Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Korosi pada Paku

Disusun oleh:
Kelompok 5
Nama Kelompok :
1. Juan Erica
2. Nathan Syaputra
3. Suci Rahayu Pangesti
4. Dwi Anggi Safitri
5. Miranda Melisa
Kelas : XII IPA 4

SMA NEGERI PURWODADI

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena nikmat
dan karunia-Nya lah saya selaku penyusun dapat menyelesaikan laporan
“Praktikum Korosi pada Paku”. Laporan ini dibuat atas kepentingan tugas dan
penuntasan materi bagi nilai saya selaku penyusun.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk kepada orangtua saya yang
selalu memberi dukungan materi dan fisik serta selalu memberi semangat dalam
menyelesaikan segala bentuk tugas dari sekolah. Ucapan terima kasih selanjutnya,
ditujukan untuk guru kimia kami yang selalu memberi pengarahan dalam kegiatan
belajar mengajar dan selalu memberi saran untuk kebaikan hasil tugas saya
kedepan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama 8 hari yang telah
saya lakukan. Saya sajikan dalam bentuk bab yang runtut. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memenuhi persyratan untuk menadapatkan nilai dan bermanfaat

Purwodadi, 23 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2


2.1. Korosi dan Besi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.2. Variabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3
2.3. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB III METODE PERCOBAAN 4


3.1. Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.2. Langkah Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB V KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

ii
BAB I
P ENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Korosi logam merupakan suatu reaksi redoks spontan yang bersifat cukup
kompleks yang dapat didekati menggunakan pemahaman kimiawi sel
elektrokimia. Dalam peristiwa korosi logam akan rusak akibat reaksi logam
tersebut dengan lingkungannya, seperti: karat pada besi; pudarnya warna perak;.
Peristiwa ini terjadi pada kehidupan sehari-hari, maka dari itulah praktikum
ini diberikan sebagai tugas praktikum dan dalam hal ini benda yang digunakan
adalah benda sehari-hari yaitu berupa paku kayu. Paku merupakan benda yang
sering digunakan ketika pembangunan property atau produk lainnya. Maka dari
penggunaan yang luas dalam kehidupan sehari-hari, paku yang berbahan besi
mempunyai kelemahan berupa korosi. Paku yang mengalami korosi akan
kehilangan nilai jual dan sekaligus membahayakan.
Melalui penjabaran diatas, maka sangatlah penting untuk mempelajari sifat
korosi melalui focus praktikum dan memplajari zat apa saja yang mempengaruhi
korosi besi sendiri.

1.2. Tujuan
1. Mengidentifikasi zat apa yang paling cepat mengkorosikan besi paku.
2. Mencari tahu factor yang menyebabkan karat.
3. Mencari tahu apakah logam alumunium akan terjadi karat .

1
BAB II
KAJ IA N P US T AK
A

2.1. Korosi
Korosi merupakan perusakan atau degradasi logam akibat reaksi logam
tersebut dengan zat yang ada dalam lingkungannya. Peristiwa ini terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, seperti karat pada paku itu sendiri. Ini terjadi karena
sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas electron ke oksigen di
udara dan membentuk oksida logam.
Begitu juga dengan besi yang merupakan salah satu logam yang sangat
reaktif, pada kondisi asam atau basa, sama-sama terjadi pelepasan dua electron
dan ion besi (II). Berdasarkan nilai potensial standar (Eº) besi memiliki nilai Fe
Eº = -
0,44 V, yang berarti mudah teroksidasi.
Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana
besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi
membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi,
yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode
dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor,
misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

2
2.2. Variable
Terdapat tiga variable yang sangat menentukan dalam perkaratan paku, yaitu:

1. Bebas : Zat larutan


2. Kontrol : Volume air, paku, kondisi lingkungan, dan waktu; dan
3. Terikat : Kecepatan Perkaratan

2.3. Hipotesis
Larutan-larutan yang menjadi medium paku berada dapat menyebabkan
korosi, tetapi larutan yang memiliki kecepatan untuk mengkorosikan paku adalah
larutan air.

3
BAB III
METO DE P R AKT IK
UM

3.1. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN

8 gelas aqua Paku

8 paku besi Air

4 lembar plastic Larutan Asam Cuka

4 karet gelang

3.2. Langkah Kerja


1. 8 gelas aqua yang telah disiapkan masing masing ditandai dengan sebuah
penanda volume larutan yang dimasukan
2. Setiap gelas diisi zat larutan yang berbeda-beda kecuali pada gelas nomor
1dan 5 yang dibiarkan kosong. Pengisian larutan disesuaikan dengan
aturan gelas berikut:
I. Tanpa Larutan V. Tanpa Larutan
II. Larutan Air VI. Larutan Air + Penutup Plastik
III. Larutan Air VI. Larutan Air + Penutup Plastik
IV. Larutan Asam Asetat VIII. Larutan Asam Asetat
3. Setelah terisi dengan larutan, paku dimasukkan kesetiap gelas dengan
komposisi satu paku pada setiap gelas.
4. Khusus pada gelas nomor V-VIII mulut gelas diberi penutup berupa
plastic yang ditahan oleh sebuah karet agar rapat dan tidak terlepas dari
gelas.
5. Perubahan diamati selama 8 hari berturut pada sore hari.

