nabi dan
orang tua kita, maka melalui organisasi nilai-nilai yang terkandung pada mata pelajaran tersebut akan
lebih mudah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, mulailah berorganisasi sejak dini, sejak di
bangku sekolah atau kuliah! Atau kita akan terlambat, dan menyesal nanti.

14
Keindonesiaan
Sumber : https://dakwah.unisnu.ac.id/ahlus-sunnah-wal-jamaah-dan-keindonesiaan

Dalam konteks ke-Indonesiaan, pola pikir NU yang didasari dengan nilai-nilai tersebut dapat
dinilai sebagai suatu cara yang paling efektif, feasible, akurat dan tepat. Hal ini dimaksudkan bahwa
eksistensi NU, baik secara kelembagaan (jam’iyyah/organisasi), perkumpulan (jama’ah-jama’ah),
ajaran (pemahaman keagamaan) maupun kultur keagamaan dan kemasyarakatannya dapat diterima
bahkan didukung dan diikuti oleh sebagian besar umat Islam Indonesia.
Hal ini terbukti dengan penilaian positif dari para pemimpin pemerintahan Republik
Indonesia. Berita terakhir yang patut dikemukakan di sini adalah tawaran Presiden RI, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), di saat kunjungan Rais Am dan Ketua Umum PBNU di Istana Negara, 2 Juni 2010,
kepada PBNU untuk bekerjasama (MoU) dalam 5 bidang.
Pertama, adalah masalah penanggulangan gerakan radikalisasi. Menurut penilaian beliau
pendekatan kultural dan keagamaan yang dilakukan NU sangatlah efektif.
Kedua, adalah di bidang peningkatan ekonomi, terutama dalam peningkatan ketahanan
pangan, pengembangan usaha ekonomi mikro dan ketahanan energi. Program ini perlu dilakukan
secara luas agar bisa menjangkau lapisan rakyat yang paling bawah.
Ketiga, kerjasama dalam bidang pendidikan, terutama dengan pendidikan moral dan
penguatan character building. Dikatakan, agenda ini sangat penting mengingat saat ini pendidikan
telah kehilangan aturan dan tata nilai. ”Kita bisa kembali menata moral bangsa dengan pendidikan
moral dan dengan penguatan character building. ” Demikian kata Said Aqil, Ketua Umum PBNU.
Keempat, adalah penanggulangan climate change. Peran ulama dalam masalah ini sangat
penting. Sebab hal ini amat berkaitan dengan pembinaan moral bangsa. Dengan penanaman nilai-nilai
moral yang luhur diharapkan masyarakat akan lebih bisa menghormati lingkungan dan menjaga
kelestariannya.
Kelima, adalah pengembangan dialog peradaban untuk mewujudkan perdamaian dunia. Saat
ini Indonesia dan NU diminta lebih aktif dalam forum internasional dan diharapkan menjadi leader
dalam semua bidang.

15

Anda mungkin juga menyukai