Anda di halaman 1dari 13

ASSALAMU'ALAIKUM

WR.WB
NAMA KELOMPOK 5 :

1. Anugrah Muhammad Sebehi


2. M. Mario Aufa Saputra
3. M. Reza Alfarizi
4. Slamet Riadi
PEMIKIRAN KH. M. HASYIM
ASY'ARI TENTANG AHL
ALSUNNAH WA AL-JAMA'AH
Oleh:
Zaenal Abidin
Islam adalah agama rahmatan lil alamin (rahmat bagi semua alam) baik
dia menganut teologi Qhadariah,Jabariah, Syi’ah, Murji’ah, Mu’tazillah, Sunni,
Khawarij, dari kepeluralan pemahaman keagamaan yang ada menciptakan ciri
khas tersendiri bagi pemeluknya terutama di Indonesia.

Teologi Asy’ari yang disusun oleh Abu Hasan Al-Asy’ari (953 M), pada
awalnya Asy’ari sendiri adalah sorang yang menganut teologi Mu’tazilah dalam
riwayatnya ketika beliau bermimpi ajaran-ajaran Mu’tazilah adalah ajaran yang
dicap oleh Nabi Muhammad sebagai ajaran yang sesat.

Adapun perbedaan mendasar pemikiran Al-Asy’ari dan Muktazilah adalah


terletak pada kekuatan akal. Sebagaimana kita ketahui bahwa Muktazilah sangat
mengagung-agungkan akal, dan berpendapat bahwa ‘akal’ manusia dapat sampai
kepada dua ajaran dasar dalam agama, yaitu adanya Tuhan dan masalah kebaikan
dan kejahatan.
Sejarah Hidup dan Biografi KH. M. Hasyim Asy’ari
 Dari jalur Bapak Kyai Hasyim memiliki nama lengkap Muhammad HasyiBin
Asy’ariBin Abdul Wahid Bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama
pangeran Benawa Bin Abdurrahman yang juga dikenal dengan julukan
JakaTingkir (Sultan Hadiwijaya) Bin Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Abdul Fatah
Bin Maulana Ishak Bin Ainul yakin yang populer dengan sebutan Sunan Giri.
Dari Jalur Ibu Akarhanaf dan Kkhuluq menyebut Muhammad Hasyim Binti
Halimah Binti Layyinah Binti Sihan Bin Abdul Jabbar Bin Ahmad Bin Pangeran
Sambo Bin Pangeran Benawa Bin Jaka Tingkir atau juga dikenal dengan nama
Mas Karebet Bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya VI).

Kyai Hasyim lahir pada hari selasa kliwon tanggal 14 feruari tahun 1871 M,
betepatan dengan 12 dzulqa’dah tahun 1287 H, lahir dari pasangan kyai Asy’ari
dan Halimah yang berada 2 kilometer kearah utara kota Jombang, tepat di
Pesantren Gedang, Dusun dari Desa Tambakrejo Kecamatan Jombang.

 Kyai Hasyim meniggal dunia pada pukul 03.00 dini hari bertepatan dengan
tanggal 25 juli 1947 atau 7 ramadhan 1366 H, akibat penyakit darah tinggi atau
stroke setelah menerima kabar tentang kondisi republik saat itu.


Karya-KaryaKyaiHasyimAsya
’ ri.

Salah satu karya kiyai Hasim Asy’ari yang populer di duni pendidikan
hingga saat ini adalah, adab al-alim wa al-mutaallim fi ma yakhtaj ilayh
almuta’allim fi ahwal ta’allum ma yatawaqqf alaih al-mu’allim fi makamat
alta’lim (etika pengajar dan pelajar tentang hal yang diperlukan oleh
pelajar dalam kegiatan belajar serta hal-hal yang berhubungan dengan
pengajar dalam dalam kegiatan pembelajaran), al tibyan fi al-nahy’an
muqata’at al-arham wa al-aqarib wa al-ikhwan (penjelasan mengenai
larangan memutuskan hubungan keluarga, kerabat dan persahabatan),
muqaddimah al-qanun al-asasi li jam’iyat nadhat alulama (pembukaan
anggaran dasar organisasi nahdlatul ulama), arba’in hadithantata allaq bi
mabadi’ jam’iyat nahdat al-ulama’ (empat puluh hadis yang terkait
dengan berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama), risalah fi ta’kid al-akhdh
bi ahad al-madhahib al-a’immah al-arba’ah (risalah tentang argumentasi
kepengikutan terhadap empat madhab), risalah ini lebih
menitikberatkan uraian mengenai arti penting bermadhab dalam fiqh.
Pemikiran Kyai HasyimAsy’ari Tentang Ahl Al-Sunnah Wal
Al-Jama’ah
Secara organisator, Ahlussunnah wal-jama’ah mengalami pelembagaan
ditengah-tengah Muslim Nusantara sejak kehadiran KH. M. Hasyim Asy’ari
dengan generasi muslim pada zamannya. Bersama dengan tman-temannya,
KH. M. Hasyim berhasil memimpin berdirinya organisasi Islam Nahdhatul
Ulama (NU) yang secara legal berbasis pada Ahlussunnah wal-Jama’ah.
Pembentukan Jami’iyah Nadlatul Ulama dilatar belakangi oleh dua faktor
dominan yaitu :
1. adanya kehawatiran dari sebagian umat Islam yang berbasis pesantren
terhadap gerakan kaum modernis yang meminggirkan mereka
2. sebagai respon ulama-ulama berbasis pesantren terhadap pertarungan
ideologis yang terjadi di dunia Islam setelah penghapusan kehalifahan Turki,
munculnya gagasan pan-islamisme yang dipelopori oleh Jamaluddin al-
Afgani dangerakan kaum Wahabi di Hijaz
Pada tanggal 31 januari 1926 M (16 rajab 1344 H) para ulama yang berbasis
pesantren memutuskan untuk membentuk organisasi ke masyarakatan Islam ‘ala
Ahlussunnah wal-Jama’ah yang bernama Nahdlotoel Oelama’ yang bertujuan
untuk mengimbangi gerakan kaum reformis yang sering kali tidak memperhatikan
tradisi-tradisi yang sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.