4
BAB IV
HAS IL D AN P EM BA HAS A
N

4.1. Hasil Pengamatan

HASIL PENGAMATAN
NO Keterangan
PERLAKUAN (Hari) TOTAL
GELAS
I II III
I
TANPA LARUTAN
II LARUTAN AIR
III
LARUTAN AIR
IV LARUTAN ASAM ASETAT

V TANPA LARUTAN +
PENUTUP PLASTIK
LARUTAN AIR +
VI
PENUTUP PLASTIK
LARUTAN AIR +
VII
PENUTUP PLASTIK
LARUTAN ASAM
VIII ASETAT + PENUTUP
PLASTIK

4.2. Pembahasan
Pengamatan yang saya telah lakukan menghasilkan table yang ada diatas,
pada hari ke-1 gelas I tidak terjadi perkaratan pada paku besi, begitu juga dengan
gelas V juga tidak menunjukan perkaratan. Berbeda dengan gelas II- III yang
hanya menunjukan perubahan warna dan gelembung udara di permukaan paku
besi. Lalu dilanjutkan pada gelas IV yang juga menunjukan perkaratan tetapi tidak
separah yang dihasilkan pada gelas II dan III. Pada gelas I dan V tidak tampak
reaksi perkaratan.

Pada hari ke-2, perkaratan paku besi dalam gelas IV dan VIII semakin
menjadi dengan terlihatnya serpihan berwarna kuning didasar gelas, tetapi ketika
5
melihat gelas II, III, VI, VII perkaratan terlihat lebih parah dengan warna air yang
mengkuning yang sebelumnya berwarna bening dan serpihan kuning didasar
gelas. Pertunjukan di gelas II yang berisi larutan asam asetat terlihat sama, dengan
gelembung mengelilingi permukaan paku besi. Di gelas dengan larutan
natrium klorida

6
terjadi perkaratan dengan intensitas yang mulai bertambah. Paku yang terdapat
dalam gelas I dan V secara visual masih terlihat sama.

Di hari ke-3, gelas I dan V masih tidak mengalami perkaratan, gelas II dan
III yang berisi air menjadi lebih parah dengan ditunjukannya air yang berwarna
kuning dan paku yang sudah berkarat dibagian permukaan. Gelas VI dan VII
terlihat sama dengan gelembung yang bertambah banyak. Di dalam gelas IV, VIII
terjadi perkaratan pada besi paku yang berlanjut tetapi tidak separah pada gelas II,
III, VI, VII. Begitu seterusya sampai hari ke VIII

Pada pokok penutup pembahasan, selama delapan hari pengamatan, paku


yang paling cepat mengalami korosi berada pada gelas ke II,III,VI dan VII yang
berisi larutan air. Reaksi sangat terlihat dari hari ke-1 yang sudah menunjukan
korosi pada paku dengan terlihatnya warna kuning/karat pada permukaan paku
dan terus berlanjut hingga hari ke-8. Disusul oleh gelas II,III,IV dan V yang berisi
air dan gelas IV dan VIII yang berisi larutan garam. Gelas I dan V tidak
menunjukan pertanda korosi.

Lalu pada gelas IV dan VIII apabila diperhatikan, bahwa dihasilkannya


gelembung udara merupakan pertanda bahwa terjadi reaksi di dalam sana.
Berpacu pada teori seharusnya asam asetat akan membuat korosi pada besi karena
sifat asam yang dimiliki asam asetat dan dengan besi II. Dalam pengamatan kali
ini, paku yang terendam larutan asam asetat tidak terjadi korosi.

7
BAB V
KES IMP U LA N

5.1. Kesimpulan
1. Larutan yang paling cepat membuat besi berkarat pada pengamatan kali ini
adalah air, dengan urutan sebagai berikut:
I. air
II. larutan asam asetat
III udara
2. Oksigen, larutan, keektrolitan larutan, permukaan logam, sel elektrokimia,
waktu, dan perlakuan.
3. Al (alumunium) merupakan logam yang sebenarnya cenderung lebih
reaktif apabila dibandingkan dengan Fe (besi), terlihat dari potensial
standar yang lebih rendah yang memperlihatkan bahwa alumunium lebih
mudah teroksidasi. Tetapi terjadi peristiwa yang unik pada logam
alumunium, di mana hasil korosi malah melindungi alumunium dari korosi
lebih lanjut. Hasil korosi alumunium menghasilkan lapiran oksida Al2O3
yang kuat dan padat. Berbeda dengan besi lapiran oksida yang rentan dan
berpori berupa Fe2O3 x H2O.

8
LAMPIRAN

HARI KE 1 HARI KE 2

HARI KE 3 HARI KE 4

HARI KE 5 HARI KE 6
HARI KE 7 HARI KE 8

Anda mungkin juga menyukai