Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Oleh :
KELOMPOK 3 (1.KI.A)

Instruktur : Meilianti,S.T.,M.T.

JURUSAN/PRODI: TEKNIK KIMIA/ D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015/2016

1
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM


KIMIA ANALISIS

Kelompok :3

Kelas : 1.KI.A

Nama/NIM : Utari Oktavia / 061540421613


Virwindica Bella Hinggis / 061540421615
Sintha Mardiana / 061540421610
Suri Andayana / 061540421611
Trisna Dewi / 061540421612
Vonni Fani Dilla / 061540421616
Alvin Ramadhani / 061540421930

Jurusan/Prodi : Teknik Kimia / Teknologi Kimia Industri DIV

Nama Percobaan : 3. Analisis Air Kristal


6. Gravimetri (Penentuan Sulfat)

Tanggal Percobaan : 28-9-2015 dan 19-10-2015

Tanggal Penyerahan : 26-10-2015

Instruktur : Meilianti,S.T.,M.T.

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas petunjuk dan rahmat Allah SWT pembuatan laporan tetap
praktikum kimia analisis ini dapat diselesaikan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas
Praktikum Kimia Analisis dan juga sebagai bahan tambahan untuk dipelajari oleh mahasiswa
teknik kimia lainnya.

Materi yang ditulis di sini berisikan laporan analisis air kristal dan penentuan sulfat
(gravimetri). Beberapa materi mengacu pada beberapa literatur seperti jobsheet dan internet.

Penulis menyadari bahwa masih banyak yang perlu disempurnakan dari isi yang
terdapat di makalah ini. Maka dari itu, koreksi dan saran dari pembaca sangat diperlukan.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih, khususnya kepada Ibu Meilianti yang telah
memberikan kami tugas ini, sehingga kami bisa menggali lebih banyak informasi mengenai
pembuatan laporan atas suatu percobaan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembacanya.

Palembang, Oktober 2015

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 3

DAFTAR ISI................................................................................................... 4

ANALISIS AIR KRISTAL ........................................................................... 5

I. TUJUAN .......................................................................... 5
II. DASAR TEORI ............................................................... 5
III. ALAT&BAHAN .............................................................. 6
IV. KESELAMATAN KERJA ............................................. 7
V. LANGKAH KERJA ....................................................... 7
VI. DATA PERCOBAAN ..................................................... 8
VII. ANALISA PERCOBAAN .............................................. 10
VIII. KESIMPULAN ............................................................... 10
IX. DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 10
X. LAMPIRAN GAMBAR ALAT ..................................... 11

GRAVIMETRI ............................................................................................... 12

I. TUJUAN .......................................................................... 12
II. DASAR TEORI ............................................................... 12
III. ALAT&BAHAN .............................................................. 16
IV. LANGKAH KERJA ....................................................... 16
V. DATA PERCOBAAN ..................................................... 18
VI. ANALISA PERCOBAAN .............................................. 20
VII. KESIMPULAN ............................................................... 21
VIII. DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 21
IX. LAMPIRAN GAMBAR ALAT ..................................... 22

4
3. ANALISIS AIR KRISTAL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif suatu air kristal.

II. DASAR TEORI


Pada umumnya kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa lama di
udara akan mengadsorpsi air pada permukaannya. Jumlah air yang diadsorpsi
relatif kecil dan bergantung pada kelembaban udara. Hal ini dapat dilihat dari
permukaannya yang basah.
Terdapat pula kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat secara kimia
dalam kristal tersebut. Kristal-kristal ini, biasanya merupakan garam ionic. Air
yang terdapat di dalamnya, disebut air kristal dan biasanya berikatan dengan
kationnya.
Air kristal yang terdapat pada senyawa, mempunyai jumlah tertentu dan relatif
mudah dihilangkan melalui pemanasan pada suhu di atas titik didih air. Sebagai
contoh adalah hidrat tembaga(II) klorida yang dapat diubah menjadi tembaga(II)
klorida melalui pemanasan pada suhu 110°C.
Reaksi penghilangan air kristal pada pemanas:

CuCl.xH2O → CuCl2 + H2O

Reaksi di atas dikenal dengan reaksi dehidrasi. Pada dehidrasi, terjadi perubahan
kristal dan warnanya. Perubahan ini juga bergantung pada pemanasannya, apakah
sempurna atau tidak. Sebagai contoh kristal CoCl2.6H2O berwarna merah, jika
dipanaskan sampai CoCl.2H2O akan berwarna violet, tetapi jika dipanaskan
sempurna dia akan berubah menjadi biru.

Adanya senyawa hidrat bila diletakkan di udara terbuka akan melepaskan air.
Banyak air yang dilepaskan bergantung pada kelembaban udara, makin besar
kelembaban makin sedikit air yang dilepaskan. Proses pelepasan air ini disebut
efflorescence, misalnya CoCl2.6H2O. Tetapi ada juga senyawa yang bisa
diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair bila diletakkan lebih lama lagi.
Senyawa yang demikian disebut deliquescence, misalnya kristal NaOH. Tidak
hanya air di udara, tetapi dapat juga menyerap air dari lautan sedemikian rupa
sehingga larutan tersebut terbebas air. Senyawa yang demikian disebut desiciant
atau zat pengering. Jadi desiciant menyerap air tidak hanya di udara tetapi dari
larutan juga. Beberapa senyawa juga menghasilkan air pada saat pemanasan,
tetapi senyawa tersebut bukan merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya. Air
yang dihasilkan tersebut merupakan proses penguraian dan bukan merupakan

5
proses penghilangan air melalui dehidrasi. Senyawa-senyawa organik, terutama
bersifat seperti tersebut di atas.

Penguraian dengan menghasilkan air, bukan merupakan proses reversibel.


Penambahan air ke dalam senyawa yang terurai tersebut, tidak akan
mengembalikan senyawa ke bentuk asalnya. Senyawa yang merupakan senyawa
hidrat yang sebenarnya, akan mengalami dehidrasi secara reversibel. Penambahan
air ke dalam CoCl anhidrida, akan menghasilkan CuCl.2H2O. Bila cukup air yang
ditambahkan, maka akan diperoleh larutan yang mengandung hidrat ion Cu2+.

Semua hidrat ionic larut dalam air dan dapat diperoleh kembali melalui
kristalisasi dari larutannya. Jumlah air yang terikat bergantung pada cara
pembuatan hidrat tersebut.

III. DAFTAR ALAT


 Tabung reaksi
 Bunsen
 Kaca arloji
 Rak tabung
 Cawan penguap
 Krus porselin + tutup
 Desikator
 Segitiga porselen
 Kaki tiga
 Penjepit kayu
 Spatula

IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN

IV.1 Identifikasi Hidrat

- K2Cr2O7
- BaCl2
- Boraks

IV.2 Reversibilitas Hidrat

CoCl2.6H2O

IV.3 Deliquescence & Efflorescence

- Na2CO3.10H2O
- CuSO4.5H2O

6
- KAl(SO4)3.10H2O
- CaCl2

IV.4 Jumlah air kristal

CoCl2.xH2O

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

VI. KESELAMATAN KERJA


Kristal jangan disentuh langsung dengan tangan. Untuk menanganinya digunakan
spatula.

VII. LANGKAH KERJA

VII.1 Identifikasi Hidrat

 Kristal sejumlah 0,5gr dipanaskan di dalam tabung reaksi.


 Jika ada tetesan air di dinding tabung, dicatat.
 Perubahan yang terjadi, dicatat (warna,sifat).
 Setelah dingin dilarutkan dalam air (warna larutan diamati) jika perlu
dipanaskan lagi.

VII.2 Reversibilitas Hidrat

 ±0,3gr kristal dipanaskan di dalam cawan penguapan sampai warnanya


berubah sempurna.
 Dilarutkan residu dengan air di dalam cawan penguapan.
 Dipanaskan larutan sampai mendidih dan kering.
 Dicatat perubahan warna.
 Larutan dibiarkan dan dicatat perubahan warna.

VII.3 Deliquescence dan Efflorescence

 Tiap kristal berikut ditempatkan di kaca arloji yang terpisah.


 Senyawa-senyawa tersebut diletakkan ke cawan penguapan.
 Dicatat perubahan yang terjadi (warna&kelembaban).
 Sampel diamati selama di laboratorium.

VII.4 Jumlah air kristal

 Porselin crusible dan tutupnya dibersihkan dengan HNO3 6M.


 Dibilas dengan aquades.
 Crusible beserta tutupnya dipanaskan di atas segitiga porselen sampai
kemerahan selama 2 menit.
 Setelah dingin, ditimbang dengan ketelitian 0,001gr.

7
 Dimasukkan 1gr sampel yang tidak diketahui ke dalam crusible.
 Crusible beserta isinya ditimbang.
 Crusible diletakkan di atas segitiga porselen dengan tutupnya yang
jauh dari pusat, dipanaskan lagi.
 Jangan sampai merah. Selama 10 menit dipusatkan lagi tutupnya dan
didinginkan.
 Ditimbang lagi sampai diperoleh berat konstan.
 Diamati residu yang diperoleh, ditambahkan air ke dalam crusible
sampai 2/3 bagian terisi air. Bila residu tidak larut, maka dipanaskan
perlahan-lahan.

VIII. DATA PERCOBAAN


A. Identifikasi hidrat.
Apakah terdapat Apakah Apakah
Warna Residu
Zat H2O pada larut dalam mempunyai
awal-akhir
dinding? air? air kristal?
K2Cr2O7 x Merah-Orange  x
BaCl2  Putih-Putih  
Boraks  Putih-Putih  

B. 1. Beri kesimpulan dari hasil pengamatan!


 Zat seperti K2Cr2O7, BaCl2, dan Boraks setelah dipanaskan dapat
diidentifikasi masing-masing hidrat (ada atau tidaknya). Pemanasan dengan
suhu di atas titik didih air bagi K2Cr2O7 tidak dihasilkan titik-titik air di
dinding tabung reaksi, tetapi larut di dalam air, sehingga K2Cr2O7 bukan
senyawa hidrat karena tidak ada air kristal. Sedangkan BaCl2 dan Boraks
merupakan senyawa hidrat karena ada air kristal dan tidak mengalami
perubahan warna serta larut dalam air.

2. Apakah dehidrasi dan hidrasi CoCl2, reversibel?


 Pada awalnya, zat CoCl2.6H2O dipanaskan dalam cawan penguapan
terjadi perubahan warna dari ungu- biru tua. Lalu, setelah residu dilarutkan
dalam air, berubah warna lagi dari biru tua-pink dan ketika dipanaskan lagi,
warna berubah dari pink- biru muda. Kemudian ketika didinginkan dan kering,
warna berubah dari biru muda-ungu muda. Dari perubahan warna ini dapat
disimpulkan bahwa dehidrasi dan hidrasi CoCl2 bersifat irreversibel karena
warna akhir yang dihasilkan tidak kembali lagi ke warna semula.

C. Deliquescence dan Efflorescence


Pengamatan
Zat Kesimpulan/Perubahan Massa
Warna Kelembaban
CuSO4.5H2O Biru Melepaskan air Efflorescence/18,15gr-18,11gr
KAl(SO4)3 Putih Melepaskan air Efflorescence/6,85gr-6,81gr
CaCl2.2H2O Putih Menyerap air Deliquescence/9,54gr-9,70gr

8
D. Jumlah air kristal
 Massa crusible + tutup : 35,633 gr
 Massa crusible + tutup + hidrat padat : 36,51 gr
 Massa crusible + tutup + residu : 36,11 gr
 Massa hidrat padat : 0,877 gr
 Massa residu : 0,477 gr
 Massa H2O yang hilang : 0,4 gr
 Persen H2O dalam residu : 40%
 Apakah residu larut dalam air : Larut
 Jumlah air kristal : 0,7992 gr
 Rumus molekul dari hidrat : CoCl2.6H2O
Caranya:
CoCl2 + H2O → CoCl2.xH2O

massa residu
Mol residu (CoCl2) = BM CoCl2

0,477 gr
= 130 gr/mol

= 0,0037 mol

massa H2O
Mol H2O = BM H2O

0,4 gr
= 18 gr/mol

= 0,0222 mol

Mol CoCl2 : Mol H2O = 0,0037 : 0,0222

=1:6

IX. PERTANYAAN
(1) Tuliskan macam-macam air kristal!
a. Hidratasi, yaitu air yag diperoleh dari ion-ion dalam kristal dan
berbentuk H2O.
b. Konstitusi, yaitu air yang merupakan bagian mol zat padat, tetapi
tidak berbentuk H2O, namun bila padatan (kristal) dipanaskan akan
terurai uap air (H2O).

9
(2) Tuliskan 7 zat yang mengandung air kristal!
 CaCl2.2H2O
CoCl2.6H2O
CuSO4.5H2O
FeSO4.7H2O
KAl(SO4)3.12H2O
Na2CO3.10H2O
BaCl2

X. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan ini telah dilakukan 4 percobaan, diantaranya:


1. Identifikasi hidrat
2. Reversibilitas hidrat
3. Deliquescence&Efflorescence
4. Jumlah air kristal

Saat identifikasi hidrat disimpulkan bahwa K2Cr2O7 bukan senyawa hidrat


karena tidak dihasilkan air kristal sedangkan BaCl2 dan Boraks terdapat air kristal
(termasuk senyawa hidrat). Saat dilakukan uji reversibilitas, warna zat yang
dihasilkan tidak kembali ke warna semula sehingga zat CoCl2.6H2O bersifat
irreversibel. Kemudian, ketika dilakukan percobaan deliquescence &
efflorescence, zat yang bertambah massanya hanya CaCl2.2H2O. Yang terakhir,
saat perhitungan jumlah air kristal didapatkan perbandingan mol residu dan H2O
yaitu 1:6. Jadi, x pada CoCl2.xH2O adalah 6 (CoCl2.6H2O).

XI. KESIMPULAN

Dari semua percobaan yang telah dilakukan pada analisa air kristal ini
disimpulkan bahwa air kristal yang terdapat di dalam senyawa CoCl2.xH2O adalah
sebanyak 6.

XII. DAFTAR PUSTAKA

Yulisman, S.Kom. 2015/2016. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Palembang:


Politeknik Negeri Sriwijaya.

10
XIII. GAMBAR ALAT

Tabung reaksi Kaca Arloji Rak tabung

Cawan penguap Crusible and lid Desikator

Penjepit kayu Spatula Penjepit

Bunsen Segitiga porselen Kaki tiga

11
K. GAMBAR ALAT

Gelas kimia Gelas ukur Corong

Crusible and lid Rubber Policeman Kaca Arloji

Penangas uap Desikator Neraca Analitik

Labu ukur Spatula Batang Pengaduk Segitiga porselen

12
Bunsen Kaki tiga Kasa

13

Anda mungkin juga menyukai