Dalam anggaran dasar hasil muktamarnya yang ketiga pada tahun 1928 M,
secara tegas dinyatakan bahwa NU membentengi artikulasi fiqh empat mazhab di
tanah air. Sebagai tercantum danlam pasal 2 Qanun Asasi li Jam’iyat Nahdhat Al
Ulama (Anggaran Dasar NU) yaitu :
1. Memegang teguh pada salah satu dari madzhab empat (yaitu madzhabnya
Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’I, Imam Malik bin Anas, Imam Abu
Hanifah an-Nu’man, dan Imam Ahmad bin Hanbal).
2. Menyelenggarakan apa saja yang menjadikan kemaslahatan agama Islam.
Doktrin dalam anggaran NU tersebut, tidak telepas dari pemikiran
pendirinya, yaitu KH. M. Hasyim Asy’ari.
Peranan K.H. Hasyim Asy’ari Dalam Bidang Politik

Pesantren Tebuireng memainkan peran penting dalam perjuangan,


sehingga diawasi Belanda. Pada tahun 1913, sepasukan penjajah pernah
datang ke Tebuireng dan memporakporandakan bangunan pesantren,
merampas dan membakar kitab-kitab. Bahkan, karena dianggap
sebagai pusat perjuangan, pada tahun 1948 pesantren Tebuireng
dibombardir Belanda.”Semua itu harus menambah semangat
perjuangan demi menegakkan Islam dan kemedekaan.
Pada masa perang kemerdekaan, KH. Hasyim memainkan peran penting.
Diungkapkan bahwa pangima besar Jenderal Sudirman dan ung Tomo
beberapa kali datang ke rumah beliau untuk meminta nasehat.
Menyikapi keadaan genting saat menghadapi belanda yang ingin
kembali ke Indonesia, beliau mengeluarkan fatwa sebagai berikut:
”Bagi umat Islam yang telah dewasa, berjuang melawan Belanda adalah
fardlu ’ain; dan mati di medan perang dalam rangka memerangi
musuh Islam adalah syahid dan masuk surga”.
KH. Hasyim yang juga pernah menjabat sebagai ketua Besar Masyumi ketika
NU menjadi anggota. Dalam satu kesempatan pidato di hadapan ulama
seluruh Jawa tanggal 30 Juli 1946 di Bandung beliau mengkritik tajam
kekejaman Belanda dan mengimbau agar tetap waspada pada politik bangsa
Jepang. Kedua bangsa itu dicap kafir dan umat islam dilarang mempercayai
orang-orang kafir. Nama K.H. Hasyim diabadikan menjadi universitas (1969)
dalam lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng.

Perjuangan NU dengan salah satu pendirinya K.H. Hasyim Asy’ari d ibidang


politik kenegaraan juga banyal. Ulama-ulama NU banyak yang aktif dalam
pemerintahan. Pada masa pendudukan jepang para kiai NU membentuk
Hizbullah dengan slogannya” Hidup mulia atau mati syahid.” Selain itu, para
ulama dalam pemerintahan masa pendudukan Jepang menempati pos
Shumubu, salah seorang yang menjadi kepalanya adalah K.H. Hasyim Asy’ari.
Nahi Munkar KH. Hasyim Asy’ari

Hadratus Syekh Hasyim Asyari, pernah menceritakan tentang


keadaan pemikiran kaum Muslimin di pulau Jawa. Cerita itu
kemudian ditulis dalam salah satu kitabnya, Risalah Ahl al-
Sunnah wal Jamaah. Selain dalam kitab tersebut, juga diuraikan
dalam karya-karya lain, tentang ajaran-ajaran yang menyimpang
yang harus diluruskan.
Sejak NU didirikan pertama kali pada 31 Januari 1926, Syeikh
HasyimAsy’ari sudah mengeluarkan rambu-rambu peringatan
terhadap paham nyeleneh.Peringatan tersebut dikeluarkan agar
warga NU ke depan hati-hati menyikapi
fenomena perpecahan akidah.
Pada sekitar tahun 1330 H terjadi infiltrasi beragam ajaran dan
tokoh-tokoh yang membawa pemikiran yang tidak sesuai dengan
mainstream Muslim Jawa waktu, yakni berakidah Ahlussunnah
wal Jama’ah.
Kyai Hasyim mengkritik orang-orang yang mengaku-ngaku
pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, dengan menggunakan
paradigma takfir terhadap
madzhab lain, penganut aliran kebatinan, kaum Syiah Rafidhah,
pengikut tasawwuf menyimpang yang menganut pemikiran
manunggaling kawulo gusti.
Organisasi yang beliau dirikan, NU, bertujuan memperbaiki
keislaman kaum Muslim nusantara dengan cara membangkitkan
kesadaran ulama-ulama’ Nusantara akan pentingnya amar ma’ruf
nahi munkar. Diharapkan dengan wadah organisasi ini, para
ulama’ bersatu padu membela akidah Islam.
Sekian Terimakasih
Wassalamu“’alaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai