WR.WB
NAMA KELOMPOK 5 :
Teologi Asy’ari yang disusun oleh Abu Hasan Al-Asy’ari (953 M), pada
awalnya Asy’ari sendiri adalah sorang yang menganut teologi Mu’tazilah dalam
riwayatnya ketika beliau bermimpi ajaran-ajaran Mu’tazilah adalah ajaran yang
dicap oleh Nabi Muhammad sebagai ajaran yang sesat.
Kyai Hasyim meniggal dunia pada pukul 03.00 dini hari bertepatan dengan
tanggal 25 juli 1947 atau 7 ramadhan 1366 H, akibat penyakit darah tinggi atau
stroke setelah menerima kabar tentang kondisi republik saat itu.
Karya-KaryaKyaiHasyimAsya
’ ri.
Salah satu karya kiyai Hasim Asy’ari yang populer di duni pendidikan
hingga saat ini adalah, adab al-alim wa al-mutaallim fi ma yakhtaj ilayh
almuta’allim fi ahwal ta’allum ma yatawaqqf alaih al-mu’allim fi makamat
alta’lim (etika pengajar dan pelajar tentang hal yang diperlukan oleh
pelajar dalam kegiatan belajar serta hal-hal yang berhubungan dengan
pengajar dalam dalam kegiatan pembelajaran), al tibyan fi al-nahy’an
muqata’at al-arham wa al-aqarib wa al-ikhwan (penjelasan mengenai
larangan memutuskan hubungan keluarga, kerabat dan persahabatan),
muqaddimah al-qanun al-asasi li jam’iyat nadhat alulama (pembukaan
anggaran dasar organisasi nahdlatul ulama), arba’in hadithantata allaq bi
mabadi’ jam’iyat nahdat al-ulama’ (empat puluh hadis yang terkait
dengan berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama), risalah fi ta’kid al-akhdh
bi ahad al-madhahib al-a’immah al-arba’ah (risalah tentang argumentasi
kepengikutan terhadap empat madhab), risalah ini lebih
menitikberatkan uraian mengenai arti penting bermadhab dalam fiqh.
Pemikiran Kyai HasyimAsy’ari Tentang Ahl Al-Sunnah Wal
Al-Jama’ah
Secara organisator, Ahlussunnah wal-jama’ah mengalami pelembagaan
ditengah-tengah Muslim Nusantara sejak kehadiran KH. M. Hasyim Asy’ari
dengan generasi muslim pada zamannya. Bersama dengan tman-temannya,
KH. M. Hasyim berhasil memimpin berdirinya organisasi Islam Nahdhatul
Ulama (NU) yang secara legal berbasis pada Ahlussunnah wal-Jama’ah.
Pembentukan Jami’iyah Nadlatul Ulama dilatar belakangi oleh dua faktor
dominan yaitu :
1. adanya kehawatiran dari sebagian umat Islam yang berbasis pesantren
terhadap gerakan kaum modernis yang meminggirkan mereka
2. sebagai respon ulama-ulama berbasis pesantren terhadap pertarungan
ideologis yang terjadi di dunia Islam setelah penghapusan kehalifahan Turki,
munculnya gagasan pan-islamisme yang dipelopori oleh Jamaluddin al-
Afgani dangerakan kaum Wahabi di Hijaz
Pada tanggal 31 januari 1926 M (16 rajab 1344 H) para ulama yang berbasis
pesantren memutuskan untuk membentuk organisasi ke masyarakatan Islam ‘ala
Ahlussunnah wal-Jama’ah yang bernama Nahdlotoel Oelama’ yang bertujuan
untuk mengimbangi gerakan kaum reformis yang sering kali tidak memperhatikan
tradisi-tradisi yang sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Dalam anggaran dasar hasil muktamarnya yang ketiga pada tahun 1928 M,
secara tegas dinyatakan bahwa NU membentengi artikulasi fiqh empat mazhab di
tanah air. Sebagai tercantum danlam pasal 2 Qanun Asasi li Jam’iyat Nahdhat Al
Ulama (Anggaran Dasar NU) yaitu :
1. Memegang teguh pada salah satu dari madzhab empat (yaitu madzhabnya
Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’I, Imam Malik bin Anas, Imam Abu
Hanifah an-Nu’man, dan Imam Ahmad bin Hanbal).
2. Menyelenggarakan apa saja yang menjadikan kemaslahatan agama Islam.
Doktrin dalam anggaran NU tersebut, tidak telepas dari pemikiran
pendirinya, yaitu KH. M. Hasyim Asy’ari.
Peranan K.H. Hasyim Asy’ari Dalam Bidang Politik