Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Keramik Gerabah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Bahan 1

Dosen Pengampu :

Dian Anisa Rokmah Wati, S. Pd, M.Pd

Di Susun Oleh :

1. Rizki Fadhilah
2. Anugerah Muhammad Subekkhi
3. Mahdi Ma’arufan
4. Mario Saputra
5. Muhammad Subakhul Munir
6. Irfan Sufyan Adi Purnama
7. Maulana Nur Rohim
8. M. Reza Alfarizi
9. David Muhamad Rizal

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG
JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam, semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Bahan I, yang diampu oleh Ibu Dian Anisa Rokmah Wati, S. Pd, M.Pd Tugas ini
berisi tentang “Keramik Gerabah”.
Pada kesempatan ini,kami seganap kelompok 1 dan 4 mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami, dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun
menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat berharga dalam memperbaiki
penulisan makalah kami kedepannya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap
usaha kita, Aamiin.

Jombang, 7 Oktober 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI

COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. Latar belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
1.Pengertian keramik dan gerabah 6
2.Fungsi keramik dan gerabah 7
3. Alat dan bahan dalam pembuatan keramik dan gerabah 14
4. Teknik pembuatan keramik gerabah...............................................................15
5. Jenis- jenis keramik dan gerabah.....................................................................16
6. Proses produksi pembuatan keramik dan gerabah...........................................17
BAB III 17
PENUTUP 17
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan merupakan sebuah
interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat material dan aplikasinya
terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan
antara struktur material dan sifatnya. Salah satunya adalah cara pembuatan
“keramik gerabah”. Kerajinan gerabah diperkirakan berasal dari negeri Cina,
yakni sekitar 4000 SM. Kala itu, orang-orang membuat gerabah dengan
tujuan sebagai perkakas rumah tangga dan pembuatannya juga
menggunakan teknik bakar, misalnya kendi, kuali, tempayan, dan lain-lain.

Kemudian pada perkembangan selanjutnya, gerabah tidak hanya dibuat


untuk perkakas rumah tangga saja, tetapi juga untuk bahan bangunan, sebut
saja genteng, batu merah, hingga tegel lantai. Di Indonesia, keramik sudah
dikenal sejak jaman Neolithikum, diperkirakan rentang waktunya mulai dari
2500 SM–1000 SM. Peninggalan zaman ini diperkirakan banyak dipengaruhi
oleh para imigran dari Asia Tenggara berupa pengetahuan tentang kelautan,
pertanian dan peternakan. Alat-alat berupa gerabah dan alat pembuat
pakaian kulit kayu.

Dengan ini kami kelompok 1 dan 4 melakukan kunjungan kerumah indusri di


Kota Malang tidak hanya terkenal dengan keindahan wisata alam saja.
Namun juga ada kerajinan tangan yang ternyata sudah populer di mana-
mana. Namanya adalah Seni Keramik Dinoyo. Keramik merupakan kerajinan
asli dari Kota Malang yang telah berdiri dari tahun 1950an. Seiring
berjalannya waktu, muncul inovasi keramik porselen (1955-an) dengan
mengganti penggunaan bahan baku tanah liat atau tanah sawah dengan
tanah putih atau porselen. Asal mula industri keramik di Malang ini dimulai
pada tahun 1953 saat pembentukan Lembaga Penyelenggara Perusahaan-
Perusahaan Industri Departemen Perindustrian (LEPPIN). Dulu, masyarakat
sana hanya memproduksi gerabah, lalu dilanjutkan dengan membuat
keramik. Sejak tahun 1957, Seiring berjalannya waktu, pabrik keramik LEPPIN
mengalami goncangan dan akhirnya ditutup. Penyebab tutupnya pabrik
tersebut masih belum diketahui. Akibat penutupan itu, industri keramik
dinoyo diteruskan oleh masyarakat sekitar dengan merintis industri keramik
skala rumah tangga. Lama kelamaan, usaha tersebut berkembang menjadi
sentra industri di Kota Malang. Kondisi tersebut memberi dampak positif baik
ekonomi, sosial dan budaya kepada masyarakat sekitar Kelurahan Dinoyo
khususnya pengrajin. Dari sejarah Pembuatan dan pengamatan Keramik
gerabah yang tepatnya berada di kota Malang, tepatnya di Jalan MT Haryono
XI0 470-Dinoyo Kota Malang. Maka dari itu dalam makalah kali ini kita akan
membahas tentang cara pembuatan keramik gerabah yang diproduksi oleh
pasar dan bahan apa saja dalam membuat keramik gerabah termasuk juga
cara pembuatannya dari bahan mentah sampai menjadi bahan jadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keramik dan gerabah ?
2. Apa Fungsi keramik dan gerabah ?
3. alat dan bahan dalam pembuatan keramik dan gerabah ?
4. Apa saja teknik pembuatan keramik gerabah ?
5. Apa saja jenis- jenis keramik dan gerabah
6. Bagaimana proses produksi pembuatan keramik dan gerabah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi keramik dan gerabah
2. Untuk mengetahui fungsi Gerabah dan keramik
3. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam pembuatan keramik dan gerabah
4. Untuk mengetahui teknik pembuatan keramik gerabah
5. Untuk mengetahui jenis- jenis keramik dan gerabah
6. Untuk mengetahui proses produksi pembuatan keramik dan gerabah

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian keramik dan gerabah


1) Keramik
Keramik merupakan istilah yang menjelaskan tentang sebuah produk yang
berbahan dasar tanah liat kemudian dibentuk dengan teknik tertentu
sehingga terciptalah benda sesuai dengan keinginan orang yang
membentuknya. Keramik merupakan salah satu kerajinan yang paling tua,
benda-benda ini dibuat oleh orang-orang Mesir di tepi sungai Nil. Munculnya
keramik selama berabad-abad dapat dibuktikan melalui artefak yang
diciptakan oleh bangsa-bangsa yang ada di belahan dunia, terutama adalah
bangsa Yunani, bangsa Romawi, bangsa Cina pada zaman dinasti Tang dan
Sung, bangsa Korea dan juga bangsa Indian Amerika.
Asal kata keramik berasal dari bahasa Yunani "Keramos" yang berarti periuk
atau belanga yang dibuat dari tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan
barang atau bahan keramik ialah: semua barang atau bahan yang dibuat dari
bahan-bahan tanah atau bahan silikat dan yang proses pembuatannya
melalui pembakaran pada suhu tinggi.
Pengertian keramik secara “khusus” dikaitkan dengan bidang senirupa, yang
ditinjau dari segi perwujudan bentuknya. Secara umum disebut sebagai “seni
keramik”, yaitu suatu pengertian dari proses pengubahan atau penciptaan
benda yang bernilai “seni”. Penciptaan bentuk keramik ada hubungannya
dengan penyusunan dari unsur-unsur sat-mata (element visual) dan latar
belakang atau tujuan dari pembuatan, yang tertuang dalam kegiatan
perancangan atau men-desain, disamping menyangkut kreativitas juga bisa
berupa ungkapan (ekspresi). Cara pandang keramik di dalam bidang senirupa
bisa berada dalam kajian seni murni atau bisa dalam kajian seni kriya atau
bisa dalam kajian seni pakai (terapan) dan kajian desain. Riset bahan keramik
dan seni keramik terus bergulir dengan wawasan yang semakin luas,
kompleks, rinci serta mendalam; sehingga pengertian keramik masa kini dan
mendatang tidak lagi sederhana atau sekedar keterampilan dan ketekunan
mengolah lempung belaka, tetapi sudah berwajah Iptek tinggi. Dengan
demikian, spesialisasi keahlian perlu dikembangkan untuk memudahkan
dalam
mengarahkan dan mendalami keramik.
Untuk memudahkan dalam menanggapi persoalan-persoalan keramik, dalam
hal ini ada beberapa cara pandang yaitu keramik sebagai “meterial” (bahan),
yaitu pembahasan yang meliputi bahan baku dan
bahan mentah serta Iptek-material seperti masalah tanah atau lempung,
batuan, bahan galian, air, bahan glasir, komposisi bahan, yang meliputi
pembahasan ilmu kimia dan fisika. Keramik juga bisa dilihat dari sudut
“teknik”, yang meliputi proses pembuatan, teknologi proses, penerapan
kimia dan fisika, bahan konstruksi dan arsitektur, tungku dan pembakaran,
komponen rekayasa teknologi pesawat, komputer, elektro, dapur tinggi
(pengecoran) dan lain sebagainya.
2) Gerabah
Gerabah adalah barang-barang yang pembuatannya dari tanah liat dibakar
dengan cardalam wujud seperti periuk, belanga, tempat air, dll. Namun
masyarakat ada mengartikan terpisah antara keramik dan gerabah ada
pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-benda keramik
adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus dan mengkilap seperti
porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain. Sedangkan
Gerabah adalah bagian dari keramik yag dilihat berdasarkan tingkat kualitas
bahannya. Gerabah juga diartikan sebuah perkakas yang terbuat dari tanah
liat yang proses pembuatannya dengan cara dibentuk lalu dibakar kemudian
dijadikan alat-alat yang berguna untuk kehidupan manusia.
Istilah gerabah ini juga disebut isitilah kerajinan tradisional yang biasanya
dibuat oleh masyarakat-masyarakat desa karena sejarah perkembangan dari
nenek moyang mereka. Kerajinan ini sudah ditekuni oleh masyarakat secara
turun menurun. dalam kerajinanan industri gerabah ini tidak sebanding
dengan apa yang dihasilkan dalam proses penjualan karena pembuatan
kerajinan industri gerabah ini dengan bahan utama yaitu tanah liat. Tanah liat
kadang masih sulit untuk didapat karena harus mengutamakan kualitasnya
terlebih dahulu. Biaya produksi pengrajin gerabah biasanya tidak sebanding
dengan hasil penjualan, karena bahan baku gerabah dengan tanah liat yang
berkualitas baik kadang sulit diperoleh dari lokasi pengambilan bahan baku.

2. Fungsi keramik dan gerabah

Gerabah umumnya berfungsi sebagai wadah atau perkakas rumah tangga.


Maka dari itu, fungsi gerabah dapat digolongkan menjadi:

1. Fungsional, yakni dapat memberikan manfaat secara langsung kepada


penggunanya. Biasanya memiliki wujud seperti kendi, asbak, peralatan
dapur, pot bunga, tempat payung, dan lain-lain.
2. Non Fungsional, yakni hanya memberikan manfaat sebagai barang hiasan
dan mengutamakan nilai keindahan (estetis). Biasanya memiliki wujud
seperti guci.
3. Gerabah Sebagai Alat Rumah Tangga
Salah satu fungsi gerabah adalah sebagai alat rumah tangga. Gerabah
digunakan sebagai alat memasak atau wadah-wadah seperti kendi untuk
menampung air, mangkuk untuk wadah makanan, tungku untuk
memasak, gelas untuk wadah minuman, dan sebagainya.
4. Gerabah Sebagai Alat untuk Upacara Keagamaan
Gerabah juga digunakan sebagai alat untuk upacara keagamaan. Gerabah
berbentuk kendi atau cawan dapat digunakan sebagai sarana upacara.
Misalnya sebagai sarana meletakkan air suci, tempat sesajen, dan
sebagainya.
5. Gerabah Sebagai Perhiasan dan Penanda Status
Gerabah digunakan sebagai penanda status pada masa Jawa Kuno, Kids.
Pada masa itu, keramik-keramik asing merupakan bawang mwah yang
hanya dapat dimiliki kaum-kaum bangsawan seperti raja. Hal ini dapat
terlihat dari penggambaran pada arca-arca dari masa Majapahit dan
Singasari. Selain itu, ada juga beberapa artefak lain yang dapat
menunjukkan status ekonomi. Salah satunya adalah artefak celengan
pada masa Majapahit yang menunjukkan kemapanan ekonomi.

3. Alat dan bahan dalam pembuatan keramik dan gerabah


alat membuat keramik tentu diperlukan alat dan bahan tertentu. Adapun
bahan yang diperlukan bermacam-macam tergantung jenis keramik yang
hendak kita buat, yakni:

1.) Tanah liat atau Clay.


2.) Pasir, umumnya sebagai bahan pengisi.
3.) Feldspar, sebagai bahan pengikat.
4.) Kaolin, merupakan tanah liat putih.
5.) Kuarsa, adalah mineral dari bebatuan beku.
Sementara itu, alat yang dibutuhkan dalam pembuatan keramik adalah:

Kayu bulat atau penggiling. Digunakan membuat lempengan.


1.) Meja putar.
2.) Tali pemotong.
3.) Cetakan.
4.) Pisau pahat.
5.) Butsir.
6.) Sudip.
7.) Tungku pembakaran.

4. Teknik pembuatan gerabah keramik


1. Teknik lempeng (slabing)

Teknik lempeng atau slabing merupakan teknik yang digunakan untuk


membuat benda gerabah berbentuk kubistis atau kubus dengan
permukaan yang rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan lempengan
tanah liat dengan menggunakan rol

kayu penggilas. Setelah menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama,


kamu dapat memotong dengan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran
yang akan diinginkan. Selanjutnya, kamu dapat membuat menjadi bentuk
kubus atau persegi. Kemudian tahap akhir diberi hiasan dengan cara
ditoreh pada saat tanah setengah kering.
2. Teknik pijat (pinching)
Teknik pijat atau pinching merupakan teknik membuat keramik dengan
cara memijat tanah liat langsung menggunakan tangan. Tujuan dari
penggunaan teknik ini adalah agar tanah liat lebih padat dan tidakmudah
mengelupas sehingga hasilnya akan menjadi tahan lama. Proses pijat dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Ambil segumpal tanah liat plastis
b. Tanah liat tersebut diulet – ulet dan dipijit – pijit dengan ibu jari sambil
dibentuk sesuai dengan bentuk benda yang diinginkan.
c. Haluskan menggunakan kuas atau pun kain halus.

3. Teknik pilin (coiling)

Teknik pilin atau coiling adalah cara membentuk tanah liat dengan
bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali. Cara
melakukan teknik ini adalah segumpal tanah liat dibentuk pilinan
dengan kedua belah telapak tangan. Ukuran tiap pilinan disesuaikan
dengan kebutuhan. Kemudian, pilinan tanah liat disusun secara
melingkar sehingga menjadi bentuk yang diinginkan. Jangan lupa setiap
susunan ditekan dan tambahkan air supaya menempel.

4. Teknik putar (throwing)

Untuk membuat gerabah dengan teknik putar atau throwing, kamu


memerlukan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar elektrik.
Cara melakukan teknik ini adalah dengan mengambil segumpal tanah
liat yang plastis dan lumat. Setelah itu, taruhlah tanah liat di atas meja
putar tepat dib again tengah – tengahnya. Lalu, tekan tanah liat dengan
kedua belah tangan sambil diputar. Bentuk tanah liat sesuai yang
diinginkan. Teknik putar pada umumnya menghasilkan benda dengan
bentuk bulat atau pun silindris (silinder).

5. Teknik cetak tekan (press)

Teknik cetak tekan dilakukan dengan menekan tanah liat yang


bentuknya disesuaikan dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil dengan waktu yang singkat atau cepat.

6. Teknik cor atau tuang


Teknik cor atau tuang digunakan untuk membuat gerabah dengan
menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat yang digunakan untuk teknik
ini adalah tanah liat cair. Cetakan ini biasanya terbuat dari bahan gips.
Bahan gips digunakan karena gips dapat menyerap air lebih cepat
sehingga tanah liat menjadi cepat kering.

5. Jenis- jenis keramik dan gerabah


1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk
dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan
teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air,
gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya.
Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan
dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot,
anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah.
Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik
sehingga menambah kekuatannya.

2. Keramik Batu (Stoneware)


Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api
sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini
mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti
batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah.

3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung
murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering
disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C
atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C.
Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan
karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena
keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi
penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai
kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat
peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.

4. Keramik Baru (New Ceramic)


Adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi
tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong
pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi
fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat
khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang
bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan
karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen
teknis lainnya.

6. Proses produksi pembuatan keramik dan gerabah


A. Proses Pembuatan gerabah
1. Pengambilan tanah liat. Tanah liat diambil dengan cara menggali
secara langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah
liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna merah coklat atau
putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali kemudian
dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya.
2. Persiapan tanah liat. Tanah liat yang telah terkumpul disiram air
hingga basah merata kemudian didiamkan selama satu hingga dua
hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digiling agar lebih rekat dan
liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara manual dan mekanis.
Penggilingan manual dilakukan dnegan cara menginjak-injak tanah
liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secar mekanis dengan
menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan
menggunakan proses giling manual.
3. Proses pembentukan. Setelah melewati proses penggilingan, maka
tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan
disain depat dihasilkan dari tanah liat. Seberapa banyak tanah liat
dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung pada seberapa
besar gerabah yang akan dihasilkan, bentuk dan disainnya. Perajin
gerabah akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah
liat dan kedua kaki untuk memutar alat pemutar (perbot).
Kesamaan gerak dan konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat
melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat pemutar
(perbot), alat pemukul, batu bulat, kain kecil. Air juga sangat
diperlukan untuk membentuk gerabah dengan baik.
4. Penjemuran. Setelah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan
dengan penjemuran. Sebelum dijemur di bawah terik matahari,
gerabah yang sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain
kecil lalu dibatik dengan batu api. Setelah itu baru dijemur hingga
benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan
dengan cuaca dan panas matahari.
5. Pembakaran. Setelah gerabah menjadi keras dan benar-benar
kering, kemudian banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu tempat
atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut kemudian
dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini
dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan tidak mudah pecah.
Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah
jerami kering, daun kelapa kering ataupun kayu bakar.
6. Penyempurnaan. Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi dapat
dicat dengan cat khusus atau diglasir, sehingga terlihat indah dan
menarik sehingga bernilai jual tinggi.
B. Proses pembuatan keramik
1. Persiapan Bahan Keramik
Sebelum proses pembuatan keramik, Anda harus menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan. Bahannya hanya berupa tanah liat (kaolin) dan
air, sedangkan peralatannya terdiri dari saringan, mixer pengaduk
tanah, filter (saringan), wadah penyimpanan keramik, dan tungku
pembakaran. Semua alat dan bahan tersebut harus dalam keadaan siap
pakai.

2. Pengolahan Bahan
Proses pengolahan ini dimulai dengan mencampur tanah liat dan air
supaya lebih mudah dibentuk. Selain itu, pencampuran bahan ini
berguna agar tidak ada debu yang beterbangan. Setelah tanah liat dan
air diaduk sampai tercampur sempurna, bahan-bahan tersebut disaring
dalam kondisi basah. Berikutnya, tanah liat dijemur selama satu sampai
dua minggu dan disimpan dalam plastik supaya terlindung dari paparan
cahaya matahari.

3. Pembentukan Keramik
Anda bisa mulai membentuk keramik sesuai keinginan setelah
menyelesaikan langkah pertama. Langkah ini dilakukan sesuai hasil
akhir keramik yang diinginkan. Para perajin keramik biasanya memiliki
gambaran kasar hasil akhir kerajinan tangan sebelum memulai proses
pembentukannya. Jika ingin membuat keramik lantai, contohnya,
mereka akan membentuk tanah liat menjadi persegi atau segi enam
sesuai bentuk yang diinginkan.

Ada tiga teknik pembuatan keramik yang populer, yaitu:

Handbuilding: pembentukan keramik menggunakan tangan.


Throwing: pembentukan keramik dengan teknik putar di atas mesin.
Casting: pembentukan keramik menggunakan cetakan dan dianggap
sebagai teknik termudah.

4. Pengeringan Keramik
Keramik yang sudah dibentuk harus dikeringkan dahulu agar kandungan
air di dalamnya hilang. Ada tiga tahap dalam proses pengeringan
keramik, yaitu penguapan air, penghilangan air dari pori-pori, dan
penghilangan air yang diserap dalam keramiknya. Tahap ini dilakukan
dengan cara diangin-anginkan di ruang terbuka selama beberapa
waktu. Makin lama proses pengeringannya, risiko keretakan keramik
pun berkurang.

5. Pembakaran Keramik Tahap Pertama


Proses pembakaran keramik sejatinya dilakukan dua kali. Pembakaran
merupakan proses penting supaya tekstur keramik yang awalnya
lembek berubah menjadi padat dan keras sehingga siap digunakan.

Pada pembakaran tahap pertama, keramik yang sudah kering sempurna


dimasukkan ke tungku pembakaran. Tungku pembakaran disetel dalam
suhu tinggi, yaitu 700°C sampai 1.000°C, kemudian keramik dibakar
selama 9 jam. Setelah selesai, keramik harus dibiarkan sementara
sampai suhu tungku mencapai 0°C. Untuk mencapai suhu tersebut,
tungku harus didiamkan selama dua hari dan dua malam.
Keramik tidak boleh langsung dikeluarkan agar tidak terjadi thermal
shock, yaitu perubahan suhu secara drastis dari suhu tungku ke suhu
ruangan (sekitar 30°C). Jika langsung diambil, keramik akan pecah dan
tungku pembakaran pun bisa rusak.

6. Penambahan Dekorasi pada Keramik


Setelah keramik sudah aman dikeluarkan dari tungku, barulah Anda
bisa menambahkan dekorasi pada permukaannya. Proses dekorasi ini
biasanya menggunakan ampelas. Keramik diberi hiasan dan diwarnai
hingga menghasilkan tampilan dekoratif nan cantik di permukaannya.

Keramik, khususnya ubin, terkadang dihaluskan pula menggunakan


cairan glasir, meskipun tidak wajib. Fungsinya tidak hanya membuat
permukaan keramik jadi lebih indah. Glasir pun membuat keramik lebih
tahan air sehingga aman digunakan untuk melapisi lantai. Teknik
penambahan cairan glasir bermacam-macam, seperti dituang,
disemprotkan, dicelupkan, atau dioleskan.

7. Pembakaran Keramik Tahap Akhir


Proses ini dilakukan supaya keramik lebih kuat dan tidak mudah retak.
Inilah rahasia kekuatan ubin lantai, meskipun harus menerima banyak
tekanan di atasnya, seperti furniture atau pijakan kaki. Pada langkah ini,
keramik dibakar pada suhu 1.220°C selama 10 jam. Setelahnya, keramik
siap dikemas untuk dipasarkan, dipasang sebagai ubin lantai atau
dinding, atau digunakan sebagai barang dekorasi.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Keramik merupakan istilah yang menjelaskan tentang sebuah produk yang


berbahan dasar tanah liat kemudian dibentuk dengan teknik tertentu
sehingga terciptalah benda sesuai dengan keinginan orang yang
membentuknya. Gerabah adalah barang-barang yang pembuatannya dari
tanah liat dibakar dengan cardalam wujud seperti periuk, belanga, tempat
air, dll. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara keramik dan
gerabah ada pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-
benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus dan
mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-
lain.
Fungsi keramik dan umumnya berfungsi sebagai wadah atau perkakas rumah
tangga, alat membuat keramik tentu diperlukan alat dan bahan tertentu.

Saran

Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca makalah ini yang
sifatnya membangun, demi perbaikan di masa yang akan datang. Walaupun
demikian penulis sudah berusaha merampungkan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
turut serta mendorong dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA

P, Yustana (2018). MENGENAL KERAMIK. . Institut Seni Indonesia Press, Surakarta.


U, Agus Mulyadi (2017). PENGERTIAN DAN CARA PANDANG TENTANG KERAMIK.
Documentation. Institut Seni Indonesia Denpasar.
IW, Mudra. 2019. GERABAH BALI. Institut Seni Indonesia Denpasar. Media Sahabat Cendekia
Pomdok Maritim Indah Blok PP-7, Balas Klumprik Wiyung, Kota Surabaya
N Khoiriyah, A Sabardilah. (2020). STRATEGI KEBERADAAN DI ERA MODERN DALAM
MENINGKATKAN NILAI JUAL INDUTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA KARUNGAN - Eklektik:
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan Volume 3 Nomor 1 Tahun 2020
W, Yuningsih (2019) : Jurnal AKTIVITAS MASYARAKAT PENGRAJIN GERABAH DI DESA
SITIWINANGUN KECAMATAN JAMBLANG KABUPATEN CIREBON. Sarjana thesis, Universitas
Siliwangi.
S Sungkono, E Mandayatma - Aptekmas Jurnal Pengabdian ALAT PENGERING MASE PADA
INDUSTRI RUMAHAN KERAMIK DINOYO MALANG
https://www.gramedia.com/literasi/proses-pembuatan-gerabah/
#Proses_Pembuatan_Gerabah, diakses pada 9 Oktober pukul 20.45
https://www.centroceramic.com/jenis-keramik-berdasarkan-kepadatannya/, diakses pada 9
Oktober pukul 20.45
https://kumparan.com/tugumalang/mengunjungi-kampung-keramik-dinoyo-tempat-wisata-
di-kota-malang-yang-legendaris, diakses pada 1 Oktober 2022 pukul 18.23
https://www.gramedia.com/literasi/gerabah/, diakses pada 9 Oktober pukul 19.36
https://kids.grid.id/read/473043588/kerajinan-gerabah-pengertian-dan-manfaat-serta-
penjelasannya?page=all, diakses pada 9 Oktober pukul 19.36

Anda mungkin juga menyukai